PENGKAJIAN DATA CORE KOMUNITAS KEL.2 (Siap)
PENGKAJIAN DATA CORE KOMUNITAS KEL.2 (Siap)
PENGKAJIAN DATA CORE KOMUNITAS KEL.2 (Siap)
KEPERAWATAN KOMUNITAS II
“Pengkajian Keperawatan Komunitas Pada Agregat Bayi & Balita Model CAP Di RW
001 Jalan Teknologi 7“
OLEH :
Kelompok 2
DOSEN PEMBIMBING:
T.A 2020/2021
PENGKAJIAN PADA BAYI DAN BALITA DI RW 001 JALAN TEKNOLOGI 7
Kasus : Di RW 001 Jalan Teknologi 7 terdapat 5 bayi dan 3 Balita. di antara 8 bayi dan balita
yang ditemukan di RW 001 Jalan teknologi 7 terdapat 1 orang bayi dan 2 orang balita
mengalami gangguan kesehatan, 2 orang Balita mengalami gejala kaku kuduk, ruam kulit
menyeluruh dan mata merah dan 1 orang balita yang mengalami gejala muntah, demam dan
sering menangis. Hal tersebut dikarenakan dua orang bayi yang tidak dibawa ke Posyandu
dan tidak mendapatkan Imunisasi campak karena orang tua berhalangan hadir saat melakukan
Imunisasi campak dan juga sebagian dari orangtuanya yang tidak mendapatkan informasi
dikarenakan tingkat pendidikan orang tua yang berbeda-beda. Posyandu dilakukan sebanyak
1 kali dalam sebulan pada hari Rabu oleh ibu kader dan ibu PKK di bawah wewenang ketua
RW. Di dapat kan hasil pemeriksaan yaitu:
An.F / 21 Bulan:
T: 38oC
N:160
RR:43
An. P / 23 Bulan:
T: 37,5oC
N:165
RR:40
An. A/ 8 Bulan:
T: 38oC
N:168
RR:56
RR : 27
RR : 56
RR :43
RR :35
RR :30
RR : 33
7. Rafi/ Ayah: S1 Aditya/ 28 √ Islam 7 Orang T :
Silvina Hari 36,3oC
Ibu : S1
N : 100
RR : 34
RR:40
Pasar nanggalo
Jalan raya siteba J dari by pass
Jalan sosiologi V
rum Polte
ah dinas kapolda sumbar kkes padang
Jalan TENOLOGI VI
Jalan teknologi III Stikes mercu
Jalan sosiologi II
MASJID AL-QADAR
JALAN TEKNOLOGI IX
: Rumah balita
3. Statistik vital
Jumlah kelahiran bayi di RW 001 Jalan teknologi 7 dalam 1 tahun terakhir berjumlah
10 anak. Jumlah kematian bayi di RW 001 Jalan teknologi 7 dalam 1 tahun terakhir
berjumlah orang.
Jumlah bayi dan balita yang mendapatkan imunisasi di RW 001 Jalan teknologi 7
berjumlah 6 orang dan 2 orang yang tidak mendapatkan Imunisasi campak.
Dari 8 bayi dan balita yang ada di RW 001 Jalan teknologi 07 didapatkan data jumlah
bayi dan balita yang mengalami campak 25%, jumlah bayi dan balita yang
mengalami penyakit polio 1 orang dan jumlah bayi dan balita yang mengalami
penyakit Difteri tidak ada.
5. Etnisitas
Hasil wawancara dengan orang tua bayi dan balita yang dilakukan di RW 001 Jalan
teknologi 7 didapatkan suku dan budaya yang dianut oleh keluarga bayi dan balita
adalah suku Minang dan pola pengaruh budaya terhadap pola makan bayi di RW
001 Jalan teknologi 7 didapatkan tiga orang bayi yang pada saat usia 3 bulan
diberikan air teh untuk menggantikan ASI saat ibu keluar rumah. 2 orang bayi saat
usia 3 bulan diberikan parutan pisang dengan sendok.
B. PENGKAJIAN SUBSISTEM KOMUNITAS
1. Lingkungan Fisik
Dari hasil observasi jarak antara rumah dengan posyandu ± 300 meter,dengan jarak
rumah antar rumah tetangga 1 meter,dan lokasi rumah berada di tepi jalan.
2. Pelayanan Kesehatan
Dari 8 bayi dan balita, 2 orang balita tidak mendapatkan Imunisasi campak dan 1
bayi tidak mendapatkan iimunisasi polio karenaberhalangan hadir saat Posyandu
diadakan. Saat bayi dan balita yang mengalami gangguan kesehatan, anggota
keluarga menggunakan BPJS sebagai jaminan kesehatan.Pada saat bayi dan balita
mengalami sakit Jarak yang ditempuh oleh keluarga dari rumah ke pelayanan
kesehatan terdekat ± 600 meter dan pelayanan kesehatan terdekat yaitu Klinik
Mercubaktijaya.
3. Pelayanan Sosial
Kegiatan posyandu di RW 001Jalan teknologi 7 ada kegiatan Posyandu yang
dilakukan rutin setiap 1 bulan sekali pada hari rabu minggu pertama dan kegiatan
Posyandu di wilayah tersebut diikuti dengan antusias oleh warga sekitar serta hanya
beberapa warga saja yang tidak mengikuti kegiatan Posyandu tersebut. Sebelum
kegiatan posyandu dilakukan biasanya ibu kader mengumumkan kepada ibu-ibu
yang memiliki bayi dan balita melalui mulut ke mulut antar warga. Jika ada warga
yang tidak dapat hadir maka kader akan datang kerumah warga jika memungkinkan.
4. Ekonomi
hasil wawancara dari beberapa orang tua bayi dan balita didapatkan sebagian
Pekerjaan orang tua bayi dan balita adalah karyawan swasta,dan dan sebagian lagi
sebagai buruh harian.untuk tabungan di masa datang orang tua bayi dan balita
menyisihkan sebagian pendapatannya untuk ditabung kan. Orang tua dari bayi dan
balita yang pekerjaannya karyawan swasta mereka menyisihkan pendapatan untuk
tabungan sebesar ± Rp500.000 per bulan, sedangkan yang memiliki pekerjaan buruh
harian menyisihkan pendapatan untuk tabungan sebesar Rp.5000 perhari sehingga
didapatkan ± Rp. 150.000 per bulan. Jadi pendapatan karyawan swasta selama
sebulan berkisar Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000 perbulan. Pendapatan buruh harian
dalam satu bulan berkisar Rp. 700.000 – Rp. 1.000.000, karena biasanya pekerjaan
sebagai buruh harian tidak menetap terkadang dalam satu bulan hanya bekerja 10-15
hari saja.
7. Komunikasi
Sebagian keluarga atau orang tua dari bayi dan balita mendapatkan informasi
kesehatan terkait campak polio dan juga Difteri itu melalui penyuluhan dari tenaga
kesehatan, dan sebagian orang tua dari bayi dan balita itu tidak mendapatkan
informasi kesehatan mengenai campak polio dan juga Difteri dikarenakan tidak
menghadiri acara penyuluhan yang diadakan oleh tenaga kesehatan tersebut. Serta
sebagian keluarga juga mendapatkan informasi tentang penatalaksanaan imunisasi
itu melalui kegiatan Posyandu yang dilaksanakan sebulan sekali, dan juga
mendapatkan informasi mengenai imunisasi itu melalui kader dari Posyandu dari
wilayah tersebut. Dan sebagian orang tua dari bayi dan balita itu tidak mendapatkan
informasi mengenai imunisasi dikarenakan orang tua dari bayi dan balita tersebut
menganggap bahwa imunisasi pada bayi dan balita ini tidak terlalu penting. Orang
tua dari bayi dan balita itu mendapatkan informasi mengenai kesehatan biasanya itu
dari bidan desa setempat dan juga dari penyuluhan yang di lakukan oleh tenaga
kesehatan serta orang tua juga mendapatkan informasi mengenai kesehatan itu
melalui acara televisi yang ada.
8. Pendidikan
Dari 5 bayi dan 3 balita di RW 001 teknologi 7 sebagian besar orang tua berlatar
belakang Sarjana dan Sekolah Menengah Pertama. fasilitas pendidikan yang terdapat
di RW 001 teknologi 7 yaitu Paud/TK. Di RW 001 teknologi 7 didapatkan 1 orang
tua yang buta huruf.
9. Rekreasi
keluarga biasanya melakukan rekreasi pada saat waktu luang seperti berkumpul
bersama keluarga di depan rumah, di taman, dan sesekali pergi ke pantai.
C. KEMUNGKINAN DIAGNOSA
1. Defisit kesehatan komunitas b/d program tidak mengatasi seluruh kesehatan
komunitas SDKI `(hal: 244)
2. Gangguan integritas kulit b/d kerusakan lapisan kulit
D. INTERVENSI
2. Pencegahan sekunder.
Meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala dari stressor. Pencegahan
sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines of resistance, mengurangi reaksi
dan meningkatkan faktor-faktor resisten sehingga melindungi struktur dasar melalui
tindakan-tindakan yang tepat sesuai gejala. Tujuannya adalah untuk memperoleh
kestabilan sistem secara optimal dan memelihara energi. Jika pencegahan sekunder
tidak berhasil dan rekonstitusi tidak terjadi maka struktur dasar tidak dapat mendukung
sistem dan intervensiintervensinya sehingga bisa menyebabkan kematian.
3. Pencegahan Tersier
Dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategi-strategi pencegahan sekunder.
Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke arah stabilitas sistem klien
secara optimal. Tujuan utamanya adalah untuk memperkuat resistansi terhadap stressor
untuk mencegah reaksi timbul kembali atau regresi, sehingga dapat mempertahankan
energi. Pencegahan tersier cenderung untuk kembali pada pencegahan primer.