Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anak Dengan Demam Typhoid Di Rumah Sakit Samarinda Medika Citra
Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anak Dengan Demam Typhoid Di Rumah Sakit Samarinda Medika Citra
Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anak Dengan Demam Typhoid Di Rumah Sakit Samarinda Medika Citra
OLEH
KRISTINA HANDU
P07220116060
MEDIKA CITRA
OLEH
KRISTINA HANDU
P07220116060
i
RIWAYAT HIDUP
I. Identitas
Agama : Khatolik
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jl. Dusun Putak Rt. 018 Desa Loa Duri Ilir
II. Pendidikan
v
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji dan Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan kasihnya Kepada Penulis sehingga
penulisan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Anak Dengan Demam Typhoid Di Rumah Sakit Samarinda Medika Citra, dapat
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat
diselesaikan karena adanya bantuan dan dukungan dalam penulisan banyak sekali
pihak yang telah membantu penulis baik dalam memberi motivasi, bimbingan
materi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
2. Hj. Umi Kalsum, S.Pd., M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
pembimbing 1.
3. Ns. Andi Lis AG, M.Kep selaku Ketua Program Studi D-III Keperawatan
5. Ns. Rizky Setiadi, S.Kep., M.KM, selaku Pembimbing Akademik yang telah
vi
6. Sutrisno, APP., M.Kes, selaku Pembimbing II
8. Untuk seluruh keluarga saya, terkhusus kedua orang tua, dan adik saya.
Bapak Raimundus Handu, Ibu Martina Duni, Adik Mario Kristian Handu dan
Adik Yustina Tri Venna Handu yang selalu memberikan doa dan motivasi
10. Rekan-rekan program studi DIII keperawatan Tingkat IIIB yang telah
ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak dan nantinya yang akan digunakan untuk perbaikan di masa mendatang baik
profesional.
Penulis
vii
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK DENGAN
DEMAM TYPHOID DI RUMAH SAKIT
SAMARINDA MEDIKA CITRA
Kristina Handu
Pembimbing 1 Hj. Umi Kalsum, S. Pd., M.Kes
Pembimbing 2 Sutrisno, APP., M. Kes
ABSTRAK
Latar Belakang: Demam tifoid atau typhoid fever merupakan penyakit infeksi akut
pada saluran pencernaan tepatnya pada usus halus yang disebabkan oleh Salmonella
typhi (Zulkoni, 2011). Demam tifoid masih merupakan penyakit endemik di Indonesia
dengan angka kejadian yang masih tinggi serta merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan dan sanitasi yang buruk.
Tujuan: Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien anak demam
typhoid.
Metode: Jenis penulisan ini adalah penulisan deskriptif dalam bentuk studi kasus
dimana pendekatan yang digunakan adalah pendekatan asuhan keperawatan yang
meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Hasil: Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada kedua pasien diagnosa yang sama
muncul seperti hipertermi, defisit nutrisi, konstipasi dan resiko kekurangan volume
cairan dan terdapat diagnosa lain seperti gangguan pola tidur, dan defisit pengetahuan.
Kesimpulan: Dari semua masalah yang muncul seperti hipertermi, defisit nutrisi,
konstipasi, resiko kekurangan volume cairan, gangguan pola tidur dan defisit
pengetahuan dapat teratasi selama 3 hari pada subyek 1 dan subyek 2, hal ini sesuai
dengan kriteria hasil yang di buat.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul Depan
Halaman Sampul Dalam dan Persyaratan............................................................i
Halaman Pernyataan.............................................................................................ii
Halaman Persetujuan...........................................................................................iii
Halaman Pengesahan...........................................................................................iv
Daftar Riwayat Hidup..........................................................................................v
Halaman Kata Pengantar......................................................................................vi
Abstrak.................................................................................................................viii
Daftar Isi..............................................................................................................ix
Daftar Tabel.........................................................................................................xii
Daftar Lampiran...................................................................................................xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum.............................................................................................4
1.3.2 Tujuan Khusus............................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................5
1.4.1 Bagi Penulis................................................................................................5
1.4.2 Bagi Tempat Penulis...................................................................................5
1.4.3 Bagi Tempat Perkembangan Ilmu Keperawatan........................................5
ix
BAB 2 TINJUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Demam Typhoid....................................................................6
2.1.1 Definisi.......................................................................................................6
2.1.2 Etiologi.......................................................................................................6
2.1.3 Manifestasi Klinis......................................................................................7
2.1.4 Patofisiologi................................................................................................8
2.1.5 Pathway.....................................................................................................11
2.1.6 Komplikasi................................................................................................12
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang.............................................................................12
2.1.8 Penatalaksanaan........................................................................................15
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan......................................................................17
2.2.1 Pengkajian.................................................................................................17
2.2.2 Diagnosa Keperawatan..............................................................................20
2.2.3 Perencanaan...............................................................................................21
2.2.4 Implementasi.............................................................................................24
2.2.5 Evaluasi.....................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 ..................................................................................................... 21
Tabel 5.0.............................................................................................................59
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 5 Leaflet
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan
masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun),
usia bermain/oddler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5-
11 tahun) hingga remaja (11-18 tahun). Rentang ini berbeda antara anak satu
dengan lain mengingat latar belakang anak berbeda. (Hidayat, Alimul Aziz A.
2009).
jumlah, besar, ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu,
kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola
yang teratur. Dalam proses berkembangnya anak memiliki ciri fisik, kognitif,
konsep diri, pola koping dan perilaku sosial. (Cahyaningsih, Sulistyo Dwi,
2011).
pelayanan keperawatan pada anak, adalah suatu kondisi anak berada dalam
status kesehatan yang meliputi sejahtera, sehat optimal, sehat, sakit, sakit
kronis dan meninggal. Rentang ini suatu alat ukur dalam menilai status
1
2
kesehatan yang bersifat dinamis dalam setiap waktu, selama dalam batas
utama di negara yang beriklim tropis. Salah satu penyakit menular tropis
yang menderita tifoid lebih dari 2 minggu dan tidak mendapat pengobatan
yang adekuat. Case Fatality Rate (CFR) diperkirakan 1–4% dengan rasio 10
kali lebih tinggi pada anak usia lebih tua (4%) dibandingkan anak usia ≤4
tahun (0,4%). Pada kasus yang tidak mendapatkan pengobatan, CFR dapat
Asia, yakni 81 kasus per 100.000 populasi per tahun. Prevalensi Demam
Tifoid Anak di Indonesia lebih sering pada anak kelompok usia Sekolah yaitu
Dimana demam typoid pada kelompok usia Sekolah yaitu 62.0% (98 orang)
dan prasekolah sekitar 38.0%. (60 orang). Berdasarkan jenis kelamin
(Retnosari & Tumbelaka, 2000; Depkes RI, 2008; Ahmad, et al., 2016).
luar biasa (KLB) yang terjadi di Kalimantan Timur, pada tahun 2012
penularan Salmonella thypi yaitu pasien yang menderita demam tifoid namun
masih mengeksresikan Salmonella thypi dalam tinja selama lebih dari satu
tahun (Depkes, 2012). Dari data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kota
(2012) menunjukkan kasus typoid mencapai 911 kasus, yang terjadi pada
memenuhi standar layak (Rumah tangga 57.8% dan tempat umum 59.63%).
Pada kota samarinda faktor resiko ini lebih meningkat karena kota Samarinda
merupakan kota terpadat di Kalimantan Timur (20.47%) serta persentase
rumah tangga ber – PHBS nya yang masih terhitung rendah dibandingkan
rawat inap pada tahun 2014 adalah 184 penderita dari 1.046 pasien rawat inap
anak (17.5%), pada tahun 2015 adalah 153 penderita dari 1.442 pasien rawat
inap anak (10.6%) dan pada tahun 2016 bulan januari hingga april adalah 37
ilmiah.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam studi kasus
ini adalah bagaimana asuhan keperawatan pada anak dengan demam typhoid.
1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi penulis
Hasil dari studi kasus ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Definisi
Demam thypoid atau enteric fever adalah penyakit infeksi akut yang
biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu
Thypoid fever atau demam tifoid adalah penyakit infeksi akut pada usus
halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada
sari, 2013).
2.1.2. Etiologi
Bakteri salmonella typhi adalah berupa basil gram negatif, bergerak dengan
terhadap ketiga macam antigen tersebut. Kuman tumbuh pada suasana aerob
dan fakultatif anaerob pada suhu 15-41 derajat celsius (optimum 37 derajat
6
7
Demam thypoid pada anak biasanya lebih ringan daripada orang dewasa.
Masa tunas 10-20 hari, yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui
badan, lesu, nyeri, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat, kemudian
menyusul gejala klinis yang biasanya di temukan, yaitu: (Lestari Titik, 2016)
2.1.3.1. Demam
remitten dan suhu tidak tinggi sekali. Minggu pertama, suhu tubuh
meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu ketiga suhu
Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan
Jarang terjadi supor, koma atau gelisah (kecuali penyakit berat dan
pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan reseol, yaitu bintik-
2.1.3.4. Relaps
organ-organ yang tidak dapat dimusnahkan baik oleh obat maupun oleh
zat anti.
2.1.4. Patofisiologi
basil kuman). Sebagian kuman dapat dimusnahkan oleh asam hcl lambung
dan sebagian lagi masuk ke usus halus. Jika respon imunitas humoral
mukosa (igA) usus kurang baik, maka basil salmonella akan menembus sel-
sel epitel (sel m) dan selanjutnya menuju lamina propia dan berkembang
biak di jaringan limfoid plak peyeri di ileum distal dan kelenjar getah
tubuh, terutama hati, sumsum tulang, dan limfa melalui sirkulasi portal dari
yang disertai tanda dan gejala infeksi sistemik (demam, malaise, mialgia,
patologis ini dapat berlangsung hingga ke lapisan otot, serosa usus, dan
susul kembali, terjadi nekrosis pada minggu ke dua dan ulserasi plak peyeri
pada mingu ke tiga. selanjutnya, dalam minggu ke empat akan terjadi proses
tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat) dan melalui Feses. (Lestari Titik,
2016).
2.1.5. Patwhay
Kuman salmonella
typhi
Masuk ke mulut
Peredaran darah dan masuk ke retikulo endothelia terutama hati dan limfa
Endotoksi
Hematomegali
Spenomegali
Nyeri
Penurunan peristaltik
usus Merangsang melepas sel perogen
Defisit nutrisi
2.1.6. Komplkasi
2.1.6.1. Komplikasi intestinal : perdarahan usus, perporasi usus dan ilius paralitik.
uremia hemolitik.
kolesistitis.
perinepritis.
arthritis.
typhoid, jumlah leukosit pada sediaan darah tepi berada pada batas-batas
SGOT dan SGPT pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi dapat
Bila biakan darah positif hal itu menandakan demam typhoid, tetapi
beberapa faktor :
yang lain, hal ini disebabkan oleh perbedaan tehnik dan media biakan
5) Uji widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi.
serum klien dengan demam typhoid juga terdapat pada orang pernah
Tujuan dari uji widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin
2.1.7.4. Kultur
Kultur urin bisa positif pada minggu pertama, kultur urin bisa positif
pada akhir minggu kedua, dan kultur feses bisa positif pada minggu
Salmonella Typhi, karena antibodi IgM muncul pada hari ke-3 dan 4
terjadinya demam.
2.1.8. Penatalaksanaan
yaitu:
2.1.8.1. Perawatan
2.1.8.2. Diet
3) Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.
4) Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam
selama 7 hari.
2.1.8.3. Obat-obatan
hari.
perforasi usus.
2.2.1. Pengkajian
Menurut sodikin 2012 pengkajian pada anak demam typhoid antara lain:
2.2.1.1. Identifikasi, sering ditemukan pada anak berumur diatas satu tahun.
2.2.1.2. Keluhan utama
Berupa perasaan yang tidak enak badan, lesu, nyeri kapala, pusing
minggu, bersifat febris remiten, dan suhu tubuhnya tidak tinggi sekali.
harinya biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore
dan malam hari. Pada minggu kedua, pasien terus berada dalam
keadaan demam. Saat minggu ke tiga, suhu beragsur turun dan normal
kedaaan yaitu apatis sampai samnolen. Jarang terjadi stupor, koma, atau
anak besar.
1) Kepala
rambut.
3) Mata, terlihat sklera putih, konjuntiva merah muda, dan reflek pupil
karena emboli basil dalam kapiler kulit yang dapat ditemukan pada
4) Pemeriksaan widal
titer zat anti terhadap antigen O yang bernilai 1/200 atau lebih
menunjukkan kenaikan yang progresif (Nursalam Susianingrum,
2.2.2. Diagnosa
medis, dan pemberi pelayanan kesehatan yang lain. (Hutahaean Serri, 2010)
yaitu :
nutrisi.
2.2.2.6. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang tidak
adalah:
2.2.4. Implementasi
yang telah ditetapkan. Tahap ini dimulai setelah rencana tindakan disusun.
mengobservasi reaksi non verbal, mengkaji intake dan output klien, dan
data dasar dan perencanaan (Hutahaean Serri, 2010). Tujuan evaluasi adalah
untuk melihat kemampuan klien dalam mecapai tujuan. Hal ini bisa
evaluasi:
Hasil observasi dan analisa perawat terhadap respon pasien segera pada
perawatan.
adalah orang tua mengatakan demam berkurang dengan suhu 36,5 °C, orang tua
tehnik non farmakologi, orang tua mengatakan tidak terjadi penurunan BB secara
METODE PENULISAN
Pasien anak dengan usia 6-12 tahun dan dirawat antara minggu pertama,
ke dua dan ketiga serta pada anak dengan demam Typhoid yang
relaps/kambuh.
Pasien anak dengan gangguan kesadaran dan pasien anak demam typhoid
26
27
oleh salmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh panas yang berkepanjangan,
monocular dari hati, limpa, kelenjar limfe, usus dan dapat menularkan pada
orang lain melalui makanan atau air yang terkontaminasi. (Nanda Nic Noc,
2016).
Studi kasus ini akan dilakukan di Ruang Perawatan anak Rumah Sakit
Samarinda Medika Citra. Dalam jangka waktu dari tanggal 7 Januari sampai
27 April 2019.
penulisan, definisi operasinal, lokasi dan waktu studi kasus dan tehnik
3.6.1.1. Wawancara
3.6.1.2. Observasi
Sumber data yang dikumpulkan oleh peneliti diperoleh dari klien atau
Sumber data yang diperoleh baik dari catatan klien (perawatan atau rekam
medis klien) yang merupakan penyakit dan perawatan klien pada saat ini.
3.8. Analisis Data
adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk
Analisa data dalam karya tulis ilmiah ini digunakan untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan antara teori demam typoid dengan kondisi pasien.
BAB IV
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan studi kasus
Mei 2019 dengan jumlah sampel sebanyak dua pasien. Dengan hasil sebagai
berikut:
4.1 Hasil
yang terletak di Jl. Kadrie Oening No. 85 RT. 35 kelurahan air putih
Rumah Sakit ini telah teregistrasi mulai 12 juli 2013 dengan Nomor
dari Dinas Kesehatan Kota Samarinda dengan sifat tetap, dan berlaku
30
31
pneumonia.
4.1.2 Pengkajian
Ibu:
Nama Ny. S Ny. M
Umur 24 tahun 46 tahun
Suku/bangsa Bugis/Indonesia Jawa/Indonesia
Agama Islam Islam
Pendidikan SMA SMP
Pekerjaan Ibu rumah tangga Ibu Rumah Tangga
Alamat Jl. Wiraguna Gg. Warga Jl. Ade irma Suryani No.
Wira 19 Rt. 007
Riwayat penyakit: Demam Demam
keluhan utama
Minum
a. Jenis minuman Air putih Air putih
b. Jumlah (ml/24 jam) 500 ml 400 ml
c. Minuman yang disukai Air putih Air putih
3. Pola tidur
a. Tidur siang (jam/hari) 1 jam/hari Belum ada
b. Tidur malam 7 jam/hari 5 jam/hari
(jam/hari)
c. Kesulitan tidur Tidak ada Susah tidur
d. Cara mengatasi Tidak ada Kepala dielus-elus
4. Pola eliminasi
BAB (Buang Air Besar)
a. Frekuensi Tidak ada 2x
b. Jumlah Tidak ada Sedikit
c. Warna Tidak ada Coklat
d. Konsistensi Keras lembek
e. Gangguan / Kelainan Konstipasi Tidak ada
Tabel. 4.3 Pengkajian Pemeriksaan Fisik Pada Pasien Anak Demam Typhoid Di
RS Samarinda Medika Citra
4. Pemeriksaan Kepala:
Tabel 4.4 Hasil Monitoring Balence Cairan Pada Pasien 1 dengan Demam
Typhoid Di RS Samarinda Medika Citra
Tabel 4.4 Hasil Monitoring Balence Cairan Pada Pasien 2 dengan Demam
Typhoid Di RS Samarinda Medika Citra
anak dengan demam typhoid di ruang perawatan inap anak di rumah sakit
Do : Do :
- Ku : Compos mentis - Ku : Compos mentis
- Pasien terlihat lemas - Pasien terlihat lemas
- Gcs : E4V5M6 - Gcs : E4V5M6
- Akral teraba hangat - Akral teraba hangat
- Nadi : 89x/menit - Nadi : 92x/menit
- RR : 23x/menit - RR : 21x/menit
-T : 37,4°C -T : 37,6°C
2. 18 April Defisit nutrisi b/d 8 Mei Defisit nutrisi b/d
2019 ketidakmampuan 2019 ketidakmampuan
mengabsorbsi nutrisi mengabsorbsi nutrisi
Ds: Ds:
- Ibu mengatakan nafsu - Ibu mengatakan nafsu
makan pasien makan pasien
berkurang berkurang
- Ibu mengatakan pasien - Ibu mengatakan pasien
makan hanya 5 sendok makan hanya 7 sendok
- Ibu mengatakan pasien - mengatakan pasien
mengalami penurunan mengalami penurunan
berat badan berat badan
Do : Do :
- A: - A
lila ; 15 cm Lila : 15 cm
BB : 14 kg BB : 19 kg
TB : 96 cm TB : 102 cm
- B: - B
Hb : 11,6 mg/dl Hb : 10, 3 mg/dl
Ht : 35,5 % Ht : 33,1%
- C: - C:
- Pasien terlihat - Pasien terlihat
lemas lemas
- D : Makanan Lunak - D : makanan lunak
1600 kkal, protein 359, 1600 kkal, protein
lemak 69 gr, KH 220 gr 359, lemak 69 gr, KH
220 gr
3. 18 April Konstipasi b/d 8 Mei Ganguan pola tidur b/d
2019 ketidakcukupan asupan 2019 peningkatan suhu tubuh
cairan, penurunan
motilitas usus Ds :
Ds: - ibu mengatakan
- Ibu mengatakan pasien sulit tidur
belum ada BAB - ibu mengatakan
selama 3 hari ini. pasien terbangun-
bangun
Do : - ibu mengatakan
- Peristaltik usus istirahatan tidak
4x/menit cukup
- Perut kembung
Do :
- pasien
terlihat lemas
- pasien
terlihat
berbaring
saja ditempat
tidur
Do : Do:
- terlihat ibu selalu - terlihat ibu selalu
bertanya terkait bertanya terkait
dengan demam dengan demam
typhoid typhoid
- terlihat ibu antusias - terlihat ibu antusias
ingin mengetahui ingin mengetahui
tentang demam tentang demam
typhoid typhoid
4.1.4 Perencanaan
perawatan inap anak di rumah sakit samarinda medika citra pada tahun
2019.
Keluarga mampu
menjelaskan kembali
apa yang dijelaskan
18 Kekurangan Setelah dilakukan 5.1. Kaji status cairan
April volume tindakan keperawatan termasuk intake
2019 cairan b/d selama 3x8 jam dan output.
intake yang diharapan kebutuhan 5.2. Monitor vital sign.
tidak adekuat cairan dapat datasi 5.3. Monitor status
dan dengan kriteria hasil: dehidrasi
peningkatan Tekanan darah, nadi, (kelembaban
suhu tubuh suhu tubuh dalam membran mukosa).
batas normal. 5.4. Dorong keluarga
Tidak ada tanda- untuk membantu
tanda dehidrasi, pasien ninum.
elastisitas turgor 5.5. Kolaborasi
kulit baik, membram pemberian berikan
mukosa lembab, cairan IV
tidak ada rasa haus
yang berlebihan
ruang perawatan inap anak di rumah sakit samarinda medika citra pada
tahun 2019.
Hari/ Diangnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Tanggal Keperawatan Hasil
(DK)
8 Mei Hipertermi Setelah dilakukan 1.1. Kaji warna kulit
2019 b/d proses tindakan keperawatan 1.2. Monitor suhu tubuh
penyakit. selama 3x 8 jam 1.3. Monitor TD, N dan
diharapan demam RR.
dapat teratasi dengan 1.4. Identifikasi adanya
kriteria hasil : penurunan tingkat
Suhu tubuh dalam kesadaran.
rentang normal, 1.5. Tingkatkan intake
antara 36,5 - 37,5 cairan dan nutrisi.
derajat celsius. 1.6. Beri kompres hangat
Nadi dan pada sekitar axilla
pernafasan dalam dan lipatan paha.
rentang normal. 1.7. Beri pakaian yang
Tidak ada tipis dan menyerap
perubahan warna keringat.
kulit 1.8. Kolaborasi
pemberian oabt
antiperetik
8 Mei Defisit nutrisi Setelah dilakuakn 2.1 Kaji adanya alergi
2019 b/d tindakan keperawatan makanan.
ketidakmamp selama 3x8jam 2.2 Monitor adanya
uan diharapakan nutrisi penurunan berat
mengabsorbsi dapat terpenuhi dengan badan.
nutrisi kriteria hasil: 2.3 Monitor interaksi
Mampu anak dengan orang
mengidentifikasi tua.
kebutuhan nutrisi, 2.4 Monitor kulit kering,
tidak ada tanda turgor kulit.
malnutrisi. 2.5 Catat jika ada mual
Tidak terjadi dan muntah.
penurunan berat 2.6 Anjurkan makan
badan berarti sedikit tapi sering
2.7 Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan
Keluarga mampu
melaksanakan
prosedur yang
dilaksana prosuder
yang dijelaskan
secara benar.
Keluarga mampu
menjelaskan
kembali apa yang
dijelaska
4.1.5 Pelaksanaan
Tabel 4.9 Implementasi keperawatan pasien 1 dengan demam typhoid di
ruang perawatan inap anak di rumah sakit samarind medika citra 2019.
19 April
2019
08.10 1.1 Melihat warna 1.1 Warna kulit tidak
kulit tampak kemerahan dan
akral teraba dingin.
20 April 2019
08.00 1.1 Melihat warna 1.1 Kulit tidak terlihat
kulit kemerahan dan teraba
akral dingin.
ruang perawatan inap anak di rumah sakit samarinda medika citra 2019.
9 Mei 2019
08.10 1.1 Melihat warna 1.1 Kulit tidak terlihat
kulit kemerahan dan akral
teraba hangat.
10 Mei 2019
4.1.6 Evaluasi
O:
- Akral teraba hangat
- N : 96x/menit
- RR : 23x/menit
- T : 38,0 °C
- KU : compos mentis
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1.1 Kaji warna kulit
1.2 Monitor suhu tubuh
1.3 Monitor TD, N dan RR
1.5 Tingkatkan intake dan
nutri
1.6 Beri kompres hangat
pada sekitar axilla dan
lipatan paha
O :
- A:
lila ; 15 cm
BB : 14 kg
TB : 96 cm
- B:
Hb : 11,6 mg/dl
Ht : 35,5 %
- C : Bibir kering
Pasien terlihat
lemas
- D : Makanan Lunak
1600 kkal, protein 359,
lemak 69 gr, KH 220 gr
3.
Konstipasi S : - ibu mengatakan pasien
belum ada
BAB selama 3 hari ini
- Ibu mengatakan feses
keras
O : - perut kembung
- Peristaltik usus
4x/menit
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
3.1 Monitor bising usus
4. S:
Defisit pengetahuan - ibu mengatakan
belum pernah
mendapatkan
informasi tentang
demam typhoid
O:
- Terlihat ibu
bertanya- tanya
terkait dengan
penyakit pasien
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
4.1 Kaji tingkat
pengetahuan
5.
Kekurangan volume S:
cairan - ibu mengatakan
pasien susah untuk
minum
- ibu mengatakan
pasien mengkonsumsi
air putih 500 ml
O :
-
terlihat mukosa
kering
- pasien terlihat
lemas
- terpasang infus rl
500ml/21 tpm
- BC: 2262 – 2376 =
- 114
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
5.1 Kaji status cairan
termasuk intake dan
output
5.3 Monitor status
dehidrasi
(kelembaban
membran mukosa).
5.5 Kolaborasi
pemberian berikan
cairan IV
- B:
Hb : 11,6 mg/dl
Ht : 35,5 %
- C : Bibir lembab
Pasien terlihat
lemas
- D : Makanan Lunak
1600 kkal, protein 359,
lemak 69 gr, KH 220 gr
3.
Konstipasi S : ibu pasien mengatakan
BAB 1x dan keras
O : - bising usus 5x/menit
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
3.1 Monitor bising usus
4.
Defisit pengetahuan S:
- Ibu mengatakan
tidak mengetahui
apa yang
dimaksud dengan
demam typhoid
- Ibu mengatakan
ingin mendapatkan
informasi terkait
dengan demam
typhoid
O:
- Terlihat ibu
bertanya-tanya
terkait dengan
penyakit pasien
- B:
Hb : 11,6 mg/dl
Ht : 35,5 %
- C : Bibir lembab
Pasien terlihat
nyaman
- D : Makanan Lunak
1600 kkal, protein 359,
lemak 69 gr, KH 220 gr
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
3.
Konstipasi S : ibu mengatakan pasien
sudah BAB konsistensi
lembek
O : bising usus 8x/menit
Perut tidak kembung
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
4.
Defisit pengetahuan S:
- Ibu mengatakan
paham dengan apa
yang di jelaskan
O:
- Terlihat ibu antusias
mendengarkan
penjelasan yang
diberikan
- Terlihat ibu dapat
mengulang kembali
penjelasan yang
diberikan.
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
5. S :
Kekurangan volume - Ibu mengatakan
cairan pasien
mengkonsumsi
air putih 1000 ml
O:
- Turgor kulit ≤ 2
detik
- Mukosa bibir
lembab
- BC: 2842 – 2836
=+6
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
O:
- Ku : Compos mentis
- Akral teraba hangat
- Nadi : 92x/menit
- RR : 22x/menit
-T : 38, 1 °C
2.
Defisit nutrisi S : ibu mengatakan pasien
hanya makan 7 sendok saja
O:
-A
Lila : 15 cm
BB : 19 kg
TB : 102 cm
-B
Hb : 10, 3 mg/dl
Ht : 33,1%
- C : - bibir kering
- Akral hangat
- Pasien terlihat lemas
P : lanjutkan intervensi
2.4 Monitor kulit kering
dan turgor kulit
2.5 Catat jika ada mual dan
muntah
2.6 Anjurkan makan
sedikit tapi sering
3.
Gangguan pola S :
tidur - Ibu mengatakan
pasien hanya 5 jam
tidur
- Ibu mengatakan
pasien sulit tidur
O:
- Pasien terlihat lemas
- Pasien terlihat
berbaring saja
ditempat tidur
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
3.1 Kaji pola tidur pasien
4.
Defisit S : ibu pasien mengatakan tidak
pengetahuan mengetahui terkait penyakit
saat ini
O:
- terlihat ibu selalu
bertanya terkait dengan
demam typhoid
- terlihat ibu antusias ingin
mengetahui tentang
demam typhoid
2.
Defisit nutrisi S : ibu mengatakan pasien
menghabiskan setengah
porsi dari makanan yang
ada
O:
-A
Lila : 15 cm
BB : 19 kg
TB : 102 cm
-B
Hb : 10, 3 mg/dl
Ht : 33,1%
- C : - bibir lembab
- Pasien terlihat lemas
3.
Gangguan pola S :
tidur - Ibu mengatakan pasien
tidur selama 6 jam
- Ibu mengatakan pasien
sering terbangun pada
malam hari
O:
- Pasien terlihat lemas
- Terlihat berbaring saja
ditempat tidur
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
3.1 Kaji pola tidur pasien
4. S:
Defisit - ibu mengatakan belum
pengetahuan menegetahui informasi
terkait dengan demam
typhoid.
- Ibu mengatakan ingin
mengetahui terkait dengan
demam typhoid
O:
- Terlihat sering bertanya
- Terlihat ibu
memperhatikan dengan
baik
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
4.1. Kaji tingkat pengetahuan
4.2. Jelaskan tanda dan gejala
serta penyebab
4.3. Jelaskan cara
penanganannya
4.4. Diskusikan perubahan
gaya hidup yang
mungkin di perlukan
untuk mencegah
komplikasi.
5. S :
Resiko - Ibu mengatakan pasien
kekurangan mau minum sedikit-sedikit
volume cairan - Ibu mengatakan pasien
minum air 500 ml
O:
- T : 37,7 C
- Turgor kulit ≤ 2 detik
- Mukosa bibir lembab
- BC : 2430 - 2336 = + 94
- C : - bibir lembab
- Akral dingin
- Pasien terlihat nyaman
dan rilexs
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
3. S :
Gangguan pola - ibu pasien
tidur mengatakan pasien
tidur selama 8 jam
- ibu mengatakan
pasien tidur nyenyak
O :
-
terlihat pasien segar
-
klien terlihat nyaman
dan rilexs
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
5. S :
Resiko - ibu mengatakan
kekurangan pasien minum sekitar
volume cairan 1000 ml
O :
- T: 37,4 C
- Bibir terlihat lembab
-
Turgor kulit ≤ 2 detik
-
BC ; 2842 – 2756 =
+ 86
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
4.2 Pembahasan
pada tanggal 18 – April 2019 dan tanggal 8 Mei 2019 diruang perawatan
E4V5M6, akral teraba hangat dan pasien terlihat lemas dan hasil tanda-
tanda vital N: 89x/menit, RR: 23x/menit dan T: 37, 4°C. Sedangkan pasien
2, ibu mengatakan pasien mengalami demam sejak 6 hari yang lalu, KU:
compos mentis, GCS: E4V5M6, akral teraba hangat, pasien terlihat lemas
timbul pada semua penderita demam typhoid yang memiliki tanda dan
dan suhu tidak tinggi sekali. Minggu pertama, suhu tubuh berangsur-
angsur naik setiap hari, menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada
sore dan malam hari. Dalam minggu ketiga suhu berangsur turun dan
ke dalam batas normal. Karena jika tidak di atasi dengan segera akan
sedang terganggu.
kedua pasien cenderung sama. Oleh karna itu intervensi yang dijalankan
di kedua pasien pun sama seperti melihat warna kulit, mengukur suhu
bahwa masalah hipertermi ini berhasil teratasi pada pasien 1 dan pasien 2
Dimana suhu tubuh pada pasien 1 T: 37,5 °C dan pasien 2 T: 37, 4°C.
Nutrisi
2, diangkatlah masalah berupa defsit nutrisi. Hal ini karena pada pasien 1
dan pasien 2 ditemukan tanda dan gejala yang sama. Pada pasien 1, ibu
hemoglobin 11,6 mg/dl, hematokrit 35,5%, pasien terlihat lemas dan diet
makanan lunak 1600 kkal, protein 359, lemak 69 gr, KH 220 gr.
dan ibu mengatakan pasien makan hanya 7 sendok, ibu mengatakan pasien
lengan 15 cm, berat badan 19 kg, tinggi badan 102 cm, pemeriksaan
hemoglobin 10,3 mg/dl, hematokrit 33, 1%, pasien terlihat lemas, dan diet
berupa makanan lunak 1600 kkal, protein 359, lemak 69 gr, KH 220 gr.
Hal ini sesuai dengan teori, salah satu faktor yang mempengaruhi
pemenuhan nutrisi adalah faktor infeksi atau penyakit. Infeksi yang sering
diderita oleh anak ialah demam tiphoid yang merupakan infeksi akut yang
defisit nutrisi pada anak demam typhoid dapat terjadi mual, muntah, bibir
Menurut penulis, defisit nutrisi dapat terjadi karena mual, muntah dan
penurunan nafsu makan akibat terjadinya peradangan pada usus halus dan
sama. Oleh karena itu, intervensi yang dijalankan dikedua pasien pun sama
memeriksa kulit kering dan turgor kulit, menanyakan jika ada mual dan
kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan.
masalah defisit nutrisi teratasi, baik pada pasien 1 dan pada pasien 2.
Terlihat pada pasien 1 dan pasien 2 menghabiskan porsi makan yang
mengatakan pasien belum ada BAB selama 3 hari ini, dan data obyektif
dalam usus besar dalam cukup lama dan kerena kesulitan dalam
karena akan menperberat kerja dari usus sendiri dan diharuskan istirahat
perdarahan pada usus. Selain itu faktor lain yang dapat memperlancar
proses defekasi adalah asupan air. Air memiliki banyak fungsi salah
perawatan selama 3 hari yaitu pasien sudah ada BAB dengan konsistensi
bangun dan ibu mengatakan istirahat tidak cukup, pasien terlihat lemas
dan kuantitas waktu tidur. Ditandai dengan mengeluh sulit tidur, sering
terjaga, pola tidur berubah, tidak puas tidur dan istirahat tidak cukup.
dengan tujuan agar tidur pasien dapat terpenuhi dan jumlah tidur dalam
dirawat.
teratasi, dimana ibu mengatakan pasien tidur malam selama 8 jam, pasien
tidur nyenyak, pasien terlihat segar dan terlihat nyaman. Ini sesuai
dengan kriteria yang ada berupa jumlah jam tidur dalam batas normal
informasi
subyektif ibu tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan typhoid dan
typhoid dan terlihat ibu antusias ingin mengetahui tentang demam typhoid.
Saat dikaji tentang pendidikan orang tua yaitu hanya lulusan SMA pada
pasien 1 dan pasien 2 kedua orang tua hanya lulusan SMP dan ini kali
typhoid antara lain perubahan gaya hidup, tidak mencuci tangan sebelum
minum air tidak direbus dan pengetahuan orang tua mengenai demam
Defisit pengetahuan dapat teratasi. Hal ini sesuai dengan kriteria hasil
4.2.6. kekurangan volume cairan b/d intake yang tidak adekuat dan
ditemukan ibu mengatakan anak susah untuk minum serta dipaksa ketika
yang disebabkan oleh asupan yang tidak memadai atau kehilangan cairan
pendingin tubuh yang penting dan air sendiri diperlukan untuk mencegah
diatasi dengan cepat. Karena demam tinggi secara terus – menerus dan
berupa kaji status cairan termasuk intake dan output, monitor vital sign,
masalah kekurangan volume cairan, ini sesuai dengan kriteria hasil yang
direncana yaitu tidak ada tanda-tanda dehidrasi, turgor kulit baik, mukosa
mukosa bibir terlihat kering, pasien terlihat lemas. Dan Terlihat pasien
terpasang IFVD RL 500 ml/21 tpm. Pada pasien ke dua ibu mengatakan
pasien jarang mau minum dan obyektif mukosa bibir pasien kering, pasien
terlihat lemas dan terlihat pasien terpasang IVFD RL 500 ml/21 tpm.
keringat secara aktif sehingga kekuranagan cairan pun dapat terjadi. Sesuai
dilaksana berupa kaji status cairan termasuk intake dan output, monitor
cairan IV.
pasien 2 tidak terjadi kekurangan volume cairan, ini sesuai dengan kriteria
hasil yang direncana yaitu tidak ada tanda-tanda dehidrasi, turgor kulit
baik, mukosa bibir lembab, dan tidak ada rasa haus yang berlebihan.
BAB V
5.1 Kesimpulan
hari perawatan pada pasien 1 dan pasien 2 dengan penyakit Demam Typoid
pada sore hingga malam hari, badan lemas, dan terdapat hasil tes
widal pada kedua pasien typhi O menunjukkan 1/320. Hal ini yang
muncul pasien.
pola tidur.
84
85
5.2 Saran
diantaranya:
Nursalam, dkk. (2008). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk perawat dan
bidan). Jakarta: Salemba Medika.
Pramitasari, Okky P. 2013. “Faktor Risiko Kejadian Penyakit Demam Tifoid Pada
Penderita Yang Dirawat Di Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran:. Jurnal
Kesehatan Masyarakat 2013. Volume 2, Nomor 1.
Rijai, dkk. (2016). Karakteristik dan Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Demam
Typoid Di Beberapa Rumah sakit Di Samarinda Periode 2015.