Makalah Model Inti - Kelompok 9
Makalah Model Inti - Kelompok 9
Makalah Model Inti - Kelompok 9
JURUSAN FISIKA
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat dan limpahan-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah “Model-
Model Inti ”ini unuk memenuhi tugas mata kuliah Pendahuluan Fisika Inti dengan
tepat waktu. Kami ingin berterima kasih kepada Bapak Dosen Pengampu yaitu
bapak Dr. Nurdin Siregar, M.Si dan Bapak Drs. Togi Tampubolon,M.Si,PhD
karena telah membimbing dan mengajar kami sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas pembuatan makalah ini dengan baik.
Kami yakin bahwa Makalah ini masih memiliki kekurangan dan belum
sempurna dikarenakan keterbatasan yang kami miliki.Oleh karena itu, kami
berharap atas kritik dan saran dari Bapak Dosen Pengampu dan teman teman
semuanya yang bersifat membangun dan mendukung, agar kami lebih baik lagi
dalam menyusun sebuah makalah di kemudian hari.kami juga berharap makalah
ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk kita semua .
Kelompok 9
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................1
1.3 Manfaat...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
2.1 Defenisi Model Inti........................................................................................2
2.2 Model Tetes Cairan........................................................................................2
2.3 Model Kulit..................................................................................................10
2.4 Model Kolektif Inti.......................................................................................17
BAB III PENUTUP..............................................................................................18
3.1 Kesimpulan...................................................................................................18
3.2 Saran.............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
untuk mempelajari struktur dan sifat inti sering dilakukan pendekatan sebagai
berikut. Kita memilih suatu teori yang sangat disederhanakan, namun teori itu
mudah dikerjakan secara matematis dan kaya akan wawasan fisika. Jika teori itu
berhasil dalam menerangkan beberapa sifat inti, maka kita dapat
meningkatkannya dengan menambahkan sifat-sifat tambahan.Melalui kegiatan
semacam itu kita membentuk model inti, suatu pandangan yang disederhanakan
tentang struktur inti yang mengandung sifat-sifat dasar fisika inti.
Model yang berhasil harus memenuhi dua kriteria: (1) model itu harus
menerangkan secara nalar sifat-sifat inti yang telah diukur sebelumnya, dan (2)
model itu harus meramalkan sifat-sifat tambahan yang dapat diukur dalam
eksperimen-eksperimen baru. Karena tidak ada satu teori lengkap yang dapat
menjelaskan semua sifat inti, beberapa model inti telah dikembangkan untuk
memberikan sifat-sifat khusus inti. Dalam pokok bahasan ini kita akan membahas
dua model intimodel tetes cairan, model kulit dan model kolektif inti
1.2 Tujuan
1. Untuk menjelaskan Defenisi dari model inti
2. Untuk menjelaskan model tetes cairan
3. Untuk menjelaskan model kulit
4. Untuk menjelaskan model kolektif inti
1.3 Manfaat
Tujuan makalah ini yaitu untuk memberikan pemahaman terhadap materi
fisika inti dan sebagai bacaan bagi mahasiswa jurusan fisika guna menambah
wawasan pengetahuan, pada materi model inti atom.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Gaya yag mengikat nukleon sedemikian kuat dalam inti merupakan gaya
berjangkauan pendek dan jenis gaya terkuat dari gaya gaya yang telah diketahui.
namun gaya inti masih jauh dimengerti daripada gaya elektromagnetik.akibatnya
teori tentang inti belum sempurna seperti teori tentang atom.model-model tentang
inti yang sudah ada kesesuainnya hanya terbatas pada gejala tertentu saja.
2
Konstanta dipilih menurut tabel berikut
Z N A d
Genap Genap Genap 34
Genap Ganjil Ganjil 0
Ganjil Genap Ganjil 0
Ganjil Ganjil Genap 34
Suku pertama, Ev, merupakan efek volume. Makin besar jumlah total nukleon A,
makin sukar untuk melepaskan proton dan neutron dari inti. Energi ikat
berbanding lurus dengan jumlah total nukleon; hal ini mirip dengan jumlah energi
kalor (atau kalor penguapan) yang diperlukan untuk menguapkan cairan
berbanding lurus dengan massa cairan. Misalkan energi ikat antara dua nukleon
1
adalah U, maka energi ikatyang bekerja pada masing-masing nukleon adalah U
2
Jika tiap nukleon dianggap berbentuk bola, maka tiap nukleon mempunyai
tetangga terdekat yang bersentuhan dengannya sebanyak 12 nukleon sehingga
1
energi ikat masing-masing nukleon, Ux 12=6 U . Apabila dalam inti terdapat A
2
nukleon, maka energi ikat total
Suku kedua, Es, merupakan efek permukaan, yang mirip dengan tegangan
permukaan pada cairan.Sejumlah nukleon pada permukaan inti tidak sepenuhnya
1
mempunyai tetangga terdekat 12 nukleon. Jika jari-jari inti adalah R=R A 3 , maka
0
2
L=4 π R 2=4 π R20 =A 3
total dengan
3
2
E s=−b A 3 (1.33)
Efek lain yang ikut mengurangi energi ikat adalah energi (tolak)
elektrostatik Coulomb, Es. Karena jumlah proton adalah Z, maka kombinasi
[ Z Z−1 ]
interaksi antara proton-proton adalah seperti ditunjukkan dalam
2
Gambar 1.6.
4
[ Z Z−1 ]
Untuk pasang proton yang rata-rata berjarak r, energi elektrostatik
2
Coulomb.
Sehingga:
Suku keempat terjadi karena jumlah proton dan jumlah neutron dalam inti
tidak simetri (N < Z atau N > Z). Stabilitas inti maksimum terjadi jika N =
Z.Suatu penyimpangan dari keadaan ini menimbulkan asimetri N - Z = A -
2Z, yang akan menghasilkan penurunan stabilitas.
5
Misalkan dalam sebuah inti stabil terdapat 16 nukleon (A = 16), terdiri atas
8 proton (Z = 8) dan 8 neutron (N = 8) seperti dalam Gambar 1.7(a).Jika jumlah
neutron dalam inti lebih banyak daripada jumlah proton, maka tingkat energi yang
lebih tinggi harus terisi. Kita menganggap bahwa tingkat-tingkat energi proton
dan neutron yang paling atas berjarak sama,ε dan menurut asas larangan
masing-masing tingkat itu hanya berisi dua partikel. Agar terjadi kelebihan
1
neutron, misalnya N –Z= 8 dengan A ( = 16) tidak berubah, (N –Z) = 4
2
proton harus diganti dengan neutron, seperti ditunjukkan dalam Gambar
4ε
1.7(b). Neutron yang baru harus menempati energi yang lebih tinggi =2ε.
2
1
Secara umum, (N –Z) proton tersebut harus digeser, masing-masing energinya
2
1 ε
harus ditambah dengan (N –Z) , dan kerja total yang harus dilakukan.
2 2
6
Rumus yang sama juga berlaku jika Z > N karena ( N – Z)2 selalu positif. Karena
N = A –Z, maka ( N – Z)2= ( N – 2 Z )2sehingga
Makin besar jumlah nukleon dalam inti, makin kecil jarak selang energi . Karena
ϵsebanding denganϵ, maka energi asimetri yang terjadi karena perbedaan
antaa N dan Z adalah
Tanda negatif menunjukkan bahwa energi asimetri ini mereduksi energi ikat.
Oleh karena itu energi ikat per nukleon dapat dituliskan sebagai
7
8
Kurva dalam Gambar 1.8 relatif halus dengan kekecualian beberapa
ketakteraturan, seperti 42He , 126C , 168O .Kurva tersebut naik secara tajam untuk
MeV
nilai A rendah,tetapi untuk nilai A > 30 energi ikat mendekati 8 .
nukleon
Kontribusi berbagai efek dalam rumus empiris Weizacker disajikan dalam
bentuk grafik pada Gambar 1.9.
9
2. Dalam inti stabil, nukleon-nukleon bergerak pelan dengan energi kinetik sangat
kecil. Penembakan partikel berenergi tinggi ke dalam inti akan menaikkan
energi kinetik nukleon-nukleonnya. Selama nukleon-nukleon bergerak di dalam
inti, beberapa nukleon tertentu mempunyai peluang untuk menumbuk
nukleon-nukleon lainnya dan memberikan kecepatan cukup tinggi ke arah
luar sehingga peluang nukleon-nukleon untuk menembus rintangan potensial
dan melepaskan diri dari inti menjadi makin besar.
3.Pembelahan inti (atau fisi). Bohr dan Wheeler adalah ilmuwan yang
pertama kali menjelaskan proses fisi dalam model tetes cairan. Menurut
penjelasan mereka, fisi terjadi karena osilasi yang dihasilkan oleh
neutron-neutron yang bergesekan. Dalam tetes cairan gaya yang bekerja antara
molekul-molekul penyusunnya diimbangi oleh gaya tegangan permukaan.
Bentuk bola tetes cairan disebabkan oleh tegangan permukaan. Tetes-tetes
cairan yang sangat besar tidak mungkin terjadi karena gaya tegangan
permukaan cukup lemah dan terdapat ukuran tetes maksimum yang terjadi
dalam bentuk stabil secara permanen. Selama ukuran ini didekati, tetes
cairan itu mulai melakukan osilasi tegangan permukaan dengan sedikit
pancingan dari luar, kemudian menimbulkan gangguan terhadap tetes cairan
yang akhirnya terpecah menjadi dua (atau lebih) tetes cairan yang lebih kecil
10
itu menganggap bahwa sifat-sifat atom terutama ditentukan oleh elektronelektron
valensi. Jika kita membandingkan beberapa sifat sistem atom yang terukur dengan
ramalan model tersebut.kita mendapatkan kesesuaian yang luar biasa. Bilamana
kita mencoba untuk membawa model ini ke dalam dunia inti, kita segera
menjumpai beberapa kesukaran. Dalam kasus atom, potensial diberikan oleh
medan Coulomb dari inti; sub-kulit (atau 'orbit') ditentukanoleh penyebab luar.
Kita dapat menyelesaikan persamaan Schrodinger untuk potensial ini dan
menghitung energi-energi sub-kulit tempat elektron-elektron dapat
diletakkan.Dalam inti tidak ada penyebab luar semacam itu; nukleon bergerak
dalam suatu potensial yang diciptakannya sendiri.
Aspek lain yang menarik dari teori kulit atom adalah adanya orbit-orbit
ruang. Sering kali sangat berguna bagi kita untuk memberikan sifat-sifat atom
dalam orbit-orbit ruang.Elektron-elektron dapat bergerak dalam orbitorbit
semacam itu relatif bebas dari tumbukan dengan elektron-elektron
lainnya.Nukleon-nukleon mempunyai diameter relatif besar dibandingkan dengan
ukuran inti. Bagaimana kita dapat menganggap bahwa nukleonnukleon sedang
bergerak dalam orbit-orbit yang ditetapkan secara baik bilamana nukleon tunggal
dapat melakukan banyak tumbukan selama mengorbit?.
Jika kurva energi ikat per nukleon dalam Gambar 1.8 diperbesar, kurva itu
akan menunjukkan bahwa “puncak-puncak” yang menunjukkan energi ikat per
11
nukleon mempunyai nilai lebih tinggi daripada nuklide-nuklide sekitarnya.puncak
4 16
puncak ini terjadi pada nuclide nuklide 2 He dan 8O . Dengan puncak puncak
88 120 140 206
yang lain pada 38 Sr , 60 Sn, 58 Ce , dan 82 Pb .
Gambar.5. Jumlah Nuklide Stabil tiap unsur sebagai fungsi dari jumlah proton
12
Bilangan-bilangan ajaib juga muncul jika jumlah nuklide stabil
dibandingkan dengan jumlah proton atau jumlah neutron seperti terlihat dalam
Gambar 1.10 dan Gambar 1.11.Dalam dua gambar itu ditunjukkan bahwa jumlah
nuklide lebih besar pada jumlah proton dan jumlah neutron 20, 50, dan 82.
Perhatikan bahwa isoton dalam Gambar 1.11 mempunyai puncak pada N = 28.
Bilangan ini disebut bilangan semi-ajaib.
16
polanya adalah 8 O+n+ n+ p + p +.. Kemudian dikemukakan adanya
kemungkinan untuk menempatkan dua neutron dan dua proton dalam kulit
s(l=0 ) dengan momentum sudut orbital nol, tanpa melanggar asas larangan
l=0,1,2, .
Menurut model kulit, momentum sudut total inti (disebut spin nuklir)
ditentukan oleh :
13
Suku ketiga memberikan sumbangan mℏ, dengan m=0,1,2 ,. tiga konstribusi
terhadap momentum sudut total inti tersebut dapat menjelaskan nuklide nuklide
stabil yang muncul di alam,seperti yang ditunjukkan pada tabel.
Tabel 2.Momentum sudut Total (atau spin nuklir) untuk Nuklide-nuklide Stabil
Z N Spin Nuklir
Genap Genap 0
Genap Ganjil 1 3 5 7
, , ,
2 2 2 2 dan
sebagainya
Ganjil Genap 1 3 5 7
, , , ,
2 2 2 2 dan
sebagainya
Ganjil Ganjil 1,2,3
Menurut asas larangan Pauli, tidak ada dua proton atau dua neutron yang
dapat mempunyai himpunan bilangan kuantum yang sama. Proton-proton akan
mengisi tingkat-tingkat energi proton yang ada dalam pasangan spinspin yang
berlawanan dan demikian pula untuk neutron. Bilamana protonproton dan
neutron-neutron mengisi kulit-kulit tertutup, momentum sudut totalnya adalah nol
60
dan spin nuklirnya juga nol. Misalnya 28 Ni 32 mempunyai spin nuklir nol.
Kasus Z genap dan N ganjil atau Z ganjil dan N genap akan mempunyai
proton atau neutron yang tidak berpasangan dengan nukleon lainnya. Nukleon
1
ℏ
dengan spin 2 akan bergabung dengan momentum sudut orbital mℏ .
14
Karena m adalah bilangan bulat, spin nuklir resultannya adalah
1 1 3
m ℏ± ℏ= ℏ , ℏ 63 67
2 2 2 dua cotohnya adalah 27 Co 36 dan 30 Zn37 , yang
3 5
mempunyai spin secara berturut turut 2ℏ dan 2ℏ . Nuklide ganjil-ganjil
mempunyai sebuah proton tak berpasangan dan sebuah neutron tak berpasangan,
2
sehingga spin nuklir totalnya adalah ℏ,2ℏ,3ℏ,. Nuklide 1 H1 mempunyai 1 ℏ
10
dan Nuklide 5 B5 mempunyai spi nuklir 3ℏ .
Versi lain tentang model kulit dikemukakan oleh Maria Meyer dan J.
Hans Jensen pada tahun 1949. Mereka menyadari bahwa interaksi spinorbit yang
kuat akan menimbulkan pemisahan tingkat energi menjadi beberapa subtingkat
energi. Untuk inti yang sangat ringan, momentum sudut spin masing-masing
nukleon terkopel menjadi momentum sudut spin total dan momentum sudut
orbital masing-masing nukleon terkopel secara terpisahmembentuk momentum
sudut orbital total. Kemudian momentum sudut spin total ini terkopel dengan
momentum sudut orbital total dan membentuk sudut total. Setelah melewati
daerah transisi, untuk inti yang lebih berat mula-mula terjadi kopling antara
momentum sudut spin dan momentum sudut orbital masing-masing nukleon
dengan membentuk momentum sudut total masingmasing nukleon. Kemudian
terjadi kopling antara momentum-momentum sudut total tiap nukleon menjadi
momentum sudut total inti. Sebagian besar inti mengikuti pola kopling ini.
1
j=l± =
dan neutron sebesar 2j+1 ( dengan 2 bilangan kuantum total).
15
3
J=
Misalnya tingkat energi proton dengan 2 dapat terisi sampai
Dalam suatu tingkat yang mempunyai jumlah proton atau neutron genap,
proton-proton atau neutron-neutron akan berpasangan dan saling menghilangkan
momentum sudutnya dalam keadaan dasar. Oleh karena itu, i=0 untuk inti
genap-genap.Jika jumlah proton atau neutron ganjil, satu proton atau satu neutron
tidak berpasangan dan nilai juntuk nukleon ganjil terakhir yang tidak berpasangan
ini merupakan nilai i untuk inti secara keseluruhan. Inti ganjil-ganjil mempunyai
momentum sudut total yang diakibatkan oleh penjumlahan vektor yang rumit dari
momentum-momentum sudut proton ganjil terakhir dan neutron ganjil terakhir.
2). Momentum sudut inti. Model kulit dapat meramalkan besarnya momentum
sudut inti.Dalam inti genap-genap semua proton dan neutron berpasang-pasangan,
sehingga momentum sudut spinnya salingmeniadakan dan momentum sudut
orbitalnya juga saling meniadakan.Oleh karena itu, inti genap-genap memiliki
momentum sudut total nol dan hal ini sesuai dengan eksperimen. Dalam inti
genap-ganjil dan ganjil-genap akan mempunyai satu proton atau satu neutron yang
tidak
16
berpasangan, sehingga momentum sudut spinnya (merupakan bilangan tengahan)
bergabung dengan momentum sudut orbital (merupakan bilangan bulat), sehingga
momentum sudut totalnya mengandung bilangan tengahan. Inti ganjil-ganjil
memiliki neutron ekstra dan protonekstra dengan spin masing-masing bilangan
tengahan, sehingga momentum sudut totalnya merupakan bilangan bulat dan hal
ini juga sesuai dengan eksperimen.
17
menyebabkan nukleus dari nuklida memberikan reaksi maka reaksi itu merupakan
akumulasi dari reaksi yang diberikan oleh semua nukleon penyusun nukleusnya.
(Retug, 2005)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ada beberapa model inti yang telah dikembangkan para ilmuwan, antara
model tetes cairan dan model kulit.Pada tahun 1935 C.V. Weizacker, fisikawan
Jerman, mengemukakan rumus semi-empiris tentang energi ikat inti dalam model
tetes cairan.Model tetes cairan berhasil menjelaskan beberapa gejala nuklir, antara
lain desintegrasi dan pembelahan inti (atau fisi). Bilangan-bilangan ajaib dapat
dijelaskan dengan model kulit yang menyatakan bahwa proton-proton dan
neutron-neutron membentuk kulitkulit tertutup mirip dengan kulit-kulit elektron.
Model ini dapat menjelaskan beberapa gejala nuklir, antara lain bilangan ajaib,
kelimpahan inti dan momentum sudut inti.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah tentang “model inti atom” ini masih jauh dari
kata sempurna oleh Karena itu kami mohon kritik dan saran yang dapat
membangun kedepannyadan semoga makalah ini dapat bermanfaat
18
DAFTAR PUSTAKA
Cohen, B.L., (1971). Concepts of Nuclear Physics.New Delhi: Tata McGraw-Hill
Publishing Company, Ltd.
Krane, K.S. (1988). Introductory to Nuclear Physics. New York: John Wiley
& Son, Inc.
19