LP Hipertiroidisme Anwar Fauzi

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

Laporan Pendahuluan Hipertioridisme

Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah KMB I

Dosen pembimbing

Ns. Briefman Tampubolon

Disusun oleh:

Nama : Anwar Fauzi Nugraha (E.0105.18.005)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI

TAHUN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Hipertiroid atau hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis
akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu
aktif. Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin lodium, maka lodium
radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi
intensitas fungsinya). (Amin, Hardi, 2013)
Menurut American Thyroid Association dan American Association of
Clinical Endocrinologists, hipertiroidisme didefinisikan sebagai kondisi
berupapeningkatan kadar hormon tiroid yang disintesis dan disekresikan oleh
kelenjar tiroid melebihi normal (Bahn et al, 2011).

B. Etiologi
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis,
atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan
disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif TH terhadap
pelepasan keduanya. (Amin, Hardi:2013)
Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar
TH dan TSH yang tinggi. TRF akan rendah karena umpan balik negatif dari
HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan
memperlihatkan HT yang tinggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
(Amin, Hardi, 2013)
Beberapa penyakit yang menyebabkan hipertiroid yaitu:
1. Penyebab Utama
a. Penyakit Grave
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang overaktif dan
merupakan penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit
ini biasanya turunan, wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga
penyebabnya adalah penyakit autonoimun, dimana antibodi yang
ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies
(TPO) dan TSH receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini
adalah stres, merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan
kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat
menonjol keluar hingga double vision. Penyakit mata ini sering berjalan
sendiri dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormon teorid.
Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit,
serta berkeringat banyak.
b. Toxic nodular goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa
satu atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau
biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid
yang berlebihan.
2. Penyebab Lain
a. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan
kontrol ke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat
tiroid, ada pula orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan
menurunkan badan hingga timbul efek samping.
b. Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan,
sehingga merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
c. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis
pasca persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3
bulan kemudian keluar gejala hpotiroid.
d. Konsumsi Yoidum Berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini
biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada
kelainan kelenjar tiroid.

C. Manifestasi Klinis
1. Peningkatan frekuensi denyut jantung
2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap
Katekolamin
3. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas,
intoleran terhadap panas, keringat berlebihan
4. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)
5. Peningkatan frekuensi buang air besar
6. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
7. Gangguan reproduksi
8. Tidak tahan panas
9. Cepat letih
10. Pembesaran kelenjar tiroid
11. Mata melotot (exoptalmus) hal ini terjadi sebagai akibat dari penimbunan
zat di dalam orbit mata
(Amin, Hardi:2013)

D. Patofisiologi
Hipertiroidisme mungkin karena overfungsi keseluruhan kelenjar, atau
kondisis yang kurang umum, mungkin disebabkan oleh fungsi tunggal, atau
multi tipe adenoma kankertiroid. Juga pengobatan miksedema dengan hormon
tiroid yang berlebihan dapat menyebabakan hipertiroidisme. Bentuk
hipertiroidisme yang paling umum adalah penyakit Graves (goiter difus,
toksik) yang mempunyai tiga tanda penting: (1) hipertiroidisme, (2)
pembesaran kelenjar tiroid (goiter), dan (3) eksoptalmos (protrusi mata
abnormal). Penyakit Graves merupakan kelainan autoimun yang dimediasi oleh
antibodi IGH yang berkaitan dengan reseptor TSH aktif pada permukaan sel-
sel tiroid. (Hotma Rumahorbo, 1999).
Penyebab lain hipertiroidisme dapat mencangkup goiter nodula toksik,
adinoma toksik (jinak), karsinoma tiroid, tiroidis akut dan kronis, dan ingesti
TH. (Hotma Rumahorbo, 1999).
Patofisiologi dibalik manisfestasibpenyakit hipertiroid Graves dapat dibagi
ke dalam dua kategori: (1) yang sekunder akibat rangsangan berlebih sistem
saraf adrenergik dan (2) yang merupakan akibat tingginya kadar TH yang
bersirkulasi. (Hotma Rumahorbo, 1999).
Hipertiroidisme ditandai oleh kehilangan pengontrolan normal sekresi
hormon tiroid (TH). Karena kerja dari TH pada tubuh adalah merangsang,
maka terjadi hipermetabolisme, yang meningkatkan aktivitas sistem saraf
simpatis. Jumlah TH yang berlebihan menstimulasi sistem kardiak dan
meningkatkan jumlah reseptor beta-adrenergik. Keadaan ini mengarah pada
takikardia dan peningkatan curah jantung, volume secuncup, kepekaan
adrenergik, dan aliran darah perifer. Metabolisme sangat meningkat, mengarah
pada keseimbangan nitrogen negatif, penipisan lemak, dan hasilakhir defisiensi
nutrisi. (Hotma Rumahorbo, 1999).
Hipertiroidisme juga terjadi dalam perubahan sekresi dan metabolisme
hipotalamik, pituitari dan hormon gonad. Jika hipertiroidisme terjadi sebelum
pubertas, akan terjadi penundaan perkembangan seksual pada kedua jenis
kelamin, tetapi pada pubertas mengakibatkan penurunan libido baik pada pria
dan wanita. Setelah pubertas wanita akan juga menunjukkan ketidak teraturan
menstruasi dan penurunan fertilitas. (Hotma Rumahorbo, 1999).
E. Pathway

Hipertiroid

Metabolisme meningkat

Peningkatan frekuensi dan kontraksi jantung

Peningkatan konsumsi O2

Pemakaian glukosa sel System saraf Sistem kardiovaskuler

Pemecahan lemak dan 1. Nerfus 1. Takikardi dan aritmia


protein
2. Kelelahan 2. TD, nadi

3. Mudah terangsang 3. Angina

4. Gagal jantung

Otot dan tulang


MK: Penurunan curah jantung

Kelelahan otot
Kulit

MK: Resiko
Peningkatan
kerusakan intergitas Peningkatan kebutuhan kalori
suhu tubuh
jaringan

MK: Hipertermi MK: Ketidakefektifan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. TSH serum (biasanya menurun)
2. T3, T4 (biasanya meningkat)
3. Tes darah hormon tiroid
4. X-ray scan, CAT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya tumor)
(Amin, Hardi:2013)

G. Penatalaksanaan
a. Terapi umum
1. Obat anti tiroid, biasanya diberikan sekitar 18-24 bulan. Contoh
obatnya: propil tio orasil (PTU), karbimazol.
2. Pemberian yodium radioaktif, biasa untuk pasien umur 35 tahun/
lebihatau pasien yang hiperteroid-nya kambuh setelah operasi.
3. Operasi tiroidektomi subtotal.
Cara ini dipilih untuk pasien yang pembesaran kelenjr tiroid-
nya tidak bisa disembuhkan hanya dengan bantuan obat-obatan,
untuk wanita hamil (trimester kedua), dan untuk pasien alergi
terhadap obat/yodium radioaktif. Sekitar 25% dari semua kasus
terjadi penyembuhan spontan dalam waktu setahun.
b. Terapi obat anti hiperteroid
Obat-obat antitiroid selain yang disebutkan diatas adalah:
1. Carbimazole (karbimasol)
Berkhasiat mengurangi prodoksi hormon tiroid. Mula-mula
dosisnya bisa 3-8 tablet sehari, tetapi bila sudah stabil bisa 1-3
tablet saja sehari. Obat ini cukup baik untuk hipertiroid.
Efek sampingnya yang agak serius adalah turunnya produksi sel
darah putih (agranulositosis) dan gangguan pada fungsi hati. Cirri-
ciri agranulositosis adalah sering terjadi sakit tenggorokan yang
tidak sembuh-sembuh dan juga mudah terkena infeksi dan demam.
2. Kalmethasone (mengandung zat aktif deksametason)
Merupakan obat hormon kortikostiroid yang biasanya
dipakai sebagai obat anti peradangan. Obat ini bisa digunakan
untuk menghilangkan peradangan dikelenjar tiroid (thyroiditis).
3. Artane (dengan zat aktif triheksilfenidil)
Obat ini sebenarnya abat anti Parkinson, yang dipakai
untuk mengatasi gejala-gejala Parkinson, seperti gerakan badan
yang kaku, tangan yang gemetar dan sebagainya. Di dalam
pengobatan hipertiroid, obat ini dipakai untuk mengobati tangan
bergetar dan denyut jantung yang meningkat. Namun penggunan
obat ini pada pasien dengan penyakit hipertiroid harus berhati-hati,
bahkan sebaiknya tidak digunakan pada pasien dengan denyut
jantung yang cepat (takikardia). Pada pasien yang denyut nadinya
terlalu cepat (lebih dari 120 kali/menit) dan tangan bergetar
biasanya diberikan obat lain yaitu propanolol, antenolol, ataupun
verapamil.
c. Terapi Lain
Adapun pengobatan alternatif untuk hipertiroid adalah
mengkosumsi bekatul. Para ahli menemukan bahwa dalam bekatul
terdapat kandungan vitamin B15, yang berkhasiat untuk
menyempurnakan metabolisme didalam tubuh kita.
Selain hipertiroid, vitamin B15 juga dapat digunakan untuk
mengobati kencing manis (diabetes militus), tekanan drah tinggi
(hipertensi), bengek (asma), kolesterol dan gangguan pembuluh
darah jantung (coronair insufficiency), serta penyakit hati.
Selain itu, vitamin B15 juga dapat meningkatkan pengambilan
oksigen di dalam otak, menambah sirkulasi darah perifer dan
oksigenisasi jaringan oto jantung.

H. Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis
tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada
pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid,
atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah
pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia,
agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobati,
kematian.
Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves,
infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid. Krisis
tiroid: mortalitas.
1. Eksoftalmus
Keadaan dimana bola mata pasien menonjol keluar. Hal ini disebabkan
karena penumpukan cairan pada rongga orbita bagian belakang bola mata.
Biasanya terjadi pasien dengan penyakit graves.
2. Penyakit jantung
Terutama kardioditis dan gagal jantung. Tekanan yang berat pada jantung
bisa menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat fatal
(aritmia) dan syok.
3. Stroma tiroid (tirotoksitosis)
Pada periode akaut pasien mengalami demam tinggi, takhikardi berat,
derilium dehidrasi dan iritabilitas yang ekstrem. Keadaan ini merupakan
keadaan emergensi, sehingga penanganan harus lebih khusus. Faktor
presipitasi yang berhubungan dengan tiroksikosis adalah hipertiroidisme
yang tidak terdiagnosis dan tidak tertangani, infeksi ablasi tiroid,
pembedahan, trauma, miokardiak infark, overdosis obat. Penanganan
pasien dengan stroma tiroid adalah dengan menghambat produksi hormon
tiroid, menghambat konversi T4 menjadi T3 dan menghambat efek hormon
terhadap jaringan tubuh. Obat-obatan yang diberikan untuk menghambat
kerja hormon tersebut diantaranya sodium ioded intravena, glukokortokoid,
dexsamethasone dan propylthiouracil oral. Beta blokers diberikan untuk
menurunkan efek stimulasi sarap simpatik dan takikardi.
4. Krisis tiroid (thyroid storm)
Hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang
menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada
pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan
hormon tiroid dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan
takikardia, agitasi, tremor, hipertermia, dan apabila tidak diobati dapat
menyebabkan kematian.

I. Konsep Asuhan Keperawatan Pengkajian

 Pengkajian
Pengkajian tanggal :
Tanggal masuk :
Ruang/Kelas :
Jam MRS :
Jam Pengkajian :
DX Masuk :

 Indentitas
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Keluhan Utama :
Riwayat Penyakit Sekarang :
Riwayat Dahulu :
Riwayat Penyakit Keluarga :

II. Pemeriksaan Fisik


1. Kedaaan Umum :
2. Kesadaran :
3. Penampilan :
4. Postur Tubuh :
5. Monitor Vital Sign
a. Tekanan darah :
b. Nadi :
c. RR :
d. Suhu :
e. BB :
f. TB :
Pemeriksaan persistem :
o Pernafasan B1 (breath) sirkulasi kolaps, syok (krisis
tirotoksikosis),frekuensi pernafasan meningkan,dipneu,dipsneu,dan
edema paru. b.
o Kardiovaskular B2 (blood) hipertensi, aritmia, palpitasi, gagal
jantung, limfositosis, anemia, splenomegali, leher membesar c.
o Persyarafan B3 (brain) Bicaranya cepat dan parau, gangguan status
mental dan perilaku, seperti: bingung, disorientasi, gelisah, peka
rangsang, delirium, psikosis, stupor, koma, tremor halus pada
tangan, tanpa tujuan, beberapa bagian tersentak – sentak, hiperaktif
refleks tendon dalam (RTD).
o Perkemihan B4 (bladder) oligomenorea, amenorea, libido turun,
infertil, ginekomasti
o Pencernaan B5 (bowel) Kehilangan berat badan yang mendad
o ak, nafsu makan meningkat, makan banyak, makannya sering,
kehausan, mual dan muntah. f.
o Muskuloskeletal/integument B6 (bone) rasa lemah, kelelaha

III. Pemeriksaan Penunjang


1. X foto:
2. Lab Darah:
a. Hb :
b. Hmt :
c. Leukosit :
d. Netrofil :
e. Limfosit :
f. Eosinofil :
g. Monosit : Trombosit :
h. Kolestrol Total :
i. Trigeliserida :
j. Glukosa Darah Sewaktu :

J. Analisis Data
NO Data Problem Etiologi
1. Do : Gangguan Mekanisme
a. sering berkeringat integritas jaringan perlindungan
b. Tampak adanya ada mata:
Ekshothalamus eksoftalmus.
DS :
Pasien mengeluh :
a. gatal

2. Do : Penurunan curah Perubahan


a. Peningkatan TD : jantung denyut/irama
jantung
Ds:
a. Klien mengatakan
jantungnya berdebar –
debar
b. Klien mengatakan lelah
3. Do : Hypertermi Peningkatan
a. Peningkatan Suhu metabolik
b. teraba sedikit panas
Ds :
a. Klien mengatakan
badannya terasa panas
4. Do : Ketidakseimbangan Tidak dapat
a. Berat badan klien turun nutrisi kurang dari mengabsorbsi
meskipun nafsu makan kebutuhan tubuh makanan
bertambah
Ds :
a. Klien mengatakan cepat
mersa lapar

K. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan mekanisme
perlindungan mata: eksoftalmus.
2. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban
kerja jantung.
3. Hypertermi b.d suhu tubuh meningkat.
4. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu
makan/pemasukan dengan penurunan berat badan.
l. Intervensi keperawatan
NO Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Kriteria hasil
1 Gangguan Setelah Observasi : Obsevasi:
integritas dilakukan 1. Observasi periorbital, 1. Manifestasi umum dari
jaringan tindakan gangguan penutup stimulasi adrenergik
berhubung keperawatan mata, lapang yang berlebihan
an dengan selama 1x8 jam, pandang, penglihatan berhubungan dengan
mekanism diharapkan yang sempit, air mata tirotoksikosis yang
e gangguan yang berlebihan. memerlukan intervensi
perlindung integritas Catat adanya pendukung sampai
an mata: jaringan dapat fotophobia, rasa revolusi krisis dapat
eksoftalm hilang. adanya benda di luar menghilangkan
us Kriteria Hasil: mata dan nyeri pada simpomatologis
1. Flushing (-) mata. 2. Otfalmatopi infiltrat
2. Tidak 2. Evaluasi ketajaman adalah akibat dari
tampak mata, laporkan peningkatan jaringan
adanya adanya pandangan retro-orbita, yang
pruritus lagi yang kabur atau menciptakan eksoftalmus
3. Ekshothalam pandangan ganda dan infiltrasi limfosit
us(-) ( diplopia )   dari otot ekstarokuler
3. yang menyebabkan
kelelahan.
Mandiri :
1. Melindungi kerusakan
Mandiri : kornea jika pasien tidak
1. Anjurkan pasien dapat mentup mata
menggunakan kaca dengan sempurna karena
mata gelap ketika edema atau karena
terbangun dan tutup fibrosis bantalan lemak.
dengan penutup mata
selama tidur sesuai Kolaborasi:
kebutuhan 1. Sebagai lubrikasi mata ,
Kolaborasi : diberikan untuk
1. Berikan obat sesuai menurunkan radang yang
indikasi : berkembang dengan
Obat tetes mata capat.
metilselulosa, ACTH, 2. Dapat menurunkan
prednison. tanda/gejala atau
2. Berikan obat sesuai mencegah keadaan yang
indikasi obat semakin memburuk.
antitiroid

2. Risiko Klien akan Observasi: Observasi :


tinggi mempertahanka 1. Pantau tekanan darah 1. Hipotensi umum atau
terhadap n curah jantung pada posisi baring, ortostatik dapat terjadi
penurunan yang adekuat duduk dan berdiri sebagai akibat dari
curah sesuai dengan jika memungkinkan. vasodilatasi perifer yang
jantung kebutuhan Perhatikan besarnya berlebihan dan
berhubung tubuh. tekanan nadi. penurunan volume
an dengan Kriteria Hasil: 2. Periksa kemungkinan sirkulasi.
hipertiroid 1. Nadi perifer adanya nyeri dada 2. Merupakan tanda adanya
tidak dapat teraba atau angina yang peningkatan kebutuhan
terkontrol, normal. dikeluhkan pasien. oksigen oleh otot jantung
keadaan 2. Vital sign 3. Auskultasi suara atau iskemia.
hipermeta dalam batas nafas. Perhatikan 3. S1 dan murmur yang
bolisme, normal. adanya suara yang menonjol berhubungan
peningkat 3. Pengisian tidak normal (seperti dengan curah jantung
an beban kapiler krekels) meningkat pada keadaan
kerja normal. 4. Observasi tanda dan hipermetabolik.
jantung 4. Status gejala haus yang 4. Dehidrasi yang cepat
mental baik. hebat, mukosa dapat terjadi yang akan
5. Tidak ada membran kering, nadi menurunkan volume
disritmia lemah, penurunan sirkulasi dan
produksi urine dan menurunkan curah
hipotensi. jantung.
5. Catat masukan dan 5. Rasi Kehilangan cairan
haluaran yang terlalu banyak
dapat menimbulkan
dehidrasi berat

3 Hiperterm Tujuan : Setelah Mandiri: Mandiri :


ia dilakukan 1. Anjurkan klien 1. Untuk mempercepat
berhubung untuk menggunakan penurunan suhu tubuh
tindakan
an dengan pakaian yang tidak melalui proses konduksi
suhu keperawatan terlalu tebal.
tubuh selama 1x8 jam Observasi: Observasi
meningkat 1. Pantau TTV (TD, HR, 1. Untuk mengetahui data
suhu tubuh
RR). dasar parameter
stabil hemodinamik
2. Pantau suhu tubuh 2. Untuk mengetahui
Kriteria hasil : minimal setiap 2 jam, perkembangan suhu tubuh
sesuai dengan
1. Suhu tubuh kebutuhan dan pantau
dalam batas adanya diaporesis
yang berlebihan.
normal
HE: HE :
sekitar 1. Motivasi asupan 1. Untuk menjaga
o
36,5 C minum peroral dan keseimbangan cairan tubuh
-37,5oC pastikan tetes infus saat penguapan karena
sesuai dengan yang peningkatan suhu tubuh
2. Pasien dianjurkan 2. Untuk mempercepat
mengatakan 2. Lakukan dan ajarkan penurunan suhu tubuh
tidak merasa keluarga untuk melalui proses evaporasi
melakukan TWS dan konduksi
panas lagi.
(tepid water sponge).
Kolaborasi:
1. Pemberian anti
piretik:
a. Berikan kompres
hangat pada lipat
paha dan tangan
b. Selimuti pasien
tingkatkan intake
cairan dan
nutrisi.
c. Anjurkan klien
untuk
mengkonsumsi
air minum.
4 Risiko Tujuan : Klien Observasi: Observasi :
tinggi akan 1. Pantau masukan 1. Pantau masukan
terhadap menunjukkan - makanan setiap hari, makanan setiap hari,
perubahan Tidak ada timbang berat badan timbang berat badan
nutrisi tanda-tanda setiap hari setiap hari.
kurang malnutrisi 2. Catat adanya 2. Peningkatan aktivitas
dari - anoreksia, mual dan adrenergic dapat
kebutuhan muntah menyebabkan gangguan
berhubung sekresi insulin/terjadi
an resisten yang
dengan mengakibatkan
peningkat hiperglikemia
an Kolaborasi:
metabolis Kolaborasi: 1. Mungkin memerlukan
me 1. Pemberian diet tinggi bantuan untuk menjamin
(peningkat kalori, protein, pemasukan zat-zat
an nafsu karbohidrat dan makanan yang adekuat
makan/pe vitamin dan mengidentifikasi
masukan makanan pengganti yang
dengan sesuai.
penurunan
berat
badan)

DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. NANDA (North American
Nursing Diagnosis Association) NIC-NOC Jilid 1. Yogyakarta : Media
Action.
PPNI.2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia(SDKI) Edisi I Cetakan
III(Revisi).Jakarta

PPNI.2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia(SIKI) Edisi Cetakan II.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai