Teori Kepemimpinan Klasik Dan Teori Kontingensi
Teori Kepemimpinan Klasik Dan Teori Kontingensi
Teori Kepemimpinan Klasik Dan Teori Kontingensi
Berbagai pendapat tentang sifat-sifat/ciri-ciri ideal bagi seorang pemimpin telah dibahas dalam
kegiatan belajar ini termasuk tinjauan terhadap beberapa sifat/ciri yang ideal tersebut.
Kepemimpinan Menurut Teori Perilaku (Behavioral Theory)
Selama tiga dekade, dimulai pada permulaan tahun 1950-an, penelitian mengenai perilaku
pemimpin telah didominasi oleh suatu fokus pada sejumlah kecil aspek dari perilaku.
Kebanyakan studi mengenai perilaku kepemimpinan selama periode tersebut menggunakan
kuesioner untuk mengukur perilaku yang berorientasi pada tugas dan yang berorientasi pada
hubungan. Beberapa studi telah dilakukan untuk melihat bagaimana perilaku tersebut
dihubungkan dengan kriteria tentang efektivitas kepemimpinan seperti kepuasan dan kinerja
bawahan. Peneliti-peneliti lainnya menggunakan eksperimen laboratorium atau lapangan untuk
menyelidiki bagaimana perilaku pemimpin mempengaruhi kepuasan dan kinerja bawahan. Jika
kita cermati, satu-satunya penemuan yang konsisten dan agak kuat dari teori perilaku ini
adalah bahwa para pemimpin yang penuh perhatian mempunyai lebih banyak bawahan yang
puas.
Hasil studi kepemimpinan Ohio State University menunjukkan bahwa perilaku pemimpin pada
dasarnya mengarah pada dua kategori yaitu consideration dan initiating structure. Hasil
penelitian dari MichiganUniversity menunjukkan bahwa perilaku pemimpin memiliki
kecenderungan berorientasi kepada bawahan dan berorientasi pada produksi/hasil. Sementara
itu, model leadership continuum dan Likert’s Management Sistem menunjukkan bagaimana
perilaku pemimpin terhadap bawahan dalam pembuatan keputusan. Pada sisi lain, managerial
grid, yang sebenarnya menggambarkan secara grafik kriteria yang digunakan
oleh Ohio State University dan orientasi yang digunakan oleh MichiganUniversity. Menurut teori
ini, perilaku pemimpin pada dasarnya terdiri dari perilaku yang pusat perhatiannya kepada
manusia dan perilaku yang pusat perhatiannya pada produksi.
Teori-teori kontingensi berasumsi bahwa berbagai pola perilaku pemimpin (atau ciri) dibutuhkan
dalam berbagai situasi bagi efektivitas kepemimpinan. Teori Path-Goal tentang kepemimpinan
meneliti bagaimana empat aspek perilaku pemimpin mempengaruhi kepuasan serta motivasi
pengikut. Pada umumnya pemimpin memotivasi para pengikut dengan mempengaruhi persepsi
mereka tentang konsekuensi yang mungkin dari berbagai upaya. Bila para pengikut percaya
bahwa hasil-hasil dapat diperoleh dengan usaha yang serius dan bahwa usaha yang demikian
akan berhasil, maka kemungkinan akan melakukan usaha tersebut. Aspek-aspek situasi seperti
sifat tugas, lingkungan kerja dan karakteristik pengikut menentukan tingkat keberhasilan dari
jenis perilaku kepemimpinan untuk memperbaiki kepuasan dan usaha para pengikut.
LPC Contingency Model dari Fiedler berhubungan dengan pengaruh yang melunakkan dari tiga
variabel situasional pada hubungan antara suatu ciri pemimpin (LPC) dan kinerja pengikut.
Menurut model ini, para pemimpin yang berskor LPC tinggi adalah lebih efektif untuk situasi-
situasi yang secara moderat menguntungkan, sedangkan para pemimpin dengan skor LPC
rendah akan lebih menguntungkan baik pada situasi yang menguntungkan maupun tidak
menguntungkan. Leader Member Exchange Theory menjelaskan bagaimana para pemimpin
mengembangkan hubungan pertukaran dalam situasi yang berbeda dengan berbagai pengikut.
Hersey and Blanchard Situasional Theory lebih memusatkan perhatiannya pada para pengikut.
Teori ini menekankan pada perilaku pemimpin dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya
dan hubungan pemimpin pengikut.