Kearifan Lokal Sebagai Daya Tarik Wisata
Kearifan Lokal Sebagai Daya Tarik Wisata
Kearifan Lokal Sebagai Daya Tarik Wisata
ABSTRAK
Desa Sade merupakan salah satu desa di Kapupaten Lombok Tengah yang memiliki berbagai kearifan lokal yang
tetap dipertahankan sampai saat ini sebagai daya tarik wisata budaya. Kearifan lokal yang terdapat di Desa Sade
terdiri dari Intangible dan Tangible. Metode penelitian ini dilakukan dengan deskriptif kualitatif . Teknik
pengumpulan data dilakukann dengan observasi langsung, wawancara, dan dokumentasi. Kearifan lokal yang
terdapat di Desa Sade sebagai daya tarik yaitu bangunan khas suku sasak, tarian Gendang Beleq, tenun, dan
Peresean. Desa Sade juga dilengkapi dengan aksesabilitas, amneitas, Ancillaries, dan Community Involvement.
Untuk meningkatkan kunjungan wisatwan dilakukan pengembangan tempat dan aktivitas wisata, akomodasi, akses
ke tujuan tujuan wisata, sarana pendukung pariwisata, dan juga komunikasi pemasaran pariwisata. Pemasaran
pariwisata dilakukan dengan merancang bauran pemasaran, bauran iklan, bauran iklan, dan harga.
Kata kunci: Kearifan Lokal, Desa Sade, Desa budaya, Wisata Budaya
ABSTRACT
Sade village is one of the villages in central lombok regency which has various local wisdom that has been
maintained to date as a cultural tourism attraction.local wisdom contained in the village of sade consists of
tangible and intangible. The research method used is descriptive qualitative.data collection techniques are done
by direc observation, interview, and documentation. Local wisdom contained in the village of sade as a cultural
tourist attraction is a typical building of sasa tribe, peresean, weaving lombok, gendang beleq dance .sade village
is also equipped with accessability, aksesabilitas, amneitas, Ancillaries, and Community Involvement. To increase
tourist visits conducted by the development of places and tourism activites, accommodation, access to tourist
destinations, tourism support facilities, as well as tourism maeketing communications. Tourism marketiing is done
by designing a marketing mix, advertising, and price.
Keywords: Local Wisdom, Sade Village,Village Culture, Culture Tourism
45
Raodatul Hasanah / DESKOVI : Art and Design Journal, Vol. 2, No.1, Juni 2019, 45-52
pengembangan dengan tujuan menjaga, melindungi, Penelitian ini betujuan untuk mengetahui peran
melestarikan tradisi dan kearifan lokal dengan kepala desa dalam pembangunan di desa budaya sungai
memanfaatkan potensi demi pemberdayaan ekonomi bawang kecamatan muara badak, kabupaten kutai
kreatif dan pembangunan pariwisata (Perdes 05 2014 kartanegara dan faktor pendukung dan penghambat
pasal 4). Namun di sisi lain muncul berbagai persoalan dalam pembnagunan di desa budaya. Jenis penelitian
diantaranya kesiapan berbagai pihak terkait keberadaan adalah deskriptif kualitatif dengan fokus penelitian
desa wisata budaya, kemasan potensi dari daya tarik yaitu peran kepala desa sebgai motivator. Teknik
desa wisata budaya, permasalahan sarana dan pengumpulan data yaitu observasi, wawancara data,
prasarana, permasalahan sumber daya manusia, dan reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan.
promosi yang efektif untuk menarik wisatawan Hasil penelitian diperoleh yaitu kepala desa sebagai
berkunjung ke Desa Sade. fasilitator, selalu berupaya untuk pembangunan berupa
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, pembuatan jalan desa, irigasi, jembatan, posyandu,
maka rumusan permasalahan yaitu kearifan lokal apa balai pertemuan dan sarana olahraga yang dapat
saja yang ada di desa Sade sebagai daya tarik wisata digunakan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan
budaya dan strategi yang harus dilakukan untuk terutama dalam meningkatkan perekonomian.
menarik pengunjung agar datang ke Desa Sade
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengali 2. Kerangka Teori
dan mengidentifikasi potensi kearifan lokal yang ada Pengertian Kebudayaan
di desa sade, dan bagaimana strategi untuk menarik Dalam buku Tumanggor (2013:19)
pengunjung datang ke Desa Sade. Koentjaraningrat mengatakan bahwa kebudayaan itu
merupakan sebuah wujud yaitu sebagai culture system,
1. Penelitian Terdahulu social system, dan artefac. Menurut oka A yoeti (2006:
Triwardani, Reni. (2014). Implementasi 22) kebudayaan adalah sebuah entitas yang dapat
Kebijakan Desa Budaya Dalam Upaya Pelestarian dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial dan lingkungan
Budaya Lokal. hidup. Menurut Yunus (2012:21) kebudyaan adalah
Penelitian ini membahas tentang tantangan- nilai-nilai yang diwariskan secara turun temurun dari
tantangan yang di hadapai dalam mempertahankan generasi ke generasi berikutnya berupa nilai nilai
budaya lokal dalam arus globalisasi. Metode penelitian solidaritas. Artinya dapat disimpulkan bahwa
yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan studi kebudayaan itu tersusun dari komponen yang bersifat
kasus pada desa budaya di Banjarharjo, kali bawang, kognitif, normatif, dan material, sehingga antara
Kulon progo. Variabel penelitian yaitu adat istiadat, manusia terjalin hubungan yang erat karena manusia
kearifan lokal, kuliner, situs arsitekur,seni pertunjukan. merupakan hasil dari kebudayaan tersebut. Dalam
hasil penenelitian yaitu pada tahapan implementasi perspektif yang lebih luas kebudayaan diartikan
kebijakan penetapan desa budaya sebagai model sebagai suatu sistem yang didalamnya terdapat norma-
pelestarian budaya lokal perlu ditndaklanjuti dengan norma, nilai-nilai tentang hubungan sosial dan perilaku
kebijakan tata kelola desa budaya sehingga dapat yang menjadi identitas dari masyarakat bersangkutan.
meningkatkan kesejahteraan masyarakat pelestari Sebagai sebuah sistem, kebudayaan perlu ditinjau dari
budaya lokal. perwujudan kehidupan manusia yang terhubung
Dewi, made. 2013. Pengembangan Desa Wisata dengan ide, perilaku, dan hasil cipta karsa (sejarah,
Berbasis Partisipasi Masyarakat Lokal Di Desa Wisata tradisi, adat istiadat, bahasa) yang dipengaruhi oleh
Jatiluwih Tabanan Bali. berbagai aspek. Pada konferensi UNESCO disebutkan
Penelitian ini betujuan untuk mengkaji bahwa budaya tidak hanya diartikan sebagai sebuah
keterlibatan masyarakat lokal dalam pengembangan seni pertunjukan, namun mencakup pengertian yang
desa wisata dan merumuskan model pengembangan luas sebagai sebuah identitas pada sebuah kelompok,
desa wisata jatiluwih tabanan, bali. Pengumpulan data suku atau bangsa.
dilakukan dengan studi literatur, wawancara, dan Budaya merupakan cara hidup yang dimiliki
observasi non partisipan. Metode analisis adalah oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
analisis deskriptif. Variabel penelitian ini adalah generasi-kegenerasi berikutnya. Singkatnya,
masyakarat, pemerintah, dan swasta. Hasil penelitian kebudayaan adalah hasil dari karya manusia yang tetap
ini menunjukan bahwa pengembangan desa wisata di mempertahankan cara hidup, dan proses adaptasi
Jatiluwih belum melibatkan masyarakat lokal, peranan dengan lingkungannya. Dijelaskan dalam undang-
pemerintah dominan. Bila mengacu pada tata kelola undang pariwisata nomor 09 tahun 1994 bahwa
pemerintah yang bersih dan keberlanjutan peran pengembangan pariwisata di indonesia menggunakan
pemrintah diharapkan menjadi fasilitator dengan konsep kepariwisataan yang bertumpu pada
memberikan peran dan manfaat yang lebih besar pada kebudayaan yang berlandaskan pancasila, sehingga
masyarakat lokal. diharapkan setiap pengembangan pariwisata selalu
Imanuel, Florentinius. (2015). Peran Kepala bertumpu pada kebudayaan bangsa indonesia. Budaya
Desa Dalam Pembangunan Di Desa Budaya Sungai sangat penting perannya dalam pariwisata, dan menjadi
Bawang Kecamatan Muara Badak Kab Kutai salah satu faktor utama untuk menarik wisatawan untuk
Kartanegara. melakukan perjalanan wisata. Kebudayaan yang
46
Raodatul Hasanah / DESKOVI : Art and Design Journal, Vol. 2, No.1, Juni 2019, 45-52
dimiliki oleh bangsa indonesia memiliki potensi khusus material yang dijabarkan dalam seluruh warisan budaya
untuk menarik wisatawan berkunjung. Dengan baik tangible maupun intangible. Yunus, (2012:37)
melakukan perjalanan wisata budaya wisatawan dapat menjelaskan kearifan lokal adalah kebudayaan yang
melihat cara hidup dan budaya orang lain, sehingga dimiliki oleh masyarakat tertentu di tempat tertentu
akan timbul keinginan untuk mempelajari budaya untuk mempertahankan diri dari arus global dan
tersebut, dan mereka tidak hanya sekedar bersantai sebagai sebuah jati diri. Di tinjau dari struktur kearifan
untuk mendapatkan hiburan tetapi mendapatkan value lokal merupakan sebuah culture. Dimana hal ini
berupa pengalaman sebagai sebuah pengetahuan baru didasarkan pada masyarakat indonesia yang majemuk
melalui berwisata budaya. Pariwisata budaya dan multikultural, sehingga dapat disimpulkan bahwa
merupakan salah satu pariwisata yang bertujuan pada kearifan lokal adalah sebuah pandangan hidup yang
tempat, tradisi, kesenian, upacara-upacara, dan berwujud akitvitas yang di wariskan turun temurun.
pengalaman yang memotret bangsa/suku bangsa, yang Kearifan lokal merupakan sebuah tradisi yang
merefleksikan keanekaragaman dan identitas dari harus dikembangkan, digali, dan dilestarikan karena
masyarakat atau bangsa bersangkutan. Selaras dengan didalamnya terdapat nilai-nilai yang sangat universal
Organisasi wisata dunia (world tourism organization) dan terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat
mendefinisikan pariwsata budaya adalah kegiatan setempat. Disebutkan oleh Ayatrohaedi (1986: 41)
untuk menikmati sejarah alam, peninggalan budaya bahwa ciri-ciri masayarakat tetap mempertahankan
manusia, kesenian, filosofi, dan pranata dari wilayah kearifan lokal sebagai sebuah potensi yaitu sebagai
lain. Secara konseptual pengembangan pariwisata berikut:
berbasis sumberdaya budaya bertujuan untuk a. Mampu bertahan terhadap pengaruh budaya luar
mendukung upaya-upaya pelestarian budaya dan (asing)
lingkungannnya. Caranya adalah melalui peningkatan b. Mempunyai kemampuan memenuhi unsur-unsur
partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan secara budaya luar
berkelanjutan sumberdaya budaya sebagai daya tarik c. Memiliki kemampuan menyatukan unsur budaya
pariwisata guna meningkatkan taraf hidup dan ekonomi luar ke dalam budaya asli
masyarakat setempat. d. Memiliki kemampuan mengendalikan
e. Dapat memberi tujuan pada perkembangan budaya.
Pengertian Pariwisata Kearifan lokal yang tetap dipertahankan
Menurut undang-undang nomor 09 tahun 2009 merupakan ciri dari sebuah msayrakat yang
pasal 1 pariwisata adalah berbagai kegiatan wisata yang menghargai dan mencintai warisan budaya. Dan
didukung oleh berbagai fasilitas dan pelayanan yang potensi kearifan lokal yang terbentuk dari budaya saat
disediakan oleh masyarkat, pengusaha, pemerintah, dan ini menjadi sebuah potensi pariwisata yang sangat
pemerintah daerah. Menurut situs www.world- menjanjikan seperti yang diungkapkan Cahyadi dan
toursim.org dalam buku Page (2009: 14), pariwisata Gunawijaya (2009:4) bahwa pariwisata pusaka budaya
adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk yang tetap melestarikan budaya lokal adalah industri
berpergian dari tempat tinggalnya ke tempat lain, pariwsata yang paling maju perkembangnya. Karena
dengan tujuan hiburan, dan bukan untuk pekerjaan. wisatawan selain mendapatkan hiburan juga
Dari pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan mendapatkan pengetahuan, dan pengalaman budaya
bahwa pariwisata adalah kegiatan manusia yang serta kenyamanan yang dapat membuatnya datang
dilakukan secara sadar untuk melakukan perjalanan kembali.
guna mendapatkan hiburan, edukasi, dan kesenangan. Walker (1996) dalam buku Cahyadi dan
Menurut Cahyadi dan Gunawijaya (2009: 1) Guanwijaya menyebutkan ada beberapa manfaat dari
pariwisata merupakan industri yang paling besar di pengembangan pariwisata pusaka yaitu
dunia saat ini, dilihat dari orang yang terlibat maupun a. Ekonomi
uang yang beredar didalamnya. Bersama dengan sektor - Tersedianya kesempatan kerja
pertanian dan sektor industri manufaktur, pariwisata - Keragaman lapangan kerja
adalah ujung baru tombak perekonomian dunia yang - Meningkatkan pendapatan penduduk daerah
terbentuk dari 7 unsur yaitu b. Fisik
a. Informasi wisata - Mempertahankan bangunan bersejarah dan
b. Biro perjalanan pusaka budaya
c. Transportasi - Peningkatan infrastruktur
d. Aksesabilitas - Meningktnya upaya-upaya konservasi
e. Destinasi wisata flora,fauna dan ekosistemnya
f. Atraksi wisata c. Sosial
g. Unsur penunjang ( pendidikan pariwisata dan - Dikenalnya masyarakat tujuan wisatawan
pemasaran.) - Meningktnya upaya menjaga nilai-nilai budaya
setempat
Kearifan lokal (Pusaka Budaya) - Menigkatnya kebanggaan warga dan
Kearifan lokal menurut Sedyawati (2012:382) meningkatnya kesempatan pendidkan yang
adalah berbagai pola, tindakan dan hasil budaya lebih tinggi
47
Raodatul Hasanah / DESKOVI : Art and Design Journal, Vol. 2, No.1, Juni 2019, 45-52
48
Raodatul Hasanah / DESKOVI : Art and Design Journal, Vol. 2, No.1, Juni 2019, 45-52
restauran, dan ada beberapa minimarket yang Bale, Bale Dibagi lagi menjadi 7 jenis sesuai dengan
pelayanannya juga belum maksimal. fungsinya yaitu:
3. Ancillaries a. Bale Tani
Adalah fasilitas pendukung yang sangat Bale tani berbentuk limasan yang ditempati oleh
dibutuhkan oleh wisatawan seperti warung-warung masyarakat suku sasak yang memiliki profesi sebagai
kecil dan tourist information centre yang sudah petani. Bale tani berlantaikan tanah, dan terdiri dari
tersedia , sebagai fasilitas penunjang yang siap beberapa ruangan. Ruangan tersebut yaitu sesangkok,
menjelaskan apapun tentang Dusun Sade. Dalem bale, dan Pawon.
4. Community Involvement. b. Bale Jajar
Merupakan salah satu wujud kesadaran Bale jajar yaitu bale yang ditinggali oleh
penyelenggara kegiatan pariwisata untuk melibatkan masyarakat suku sasak yang tergolong dalam ekonomi
masyarakat lokal Desa Wisata Dusun Sade untuk menengah ke atas. Bentuknya hampir sama dengan
berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan bale tani. Bale jajar mempunyai dua kamar tidur(dalem
pengelolaan Desa Wisata. salah satu bentuk kontribusi bale), serambi, dan bagian depan rumahnya biasa
pengelola yaitu adanya home industry tempat terdapat beruqaq.
masyarakat menjual cinderamata seperti tenun, pernak c. Berugaq
pernik berupa cincin, gelang, dan kalung. Berugaq mempunyai bentuk segi empat sisi
tanpa dinding, penyangganya terbuat dari kayu, bambu
Ragam kearifan lokal Desa Sade sebagai desa dan alang-alang sebagai atapnya. Biasanya berugaq
wisata terdapat pada samping kiri bale tani yang digunakan
Warisan budaya yang dimiliki oleh desa sade sebagai tempat menyinpan padi dan digunakan sebagai
sebagai daya tarik wisata budaya yaitu masih tetap tempat menerima tamu untuk pemuda yang datang
mempertahankan cara hidup dan keahlian dari nenek midang.
moyangnya seperti mempertahankan bangunan yang d. Sekenam
masih menggunakan dinding berbahan anyaman Yaitu bale yang bentuknya hampir sama dengan
bambu (bedek), tiang dan pakunya juga terbuat dari Berugaq/Sekepat, sekenam mempunyai tiang sebanyak
kayu bambu dengan atap dari daun alang-alang, dan enam buah dan biasanya dibangun di belakang rumah.
lantai yang terbuat dari tanah liat yang dicampur Digunakan sebagai tempat kegiatan mengajar,
dengan abu jerami dan kotoran kerbau. penamanan nilai-nilai budaya dan sebagai tempat
pertemuan internal keluarga.
e. Bale Bontar
Yaitu bangunan tradisional Sasak yang
umumnya dimiliki oleh para Perkanggo/Pejabat Desa,
dusun/kampung. Bale Bontar dipergunakan sebagai
tempat persidangan adat, seperti: tempat penyelesaian
masalah pelanggaran hukum adat, dan tempat
penyimpanan benda-benda bersejarah atau pusaka
warisan keluarga.
f. Bale Beleq Bencingan
Bale Beleq diperuntukkan sebagai tempat
kegiatan besar kerajaan sehingga sering juga disebut
Bencingah. Adapun upacara kerajaan yang biasa
Gambar 1. bangunan/ rumah adat desa sade dilakukan di Bale Beleq diantaranya yaitu pelantikan
( Sumber: lucianancy.com ) pejabat, pengukuhan kiai penghulu, dan sebagai tempat
penyimpanan pusaka berupa dokumen-dokumen
Penggunaan kotoran kerbau ini menurut bersejarah.
kepercayaan masyarakat desa sade berfungsi untuk g. Bale Tajuk
membersihkan lantai dari debu, dan membuat lantai Yaitu salah satu sarana pendukung bagi
menjadi halus dan lebih kuat. Dipercaya juga bahwa bangunan rumah tinggal yang memiliki keluarga besar.
penggunaan kotoran kerbau tersebut dapat mengusir Bale Tajuk berbentuk segi lima dengan tiang berjumlah
serangga dan menolak kekuatan jahat yang ditunjukan lima buah. Tempat ini dipergunakan sebagai tempat
kepada pemilik rumah. Bagian dalam dari rumah adat pertemuan keluarga besar dan pelatihan Macapat
ini terbagi menjadi tiga bagian, bagian depan yang Takepan, untuk menambah wawasan dan tata krama.
dipergunakan untuk tidur anak laki-laki dan orang tua. Kehidupan Masyarkat di desa sade jauh dari
Bagian kedua dipergunakan untuk dapur, lumbung, dan modernisasi, mereka masih mempertahankan
tidur anak perempuan. Dan bagian terakhir yang kehidupan tradisional yang masih kental sebagai salah
digunakan untuk tempat melahirkan oleh sang ibu. satu wujud cinta akan peninggalan nenek moyang.
Menurut pak Sumidah, (wawancara Agustus Aktivitas yang dilakukan para masyarakat desa sade
2015) Rumah adat di Desa Sade ini disebut dengan rata-rata berprofesi sebagai petani, dan perempuannya
sebagai ibu rumah tangga ddengan pekerjaan
49
Raodatul Hasanah / DESKOVI : Art and Design Journal, Vol. 2, No.1, Juni 2019, 45-52
sampingan yaitu sebagai penenun. Hasil tenunan dari dengan menoleh ke kiri dan kekanan, hinggga
perempuan-perempuan di Desa sade ini menjadi salah kemudian gerakan yang dilakukan ketika berperang
satu kain tenun khas lombok yang menjadi primadona dan gerakan selesai berperang.
cinderamata wisatawan yang berkunjung ke desa sade
yang proses pembuatnya masih menggunakan bahan-
bahan alam untuk pewarnaanya.
50
Raodatul Hasanah / DESKOVI : Art and Design Journal, Vol. 2, No.1, Juni 2019, 45-52
keberlanjutan ekonomi, peningkatan integritas budaya industry, serta pendidikan untuk memenuhi Sumber
dan nilai dari pendidikan dan pembelajaran. daya manusia ( Yoeti: 2016).
51
Raodatul Hasanah / DESKOVI : Art and Design Journal, Vol. 2, No.1, Juni 2019, 45-52
52