BPP Telemetri
BPP Telemetri
BPP Telemetri
TELEMETRI
Nama: ..............................................
NIM : ..............................................
i
HALAMAN PENGESAHAN
Penulis,
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik Kepala Laboratorium
Universitas Jember Telekomunikasi Terapan
ii
JADWAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM
iii
SOP & TATA TERTIB PRAKTIKUM
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Praktikum dilaksanakan 14 kali pertemuan ditambah ujian praktikum dengan jadwal
sesuai SISTER
2. Dosen hadir pada pelaksanaan praktikum
3. Teknisi dan asisten laboratorium mengecek jadwal dan menyiapkan alat maupun bahan
praktikum
4. Pelaksanaan praktikum harus mengacu pada SOP & Tata Tertib Praktikum, penjadwalan
serta buku petunjuk praktikum
5. Tidak ada laporan resmi, laporan praktikum diganti dengan buku praktikum yang
berbentuk jobsheet/ LKS
6. Data praktikum yang berupa angka atapun huruf dapat ditulis pada buku petunjuk
praktikum
7. Data praktikum yang berupa gambar dapat dicetak kemudian ditempel pada buku
petunjuk praktikum
8. Satu kali kegiatan praktikum sama dengan satu SKS sama dengan 150 menit dengan
kapasitas 20 mahasiswa
9. Kegiatan praktikum terdiri dari beberapa percobaan dengan jenis kegiatan antara lain Pre-
Test, Pengambilan Data, Post-Test, dan Asistensi
10. Tidak ada kegiatan praktikum yang diperbolehkan diluar jadwal praktikum
11. Berhasil atau tidak, selesai atau tidak, sebuah kegiatan praktikum tidak boleh diganti ke
jadwal lain atau diperpanjang dari waktu yang telah disediakan. Hal ini merujuk pada
poin (A.10) yakni tidak boleh ada kegiatan di luar jadwal serta agar tidak mengganggu
proses belajar mengajar yang lain.
12. Praktikum yang tidak terlaksana pengambilan datanya karena suatu hal seperti cuaca,
pemadaman listrik, kerusakan alat, tidak dapat diganti jadwal lain (A.10). Dosen
pengampu akan memberikan solusi lain mengenai pelaksanaan praktikum tersebut.
13. Jika terdapat tanggal merah, maka percobaan bisa dimampatkan dan presensi bisa diisi
dua kali
B. ASISTEN LABORATORIUM
1. Asisten laboratorium diperbolehkan memandu jalannya praktikum namun tetap dalam
pengawasan dosen
2. Asisten laboratorium tidak diperkenankan memberi hukuman/ sanksi
3. Asisten laboratorium tidak diperkenankan melakukan penilaian, kecuali ada pemberian
amanah dari dosen dengan standard penilaian yang jelas
4. Asisten laboratorium diperbolehkan melakukan pengecekan data-data hasil praktikum
C. MAHASISWA
1. Mahasiswa wajib memakai jas lab saat pelaksanaan kegiatan praktikum. Bagi mahasiswa
yang tidak menggunakan jas lab dilarang mengikuti kegiatan praktikum
2. Toleransi keterlambatan 15 menit bagi mahasiswa, terlambat lebih dari itu mahasiswa
dilarang mengikuti kegiatan praktikum
3. Jika dalam suatu percobaan mahasiswa tidak mengikuti salah satu dari kegiatan tersebut,
maka tetap diperbolehkan mengikuti kegiatan lain
4. Tidak ada susulan bagi mahasiswa yang melewatkan pre-test, pengambilan data maupun
post-test. Hal ini berkaitan dengan tidak diperbolehkannya kegiatan praktikum diluar
jadwal praktikum. Namun, dosen diperbolehkan (tidak wajib) memberikan tugas
pengganti/ tambahan kepada mahasiswa untuk mengganti kegiatan yang dilewatkan.
5. Sama seperti perkuliahan, mahasiswa diperbolehkan mengikuti ujian praktikum jika
memenuhi 75% kehadiran
6. Mahasiswa WAJIB mengikuti setiap instruksi dosen pengampu. Setiap tindakan
mahasiswa dalam laboratorium yang diluar instruksi atau tanpa seizin dosen pengampu
dapat disanksi nilai nol.
iv
DAFTAR ISI
v
1 SENSOR DAN PENGUAT
sensor Tampilan
Stasiun Stasiun
1.2.3 Op Amp
Secara umum, aplikasi dari IC memerlukan pengetahuan tentang jalur yang
tersedia dari peralatan yang demikian, spesifikasi dan batasannya, sebelum dapat
diaplikasikan untuk masalah khusus. Terpisah dari IC-IC yang dikhususkan ada juga tipe
dari amplifier yang mendapatkan aplikasi yang luas seperti blok pembentuk dari aplikasi
pengkondisi sinyal. Peralatan ini, disebut operasi amplifier (op amp), telah ada selama
bertahun-tahun, awalnya dibuat dari tabung, kemudian transistor diskrit, dan sekarang
integrated circuit. Meski banyak jalur dari op amp dengan bermacam spesifikasi khusus
ada dari beberapa pabrik, semuanya memiliki karakteristik umum dalam operasi yang
dapat dipakai dalam rancangan dasar berkaitan dengan op amp umum.
Dengan sendirinya, op amp adalah amplifier elektronik yang sangat sederhana dan
nampak tak berguna. Dalam Gambar 1.2a kita dapat lihat simbol standar dari op amp
dengan penandaan input (+) dan input (-), dan output. Input (+) juga disebut input
noniverting (tidak membalik) dan (-)input inverting (membalik). Hubungan dari input op
Gambar 1.2 Op amp. (a) Simbol. (b) Karakteristik ideal dari sebuah op amp
Meskipun tegangan sensor suhu LM35 ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi
yang diberikan ke sensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu
daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 µA
𝐻𝑇 − 𝐻𝑃
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛 = 𝑥 100%
𝐻𝑇
6. Membuat kesimpulan.
5 Buku Petunjuk Praktikum
Telemetri
Gambar Rangkaian
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Data Gambar
1 Pre-Test
Pengambilan
2
Data
3 Asistensi
4 Post-Test
2.2.5 Mikrokontroller
Mikrokontroler digunakan untuk membantu komputer mengkontrol transfer data
dari stasiun ukur ke stasiun pengolah data. Pengontrolan itu dimaksudkan untuk
mencegah terjadi kesalahan akibat ketidaksiapan alat untuk pengukuran sinyal yang
terus-menerus (kontinu). Sebelum stasiun ukur mengirimkan data pengukuran ke
stasiun pengolah data, komputer pada stasiun pengolah data melalui mikrokontroller
pada stasiun pengolah data akan mengirimkan sinyal yang menandakan stasiun
pengolah data telah siap untuk menerima kiriman data.
Setelah stasiun ukur menerima sinyal tersebut, kemudian stasiun ukur akan
mengirimkan data-data pengukuran tersebut. Stasiun ukur tidak akan mengirimkan data
13 Buku Petunjuk Praktikum
Telemetri
ukur apabila belum menerima sinyal tanda siap dari stasiun pengolah data. Sinyal tanda
siap tersebut akan menge-set register RI pada mikrokontroller dan menyebabkan
mikrokontroller memberikan perintah agar stasiun ukur mengirim data-data ukur.
#include <mega16.h>
#include <stdlib.h>
#include <lcd.h>
#include <delay.h>
void main(void)
{
// Analog Comparator initialization
// Analog Comparator: Off
// Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1:
Off
ACSR=0x80;
SFIOR=0x00;
// ADC initialization
// ADC Clock frequency: 750.000 kHz
// ADC Voltage Reference: AVCC pin
// ADC Auto Trigger Source: None
ADMUX=ADC_VREF_TYPE & 0xff;
ADCSRA=0x84;
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("SENSOR SUHU LM35");
delay_ms(1000);
while (1)
{
lcd_clear( );
SUHU = read_adc(0);
suhu_celcius = (float)SUHU*500/1023;//rumus untuk
mengubah kedalam derajat celcius
15 Buku Petunjuk Praktikum
Telemetri
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("D3Teknik Elektro");
ftoa(suhu_celcius,1,temp);//mengubah tipe data
float ke tipe data array yg akan ditampilkan di LCD
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_puts(temp);
lcd_gotoxy(5,1);
lcd_putchar(0xdf);//menampilkan karakter derajat
lcd_putsf("C");
delay_ms(500);
};
}
5. Mengubah suhu sesuai parameter data tabel dan mengamati perubahan tegangan dari
setiap output.
6. Menganalisa ADC data suhu di LM35 dengan LCD16x2.
7. Membuat kesimpulan.
Gambar Rangkaian
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 Pre-Test
Pengambilan
2
Data
3 Asistensi
4 Post-Test
unsigned char
angka[10]={0x3f,0x06,0x5b,0x4f,0x66,0x6d,0x7d,0x07,0x7f,0x
6f};
int satuan,puluhan,ratusan,ribuan,data,data_temp,x;
void ambil_data()
{
data_temp=data;
satuan=data_temp%10;
puluhan=(data_temp/10)%10;
ratusan=(data_temp/100)%10;
ribuan=(data_temp/1000)%10;
}
void tampilkan_seven_segment()
{
PORTD.0=0;
PORTD.1=1;
PORTD.2=1;
PORTD.3=1;
PORTC=angka[satuan];
delay_ms(1);
PORTD.0=1;
PORTD.1=0;
PORTD.2=1;
PORTD.3=1;
PORTC=angka[puluhan];
delay_ms(1);
PORTD.0=1;
PORTD.1=1;
23 Buku Petunjuk Praktikum
Telemetri
PORTD.2=0;
PORTD.3=1;
PORTC=angka[ratusan];
delay_ms(1);
PORTD.0=1;
PORTD.1=1;
PORTD.2=1;
PORTD.3=0;;
PORTC=angka[ribuan];
delay_ms(1);
}
void main(void)
{
PORTA=0x00;
DDRA=0x00;
PORTB=0xFF;
DDRB=0x00;
PORTC=0x00;
DDRC=0xFF;
PORTD=0xFF;
DDRD=0xFF;
while (1)
{
data=read_adc(0)*0.488;
};
}
5. Mengubah suhu sesuai parameter data tabel dan mengamati perubahan seven
segment dari setiap output.
6. Menganalisa script program seven segment.
7. Membuat kesimpulan.
1 0
2 10
3 20
4 30
5 40
6 50
7 60
8 70
9 80
10 90
11 100
Data Gambar
1 Pre-Test
Pengambilan
2
Data
3 Asistensi
4 Post-Test
B. Aktuator
1. Inisialisasi servo
Untuk menginisialisasi Servo yang digunakan.
33 Buku Petunjuk Praktikum
Telemetri
2. Servo myservo
Merupakan bentuk inisialisasi Servo pada Arduino.
3. myservo.attach()
Berfungsi memasang variabel Servo ke pin yang dipakai.
Sintak :
servo.attach (pin)
servo.attach (pin, min, max)
Parameter :
Servo: variabel jenis Servo
pin: jumlah pin Servo yang dipakai
min (opsional): lebar pulsa, dalam satuan mikrodetik, sesuai dengan minimum (0 derajat)
sudut pada Aervo (standarnya 544)
max (opsional): lebar pulsa, dalam satuan mikrodetik, sesuai dengan maksimum (180
derajat) sudut pada Servo (default 2400)
4. map()
Artinya, nilai akan dipetakan pada kisaran nilai tertentu. Fungsi map() berupa
bilangan bulat sehingga tidak akan menghasilkan pecahan,
Sintak :
y = peta (x, 1, 50, 50, -100);
Parameter :
Nilai: nomor untuk memetakan
fromLow: batas bawah dari kisaran nilai
fromHigh: batas atas kisaran nilai
toLow: batas bawah dari kisaran target nilai
toHigh: batas atas kisaran target nilai
5. myservo.write()
Berfungsi mengirim nilai ke Servo, mengendalikan poros yang sesuai pada input
yang diberikan. Pada Servo standar, ini akan mengatur sudut poros (dalam derajat).
Sintaksis :
servo.write (angle)
Parameter :
Servo: variabel jenis Servo
int AnalogIn = 0;
int value;
void setup()
{
lcd.begin(16, 2);
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("Posisi");
myservo.attach(3);
}
void loop()
{
value = analogRead(AnalogIn);
value = map(value, 0, 1023, 0, 179);
myservo.write(value);
delay(15);
}
5. Menganalisa script program Aktuator untuk pengaruhnya di rangkaian.
6. Membuat kesimpulan.
4.1.1 Percobaan 1
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Input Output
1 Terbuka Terbuka
2 Tertutup Tertutup
4.1.2 Percobaan 2
Tabel 4.2 Hasil Percobaan Aktuator
1 0
2 5
3 10
4 15
5 20
6 25
7 30
8 35
9 40
10 45
11 50
12 55
13 60
14 65
15 70
16 75
17 80
19 90
20 95
21 100
Data Gambar
1 Pre-Test
Pengambilan
2
Data
3 Asistensi
4 Post-Test
Sensor suhu IC LM35 memiliki keakuratan tinggi dan mudah dalam perancangan
jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, sensor suhu LM35 juga mempunyai
keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah
dihubungkan dengan rangkaian kontrol khusus serta tidak memerlukan seting tambahan
karena output dari sensor suhu LM35 memiliki karakter yang linier dengan perubahan
Gambar Rangkaian
Data Gambar
1 Pre-Test
Pengambilan
2
Data
3 Asistensi
4 Post-Test
6.2.1 Arduino
Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source,
diturunkan dari Wiring platform dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik
dalam berbagai bidang. Hardwarenya memiliki prosesor Atmel AVR dan softwarenya
memiliki bahasa pemrograman sendiri.
Arduino juga merupakan platform hardware terbuka yang ditujukan kepada siapa
saja yang ingin membuat purwarupa peralatan elektronik interaktif berdasarkan hardware
dan software yang fleksibel dan mudah digunakan. Mikrokontroler diprogram
menggunakan bahasa pemrograman arduino yang memiliki kemiripan syntax dengan
bahasa pemrograman C. Karena sifatnya yang terbuka maka siapa saja dapat mengunduh
skema hardware arduino dan membangunnya.
Arduino menggunakan keluarga mikrokontroler ATMega yang dirilis oleh Atmel
sebagai basis, namun ada individu/perusahaan yang membuat clone arduino dengan
menggunakan mikrokontroler lain dan tetap kompatibel dengan arduino pada level
hardware. Untuk fleksibilitas, program dimasukkan melalui bootloader meskipun ada
opsi untuk membypass bootloader dan menggunakan downloader untuk memprogram
mikrokontroler secara langsung melalui port ISP
void setup() {
pinMode(ledPin, OUTPUT);
Serial.begin(115200);
digitalWrite(ledPin, HIGH);
delay(200);
digitalWrite(ledPin, LOW);
int val = 0;
for(int i = 0; i < 10; i++) {
val += analogRead(lm35Pin);
delay(500);
}
float temp = val*50.0f/1023.0f;
char buf[16];
String strTemp = dtostrf(temp, 4, 1, buf);
Serial.println(strTemp);
if(ser.find("Error")){
Serial.println("AT+CIPSTART error");
return;
}
cmd = "AT+CIPSEND=";
cmd += String(getStr.length());
ser.println(cmd);
if(ser.find(">")){
ser.print(getStr);
}
else{
ser.println("AT+CIPCLOSE");
Serial.println("AT+CIPCLOSE");
}
delay(2000);
}
6. Mengupload program ke dalam Arduino.
7. Mengamati hasil keluaran pada Thing Speak.
8. Membuat pembahasan dan kesimpulan.
Gambar Rangkaian
1 Suhu Dingin
2 Suhu Ruangan
3 Suhu Tubuh
4 Suhu Panas
Data Gambar
1 Pre-Test
Pengambilan
2
Data
3 Asistensi
4 Post-Test