Makalah Budidaya Ikan Lele
Makalah Budidaya Ikan Lele
Makalah Budidaya Ikan Lele
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penulisan
2
PEMBAHASAN
3
jantan atau betina yang siap memijah, lele akan bergantian untuk menjaga telurnya.
Lele yang dibudidayakan dapat dikawinkan sepanjang tahun asalkan dikelola dengan
baik. Rangsangan yang dilakukan tidak digunakan dengan menggunakan harman tapi
dengan menjernihkan kolam, menjemur dan mengisinya dan menimbulkan bau ampa.
Bau itulah yang merangsang induk ikan untuk memijah. Pemijahan bisa dilakukan
sore atau malam hari, setelah pada hari kakaban akan dipenuhi telur. Selanjutnya
kakaban dipindahkan ke wadah penetasan baru untuk ditetaskan sampai berukuran
benih waktu yang diperlukan untuk menetas sekitar 24 – 40 jam. Larva yang berumur
1 – 9 hari masih memperoleh pakan dari kuning telur yang masih melekat di bagian
perunya. Maka larva selanjutnya disebut cacing sutra.
Jenis lele unggul antara lain :
1. Lele Dumbo
Jenis lele yang banyak dibudidayakan dan dijumpai di pasaran saat ini.
Sementara lele lokal sudah jarang ditemukan karena pertumbuhannya lambat
dibandingkan lele dumbo. Perbedaan lele dumbo dan lokal ukuran lele Dumbo lebih
besar dari lele lokal. Perbandingan tingkat pertumbuhan lele dumbo dan lele lokal
umur 2 hari. Lele dumbo 1,2 – 39, sedangkan lele lokal 0,2 – 29. Umur seminggu lele
Dumbo 10 – 159, sedangkan lele lokal 1 – 159.
2. Lele Sangkuriang
Salah satu varietas unggulan dumbo adalah lele sangkuriang. Lele
sangkuriang merupakan perkawinan antara lele dumbo betina F2 dengan lele dumbo
jantan F6 menghasilkan lele dumbo jantan F2 – 6. Lalu dikawinkan kembali dengan
lele dumbo betina F2 sehingga menghasilkan lele sangkuriang.
Hasil uji coba dan penelitian terbukti lele jenis sangkuriang lebih unggul
dari jenis lele dumbo. Namun lele sangkuriang masih langka dipasaran.
3. Lele Pithon
Lele pithon merupakan hasil perkawinan antara induk betina lele eks
Thailand dengan lele dumbo jantan F6.
4
Keunggulannya lele pihton lebih cepat pertumbuhannya, tingkat kelulusan
hidup tinggi dan relatif tahan terhadap serangan penyakit.
Habitat atau lingkungan hidup lele banyak ditemukan pada perairan air
tawar di daerah dataran rendah yang sedikit payau seperti bekas tambak. Daerah ini
banyak warga pantura jawa, seperti Kendal Jawa Barat banyak digunakan untuk
pembesaran ikan lele Dumbo. Di alam ikan lele banyak tinggal di sungai-sungai yang
alirannya mengalir secara perlahan dan banyak juga hidup di daerah waduk, telaga,
rawa, serta genangan air tawar lainnya, seperti kolam dan lainnya. Karena ikan lele
menyukai air yang tenang, seperti daerah tepian yang dangkal dan terlindungi. Ikan
lele memiliki kebiasaan membuat lubang di tepian sungai atau kolam.
Lele jarang-jarang menampakkan aktivitasnya pada siang hari, lele lebih
menyukai tempat yang gelap dan teduh juga dalam. Karena lele hewan nakturnal
yaitu mempunyai kecenderungan beraktivitas dan mencari makan pada malam hari.
Pada siang hari ikan lele memilih bersembunyi di dalam tempat yang gelap. Ikan lele
relatif dapat bertahan pada lingkungan yang jelek dan kandungan oksigennya sangat
sedikit. Namun, pertumbuhan ikan lele bakal lebih cepa tdan sehat dipelihara dari
sumber air yang cukup bersih, seperti sungai, mata air, saluran irigasi, ataupun air
sumur.
D. Kebiasaan Makan
Lele mempunyai kebiasaan makan di dasar perairan atau kolam. Lele adalah
hewan karnivora (pemakan daging). Di habitat aslinya, lele makan cacing, siput air,
belatung, laron, jentik-jentik serangga, kutu air, dll. Pakan tambahan yang baik untuk
lele adalah yang banyak mengandung protein hewani. Jika pakan yang diberikan
banyak mengandung protein nabati pertumbuhannya lambat. Lele merupakan hewan
yang suka memakan jenisnya sendiri (kanibalisme) jika lele kekurangan makan. Oleh
5
karena itu jangan sampai terlambat memberi makan sifat kanibalisme juga timbul
karena perbedaan ukuran.
Induk betina harus dipelihara secara terpisah pada kolam tersendiri dengan
induk jantan. Kolam khusus ini bertujuan mempercepat proses kematangan Gonad.
Penyimpangan induk yang telah dikawinkan, serta mempermudah dalam pengelolaan,
pengontrolan dan menghindarkan terjadinya pemijahan diluar kehendak pemelihara.
Ciri-ciri induk lele betina dan jantan siap pijah.
Pembenihan adalah usaha untuk menghasilkan benih ikan (lele) pada ukuran
tertentu. Untuk menunjang proses pembenihan lele dibutuhkan kolam pemijahan, bak
penetasan dan kolam pendederan. Berikut ini beberapa macam alternatif wadah /
6
kolam pemijahan, penetasan telur, dan pendederan yang dapat digunakan oleh para
pembudidaya.
a. Kolam Pemijahan
Kolam pemijahan merupakan kolam khusus bagi induk yang akan memijah.
Adapun kolam yang digunakan untuk memijahkan ikan lele yaitu bak semen, bak
terpal plastik dan fiberglass.
b. Bak Semen
Ukuran bak pemijahan untuk satu pasang induk lele yang akan dipijahkan
yaitu 1 m x 2 m dengan tinggi bak 0,8 m. Sebelum digunakan, bak pemijahan harus
dibersihkan dan dikeringkan. Selanjutnya bak diisi dengan air yang jernih dan bersihg
setinggi 40 – 50 cm.
c. Bak Terpal Plastik
Pengadaan terpal lebihmudah dibandingkan dengan pembuatan bak semen.
Cara pembuatannya dengan menyusun sejumlah bata atau Batako disekeliling
pinggiran plastik. Ukuran bak terpal untuk pemijahan yaitu lebar 1 m, panjang 2 m,
dan tinggi 0,8 m. Ukuran tersebut digunakan untuk satu pasang induk lele yang akan
dipijahkan.
d. Faberglass
Ukuran faberglass untuk pemijahan lele, yaitu 1 m x 2 m, dan tinggi 0,8 m.
Ukuran bak tersebut dapat digunakan untuk pemijahan satu pasang induk lele. Bak
Fiberglass tergolong praktis karena lokasinya bisa dipindah-pindahkan, tetapi
harganya masih terlalu mahal.
e. Bak Penetasan
Wadah penetasan telur lele dapat berupa aquarium, bak semen, bak terpal
plastik, dan fiberglass yang dilengkapi dengan generator untuk menyuplai oksigen
terlarut. Tetapi pada obyek peternakan lele yang kami teliti menggunakan bak semen
yang ukuran bak penetasannya 1 m x 2 m dengan tinggi bak 0,8 m.
7
F. Penebaran Benih
Benih lele sudah dapat didederkan di bak atau tempat terbuka setelah benih
berumur 3 minggu. Saat penebaran benih ikan ketinggian air kolam sekitar 20 – 30
cm, karena benih masih kecil.
Cara penebaran benih lele adalah dengan cara aklimatisasi yaitu wada berisi
benih lele dan diletakkan pelan-pelan, setelah itu benih merasa beradaptasi, benih
akan lepas dengan sendirinya. Kepadatan benih berkisar 300 – 600 ekor / m2.
Setelah benih berada di dalam kolam, benih lele diberi pakan palet
berbentuk tepung dengan kandungan protein minimal 40 % (Charoen Pokphand
Kode 581). Setelah benih agak besar, pemberian pakan berupa palet berbentuk butiran
kecil dengan kandungan protein 38 % kode FF 999. Semakin besar ukuran tubuh dan
bukaan mulut. Semakin besar ukuran pakan, frekuensi pemberian pakan lele yang
masih kecil yaitu 4 – 5 kali sehari, yaitu pagi, siang, sore dan malam hari.
8
f. Angkat dan masukkan ke ember penampungan.
g. Sortir kembali lele berdasarkan ukuran yang diinginkan (8 – 12 ekor / kg),
kemudian timbang dan masukkan ke wadah pengangkutan.
h. Pelihara kembali lele yang berukurang kecil hingga mencapai ukuran pasar.
i. Jadikan lele berukurang besar sebagai indukan atau jual ke tempat
pemancingan.
9
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Kami sebagai penyusun sangat menyadari bahwa penelitian ini masih sangat
jauh dari sempurna. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan adanya penelitian
lebih lanjut tentang Budidaya Ikan Lele. Kami sangat berharap agar budidaya ikan
lele bisa terus dilestarikan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Mahyudi, Kholis, S.Pi, MM. Pengajuan Lengkap Agribisnis Lele. Jakarta : Penebar
Swadaya. 2004
11