Kelompok 5 Organisasi Dan Lembaga Dalam Manajemen Bencana
Kelompok 5 Organisasi Dan Lembaga Dalam Manajemen Bencana
Kelompok 5 Organisasi Dan Lembaga Dalam Manajemen Bencana
Manajemen Bencana
Disusun oleh :
1. Cut Puspita Salsabila S. (Ketua)
2. Jihan Faradhila (Moderator)
3. Shifa Khairati (Notulen)
4. Bella Nurhadisah
5. Citra Huwaina Bahirah
6. Khairul Abrar
7. Muhammad Rizki M
8. Nurasni
9. Nurya Wahyu Utami
10. Rafila Amalia
Bencana
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan
faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis
Penanggulangan Bencana
Carter dalam Hadi Purnomo mendefinisikan pengelolaan bencana sebagai suatu ilmu pengetahuan terapan
(aplikatif) yang mencari, dengan observasi sistematis dan analisis bencana untuk meningkatkan tindakan-
tindakan (measures) terkait dengan preventif (pencegahan), mitigasi (pengurangan), persiapan, respon
darurat dan pemulihan.
01
• Pasal 1 ayat (6) menyebutkan bahwa penyelenggaraan
UU Nomor 24 Tahun 2007 penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang
meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko
Definisi penyelenggaraan
timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap
Penanggulangan
darurat, dan rehabilitasi
bencana
02
Pasal 5 : Pelaksanaan penanggulangan bencana ini
PP Nomor 21 Tahun 2008 membutuhkan Rencana Penanggulangan Bencana yang
disusun pada situasi tidak terjadi bencana
Penyelenggaraan
Penanggulangan
Bencana
Pasal 6 : setiap Provinsi wajib menyusun Rencana
Penanggulangan Bencana. Sebagaimana UU No. 24 tahun
2007
Aturan tentang penanggulangan bencana alam
03
PKBPB Nomor 04 tahun 2008
penanggulangan encana terdiri dari beberapa fase, yaitu
Pedoman Penyusunan 1. Fase pencegahan dan mitigasi
Rencana 2. Fase kesiapsiagaan,
3. Fase tanggap darurat
Penanggulangan
4. Fase pemulihan.
Bencana
Organisasi dan Lembaga Dalam Manajemen
Bencana
Palang Merah Indonesia (PMI) adalah sebuah organisasi netral dan independen di Indonesia
yang aktivitasnya di bidang sosial kemanusiaan.
Fungsi :
o Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
o Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
o Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
o Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika
o Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
o Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan perubahan iklim;
o Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena
factor meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
o Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
o Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
o Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
o Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
o Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
o Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
o Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
o Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG;
o Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BMKG;
o Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG;
o Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
Menyangkut dengan penanggulangan bencana, BMKG juga
berfungsi untuk memberikan informasi tentang tanda-tanda bencana alam,
memberikan seminar atau pelatihan sebagai pengetahuan agar memiliki
edukasi tentang bagaimana cara menyelamatkan diri atau mempersiapkan
diri untuk menghadapi bencana alam. Peran BMKG dalam penanggulangan
bencana juga untuk memprediksi keadaan cuaca di titik terjadinya gempa
dengan mengetahui keadaan cuaca di tempat terjadi gempa maka berfugsi
sebagai jenis penanganan yang harus dilakukan.
5. Departemen Pekerjaan Umum Ditjen
Sumber Daya Air
Tugas :
Melaksanakan perumusan kebijaksanaan, standardisasi, bimbingan
teknis dan evaluasi bidang vulkanologi dan mitigasi bencana alam
geologi.
Tujuan :
Mengelola informasi potensi kegunungapian dan pengelolaan mitigasi
bencana alam geologi
Misi :
Meminimalkan korban jiwa manusia dan kerugian harta benda dari
bencana geologi.
8. Kementerian Negara Riset dan Teknologi Deputi Bidang
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek Asisten Deputi
Urusan Analisis Kebutuhan Iptek
Tugasnya antara lain penyusunan masterplan waduk resapan untuk pencegahan bencana banjir, penyusunan
rencana pengembangan Indonesia Fire Watch and Warning Systems (Ina FWWS), dan koordinasi pemasangan
jaringan peralatan accelerometer (pengukur getaran kuat).
9. Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan
Nasional (Bakosurtanal)
Tugas :
Melaksanakan survei dan Visi :
pemetaan sesuai dengan Menyediakan infrastruktur
ketentuan peraturan data spasial sebagai dasar bagi
perundang-undangan yang pengembangan data dan
berlaku informasi sumber daya alam
dan lingkungan.
Fungsi :
Perumusan dan pengendalian kebijakan teknis di bidang informasi geospasial;
Penyusunan rencana dan program di bidang informasi geospasial;
Penyelenggaraan informasi geospasial dasar yang meliputi pengumpulan data,
pengolahan, penyimpanan data dan informasi, dan penggunaan informasi
geospasial dasar;
Pengintegrasian informasi geospasial tematik yang diselenggarakan oleh
instansi pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
Penyelenggaraan informasi geospasial tematik yang belum diselenggarakan selain BIG meliputi pengumpulan data,
pengolahan,penyimpanan data dan informasi, dan penggunaan informasi geospasial tematik;
Penyelenggaraan infrastruktur informasi geospasial meliputi penyimpanan, pengamanan, penyebarluasan data dan
informasi, dan penggunaan informasi geospasial;
Penyelenggaraan dan pembinaan jaringan informasi geospasial;
Akreditasi kepada lembaga sertifikasi di bidang informasi geospasial;
Pelaksanaan kerjasama dengan badan atau lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat di dalam dan/atau luar
negeri;
Pelaksanaan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi di lingkungan BIG;
Pelaksanaan koordinasi perencanaan, pelaporan, penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan
hukum;
Pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan,
keprotokolan, kehumasan, kerjasama, hubungan antar lembaga, kearsipan, persandian, barang milik negara,
perlengkapan, dan rumahtangga BIG;
Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, serta promosi dan pelayan produk dan jasa
di bidang informasi geospasial;
Perumusan, penyusunan rencana, dan pelaksanaan pengawasan fungsional.
10. Lembaga Ilmu
Pengetahuan
Indonesia(LIPI)
Terima kasih
icon "Raise Hand"