Fungsi Dalam Ekonomi 2
Fungsi Dalam Ekonomi 2
Fungsi Dalam Ekonomi 2
BAB II
FUNGSI LINIER
DAN FUNGSI NON LINIER
A. Pengertian Fungsi
Jika ada suatu hubungan sedemikian hingga bila x diberikan suatu
nilai dan oleh hubungan itu dapat ditentukan suatu nilai y, maka
dikatakan bahwa y adalah fungsi dari x biasanya ditulis y f (x) .
x disebut variabel bebas (Independent variabel) dan y disebut dengan
variabel tak bebas (dependent variabel). y variabel tak bebas sebab
nilainya bergantung pada nilai x.
Himpunan yang dapat dijangkau oleh x dinamakan daerah asal
(domain) dari fungsi dan himpunan bilangan yang dapat dijangkau
disebut daerah hasil (range) atau daerah jangkauan dari fungsi. Dalam hal
ini x dan y merupakan pasangan urut ( x, y) dimana x sebagai unsur
pertama dan y sebagai unsur kedua.
B. Penggolongan Fungsi
Fungsi dapat digolongkan menjadi beberapa macam (tergantung dari
sudut pandangnya):
1. Fungsi dilihat dari letak x dan y di dalam suatu persamaan.
Dibagi menjadi:
a. Fungsi Explisit, bila letak x dan y tak seruas, contoh: y a b.
b. Fungsi Implisit, bila letak x dan y seruas, contoh: xy a.
Pada umumnya setiap fungsi Explisit dapat dirubah menjadi fungsi
implisit, tetapi tidak seluruhnya fungsi implisit dapat dirubah ke bentuk
fungsi Explisit.
5
Matematika Ekonomi
Contoh:
y 3x 1 -----------> fungsi Impisit. Dapat ditulis y 3x 1 atau
y 3x 1 0 -----------> fungsi Implisit, tetapi pandang fungsi
sin( xy ) 3 ------> fungsi implisit. Apakah dapat dirubah menjadi fungsi
eksplisit?
2. Dilihat dari derajat pangkat x.
Dibagi menjadi:
a. Fungsi linier/pangkat satu, bila x berpangkat satu.
Bentuk umum: y mx n, m 0.
b. Fungsi kuadrat, bila x berpangkat dua.
Bentuk umum: y ax2 bx c, a 0.
c. Fungsi pangkat tinggi, bila x berpangkat lebih dari tiga.
Bentuk umum: y an x n an 1 x n 1 .... a0
an 0, an 1,..., a0 (konstanta), n 3.
3. Dilihat dari operasi fungsi
Fungsi digolongkan menjadi dua:
a. Fungsi Aljabar
Fungsi aljabar digolongkan menjadi:
1) Fungsi Rasional
a) Fungsi rasional bulat
Bentuk umum: y a0 a1 x ... an x n
a0 , a1 ,..., an (konstanta) n 0
b) Fungsi Rasional Pecah
a0 a1 x ... an x n
Bentuk umum: y
b0 b1 x ... an x n
2) Fungsi Irrasional
Bentuk umum: y a 0 a1 x ... am x m , m bilangan riil.
b. Fungsi Transeden
Fungsi transeden dibagi menjadi dua:
6
Matematika Ekonomi
blogb y y
Proses pencarian logaritma logb y disebut sebagai mengambil log y
ke dalam bilangan pokok b. Proses sebaliknya, yaitu mencari y dari nilai
logaritma logb y yang diketahui, disebut sebagai mengambil antilog dari
logb y .
7
Matematika Ekonomi
Logaritma ada dua (2) jenis yaitu logaritma biasa dan logaritma
natural. Logaritma dengan bilangan pokok 10 disebut logaritma biasa.
Contohnya, log10 1000 3,log10 100 2, dan log10 10 1 . Logaritma dengan
bilangan pokok e 2, 718 disebut logaritma natural. Logaritma natural
disimbolkan log e atau ln (untuk log natural). Contohnya:
In e3 log e e3 3 In e2 log e e2 2 dan ln e1 loge e1 1 . Logaritma
natural, hubungannya dapat ditulis sebagai berikut :
y et t loge y (atau t = ln y)
a. Aturan-aturan Logaritma
1) Aturan 1 (log hasil kali)
ln(uv) ln u ln v,(u, v 0)
Contoh : ln(e6e4 ) ln e6 ln e4 6 4 10
ln( Ae7 ) ln A ln e7 ln A 7
2) Aturan 2 (log pecahan)
ln(u / v) ln u ln v,(u, v 0)
Contoh : ln(e2 / c) ln e2 ln c 2 ln c
ln(e2 / e5 ) ln e2 ln e5 2 5 3
3) Aturan 3 (log pangkat)
ln u a a ln u,(u 0)
8
Matematika Ekonomi
b. Fungsi Logaritma
Bila suatu variabel dinyatakan sebagai fungsi logaritma dari
variabel lainnya, maka fungsi tersebut disebut sebagai fungsi
logaritma. Dimana fungsi log merupakan fungsi invers dari
fungsi eksponensial tertentu.
t logb y dan t loge y( ln y)
D. Fungsi Linier
1. Bentuk-bentuknya:
Bentuk umum: y mx n,
m = gradien = koefisien arah,
n = penggal garis pada sumbu y bila nilai x = 0.
Dari bentuk umum ini, fungsi linier di atas dapat dimodifikasi dari
fungsi tersebut sebagai berikut.
a. y y1 m( x x1)
Adalah fungsi linier yang mempunyai koefisien arah m dan
melalui satu titik ( x1 , y1 ).
y y1 y2 y1
b.
x x1 x2 x1
Adalah fungsi linier antara yang melalui dua titik yaitu: ( x1 , y1 )
dan ( x2 , y2 ).
2. Hubungan antara dua fungsi linier.
Pada umumnya hubungan antara dua fungsi linier dapat diklasifi-
kasikan sebagai berikut.
Syarat dua garis berpotongan
Bentuk pers garis
Berpotongan Tegak lurus Sejajar
g1 m1 x n1 m1 m2 m1 .m2 1 m1 m2
g2 m2 x n2 n1 n2 n1 n2 n1 n2
g1 Ax B1 y C1 0 A1 A2 A1 A2 A1 A2
. 1
g1 A2 x B2 y C2 0 B2 B2 B2 B2 B2 B2
C1 C2 C1 C2 C1 C2
B1 B2 B1 B2 B1 B2
9
Matematika Ekonomi
F. Perpajakan
Ini merupakan contoh penggunaan hubungan antara dua garis, baik
berpotongan maupu sejajar. Dalam teori ekonomi, dikenal beberapa
istilah pajak, namun dalam buku ini titik fokus pembicaraan hanya pada
pajak per unit dan pajak yang proporsional terhadap harga.
10
Matematika Ekonomi
P Q*=a+b(p-t)
Q=a+bp
(0,-(a/b) +t )
(0, -(a/b))
0 Q
11
Matematika Ekonomi
(a / b)(1 t*) - 0
12
Matematika Ekonomi
P
Q**=a+ (b/(1+t*) P**)
Q=a+bp
(0, -(a/b))
(a,0) Q
Q3
B
P2 C A
P1
D
P3
Q2 Q1 Q
13
Matematika Ekonomi
(a / b)(1 t ) - 0
P
Q***=a+ (b/(1+t*) P***)
Q=a+bp
(0, -(a/b)(1+t))
(0, -(a/b))
(a,0) 0 Q
Catatan:
- Pemberian P * * * sebagai akibat pengaruh pajak hanya untuk
membedakan klasifikasi tersebut tetapi pengertian secara fungsional
tetap sebagai harga P.
- Untuk subsidi (S) cara sama dengan pajak yaitu tinggal mengganti t
dengan minus s.
14
Matematika Ekonomi
+bx+c +
P P bx+c
Berpotongan Q Bersinggungan Q
15
Matematika Ekonomi
Contoh-Contoh Soal
1. Seorang bersedia membeli sejumlah barang “A” pada berbagai
tingkat harga, seperti tabel di bawah ini:
Harga/Unit Jumlah barang A yang dibeli
15 50
30 40
45 30
Pertanyaan:
a. Bagaimana persamaan permintaan akan barang tersebut.
b. Berapa jumlah barang yang akan dibeli oleh orang kalau harga
barang adalah Rp 42/unit.
c. Berapa harga barang tersebut harus dia bayar, kalau dia bersedia
membeli 22 unit (dengan anggapan orang tersebut adalah
pembeli tunggal).
16
Matematika Ekonomi
Jawab:
a. Misal harga = P
Jumlah barang = Q
Keadaan 1 : ---> P = 15 Q = 50
Keadaan 2 : ---> P = 30 Q = 40
Keadaan 3 : ---> P = 45 Q = 30
Diambil keadaan 1 dan 3, maka dengan menggunakan rumus:
Q Q1 P P1
Q2 Q1 P2 P1
Q 50 P 15
30 50 45 15
30(Q 15) 20( P 15)
30(Q 15) 20( P 15)
3Q 150 2P 30
2P 3P 180
3
P Q 90
2
Persamaan permintaan barang A adalah :
3
P Q 90
2
Dimana P adalah harga sedangkan Q adalah jumlah barang.
b. Kalau harga barang A adalah 42/unit maka P = 42 persamaan
permintaan adalah:
3
P Q 90
2
Bila P = 42 maka
3
42 Q 90
2
3
Q 48
2
Q 32
Jadi bila harga = 42/unit, barang A yang akan dibeli adalah sebesar
Q = 32 unit.
17
Matematika Ekonomi
Pertanyaan:
a. Harga dan kuantitas keseimbangan.
b. Bila kemudian dikenakan pajak 0,5 per unit; tentukan harga dan
kuantitas keseimbangan setelah pajak dan total pajak yang
diterima pemerintah.
c. Gambarkan keadaan di atas.
Jawab:
a. Keseimbangan terjadi bila D S
25 2P P 2
27 3P
29
Pe 9 (harga keseimbangan)
3
Q P 2
Qe 9 2 7 (kuantitas keseimbangan)
b. Dikenakan pajak t ----> 0,5
Qt Q 2 (P t) 2 P 0,5
Qt 2,5 P
18
Matematika Ekonomi
Keseimbangan baru : D St
25 2P 2,5 P
27,5 3P
25 2P 2,5 P
12,5
Q=P-2,5
10 Q=P-2
E1
7,5 E2
5
Q=25-
2P
3 5 10 15 20 25 Qd/Qs
19
Matematika Ekonomi
3. Diketahui:
Fungsi permintaan : P 30 4Q
Fungsi penawaran : P 6 3 Q
2
P = harga; Q = kuantitas.
Pemerintah memungut pajak penjualan sebesar 15% dari tingkat harga.
Pertanyaan:
a. Harga dan kuantitas keseimbangan sebelum pajak
b. Harga dan kuantitas keseimbangan sesudah pajak
c. Berapakah penerimaan pemerintah dari pajak
Jawab:
a. Sebelum pajak
P 30 4Q
3
P 6 Q
2
3
O 24 4 Q
2
1
QE 5
7
3
O 24 4 Q
2
1 36
P 30 4 5 30 4
7 7
3
PE 9
7
b. Sesudah pajak
Fungsi penawaran setelah pajak
P (l t ). f (Q)
2
(l 0,15) 6 Q
3
2
(1,15) 6 Q 6,90 0,77Q
3
20
Matematika Ekonomi
Syarat keseimbangan D S
P 30 4Q
P 6,90 0,77Q
O 22,10 4,7Q
23,10
QE 4,84
4,77
P 30 4(4,48) 10,64
c. Gambar sketsanya:
QS*(sesudah pajak)
QS(sebelum pajak)
(4,84)
A B
C
E
D
-9 F
Q
Besarnya pajak yang diterima pemerintah = ABCE
2
QE 4,84, jadi DF 6 (4,84) 9,23
3
DB tingkat pajak 15%x9,23 1,40
Luas ABDE = BD x AB = 4,84 x 1,40 = 6,776
Jadi besarnya pajak yang diterima pemerintah adalah 6,776.
4. Diketahui: bahwa pendapatan nasional yang dapat dibelanjakan
(national disposable incame) sebesar 80 milyar rupiah terjadi
dissaving (tabungan yang negatif atau kekurangan tabungan) sebesar
5 milyar rupiah. Apabila tingkat dissposible naik sebesar 50 milyar
rupiah maka tingkat tabungan nasional sebesar 12,5 milyar. Kalau
dianggap bahwa kurve konsumsi dan kurve tabungan adalah linier.
21
Matematika Ekonomi
Pertanyaan:
a. Tentukan fungsi konsumsi dan tabungan.
b. Gambarkan fungsi tersebut.
c. Berapakah besarnya konsumsi terendah.
d. Berapakah besarnya tingkat nasional disposable incame kalau
tabungan = 0.
Jawab:
a. Misal fungsi tabungan : S a bYd , dengan S = tabungan dan
Yd = pendapatan yang dapat dibelanjakan.
Yd 80, S 5
5 a b.80
5 a 80b ....................................................................... (1)
Y 50
S 12,5
S 12,5
b 0,25
Y 50
Dimasukkan ke persamaan (1) menjadi :
5 a 80((0,25) a 20
a 25
Fungsi tabungan : S 25 0,25Yd
0 -25 25
100 5 100
22
Matematika Ekonomi
C/S
100
75
C=25+0,75Yd
50
25
S=-25+0,25Yd
25 50 75 100 Yd
-25
1 / 2Y 300 600
S/I S=-100+1/2Y
200 I=200
100
-25
23
Matematika Ekonomi
Pertanyaan:
a. Berapa tingkat pendapatan nasional dalam keseimbangan
b. Jika naik menjadi 86, berapakah tingkat, pendapatan nasional dan
konsumsi masyarakat.
Jawab:
C 40 0,80(Y 0,10Y ) 40 0,80(0,9Y )
C 40 0,72Y
S Y C Y 40 0,2Y 40 0,28Y
I 72
a. S I
40 0,28Y 72 0,28Y 112
Y 400
b. I baru 86
40 0,28Y 86 0,28Y 126
Ybaru 450
7. Pendapatan full employment ditentukan sebesar 600, tingkat
konsumsi masyarakat C 10 0,2Yd , Investasi = 60 pengeluaran
pemerintah = 35 dan penerimaan pemerintah dari pajak
TX 5 0,2Yd .
Pertanyaan:
a. Berapa tingkat pendapatan nasional keseimbangan.
b. Berapa tingkat konsumsi, investasi dan pajak pada tingkat
pendapatan tersebut.
c. Selidikilah pada tingkat pendapatan tersebut perekonomian
mengalami inflationary atau deflationary gap.
Jawab:
C 10 0,90Yd 10 0,90(Y TX )
10 0,90(Y 5 0,1Y ) 10 0,90( 5 0,90Y )
10 4,5 0,81Y ) (pada keseimbangan)
24
Matematika Ekonomi
a. Y C I G 5,5 0,81Y 60 35
100,5 0,81Y
0,19Y 528,95
b. C 5,5 0,81(5,25) 5,5 428,4495
C 433,9495
I 60, TX 5 0,10(528,95)
5 52,895
TX 57,985
c. Y full employment = 600; Y keseimbangan = 528,95.
Y full employment > Y keseimbangan, jadi perekonomian
mengalami deflationary gap.
8. Diketahui: suatu perusahaan mendapat laba sebesar Rp 500,00 dari
penjualan sebanyak 700 unit tetapi harus mengeluarkan biaya tetap
Rp 2.000,00; harga penjualan per unit adalah sebesar Rp 20,00.
Pertanyaan:
a. Carilah fungsi ongkos, fungsi pendapatan total dan penjualan
pada keadaan BEP.
b. Manager berpendapat bahwa keuntungan dapat diperbesar
apabila harganya dinaikkan Rp 5,00. Benarkah pendapat itu bila
penjualan berkurang 150 unit? Berapa besarnya tambahan laba
atau rugi tersebut?
Jawab:
a. Pada penjualan sebanyak 700 unit terdapat laba Rp 500,00
TE = P.Q = P.700
Harga/unit = 20,00 TR = 20.700 = 14.000.
Profit ( laba) : = TR - TC
500 = 14.000 - TC TC = 13.500
Padahal diketahui, biaya tetap (FC) = Rp 2.000,00 TC = FC+VC
13.500 = 2.000 + VC VC = 11.500 (pada G = 700).
Ongkos variable per unit:
VC 11.500
16,43
Q 700
25
Matematika Ekonomi
baru = 2.713,50
lama = 500
5
AC 3
Q
5
T AC 3 .Q 5 3Q
Q
26
Matematika Ekonomi
a. TR 15Q 3Q 2
- Titik potong dengan sumbu Q, terjadi bila TR = 0
0 15Q 3Q 2
3Q( Q 5) 0
Q1 5, Q2 0
Titik potong dengan sumbu TR, terjadi bila Q = 0
TR 15(0) 3(0) 2 0
- Titik puncak A adalah:
b D
A ,
2a 4a
1 3
A 2 ,18
2 4
TC 5 3Q
Q TC
0 5
1(2 / 3) 0
Gambar sketsanya:
TR/TC
18
TC=5+3Q
BEP
BEP
-1 2/3 3,53
2,5
-2 0,47 1 3 4 5 6 Q
2
27
Matematika Ekonomi
12 144 60 12 9,17
Q12
6 6
Q1 3,53 Q2 0,47
28
Matematika Ekonomi
BAB III
APLIKASI FUNGSI DALAM EKONOMI
P1
P0
P2
D
0 X1 X0 X2 X
29
Matematika Ekonomi
P0
P2
0 X1 X0 X2 X
30
Matematika Ekonomi
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa bila harga suatu barang
naik dari P0 ke P1 maka jumlah yang ditawarkan akan bertambah dari x0
ke x1. sebaliknya jika harga turun dari P0 ke P1 maka jumlah yang
ditawarkan akan berkurang.
Dari uraian di atas terlihat bahwa terdapat suatu pola hubungan dari
variabel kuantitas atau jumlah barang yang ditawarkan dengan variabel
harga barang tersebut.
Apabila pola hubungan tersebut dinyatakan dalam suatau formula
maka formula tersebut dinyatakan sebagai fungsi penawaran. Dan
dinyatakan x f (P) dimana x : variabel kuantitas dan P : variabe harga.
Di dalam fungsi penawaran yang menentukan tidak satu, tetapi
dapat lebih dari satu maka hubungan variabel-variabel tersebut
dinyatakan sebagai:
x1 f ( x2 , x3 , x4 ,...)
x2 : variabel harga
x3 : biaya produksi
31
Matematika Ekonomi
B
Bukan titik keseimbangan pasar
D S
X
Titik keseimbangan pasar
32
Matematika Ekonomi
(0,6) S: x = 2p - 3
E
D: x = -2p + 12
3 6 9 X
(12,0)
1 3
Jadi, titik keseimbangan pasar pada E (4 ,3 ) .
2 4
D. Subsidi
Subsidi merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada
produsen/suplier terhadap produk yang dihasilkan atau dipasarkannya
sehingga harga yang berlaku di pasar adalah harga yang diinginkan
pemerintah.
Besarnya subsidi yang diberikan biasanya tetap untuk setiap unit
barang yang dihasilkan atau dipasarkan. Notasi besarnya subsidi untuk
tiap unit barang yang dihasilkan atau dipasarkan dinyatakan dengan S.
Oleh karena adanya subsidi, maka tingkat harga yang berlaku di
pasar lebih rendah. Hal ini disebabkan sebagian dari biaya-biaya untuk
produksi dan memasarkan barang tersebut ditanggung pemerintah yaitu
sebesar subsidi. Sehingga dengan adanya subsidi maka fungsi penawaran
akan turun atau bergeser ke bawah, sedangkan fungsi permintaan tetap.
Dengan adanya subsidi sebesar s maka tingkat harga yang ditawar-
kan oleh penjual (penawar) akan turun sebesar s untuk setiap tingkat/
jumlah/kualitas yang ditawarkan. Bila dilihat pengaruh subsidi sebesar s
ini, jika x adalah variabel kuantitas, p variabel harga maka fungsi
penawaran akan bergeser ke bawah sebesar s untuk setiap kuantitas yang
ditawarkan. Dalam bentuk fungsi penawaran sebelum subsidi adalah
p f (x) maka fungsi penawaran sesudah subsidi adalah p f ( x) s .
33
Matematika Ekonomi
P
S
S1
P0 D
E (X0,P0)
P1 E1 (X1,P1)
X0 X1 X
34
Matematika Ekonomi
1
2 x 6
2
6
x 2,4
5
2
p 8,8
Jadi titik keseimbangan pasar sebelum subsidi E (2,4; 8,8).
2. Titik keseimbangan pasar setelah subsidi:
1
D: p 10 x
2
S:p 4 2x s 4 2x 2 2 2x
Sehingga
1
10 2 2x
2
1
2 x 8
2
8
x 3,2
5
2
p 8,4
Jadi titik keseimbangan pasar sebelum subsidi E (3,2; 8,4).
3. Curve
S
P
S1
1
0 E
E1
X
2
0
35
Matematika Ekonomi
36