(ML) (Al) (2) Mohammad Dandi Setiadi
(ML) (Al) (2) Mohammad Dandi Setiadi
(ML) (Al) (2) Mohammad Dandi Setiadi
MODUL 2
(ROTOR SANGKAR)
LABORATORIUM TENAGA
Disusun oleh:
MOHAMMAD DANDI SETIADI
3332180035
ML - 4
FAKULTAS TEKNIK
2021
BAB 1
METODOLOGI PRAKTIKUM
I start = A
In = A
c. Setelah disetujui, tekan tombol power yang ada di modul Digital Power
Meter ke posisi ON. Kemudian setting modul Digital Power Meter yang
akan digunakan terlebih dahulu untuk konfigurasi sistem power tiga
fasa.
d. Menekan tombl power yang ada di modul digital power meter ke posisi
“ON”. Kemudian setting modul digital power meter untuk konfigurasi
sistem power tiga fasa.
c. Setelah disetujui, tekan tombol power yang ada di modul Digital Power
Meter ke posisi ON. Kemudian setting modul Digital Power Meter yang
akan digunakan terlebih dahulu untuk konfigurasi sistem power satu
fasa.
h. Mencatat arus start (Istart Y) dan arus steady (InY) yang mengalir.
I start Y = A
In = A
i. Mengubah posisi saklar utama ke posisi “OFF”. Motor kemudian
akan berhenti
j. Mengatur 3-pole rheostat ke posisi MAX
k. Mengubah posisi saklar utama ke posisi “ON”. Motor akan langsung
berputar kah setelah saklar dimasukan?
l. Mencatat arus start (Istart Y) dan arus steady (InY) yang mengalir.
I start Y = A
In = A
m. Mengulangi percobaan diatas dengan mengisikan Tabel 3.2.
i. Ulangi prosedur untuk start motor seperti diatas. Dan amati arah
perputaran motor. Searah atau berlawanankan dengan arah putaran
jarum jam?
j. Berubah atau tetapkah arah putaran motor dibandingkan dengan
sebelum terminal dimasukan motor dipertukarkan? Mengapa?
k. Selanjutnya akan kita coba lagi mengubah arah putaran motor
induksi. Tukarkan hanya dua terminal dari tiga terminla masukan
motor sehingga rangkaiannya seperti pada Gambar 1.12 di bawah ini:
Gambar 1.12. Rangkaian Utama.[1]
1. Mengapa pada saat tahanan maksimal arus steady motor makin mengecil?
Jawab:
Hal tersebut dapat terjadi karena, semakin besar tahanan belitannya maka
rpm/kecepatan putarnya akan semakin lambat. Sehingga arus yang
dihasilkan semakin mengecil.
2. Untuk mengubah arah putaran motor tiga fasa mengapa hanya 2 fasa yang
dirubah?
Jawab:
Karena hanya dengan pertukaran 2 fasa saja sudah menimbulkan
perpindahan arah putaran motor.
BAB III
ANALISIS
3.1 Dasar Teori
Dapat dilihat pada tabel diatas, pertama dengan mengatur torsi sebesar
0,11 N.m didapatkan RPM sebesar 2992, kedua dengan mengatur torsi sebesar
0,50 N.m didapatkan RPM sebesar 2976, dan yang ketiga dengan mengatur torsi
sebesar 1,2 N.m didapatkan RPM sebesar 2960. Dari hasil tabel tersebut dapat
disimpulkan bahwa semakin besar torsi maka RPM akan semakin melemah.
Berikut Grafik pada data tabel diatas.
Chart Title
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
2,5 2,5 2,5
Torsi RPM
(Ohm)
Rv 0 20 40 80 End
(%) Limit
Stop
Arus start Δ A 0,505 0,344 0,497 0,226 0,108
Chart Title
350
300
250
200
150
100
50
0
Category 1 Category 2 Category 3 Category 4 Category 5
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berikut ini adalah kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini :
1. Dengan mengatur torsi sebesar 0,11 N.m didapatkan RPM sebesar 2992,
kedua dengan mengatur torsi sebesar 0,50 N.m didapatkan RPM sebesar
2976, dan yang ketiga dengan mengatur torsi sebesar 1,2 N.m didapatkan
RPM sebesar 2960. Dari hasil tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa
semakin besar torsi maka RPM akan semakin melemah.
2. dilakukan pengaturan tahanan tambahan yang berbeda-beda dari 0 sampai
330. Pertama, diatur tahanan tambahan 0 Ohm didapatkan Arus Start
sebesar 0,505 dan Arus Steady State sebesar 0,262. Kedua, diatur tahanan
tambahan 66 Ohm yang berarti 132 Ohm, didapatkan Arus Start sebesar
0,344 dan Arus Steady State sebesar 0,243. Ketiga, diatur tahanan
tambahan 132 Ohm yang berarti 264 Ohm, didapatkan Arus Start sebesar
0,497 dan Arus Steady State sebesar 0,229. Keempat, diatur tahanan
tambahan 264 Ohm yang berarti 528 Ohm, didapatkan Arus Start sebesar
0,226 dan Arus Steady State sebesar 0,195. Dan yang terakhir, diatur
tahanan tambahan 330 Ohm yang berarti End Limit Stop, didapatkan
Arus Start sebesar 0,108 dan Arus Steady State sebesar 0,332. Dari hasil
tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin besar tahanan tambahan pada
belitan maka RPM/Kecepatan akan semakin lambat. Oleh karena itu, hal
tersebut berbanding lurus dengan Arus Start dan Arus Steady State yang
semakin mengecil ketika tahanan tambahan semakin besar.
3. Arah putaran motor mengarah ke kanan atau searah jarum jam pada
percobaan terakhir. Selanjutnya, di tukar salah satu fasanya kemudian
amati kembali. Setelah diamati, arah putaran motor berbalik
mengarah ke kiri atau berlawanan arah jarum jam.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Tim Asisten Laboratorium Tenaga, Modul Praktikum Mesin Listrik, Cilegon:
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,
2021.