Makalah Model Inti - Kelompok 9

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“MODEL MODEL INTI”


(Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendahuluan Fisika Inti)
Dosen Pengampu :Dr. Nurdin Siregar, M.Si.
Drs. Togi Tampubolon, M.Si, PhD

Disusun Oleh Kelompok : 9


Nama Kelompok :
Gerhat Moses Pakpahan 4183121031
Muhammad Ali Alfattah 4183121025
Septi S. Sinaga 4183121029
Yosafat Pakpahan 4182121009

Kelas Fisika : PENDIDIKAN FISIKA A 2018

JURUSAN FISIKA
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat dan limpahan-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah “Model-
Model Inti ”ini unuk memenuhi tugas mata kuliah Pendahuluan Fisika Inti dengan
tepat waktu. Kami ingin berterima kasih kepada Bapak Dosen Pengampu yaitu
bapak Dr. Nurdin Siregar, M.Si dan Bapak Drs. Togi Tampubolon,M.Si,PhD
karena telah membimbing dan mengajar kami sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas pembuatan makalah ini dengan baik.
Kami yakin bahwa Makalah ini masih memiliki kekurangan dan belum
sempurna dikarenakan keterbatasan yang kami miliki.Oleh karena itu, kami
berharap atas kritik dan saran dari Bapak Dosen Pengampu dan teman teman
semuanya yang bersifat membangun dan mendukung, agar kami lebih baik lagi
dalam menyusun sebuah makalah di kemudian hari.kami juga berharap makalah
ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk kita semua .

Medan, 28 April 2021

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................1
1.3 Manfaat...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
2.1 Defenisi Model Inti........................................................................................2
2.2 Model Tetes Cairan........................................................................................2
2.3 Model Kulit..................................................................................................10
2.4 Model Kolektif Inti.......................................................................................17
BAB III PENUTUP..............................................................................................18
3.1 Kesimpulan...................................................................................................18
3.2 Saran.............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
untuk mempelajari struktur dan sifat inti sering dilakukan pendekatan sebagai
berikut. Kita memilih suatu teori yang sangat disederhanakan, namun teori itu
mudah dikerjakan secara matematis dan kaya akan wawasan fisika. Jika teori itu
berhasil dalam menerangkan beberapa sifat inti, maka kita dapat
meningkatkannya dengan menambahkan sifat-sifat tambahan.Melalui kegiatan
semacam itu kita membentuk model inti, suatu pandangan yang disederhanakan
tentang struktur inti yang mengandung sifat-sifat dasar fisika inti.

Model yang berhasil harus memenuhi dua kriteria: (1) model itu harus
menerangkan secara nalar sifat-sifat inti yang telah diukur sebelumnya, dan (2)
model itu harus meramalkan sifat-sifat tambahan yang dapat diukur dalam
eksperimen-eksperimen baru. Karena tidak ada satu teori lengkap yang dapat
menjelaskan semua sifat inti, beberapa model inti telah dikembangkan untuk
memberikan sifat-sifat khusus inti. Dalam pokok bahasan ini kita akan membahas
dua model intimodel tetes cairan, model kulit dan model kolektif inti

1.2 Tujuan
1. Untuk menjelaskan Defenisi dari model inti
2. Untuk menjelaskan model tetes cairan
3. Untuk menjelaskan model kulit
4. Untuk menjelaskan model kolektif inti

1.3 Manfaat
Tujuan makalah ini yaitu untuk memberikan pemahaman terhadap materi
fisika inti dan sebagai bacaan bagi mahasiswa jurusan fisika guna menambah
wawasan pengetahuan, pada materi model inti atom.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Model Inti


Dalam fisika nuklir dan kimia nuklir, model kulit nuklir atau model kulit
inti (nuclear shell model) merupakan model inti atom yang menggunakan asas
larangan Pauli untuk mendeskripsikan struktur inti atom berdasarkan tingkat
energinya.[1] Model kulit nuklir pertama kali diajukan oleh Dmitry Ivanenko
(bersama dengan E. Gapon) pada tahun 1932. Model tersebut kemudian
dikembangkan lebih lanjut pada tahun 1949 oleh para fisikawan, termasuk Eugene
Paul Wigner,Maria Goeppert Mayer, dan J. Hans D. Jensen, yang kemudian
mendapatkan penghargaan nobel atas kontribusi mereka.

Gaya yag mengikat nukleon sedemikian kuat dalam inti merupakan gaya
berjangkauan pendek dan jenis gaya terkuat dari gaya gaya yang telah diketahui.
namun gaya inti masih jauh dimengerti daripada gaya elektromagnetik.akibatnya
teori tentang inti belum sempurna seperti teori tentang atom.model-model tentang
inti yang sudah ada kesesuainnya hanya terbatas pada gejala tertentu saja.

2.2 Model Tetes Cairan


Pertama-tama marilah kita bicarakan model tetes cairan. Dalam cairan,
energi ikat antara dua atom dalam suatu molekul tidak tergantung pada atom-atom
lain dalam molekul yang sama. Keadaan semacam ini mirip dengan efek
jenuh dalam gaya-gaya inti.Pada tahun 1935 C.V. Weizacker, fisikawan
Jerman, mengemukakan rumus semi-empiris tentang energi ikat inti. Jika
sebuah inti mempunyai nomor massa Z, nomor atom A, dan nomorneutron
N, maka energi ikat dalam inti ini dapat dituliskan sebaga

dengan koefisien-koefisien tersebut mempunyai nilai:

a = 15,8b = 17,8c = 0,71d = 23,7

2
Konstanta dipilih menurut tabel berikut

Z N A d
Genap Genap Genap 34
Genap Ganjil Ganjil 0
Ganjil Genap Ganjil 0
Ganjil Ganjil Genap 34
Suku pertama, Ev, merupakan efek volume. Makin besar jumlah total nukleon A,
makin sukar untuk melepaskan proton dan neutron dari inti. Energi ikat
berbanding lurus dengan jumlah total nukleon; hal ini mirip dengan jumlah energi
kalor (atau kalor penguapan) yang diperlukan untuk menguapkan cairan
berbanding lurus dengan massa cairan. Misalkan energi ikat antara dua nukleon

1
adalah U, maka energi ikatyang bekerja pada masing-masing nukleon adalah U
2
Jika tiap nukleon dianggap berbentuk bola, maka tiap nukleon mempunyai
tetangga terdekat yang bersentuhan dengannya sebanyak 12 nukleon sehingga

1
energi ikat masing-masing nukleon, Ux 12=6 U . Apabila dalam inti terdapat A
2
nukleon, maka energi ikat total

Suku kedua, Es, merupakan efek permukaan, yang mirip dengan tegangan
permukaan pada cairan.Sejumlah nukleon pada permukaan inti tidak sepenuhnya
1
mempunyai tetangga terdekat 12 nukleon. Jika jari-jari inti adalah R=R A 3 , maka
0

luas permukaan inti

2
L=4 π R 2=4 π R20 =A 3

Dengan:R0 =1,5 x 10−15 m (1.32)

Oleh karena itu, jumlah nukleon yang interaksinya kurang dari


2
maksimum berbandinglurus dengan A 3 , cenderung mereduksi energi ikat

total dengan

3
2
E s=−b A 3 (1.33)

Efek lain yang ikut mengurangi energi ikat adalah energi (tolak)
elektrostatik Coulomb, Es. Karena jumlah proton adalah Z, maka kombinasi

[ Z Z−1 ]
interaksi antara proton-proton adalah seperti ditunjukkan dalam
2

Gambar 1.6.

Jumlah kombinasi interaksi yang mungkin antara partikel-partikel dalaminti

Energi potensial sepasang proton yang berjarak r dapat dituliskan sebagai.

4
[ Z Z−1 ]
Untuk pasang proton yang rata-rata berjarak r, energi elektrostatik
2
Coulomb.

Jika proton-proton terdistribusi secara homogen dalam inti yang berjari-jari R,


maka

Sehingga:

merupakan suku ketiga yang mengurangi energi ikat.

Suku keempat terjadi karena jumlah proton dan jumlah neutron dalam inti
tidak simetri (N < Z atau N > Z). Stabilitas inti maksimum terjadi jika N =
Z.Suatu penyimpangan dari keadaan ini menimbulkan asimetri N - Z = A -
2Z, yang akan menghasilkan penurunan stabilitas.

5
Misalkan dalam sebuah inti stabil terdapat 16 nukleon (A = 16), terdiri atas
8 proton (Z = 8) dan 8 neutron (N = 8) seperti dalam Gambar 1.7(a).Jika jumlah
neutron dalam inti lebih banyak daripada jumlah proton, maka tingkat energi yang
lebih tinggi harus terisi. Kita menganggap bahwa tingkat-tingkat energi proton
dan neutron yang paling atas berjarak sama,ε dan menurut asas larangan
masing-masing tingkat itu hanya berisi dua partikel. Agar terjadi kelebihan

1
neutron, misalnya N –Z= 8 dengan A ( = 16) tidak berubah, (N –Z) = 4
2
proton harus diganti dengan neutron, seperti ditunjukkan dalam Gambar


1.7(b). Neutron yang baru harus menempati energi yang lebih tinggi =2ε.
2

1
Secara umum, (N –Z) proton tersebut harus digeser, masing-masing energinya
2

1 ε
harus ditambah dengan (N –Z) , dan kerja total yang harus dilakukan.
2 2

6
Rumus yang sama juga berlaku jika Z > N karena ( N – Z)2 selalu positif. Karena
N = A –Z, maka ( N – Z)2= ( N – 2 Z )2sehingga

Makin besar jumlah nukleon dalam inti, makin kecil jarak selang energi . Karena
ϵsebanding denganϵ, maka energi asimetri yang terjadi karena perbedaan
antaa N dan Z adalah

Tanda negatif menunjukkan bahwa energi asimetri ini mereduksi energi ikat.

Suku terakhir berasal dari kecenderungan terjadinya pasangan proton dan


pasangan neutron, sehingga inti genap-genap merupakan inti paling stabil dan
mempunyai energi ikat lebih tinggi daripada energi ikat yang
diperkirakan. Sebaliknya, inti ganjil-ganjil mempunyai proton tak-
berpasangan dan neutron tak-berpasangan dan mempunyai energi ikat
rendah. Energi pasangan Ep adalah positif untuk inti genap-genap, 0 untuk
inti ganjil-genap atau genap-ganjil, dan negatif untuk inti ganjil-ganjil, dan
tampaknya berubah terhadap A menurut A.Oleh karena itu,energi pasangan

Oleh karena itu energi ikat per nukleon dapat dituliskan sebagai

Gambar 1.8 menunjukkan grafik yang menunjukkan hubungan antara energi


ikat per nukleon dan nomor massa

7
8
Kurva dalam Gambar 1.8 relatif halus dengan kekecualian beberapa
ketakteraturan, seperti 42He , 126C , 168O .Kurva tersebut naik secara tajam untuk

MeV
nilai A rendah,tetapi untuk nilai A > 30 energi ikat mendekati 8 .
nukleon
Kontribusi berbagai efek dalam rumus empiris Weizacker disajikan dalam
bentuk grafik pada Gambar 1.9.

Model tetes cairan berhasil menjelaskan beberapa gejala nuklir sebagai


berikut:

1. Disintegrasi. Pelepasan partikel dari inti dianggap mirip dengan


penguapan molekul cairan dari tetes cairan. Kenaikan temperatur
menyebabkan penguapan makin cepat; demikian pula, kenaikan gerak
nukleon-nukleon dalam inti akan menyebabkan kebolehjadian
disintegrasiyang lebih tinggi.

9
2. Dalam inti stabil, nukleon-nukleon bergerak pelan dengan energi kinetik sangat
kecil. Penembakan partikel berenergi tinggi ke dalam inti akan menaikkan
energi kinetik nukleon-nukleonnya. Selama nukleon-nukleon bergerak di dalam
inti, beberapa nukleon tertentu mempunyai peluang untuk menumbuk
nukleon-nukleon lainnya dan memberikan kecepatan cukup tinggi ke arah
luar sehingga peluang nukleon-nukleon untuk menembus rintangan potensial
dan melepaskan diri dari inti menjadi makin besar.

3.Pembelahan inti (atau fisi). Bohr dan Wheeler adalah ilmuwan yang
pertama kali menjelaskan proses fisi dalam model tetes cairan. Menurut
penjelasan mereka, fisi terjadi karena osilasi yang dihasilkan oleh
neutron-neutron yang bergesekan. Dalam tetes cairan gaya yang bekerja antara
molekul-molekul penyusunnya diimbangi oleh gaya tegangan permukaan.
Bentuk bola tetes cairan disebabkan oleh tegangan permukaan. Tetes-tetes
cairan yang sangat besar tidak mungkin terjadi karena gaya tegangan
permukaan cukup lemah dan terdapat ukuran tetes maksimum yang terjadi
dalam bentuk stabil secara permanen. Selama ukuran ini didekati, tetes
cairan itu mulai melakukan osilasi tegangan permukaan dengan sedikit
pancingan dari luar, kemudian menimbulkan gangguan terhadap tetes cairan
yang akhirnya terpecah menjadi dua (atau lebih) tetes cairan yang lebih kecil

2.3 Model Kulit


Model tetes cairan tidak dapat memberikan secara memadai tentang
keadaan energi tereksitasi inti yang telah diketahui keberadaannya.Oleh karena
itu, perlu dikembangkan model inti lainnya, misalnya model kulit.Teori atom
yang didasarkan pada model kulit telah memberikan penjelasan luar biasa tentang
struktur atom yang sangat rumit.Oleh karena itu, fisika inti mencoba
menggunakan teori serupa untuk menjelaskan masalah struktur inti, dengan
harapan memperoleh keberhasilan yang mirip dalam menjelaskan sifat-sifat
inti.Dalam model kulit atom, kita mengisi kulit-kulit atom dengan elektron-
elektron menurut urutan energi yang makin bertambah, sesuai dengan persyaratan
asas Pauli. Bilamana kita melakukannya, kita akan mendapatkan suatu teras yang
lembam dengan kulit-kulit terisi dan sejumlah elektron valensi; kemudian model

10
itu menganggap bahwa sifat-sifat atom terutama ditentukan oleh elektronelektron
valensi. Jika kita membandingkan beberapa sifat sistem atom yang terukur dengan
ramalan model tersebut.kita mendapatkan kesesuaian yang luar biasa. Bilamana
kita mencoba untuk membawa model ini ke dalam dunia inti, kita segera
menjumpai beberapa kesukaran. Dalam kasus atom, potensial diberikan oleh
medan Coulomb dari inti; sub-kulit (atau 'orbit') ditentukanoleh penyebab luar.
Kita dapat menyelesaikan persamaan Schrodinger untuk potensial ini dan
menghitung energi-energi sub-kulit tempat elektron-elektron dapat
diletakkan.Dalam inti tidak ada penyebab luar semacam itu; nukleon bergerak
dalam suatu potensial yang diciptakannya sendiri.

Aspek lain yang menarik dari teori kulit atom adalah adanya orbit-orbit
ruang. Sering kali sangat berguna bagi kita untuk memberikan sifat-sifat atom
dalam orbit-orbit ruang.Elektron-elektron dapat bergerak dalam orbitorbit
semacam itu relatif bebas dari tumbukan dengan elektron-elektron
lainnya.Nukleon-nukleon mempunyai diameter relatif besar dibandingkan dengan
ukuran inti. Bagaimana kita dapat menganggap bahwa nukleonnukleon sedang
bergerak dalam orbit-orbit yang ditetapkan secara baik bilamana nukleon tunggal
dapat melakukan banyak tumbukan selama mengorbit?.

Secara eksperimen dapat ditunjukkan bahwa banyak sifat-sifat nuklir yang


berubah-ubah secara periodik dengan cara yang sangat mirip dengan sifat-sifat
atomik menurut tabel periodik unsur. Misalnya, inti paling stabilterjadi bilamana
jumlah proton (Z) atau jumlah neutron (N = A – Z) sama dengan salah satu
bilangan berikut : 2,8,20,50,82,126, yang disebut bilangan ajaib. Inti dengan
jumlah proton atau jumlah neutron sama dengan bilangan ajaib berlimpah
daripada inti lain yang mempunyai nomor massa hampir sama; hal ini
menunjukkan bahwa inti tersebut mempunyai struktur yang lebih stabil.Bilangan-
bilangan ajaib dapat dijelaskan dengan model kulit, yang mengemukakan bahwa
proton-proton dan neutron-neutron membentuk kulitkulit tertutup mirip dengan
kulit-kulit elektron.

Jika kurva energi ikat per nukleon dalam Gambar 1.8 diperbesar, kurva itu
akan menunjukkan bahwa “puncak-puncak” yang menunjukkan energi ikat per

11
nukleon mempunyai nilai lebih tinggi daripada nuklide-nuklide sekitarnya.puncak
4 16
puncak ini terjadi pada nuclide nuklide 2 He dan 8O . Dengan puncak puncak
88 120 140 206
yang lain pada 38 Sr , 60 Sn, 58 Ce , dan 82 Pb .

Gambar.5. Jumlah Nuklide Stabil tiap unsur sebagai fungsi dari jumlah proton

Gambar.6.Jumlah Nuklide Stabil tiap unsur sebagaifungsi dari jumlah neutron

12
Bilangan-bilangan ajaib juga muncul jika jumlah nuklide stabil
dibandingkan dengan jumlah proton atau jumlah neutron seperti terlihat dalam
Gambar 1.10 dan Gambar 1.11.Dalam dua gambar itu ditunjukkan bahwa jumlah
nuklide lebih besar pada jumlah proton dan jumlah neutron 20, 50, dan 82.
Perhatikan bahwa isoton dalam Gambar 1.11 mempunyai puncak pada N = 28.
Bilangan ini disebut bilangan semi-ajaib.

Keberkalaan sifat-sifat kimia yang disusun dalam tabel unsur Mendeleef


dapat dijelaskan dengan mengandaikan bahwa elektron-elektron terdistribusi
dalam sejumlah kulit dan subkulit.Pada tahun 1932 J.H. Bartlett mengemukakan
bahwa struktur kulit dalam inti dapat menjelaskan stabilitas nuklir. Beliau
mengamati bahwa pola susunan isotop-isotop yang lazim terjadi mengalami
16 36 4 16
perubahan pada 8O dan pada 18 A . Antara 2 He dan 8O , semua inti
4 16 36
stabil terbentuk menurut bagan 2 He+n+ p+ n. . . dan dari 8O sampai 18 A

16
polanya adalah 8 O+n+ n+ p + p +.. Kemudian dikemukakan adanya
kemungkinan untuk menempatkan dua neutron dan dua proton dalam kulit

s(l=0 ) dengan momentum sudut orbital nol, tanpa melanggar asas larangan

Pauli. Kulit berikutnya, kulit p(l=1) dengan


momentum sudut sama dengan 1, mempunyai ruang untuk enam proton dan
16
168 O enam neutron. Bilamana kulit s dan kulit p terisi penuh, nuKlide 8O

terbentuk.Kulit berikutnya adalah kulit d (l=2 ) ,dengan momentum sudut total


sama dengan 2.kulit ini mempunyai ruang untuk sepuluh proton dan sepuluh
36
neutron. Nuklide 18 A terbentuk jika kulit s,kulitp,dan kulit d terisi penuh. secara
umum,jumlah proton dan neutron dalam suatu kulit ditentukan oleh ,dengan

l=0,1,2, .

Menurut model kulit, momentum sudut total inti (disebut spin nuklir)
ditentukan oleh :

13
Suku ketiga memberikan sumbangan mℏ, dengan m=0,1,2 ,. tiga konstribusi
terhadap momentum sudut total inti tersebut dapat menjelaskan nuklide nuklide
stabil yang muncul di alam,seperti yang ditunjukkan pada tabel.

Tabel 2.Momentum sudut Total (atau spin nuklir) untuk Nuklide-nuklide Stabil

Z N Spin Nuklir
Genap Genap 0
Genap Ganjil 1 3 5 7
, , ,
2 2 2 2 dan
sebagainya
Ganjil Genap 1 3 5 7
, , , ,
2 2 2 2 dan
sebagainya
Ganjil Ganjil 1,2,3

Menurut asas larangan Pauli, tidak ada dua proton atau dua neutron yang
dapat mempunyai himpunan bilangan kuantum yang sama. Proton-proton akan
mengisi tingkat-tingkat energi proton yang ada dalam pasangan spinspin yang
berlawanan dan demikian pula untuk neutron. Bilamana protonproton dan
neutron-neutron mengisi kulit-kulit tertutup, momentum sudut totalnya adalah nol
60
dan spin nuklirnya juga nol. Misalnya 28 Ni 32 mempunyai spin nuklir nol.

Kasus Z genap dan N ganjil atau Z ganjil dan N genap akan mempunyai
proton atau neutron yang tidak berpasangan dengan nukleon lainnya. Nukleon

1

dengan spin 2 akan bergabung dengan momentum sudut orbital mℏ .

14
Karena m adalah bilangan bulat, spin nuklir resultannya adalah

1 1 3
m ℏ± ℏ= ℏ , ℏ 63 67
2 2 2 dua cotohnya adalah 27 Co 36 dan 30 Zn37 , yang

3 5
mempunyai spin secara berturut turut 2ℏ dan 2ℏ . Nuklide ganjil-ganjil
mempunyai sebuah proton tak berpasangan dan sebuah neutron tak berpasangan,
2
sehingga spin nuklir totalnya adalah ℏ,2ℏ,3ℏ,. Nuklide 1 H1 mempunyai 1 ℏ
10
dan Nuklide 5 B5 mempunyai spi nuklir 3ℏ .

Versi lain tentang model kulit dikemukakan oleh Maria Meyer dan J.
Hans Jensen pada tahun 1949. Mereka menyadari bahwa interaksi spinorbit yang
kuat akan menimbulkan pemisahan tingkat energi menjadi beberapa subtingkat
energi. Untuk inti yang sangat ringan, momentum sudut spin masing-masing
nukleon terkopel menjadi momentum sudut spin total dan momentum sudut
orbital masing-masing nukleon terkopel secara terpisahmembentuk momentum
sudut orbital total. Kemudian momentum sudut spin total ini terkopel dengan
momentum sudut orbital total dan membentuk sudut total. Setelah melewati
daerah transisi, untuk inti yang lebih berat mula-mula terjadi kopling antara
momentum sudut spin dan momentum sudut orbital masing-masing nukleon
dengan membentuk momentum sudut total masingmasing nukleon. Kemudian
terjadi kopling antara momentum-momentum sudut total tiap nukleon menjadi
momentum sudut total inti. Sebagian besar inti mengikuti pola kopling ini.

Tingkat-tingkat proton agak berbeda dengan tingkat-tingkat energi


neutron, khususnya untuk Z besar, karena adanya energi tolak Coulomb antara
proton-proton.Proton dan neutron termasuk fermion yang mengikuti asas larangan
Pauli. Untuk suatu tingkat energi, asas ini membatasi jumlah maksimum proton

1
j=l± =
dan neutron sebesar 2j+1 ( dengan 2 bilangan kuantum total).

15
3
J=
Misalnya tingkat energi proton dengan 2 dapat terisi sampai

2 ( 32 )+1=4 proton ( bersesuaian dengan


3 1 1 3
m j =− ,− ,+ ,+
2 2 2 2 .

Dalam suatu tingkat yang mempunyai jumlah proton atau neutron genap,
proton-proton atau neutron-neutron akan berpasangan dan saling menghilangkan

momentum sudutnya dalam keadaan dasar. Oleh karena itu, i=0 untuk inti
genap-genap.Jika jumlah proton atau neutron ganjil, satu proton atau satu neutron
tidak berpasangan dan nilai juntuk nukleon ganjil terakhir yang tidak berpasangan
ini merupakan nilai i untuk inti secara keseluruhan. Inti ganjil-ganjil mempunyai
momentum sudut total yang diakibatkan oleh penjumlahan vektor yang rumit dari
momentum-momentum sudut proton ganjil terakhir dan neutron ganjil terakhir.

Paritas keadaan nuklir dinyatakan sebagai (−1 )l ,dengan l adalah


bilangan kuantum (momentum sudut) orbital dari nucleon ganjil terakhir yang tak
berpasangan. (ingat kembali bahwa s,p,d,f,g,h,..bersesuaian dengan

l=0,1,2,3,4,5 , .. .) .inti genap-genap mempunyai paritas + untuk keadaa


dasarnya.

Model kulit dapat menerangkan beberapa gejala nuklir disamping bilangan


ajaib, antara lain
1). Kelimpahan inti. Karena tiap subtingkat hanya dapat diisi oleh dua partikel
dengan spin yang berlawanan, maka inti dengan Z genap dan N genap cenderung
lebih melimpah

2). Momentum sudut inti. Model kulit dapat meramalkan besarnya momentum
sudut inti.Dalam inti genap-genap semua proton dan neutron berpasang-pasangan,
sehingga momentum sudut spinnya salingmeniadakan dan momentum sudut
orbitalnya juga saling meniadakan.Oleh karena itu, inti genap-genap memiliki
momentum sudut total nol dan hal ini sesuai dengan eksperimen. Dalam inti
genap-ganjil dan ganjil-genap akan mempunyai satu proton atau satu neutron yang
tidak

16
berpasangan, sehingga momentum sudut spinnya (merupakan bilangan tengahan)
bergabung dengan momentum sudut orbital (merupakan bilangan bulat), sehingga
momentum sudut totalnya mengandung bilangan tengahan. Inti ganjil-ganjil
memiliki neutron ekstra dan protonekstra dengan spin masing-masing bilangan
tengahan, sehingga momentum sudut totalnya merupakan bilangan bulat dan hal
ini juga sesuai dengan eksperimen.

Gambar.7. Tingkat-tingkat Energi untuk Proton dan Neutron menurut Model


Kulit. Tiap Tingkat Mengandung 0 sampai 2j + 1 Proton atau Neutron

2.4 Model Kolektif Inti

Model kolektif nukleus merupakan hasil penggabungan antara model tetes


cairan  dan model kulit nukleus. Dalam model kolektif nukleus susunan nukleon-
nukleon penyusun  nukleus berlapis-lapis, akan tetapi  bila nukleus menerima
tambahan energi  dari luar maka energi itu akan didistribusikan merata ke seluruh
nukleon penyusun nukleus tersebut. Bila dampak dari penyerapan energi itu

17
menyebabkan nukleus dari nuklida memberikan reaksi maka reaksi itu merupakan
akumulasi dari reaksi yang diberikan oleh semua nukleon penyusun nukleusnya.
(Retug, 2005)

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ada beberapa model inti yang telah dikembangkan para ilmuwan, antara
model tetes cairan dan model kulit.Pada tahun 1935 C.V. Weizacker, fisikawan
Jerman, mengemukakan rumus semi-empiris tentang energi ikat inti dalam model
tetes cairan.Model tetes cairan berhasil menjelaskan beberapa gejala nuklir, antara
lain desintegrasi dan pembelahan inti (atau fisi). Bilangan-bilangan ajaib dapat
dijelaskan dengan model kulit yang menyatakan bahwa proton-proton dan
neutron-neutron membentuk kulitkulit tertutup mirip dengan kulit-kulit elektron.
Model ini dapat menjelaskan beberapa gejala nuklir, antara lain bilangan ajaib,
kelimpahan inti dan momentum sudut inti.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah tentang “model inti atom” ini masih jauh dari
kata sempurna oleh Karena itu kami mohon kritik dan saran yang dapat
membangun kedepannyadan semoga makalah ini dapat bermanfaat

18
DAFTAR PUSTAKA
Cohen, B.L., (1971). Concepts of Nuclear Physics.New Delhi: Tata McGraw-Hill
Publishing Company, Ltd.

Enge, H.A. (1966). Introduction to Nuclear Physics.Reading Massachusetts:

Addison-Wesley Publishing Company.

Krane, K.S. (1988). Introductory to Nuclear Physics. New York: John Wiley
& Son, Inc.

Meyerhof, W.E. (1967). Elements of Nuclear Physics. New York: McGrawHill


International Editions.

Theraja, B.L., (1982). Modern Physics.New Delhi: S. Chand & Company


Ltd.

19

Anda mungkin juga menyukai