Fungsi Dalam Ekonomi 2

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 32

Matematika Ekonomi

BAB II
FUNGSI LINIER
DAN FUNGSI NON LINIER

A. Pengertian Fungsi
Jika ada suatu hubungan sedemikian hingga bila x diberikan suatu
nilai dan oleh hubungan itu dapat ditentukan suatu nilai y, maka
dikatakan bahwa y adalah fungsi dari x biasanya ditulis y f (x) .
x disebut variabel bebas (Independent variabel) dan y disebut dengan
variabel tak bebas (dependent variabel). y variabel tak bebas sebab
nilainya bergantung pada nilai x.
Himpunan yang dapat dijangkau oleh x dinamakan daerah asal
(domain) dari fungsi dan himpunan bilangan yang dapat dijangkau
disebut daerah hasil (range) atau daerah jangkauan dari fungsi. Dalam hal
ini x dan y merupakan pasangan urut ( x, y) dimana x sebagai unsur
pertama dan y sebagai unsur kedua.

B. Penggolongan Fungsi
Fungsi dapat digolongkan menjadi beberapa macam (tergantung dari
sudut pandangnya):
1. Fungsi dilihat dari letak x dan y di dalam suatu persamaan.
Dibagi menjadi:
a. Fungsi Explisit, bila letak x dan y tak seruas, contoh: y a b.
b. Fungsi Implisit, bila letak x dan y seruas, contoh: xy a.
Pada umumnya setiap fungsi Explisit dapat dirubah menjadi fungsi
implisit, tetapi tidak seluruhnya fungsi implisit dapat dirubah ke bentuk
fungsi Explisit.

5
Matematika Ekonomi

Contoh:
y 3x 1 -----------> fungsi Impisit. Dapat ditulis y 3x 1 atau
y 3x 1 0 -----------> fungsi Implisit, tetapi pandang fungsi
sin( xy ) 3 ------> fungsi implisit. Apakah dapat dirubah menjadi fungsi
eksplisit?
2. Dilihat dari derajat pangkat x.
Dibagi menjadi:
a. Fungsi linier/pangkat satu, bila x berpangkat satu.
Bentuk umum: y mx n, m 0.
b. Fungsi kuadrat, bila x berpangkat dua.
Bentuk umum: y ax2 bx c, a 0.
c. Fungsi pangkat tinggi, bila x berpangkat lebih dari tiga.
Bentuk umum: y an x n an 1 x n 1 .... a0
an 0, an 1,..., a0 (konstanta), n 3.
3. Dilihat dari operasi fungsi
Fungsi digolongkan menjadi dua:
a. Fungsi Aljabar
Fungsi aljabar digolongkan menjadi:
1) Fungsi Rasional
a) Fungsi rasional bulat
Bentuk umum: y a0 a1 x ... an x n
a0 , a1 ,..., an (konstanta) n 0
b) Fungsi Rasional Pecah
a0 a1 x ... an x n
Bentuk umum: y
b0 b1 x ... an x n
2) Fungsi Irrasional
Bentuk umum: y a 0 a1 x ... am x m , m bilangan riil.
b. Fungsi Transeden
Fungsi transeden dibagi menjadi dua:

6
Matematika Ekonomi

1) Fungsi Exponen: Bentuk umum: y bx ,


2) Fungsi Logaritma: misal: y log x log a,
3) Fungsi Trigonometri: misal: y sin 2 x cos x,
4) Fungsi Hyperbolik: misal: y arc cosx, y arc tanx .

C. Fungsi Eksponensial dan Logaritma


1. Fungsi Eksponensial
Eksponen (exponent) berarti indikator pangkat dimana suatu
variabel harus dipangkatkan, dimana eksponennya berupa konstanta.
Dalam bentuk sederhana, fungsi eksponensial dapat digambarkan dalam
bentuk :
y f (t ) bt ,(b 1)
Dimana y adalah variabel tidak bebas, t adalah variabel bebas, dan
b menunjukkan basis (base) eksponen yang tetap.
Jika fungsi eksponensial menggunakan basis berupa bilangan
irrasional e = 2,718. Fungsi eksponensial seperti ini disebut fungsi
eksponensial natural. Contohnya antara lain: y et , y e3t , dan
y Aert .
2. Fungsi Logaritma
Bila ada angka 4 dan 16, kedua angka ini dapat dihubungkan oleh
persamaan 42 16 . Jika didefinisikan eksponen 2 sebagai logaritma dari
16 dengan bilangan poko 4, maka dapat ditulis :
log 4 16 2

Logaritma adalah pangkat dari bilangan pokok (4) yang harus


dipangkatkan untuk menghasilkan suatu bilangan (16).
y bt t logb y

blogb y y
Proses pencarian logaritma logb y disebut sebagai mengambil log y
ke dalam bilangan pokok b. Proses sebaliknya, yaitu mencari y dari nilai
logaritma logb y yang diketahui, disebut sebagai mengambil antilog dari
logb y .

7
Matematika Ekonomi

Logaritma ada dua (2) jenis yaitu logaritma biasa dan logaritma
natural. Logaritma dengan bilangan pokok 10 disebut logaritma biasa.
Contohnya, log10 1000 3,log10 100 2, dan log10 10 1 . Logaritma dengan
bilangan pokok e 2, 718 disebut logaritma natural. Logaritma natural
disimbolkan log e atau ln (untuk log natural). Contohnya:
In e3 log e e3 3 In e2 log e e2 2 dan ln e1 loge e1 1 . Logaritma
natural, hubungannya dapat ditulis sebagai berikut :
y et t loge y (atau t = ln y)
a. Aturan-aturan Logaritma
1) Aturan 1 (log hasil kali)
ln(uv) ln u ln v,(u, v 0)

Contoh : ln(e6e4 ) ln e6 ln e4 6 4 10

ln( Ae7 ) ln A ln e7 ln A 7
2) Aturan 2 (log pecahan)
ln(u / v) ln u ln v,(u, v 0)

Contoh : ln(e2 / c) ln e2 ln c 2 ln c

ln(e2 / e5 ) ln e2 ln e5 2 5 3
3) Aturan 3 (log pangkat)
ln u a a ln u,(u 0)

Contoh : ln e15 15ln e 15


ln A3 3ln A
4) Aturan 4 (konversi bilangan pokok log)
logb u (logb e)(loge u),(u 0)
Contoh : (log 4 e)(loge 64) =3

5) Aturan 5 (pembalikan bilangan pokok log)


logb e 1/(loge b)

Contoh : log5 e 1/(log e 5) 1/ ln 5

8
Matematika Ekonomi

b. Fungsi Logaritma
Bila suatu variabel dinyatakan sebagai fungsi logaritma dari
variabel lainnya, maka fungsi tersebut disebut sebagai fungsi
logaritma. Dimana fungsi log merupakan fungsi invers dari
fungsi eksponensial tertentu.
t logb y dan t loge y( ln y)

D. Fungsi Linier
1. Bentuk-bentuknya:
Bentuk umum: y mx n,
m = gradien = koefisien arah,
n = penggal garis pada sumbu y bila nilai x = 0.
Dari bentuk umum ini, fungsi linier di atas dapat dimodifikasi dari
fungsi tersebut sebagai berikut.
a. y y1 m( x x1)
Adalah fungsi linier yang mempunyai koefisien arah m dan
melalui satu titik ( x1 , y1 ).
y y1 y2 y1
b.
x x1 x2 x1
Adalah fungsi linier antara yang melalui dua titik yaitu: ( x1 , y1 )
dan ( x2 , y2 ).
2. Hubungan antara dua fungsi linier.
Pada umumnya hubungan antara dua fungsi linier dapat diklasifi-
kasikan sebagai berikut.
Syarat dua garis berpotongan
Bentuk pers garis
Berpotongan Tegak lurus Sejajar
g1 m1 x n1 m1 m2 m1 .m2 1 m1 m2
g2 m2 x n2 n1 n2 n1 n2 n1 n2
g1 Ax B1 y C1 0 A1 A2 A1 A2 A1 A2
. 1
g1 A2 x B2 y C2 0 B2 B2 B2 B2 B2 B2
C1 C2 C1 C2 C1 C2
B1 B2 B1 B2 B1 B2

9
Matematika Ekonomi

E. Fungsi Linier Dalam Ekonomi


Pengertian mengenai fungsi linier penting dalam ekonomi, baik
dalam ekonomi mikro maupun ekonomi makro, ekonomi moneter dan
bagian-bagian dalam teori tersebut.
Contoh-contoh yang dapat dikategorikan di sini antara lain:
1. Dalam ekonomi mikro antara lain:
a. Fungsi permintaan: misal D Q 20 2 p,
b. Fungsi penawaran: misal S Q 10 2 p,

c. Fungsi-fungsi marginal: misalkan: MR 25 20; MC 5. p.


2. Dalam ekonomi makro dan moneter antara lain:
a. Fungsi konsumsi: misal C 100 0,75 y ,
b. Fungsi Investasi: misal I 1350 2000i ,
c. Fungsi permintaan untuk transaksi, misal M t 0,25 y.2000i ,
d. Fungsi permintaan untuk spekulasi, misal M s 1250 2000i ,
e. Fungsi IM, misal Y 1350 3000i.
dan masih banyak lagi contoh-contoh penggunaannya.
Aplikasi teori mengenai hubungan antara dua garis dapat dijumpai
dalam teori ekonomi. Sebagai contoh dalam kita membicarakan
keseimbangan pasar, disini dibicarakan garis berpotongan.
Contoh:
a. keseimbangan pasar permintaan (D) = penawaran (S),
b. keseimbangan pasar barang (di sektor rial), dimana I = S,
c. keseimbangan pasar uang Md = Ms (permintaan = penawaran uang).

F. Perpajakan
Ini merupakan contoh penggunaan hubungan antara dua garis, baik
berpotongan maupu sejajar. Dalam teori ekonomi, dikenal beberapa
istilah pajak, namun dalam buku ini titik fokus pembicaraan hanya pada
pajak per unit dan pajak yang proporsional terhadap harga.

10
Matematika Ekonomi

Kedua jenis pajka tersebut akan mempengaruhi harga melalui


penawaran. Sebagai ilustrasi, penjualan rokok, beras, tekstil, buku adalah
beberapa contoh dimana pajak semacam ini. Penjual sebagai wajib pajak,
dengan syarat-syarat tertentu si penjuai ini akan menggeserkan beban
pajak kepada pihak lain dalam hal ini pembeli. Golongan pajak semacam
ini disebut si wajib pajak tak langsung.
1. Pajak Per Unit
Andaikan penawaran S Q a bP, (a 0 dan b 0).
Pemerintah mengenakan pajak per unit = t, berarti harga
baru p* p m.
a 1
Q a bP bP a Q P Q
b b
a 1
Jadi, P* Q t
b b
bP* a Q bt Q a bP bt
Q a b( P t )

Fungsi penawaran setelah pajak bila digambarkan:


P Q Q*
0 A a bt
(a / b) 0 -
(a / b) t - 0

P Q*=a+b(p-t)

Q=a+bp

(0,-(a/b) +t )
(0, -(a/b))

0 Q

11
Matematika Ekonomi

2. Pajak Proporsional terhadap Harga


Ada dua macam:
a. Pajak yang proporsional terhadap harga lama
Dalam aplikasi dikenal dengan pajak yang proporsional terhadap
harga. Andaikan persamaan mengenakan pajak proporsional t%
terhadap harga, penyelesaian:
Q a bP
a 1
P Q
b b
Setelah pajak:
P * * P t * P (Harga setelah pajak)
a a
P * * (i t * P) P (l t*) Q
b b
bP * * (l t*)( a Q)
b
P * * ( a Q)
l t*
b
Q ** a P * * (Penawaran setelah pajak)
l t*
Bila digambarkan:
P Q Q **
0 A A
(a / b) 0 -

(a / b)(1 t*) - 0

12
Matematika Ekonomi

P
Q**=a+ (b/(1+t*) P**)

Q=a+bp

(0, -(a/b))

(a,0) Q

b. Pajak yang proporsional terhadap harga baru


Andaikan penawaran : S Q a bP
Pemerintah mengenaan pajak proporsional sebesar t% terhadap
harga yang baru.
a 1
Q a bP Q Q
b b
P * ** P tP * ** P * * *
(l t ) P(l t )bP a Q
Q * ** a (l t )bP * * *
3. Penerimaan pemerintah dari pajak dan beban pajak yang ditanggung
oleh konsumen dan produsen.
Q3
P

Q3
B

P2 C A
P1
D
P3

Q2 Q1 Q

13
Matematika Ekonomi

Besar pajak yang diterima oleh pemerintah GFAB P3


DEP2 CQ2T . Beban pajak yang ditanggung konsumen P2 BCP1
dan beban pajak yang ditanggung oleh produsen P2 BCP2 . Gambarnya
sebagai berikut.
P Q Q ***
0 A A
(a / b) 0 -

(a / b)(1 t ) - 0

P
Q***=a+ (b/(1+t*) P***)

Q=a+bp

(0, -(a/b)(1+t))

(0, -(a/b))

(a,0) 0 Q

Catatan:
- Pemberian P * * * sebagai akibat pengaruh pajak hanya untuk
membedakan klasifikasi tersebut tetapi pengertian secara fungsional
tetap sebagai harga P.
- Untuk subsidi (S) cara sama dengan pajak yaitu tinggal mengganti t
dengan minus s.

F. Fungsi Non Linier


Persamaan derajat dua:
Bentuk umum, persamaan derajat dua dalam x dan y adalah :

14
Matematika Ekonomi

Ax 2 Bxy Cy 2 Ey F 0, bila harga B C F 0 maka


diperoleh persamaan derajat dua daam x yang biasanya ditulis
ax 2 bx c 0.
Contoh-contoh persamaan derajat dua dalam x dan y antara lain:
1. y ax 2 ; x ay 2 ; y ax 2 bx c; x py 2 qy r (parabola).
2. x2 y 2 r 2 (Lingkaran).
x y
3. 1 (Ellips).
a2 b2
x2 y2
4. 1 (Hiperbola).
a2 b2
Dalam buku ini lebih ditekankan dalam fungsi kuadrat:
1. Bentuk umum:
a. y ax 2 bx c atau Ay 2 By 2 Cx D 0
b. x py 2 qy r atau Px 2 Qy2 Ry S 0

2. Hubungan antara fungsi kuadrat (parabola) dengan fungsi linier.

+bx+c +
P P bx+c

Berpotongan Q Bersinggungan Q

15
Matematika Ekonomi

G. Fungsi Kuadrat dalam Ekonomi


Pada umumnya apa yang dicantumkan pada penggunaan fungsi
linier dalam ekonomi juga berlaku dalam kasus ini.
Misalnya
1. Fungsi Permintaan : Q P2 2P 10
2. Fungsi Total Revence : TR 20Q Q 2
3. Fungsi Marginal Cost : MC 20 4Q Q 2
Demikian juga penggunaan hubungan antara garis dengan parabola
dapat dijumpai pada waktu membicarakan masalah keseimbangan.
Namun demikian pula apabila kita telah mengenal derivatif, persoalan
yang berhubungan dengan fungsi kuadrat atau fungsi non linier lainnya
lebih mudah dipecahkan. Kasus mengenai fungsi non linier lebih banyak
dijumpai dalam pembicaraan pada bab derivatif (aplikasi derivatif dalam
ekonomi).

Contoh-Contoh Soal
1. Seorang bersedia membeli sejumlah barang “A” pada berbagai
tingkat harga, seperti tabel di bawah ini:
Harga/Unit Jumlah barang A yang dibeli

15 50

30 40

45 30

Pertanyaan:
a. Bagaimana persamaan permintaan akan barang tersebut.
b. Berapa jumlah barang yang akan dibeli oleh orang kalau harga
barang adalah Rp 42/unit.
c. Berapa harga barang tersebut harus dia bayar, kalau dia bersedia
membeli 22 unit (dengan anggapan orang tersebut adalah
pembeli tunggal).

16
Matematika Ekonomi

Jawab:
a. Misal harga = P
Jumlah barang = Q
Keadaan 1 : ---> P = 15 Q = 50
Keadaan 2 : ---> P = 30 Q = 40
Keadaan 3 : ---> P = 45 Q = 30
Diambil keadaan 1 dan 3, maka dengan menggunakan rumus:
Q Q1 P P1
Q2 Q1 P2 P1
Q 50 P 15
30 50 45 15
30(Q 15) 20( P 15)
30(Q 15) 20( P 15)
3Q 150 2P 30
2P 3P 180
3
P Q 90
2
Persamaan permintaan barang A adalah :
3
P Q 90
2
Dimana P adalah harga sedangkan Q adalah jumlah barang.
b. Kalau harga barang A adalah 42/unit maka P = 42 persamaan
permintaan adalah:
3
P Q 90
2
Bila P = 42 maka
3
42 Q 90
2
3
Q 48
2
Q 32
Jadi bila harga = 42/unit, barang A yang akan dibeli adalah sebesar
Q = 32 unit.

17
Matematika Ekonomi

c. Bila orang yang bersangkutan hanya bersedia membeli 22 unit


(dengan anggapan ia adalah pembeli tunggal). Maka berarti
Q = 22.
Persamaan permintaan adalah:
3
P Q 90
2
Jika Q = 22 maka persamaan permintaan menjadi:
3
P (22)Q 90
2
P 57
Jadi jika jumlah barang yang dibeli hanya 22 unit maka harga
keseimbangan adalah P = 57/unit.
2. Diketahui: fungsi permintaan D : Q 25 2P
Fungsi penawaran D : Q P 2

Pertanyaan:
a. Harga dan kuantitas keseimbangan.
b. Bila kemudian dikenakan pajak 0,5 per unit; tentukan harga dan
kuantitas keseimbangan setelah pajak dan total pajak yang
diterima pemerintah.
c. Gambarkan keadaan di atas.
Jawab:
a. Keseimbangan terjadi bila D S
25 2P P 2
27 3P
29
Pe 9 (harga keseimbangan)
3
Q P 2
Qe 9 2 7 (kuantitas keseimbangan)
b. Dikenakan pajak t ----> 0,5
Qt Q 2 (P t) 2 P 0,5

Qt 2,5 P

18
Matematika Ekonomi

Keseimbangan baru : D St
25 2P 2,5 P
27,5 3P
25 2P 2,5 P

PE1 9,17 (harga keseimbangan pajak)


QE1 9,17 2 7,17 (kuantitas keseimbangan setelah pajak)

TX t.Q 0,5x7,17 3,585 (total pajak yang diterima pemerintah)


c. Tabel
P Q Q
0 25 -2
5 15 3

Qd jumlah yang diterima


Qs jumlah yang ditawarkan

12,5
Q=P-2,5
10 Q=P-2
E1

7,5 E2

5
Q=25-
2P

3 5 10 15 20 25 Qd/Qs

19
Matematika Ekonomi

3. Diketahui:
Fungsi permintaan : P 30 4Q

Fungsi penawaran : P 6 3 Q
2
P = harga; Q = kuantitas.
Pemerintah memungut pajak penjualan sebesar 15% dari tingkat harga.
Pertanyaan:
a. Harga dan kuantitas keseimbangan sebelum pajak
b. Harga dan kuantitas keseimbangan sesudah pajak
c. Berapakah penerimaan pemerintah dari pajak
Jawab:
a. Sebelum pajak
P 30 4Q
3
P 6 Q
2
3
O 24 4 Q
2
1
QE 5
7
3
O 24 4 Q
2
1 36
P 30 4 5 30 4
7 7
3
PE 9
7
b. Sesudah pajak
Fungsi penawaran setelah pajak
P (l t ). f (Q)
2
(l 0,15) 6 Q
3

2
(1,15) 6 Q 6,90 0,77Q
3

20
Matematika Ekonomi

Syarat keseimbangan D S
P 30 4Q
P 6,90 0,77Q
O 22,10 4,7Q
23,10
QE 4,84
4,77
P 30 4(4,48) 10,64
c. Gambar sketsanya:

QS*(sesudah pajak)

QS(sebelum pajak)
(4,84)
A B
C
E
D

-9 F
Q
Besarnya pajak yang diterima pemerintah = ABCE
2
QE 4,84, jadi DF 6 (4,84) 9,23
3
DB tingkat pajak 15%x9,23 1,40
Luas ABDE = BD x AB = 4,84 x 1,40 = 6,776
Jadi besarnya pajak yang diterima pemerintah adalah 6,776.
4. Diketahui: bahwa pendapatan nasional yang dapat dibelanjakan
(national disposable incame) sebesar 80 milyar rupiah terjadi
dissaving (tabungan yang negatif atau kekurangan tabungan) sebesar
5 milyar rupiah. Apabila tingkat dissposible naik sebesar 50 milyar
rupiah maka tingkat tabungan nasional sebesar 12,5 milyar. Kalau
dianggap bahwa kurve konsumsi dan kurve tabungan adalah linier.

21
Matematika Ekonomi

Pertanyaan:
a. Tentukan fungsi konsumsi dan tabungan.
b. Gambarkan fungsi tersebut.
c. Berapakah besarnya konsumsi terendah.
d. Berapakah besarnya tingkat nasional disposable incame kalau
tabungan = 0.
Jawab:
a. Misal fungsi tabungan : S a bYd , dengan S = tabungan dan
Yd = pendapatan yang dapat dibelanjakan.
Yd 80, S 5
5 a b.80
5 a 80b ....................................................................... (1)
Y 50
S 12,5
S 12,5
b 0,25
Y 50
Dimasukkan ke persamaan (1) menjadi :
5 a 80((0,25) a 20
a 25
Fungsi tabungan : S 25 0,25Yd

Fungsi konsumsi : C Y S Y ( 25 0,25Yd )


C 25 0,75Yd
b. Tabel
Yd S C

0 -25 25
100 5 100

22
Matematika Ekonomi

C/S

100

75

C=25+0,75Yd
50

25
S=-25+0,25Yd

25 50 75 100 Yd

-25

c. Besarnya konsumsi terendah = 25 milyar, yaitu konsumsi pada


saat Y=0
d. S 0 0 25 0,25Yd Y d 100
Pendapatan yang dapat dibelanjakan = 100 milyar.
5. Diketahui: fungsi tabungan S = 1/2Y – 100 dan investasi I = 200.
Pertanyaan:
a. Tentukan tingkat pendapatan keseimbangan jika S = I.
b. Gambarkan fungsifungsi tersebut.
Jawab:
S I , 1 / 2Y 100 200

1 / 2Y 300 600

S/I S=-100+1/2Y
200 I=200

100

100 200 300 400 500 600 Y

-25

23
Matematika Ekonomi

6. Diketahui: C 40 0,80Yd ; I 72; TX 0,10Y

Pertanyaan:
a. Berapa tingkat pendapatan nasional dalam keseimbangan
b. Jika naik menjadi 86, berapakah tingkat, pendapatan nasional dan
konsumsi masyarakat.
Jawab:
C 40 0,80(Y 0,10Y ) 40 0,80(0,9Y )
C 40 0,72Y
S Y C Y 40 0,2Y 40 0,28Y
I 72
a. S I
40 0,28Y 72 0,28Y 112
Y 400
b. I baru 86
40 0,28Y 86 0,28Y 126
Ybaru 450
7. Pendapatan full employment ditentukan sebesar 600, tingkat
konsumsi masyarakat C 10 0,2Yd , Investasi = 60 pengeluaran
pemerintah = 35 dan penerimaan pemerintah dari pajak
TX 5 0,2Yd .

Pertanyaan:
a. Berapa tingkat pendapatan nasional keseimbangan.
b. Berapa tingkat konsumsi, investasi dan pajak pada tingkat
pendapatan tersebut.
c. Selidikilah pada tingkat pendapatan tersebut perekonomian
mengalami inflationary atau deflationary gap.
Jawab:
C 10 0,90Yd 10 0,90(Y TX )
10 0,90(Y 5 0,1Y ) 10 0,90( 5 0,90Y )
10 4,5 0,81Y ) (pada keseimbangan)

24
Matematika Ekonomi

a. Y C I G 5,5 0,81Y 60 35
100,5 0,81Y
0,19Y 528,95
b. C 5,5 0,81(5,25) 5,5 428,4495
C 433,9495
I 60, TX 5 0,10(528,95)
5 52,895
TX 57,985
c. Y full employment = 600; Y keseimbangan = 528,95.
Y full employment > Y keseimbangan, jadi perekonomian
mengalami deflationary gap.
8. Diketahui: suatu perusahaan mendapat laba sebesar Rp 500,00 dari
penjualan sebanyak 700 unit tetapi harus mengeluarkan biaya tetap
Rp 2.000,00; harga penjualan per unit adalah sebesar Rp 20,00.
Pertanyaan:
a. Carilah fungsi ongkos, fungsi pendapatan total dan penjualan
pada keadaan BEP.
b. Manager berpendapat bahwa keuntungan dapat diperbesar
apabila harganya dinaikkan Rp 5,00. Benarkah pendapat itu bila
penjualan berkurang 150 unit? Berapa besarnya tambahan laba
atau rugi tersebut?
Jawab:
a. Pada penjualan sebanyak 700 unit terdapat laba Rp 500,00
TE = P.Q = P.700
Harga/unit = 20,00 TR = 20.700 = 14.000.
Profit ( laba) : = TR - TC
500 = 14.000 - TC TC = 13.500
Padahal diketahui, biaya tetap (FC) = Rp 2.000,00 TC = FC+VC
13.500 = 2.000 + VC VC = 11.500 (pada G = 700).
Ongkos variable per unit:
VC 11.500
16,43
Q 700

25
Matematika Ekonomi

Fungsi total Cost


TC = 2000 + 16,43 Q & TR = 20,0
BEP = TR = TC
20 Q = 2000 + 16,43 QQ
3,57 Q = 2000
Q = 560,22
b. P naik dari Rp 20,00 menjadi Rp 25,00
Q turun dari 700 unit menjadi 550 unit
TR = P.Q (fungsi TR batu)
TR = 25.Q = 25 (550) = 13.750
TC = 2000 + 16,43(550) = 11.036,5
Laba: = TR – TC = 2.713,5 (laba baru)
Jadi terdapat kenaikan laba ( )

baru = 2.713,50

lama = 500

Kenaikan laba ( ) = Rp 2.213,50


9. Diketahui: Fungsi permintaan barang X oleh perusahaan P = 5-3Q,
biaya rata-rata untuk memproduksi barang tersebut besarnya =
(5/Q) + 3.
Pertanyaan:
a. Gambar kurve TR dan TC
b. Break Even Point (BEP) terjadi pada tingkat produksi dan harga
berapa
Jawab:
P 15 3Q

TR P.Q (15 3Q).Q 15Q 3Q2

5
AC 3
Q

5
T AC 3 .Q 5 3Q
Q

26
Matematika Ekonomi

a. TR 15Q 3Q 2
- Titik potong dengan sumbu Q, terjadi bila TR = 0
0 15Q 3Q 2
3Q( Q 5) 0
Q1 5, Q2 0
Titik potong dengan sumbu TR, terjadi bila Q = 0
TR 15(0) 3(0) 2 0
- Titik puncak A adalah:
b D
A ,
2a 4a

1 3
A 2 ,18
2 4
TC 5 3Q
Q TC
0 5
1(2 / 3) 0
Gambar sketsanya:

TR/TC
18
TC=5+3Q
BEP

BEP

-1 2/3 3,53
2,5
-2 0,47 1 3 4 5 6 Q
2

27
Matematika Ekonomi

BEP terjadi bila TR TC


15Q 3Q2 5 3Q 0 5 12Q 3Q2

12 144 60 12 9,17
Q12
6 6
Q1 3,53 Q2 0,47

P 15 3Q2 P1 15 3(3,53) 4,41


P2 15 3(0,47) 13,59

28
Matematika Ekonomi

BAB III
APLIKASI FUNGSI DALAM EKONOMI

A. Fungsi dan Curve Permintaan (Demand)


Demand adalah berbagai jumlah barang yang diminta pada berbagai
tingkat harga. Dalam hukum permintaan kita melihat bahwa besar
kecilnya jumlah barang yang diminta sangat tergantung pada barang
tersebut dengan catatan variabel yang lain tetap. Oleh karena itu dengan
pendapatan yang tetap apabila harga barang tersebut naik maka jumlah
barang yang diminta akan berkurang dan sebaliknya.
P

P1

P0

P2
D

0 X1 X0 X2 X

Secara ringkas dapat disimpulkan adanya pola hubungan dari jumlah


barang yang diminta dengan variable barang tersebut.
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa bila harga turun dari P0 ke
P1 maka jumlah yang dimintanya akan bertambah dari x0 ke x1. Demikian
pula apabila harga naik dari P0 ke P1 maka jumlah yang diminta akan
berkurang dari x0 ke x1.

29
Matematika Ekonomi

Dari uraian di atas terlihat bahwa terdapat suatu pola hubungan


antara variabel kuantitas barang yang diminta dengan variabel harga
barang tersebut.
Hubungan antara kedua variabel tersebut dapat dinyatakan dalam
suatau formula yang disebut fungsi permintaan. Dan dinyatakan x f (P)
dimana x : variabel kuantitas dan P: variabe harga.
Di dalam fungssi permintaan, variabel yang menentukan (independent
variabel) tidak harga barang saja, tetapi juga harga dan jumlah barang-
barang substitusi. Hubungan variabel tersebut dinyatakan sebagai:
x f ( x2 , x3 , x4 ,...)
Dimana: x1 : variabel kuantitas yang diminta
x2 : variabel harga barang
x3 : variabel kuantitas yang diminta akan barang substitusi
x4 : harga barang substitusi
dan seterusnya.
Pola hubungan variabel yang diminta dengan variabel harga
berbentuk garis lurus yaitu fungsi linear, dan dapat berbentuk garis tidak
lurus yaitu fungsi non linear.

B. Fungsi dan Curve Penawaran (Supply)


Supply adalah jumlah barang yang ditawarkan pada berbagai tingkat
harga. Dalam hukum penawaran kita melihat bahwa besar kecilnya
jumlah yang ditawarkan akan suatu barang tersebut, dengan catatan
faktor-faktor yang lain tetap.
Jika harga dari suatu barang naik, maka jumlah yang ditawarkan
akan barang tersebut bertambah karena produsen berusaha untuk
menggunakan kesempatan memperbesar keuntungannya, sebaliknya jika
harga barang itu turun maka jumlah yang ditawarkan akan berkurang
karena produsen berusaha mengurangi kerugiannya. Gambar kurve
penawaran suatu barang:
P
S
P1

P0
P2

0 X1 X0 X2 X

30
Matematika Ekonomi

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa bila harga suatu barang
naik dari P0 ke P1 maka jumlah yang ditawarkan akan bertambah dari x0
ke x1. sebaliknya jika harga turun dari P0 ke P1 maka jumlah yang
ditawarkan akan berkurang.
Dari uraian di atas terlihat bahwa terdapat suatu pola hubungan dari
variabel kuantitas atau jumlah barang yang ditawarkan dengan variabel
harga barang tersebut.
Apabila pola hubungan tersebut dinyatakan dalam suatau formula
maka formula tersebut dinyatakan sebagai fungsi penawaran. Dan
dinyatakan x f (P) dimana x : variabel kuantitas dan P : variabe harga.
Di dalam fungsi penawaran yang menentukan tidak satu, tetapi
dapat lebih dari satu maka hubungan variabel-variabel tersebut
dinyatakan sebagai:
x1 f ( x2 , x3 , x4 ,...)

Dimana: x1 : variable kuantitas

x2 : variabel harga

x3 : biaya produksi

x4 : kuantitas barang yang tersedia dari bahan bakunya


dan seterusnya.
Pola hubungan variabel kuantitas yang ditawarkan dengan variabel
harga berbentuk garis lurus yaitu fungsi linear, dan dapat berbentuk garis
tidak lurus yaitu fungsi non linear.

C. Keseimbangan Pasar (Market Equilibrium)


Yang dimaksud dengan “pasar” adalah pertemuan antara pembeli
(peminta) dan penjual (penawar) baik dalam pengertian langsung maupun
tidak (secara komunikatif). Sedangkan “harga pasar” adalah harga yang
terjadi pada titik keseimbanga pasar. Dan titik keseimbangan pasar adalah
titik pertemuan permintaan dan penawaran. Sehingga titik keseimbangan
pasar ditentukan oleh titik perpotongan antara curve permintaan dan
Curve penawaran.
Di dalam menentukan titik keseimbanagn pasar untuk suatu barang
atau jasa, perlu diperhatikan syarat-syarat yang perlu dipenuhinya.
Adapun syarat-syarat titik keseimbangan pasar adalah

31
Matematika Ekonomi

1. Titik keseimbangan pasar hanya berlaku untuk nilai-nilai yang positif


2. Titik keseimbangan pasar hanya berlaku untuk titik yang memenuhi
ketentuan bagi Curve permintaan dan Curve penawaran.
Atas dasar dua persyaratan tersebut maka tidak mungkin terdapat
dua titik keseimbangan pasar bagi Curve permintaan dan Curve
penawaran, walaupun mungkin terdapat dua titik potong dari fungsi
permintaan dan penawaran.
Grafik

B
Bukan titik keseimbangan pasar

D S

X
Titik keseimbangan pasar

Apabila melihat gambar di atas, maka titik A adalah titik


seimbangan pasar dan titik B bukan titik.
Contoh:
Curve permintaan barang tersebut dapat digambarkan dengan
mencari titik potong fungsi dengan sumbu x dan p.
D: x 2 p 12
S : x 2p 3
Sehingga
2 p 12 2 p 3
4 p 15
3
p 3
4
1
x 4
2

32
Matematika Ekonomi

(0,6) S: x = 2p - 3
E

D: x = -2p + 12

3 6 9 X
(12,0)

1 3
Jadi, titik keseimbangan pasar pada E (4 ,3 ) .
2 4

D. Subsidi
Subsidi merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada
produsen/suplier terhadap produk yang dihasilkan atau dipasarkannya
sehingga harga yang berlaku di pasar adalah harga yang diinginkan
pemerintah.
Besarnya subsidi yang diberikan biasanya tetap untuk setiap unit
barang yang dihasilkan atau dipasarkan. Notasi besarnya subsidi untuk
tiap unit barang yang dihasilkan atau dipasarkan dinyatakan dengan S.
Oleh karena adanya subsidi, maka tingkat harga yang berlaku di
pasar lebih rendah. Hal ini disebabkan sebagian dari biaya-biaya untuk
produksi dan memasarkan barang tersebut ditanggung pemerintah yaitu
sebesar subsidi. Sehingga dengan adanya subsidi maka fungsi penawaran
akan turun atau bergeser ke bawah, sedangkan fungsi permintaan tetap.
Dengan adanya subsidi sebesar s maka tingkat harga yang ditawar-
kan oleh penjual (penawar) akan turun sebesar s untuk setiap tingkat/
jumlah/kualitas yang ditawarkan. Bila dilihat pengaruh subsidi sebesar s
ini, jika x adalah variabel kuantitas, p variabel harga maka fungsi
penawaran akan bergeser ke bawah sebesar s untuk setiap kuantitas yang
ditawarkan. Dalam bentuk fungsi penawaran sebelum subsidi adalah
p f (x) maka fungsi penawaran sesudah subsidi adalah p f ( x) s .

33
Matematika Ekonomi

P
S

S1
P0 D

E (X0,P0)

P1 E1 (X1,P1)

X0 X1 X

Dalam bentuk umum yang lain dari fungsi penawaran x f ( p)


maka fungsi penawaran sesudah subsidi dapat dirubah dari p1 f ( x) s
menjadi f ( x) p1 s . Dengan mensubstitusikan ke dalam bentuk fungsi
x f ( p) , maka didapat fungsi penawaran sesudah subsidi menjadi
s1 : x1 f ( p1 s) .
Contoh:

Diketahui fungsi permintaan suatu barang adalah p 10 1 x dan


2
fungsi penawaran p 4 2 x dimana x = variabel kuantitas dan p =
variabel harga. Bila terhadap barang tersebut diberikan subsidi sebesar
s 2 , maka :
1. Tentukan titik keseimbangan pasar sebelum subsidi
2. Tentukan keseimbangan pasar sesudah subsidi
3. Gambarkan grafik fungsi atau Curve permintaan dan penawaran
sebelum dan sesudah subsidi.
Penyelesaian:
1. Titik keseimbangan pasar sebelum subsidi:
1
D: p 10 x
2
S:p 4 2x
Sehingga
1
10 4 2x
2

34
Matematika Ekonomi

1
2 x 6
2
6
x 2,4
5
2
p 8,8
Jadi titik keseimbangan pasar sebelum subsidi E (2,4; 8,8).
2. Titik keseimbangan pasar setelah subsidi:
1
D: p 10 x
2
S:p 4 2x s 4 2x 2 2 2x
Sehingga
1
10 2 2x
2
1
2 x 8
2
8
x 3,2
5
2
p 8,4
Jadi titik keseimbangan pasar sebelum subsidi E (3,2; 8,4).
3. Curve

S
P
S1
1
0 E

E1

X
2
0

35
Matematika Ekonomi

E. Monopoli dan Pengaruh Pajak


Tujuan utama dalam monopoli adalah memperoleh laba yang
maksimal. Hal-hal yang berkaitan di dalam laba adalah harga dan
kuantitas yang dikehendaki. Tiga faktor dalam monopoli:
1. T.R (Total Revenue) : P.Q
2. Biaya (TC)
3. Laba maksimal (NR) dimana : NR = TR – TC
Syarat terjadinya laba yang maksimal:
NR ' 0
NR ' ' 0
NR TR TC
d (TR TC )
NR '
dQ
dTR dTC
NR '
dQ dQ
dTR dTC
0
dQ dQ
dTR dTC
dQ dQ
MR MC
Dengan adanya pajak sebesar t/unit yang dikenakan terhadap barang
yang diproduksi oleh seorang pengusaha monopoli maka akan
menimbulkan seolah-olah biaya rata-rata per-unit meningkat sebesar p,
berarti biaya secara keseluruhan meningkat sebesar tQ.
Misal: pajak : t/unit, maka andaikan:
AC 10 (biaya rata-rata sebelum pajak)
AC1 10 t (biaya rata-rata sesudah pajak)
TC1 AC.Q
TC1 ( AC t ).Q
TC1 ACQ tQ
Sehingga dirumuskan: AC1 AC t

TC1 ACQ tQ atau TC1 TC tQ

36

Anda mungkin juga menyukai