Teori Akuntansi - Chapter 9 Revenue
Teori Akuntansi - Chapter 9 Revenue
Teori Akuntansi - Chapter 9 Revenue
Pendapatan merupakan elemen kunci dalam laporan keuangan dan cukup penting untuk penyusun dan
pengguna laporan keuangan. Laporan pendapatan mencerminkan operasi masa lalu perusahaan dan
digunakan untuk memprediksi kinerja masa depan. Meskipun menentukan pendapatan adalah bagian
penting dari pengkuruan kinerja, pengukuran tersebut tidak selalu mudah karena terdapat banyak
model bisnis yang berbeda. Dalam bab ini akan dilihat mengenai sifat pendapatan yang berkaitan
dengan definisi, pengakuan dan pengukuran.
Historical Perspective
Selama abad ke-19, income (profit) bagi entitas bisnis ditentukan berdasarkan konsep peningkatan
dalam kekayaan bersih, yang dilakukan baik melalui kebijakan akuntansi penggantian atau dengan
penilaian aset secara periodik (Chatfield). Namun, konsep ini dianggap berkontribusi atas terjadinya
bencana eknomi yang mengarah pada depresi besar-besaran tahun 1930-an karena penilain aset yang
berlebihan. Konsep ini kemudian digantikan secara bertahap dengan konsep bahwa income haruslah
terealisasi.
Existence of a transaction
Ketika sebuah pihak eksternal dalam transaksi jangka panjang menyatakan kesediaan untuk
membayar harga yang diberikan untuk produk perusahaan, transaksi ini tentu merupakan bukti
obyektif dari peningkatan nilai perusahaan. Pihak luar memberikan bukti yang menguatkan nilai
output.
FASB dan IASB mengusulkan prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran pendapatan berikut
ini:
Entitas pelaporan harus mengakui pendapatan pada periode akuntansi dimana mereka timbul
dan mengukurnya dengan nilai wajar pada tanggal mereka timbul jika keterjadian dan
pengukurannya dapat ditentukan secara andal.
Entitas pelaporan harus mengukur pendapatan yang timbul dari kenaikan aset atau penurunan
kewajiban (atau kombinasi keduanya) pada nilai wajar atas kenaikan atau penurunan tersebut.
LO 1 EXPENSES DEFINED
Menurut Framework, expense adalah penurunan economic benefits berbentuk outflow atau depletion
(penggunaan) dari suatu asset, atau terbentuknya liabilitas yang mengakibatkan berkurangnya
equity selain dikarenakan adanya distribusi untuk partisipasi dari banyak pihak di dalam komponen
ekuitas. Pada Framework juga dinyatakan bahwa loss secara nature tidak berbeda dengan expense-
expense lainnya karena sama-sama menurunkan economic benefits dari suatu aset.
LO 2 EXPENSE RECOGNITION
Ada dua kriteria yang harus dipenuhi dalam expense recognition yaitu:
1) Adanya probabilitas bahwa akan ada future economic benefits yang terlibatdalam item
tersebut akan mengalir dari atau kepada entitas bisnis kita.
Expense dikatakan probable karena pada umumnya kita berada di lingkungan yang penuh
dengan uncertainty. Untuk memastikan probabilitas tersebut maka kita harus membuat degree
of uncertainty. Degree oof uncertainty ini juga harus memenuhi karakteristik prudence
(kehati-hatian dalam menetapkan degree probabilitas dalam melakukan judgement yang
dibutuhkan dalam mengestimasi keadaan yang kondisinya uncertain) dan neutrality (free from
bias).
2) Item tersebut harus memiliki cost atau value yang dapat diukur secara reliable. Pengukuran
yang reliable maksudnya adalah ketika pengukuran membutuhkan estimasi, maka harus
ada bukti yang cukup untuk mendukung validitas dari estimasi tersebut. Misalnya untuk
mengakui suatu item sebagai expense maka bukti yang valid adalah adanya penurunan pada
nilai suatu aset ataukenaikan nilai liabilitas.
LO 3 EXPENSE MEASUREMENT
Pengukuran Beban
Pengertiannya adalah pengukuran beban dalam periode saat ini, beberapa keputusan diperlukan untuk
membuat bagaimana beban seharusnya dialokasikan di masa depan yang dihasilkan dari pendapatan.
Ada beberapa standar akuntansi yang menyediakan petunjuk pada persoalan tersebut, namun
menawarkan beberapa metode dari beban dan proporsionalan pendapatan.
Alokasi beban
Satu pendekatan untuk mengukur beban adalah untuk mengalokasikan pada periode dimana mereka
berada. Proses matching berhubungan dengan kekonsistenan atau terhubungnya pengakuan
pendapatan dan beban yang dihasilkan langsung dan secara tergabung dari transaksi atau kejadian yang
lainnya. Matching secara benar merupakan tugas yang susah, dan berkait dengan keputusan yang besar
di bagian akuntan. Akuntan tersebut harus mengidentifikasikan asset yang mana yang terpakai dan
jumlah yang seharusnya di hapus terhadap pendapatan untuk suatu periode.
Konsept matching adalah kepentingan yang kritis di dalam akuntansi historicalcost. Hal tersebut
menyediakan petunjuk para akuntan dalam memutuskan biaya yang mana seharusnya dibebankan dan
di matchkan terhadap revenue untuk periode tersebut, dan biaya yang mana dianggap masih berlaku.
Untuk mengatasi masalah-masalah yang terlibat dengan menentukan dan mengukur biaya yang akan
dibebankan dan di carried forward, terdapatnya tiga metode dasar dari matching yang secara umum,
yaitu:
Associating cost and effect
Systematic and rational allocation
Immediate recognition
Yang pertama adalah jalan yang paling ideal, dimana yang kedua dan ketiga ketika yang pertama tidak
dapat digunakan.
Metode alokasi yang sering dilakukan adalah metode garis lurus, unit produksi,
metode yang dipercepat dll. Namun metode alokasi sistematis dan rasional tetap memiliki
kelemahan,yaitu sangat mengandalkan pada estimasi dan asumsi yang subjektif dan sewenang-
wenang. Salah satu contoh alokasi berbasiskan biaya yang subjektif dan sewenang-wenang
adalah amortisasi goodwill. Sebelum adopsi stándar IASB di 2005, banyak entitas yang
mengamortisasikan goodwill selama 20 tahun atau kurang, kebanyakan berdasarkan metode
garis lurus. Banyak yang berargumen bahwa goodwill tidak mengalami penurunan nilai
sehingga tidak perlu diamortisasi. Sejak 1 Januari 2005,IFRS tidak mewajibkan goodwill
diamortisasi. IFRS 3/AASB 3 Business Combination par. 54 menyatakan bahwa setelah
diakuisisi, goodwill yang diperoleh melalui kombinasi bisnis diukur sesuai biaya perolehan
dikurangi kerugian impairment. Sehingga proses estimasi untuk menentukan amortisasi
goodwill tidak terlalu diperlukan. Salah satu area lain dimana alokasi masih digunakan adalah
yang berkenaan dengan pembayaran berbasis saham (share-based payments). PSAK 53
Akuntansi kompensasi berbasis saham mengatur hal ini. PSAK 53 melingkupi seluruh transaksi
pembayaran berbasis saham, yang didefinisikan sebagai berikut:
Equity-settled, Diselesaikan dengan instrumen ekuitas, entitas yang menerima barang
atau jasa yang dibayar dengan instrumen ekuitas milik entitas (termasuk saham dan opsi
saham)
Cash-settled, Diselesaikan dengan pembayaran kas, entitas yang memperoleh barang
atau jasa akan menimbulkan liabilitas kepada pemasok barang atau jasa untuk suatu
jumlah tertentu yang dihitung berdasarkan harga (nilai) saham milik entitas atau
instrumen ekuitas entitas; dan
Transaksi dimana entitas menerima barang atau jasa dimana entitas maupun pemasok
barang atau jasa memiliki pilihan atas transaksitersebut untuk diselesaikan secara tunai
(atau aset lain) atau instrumen ekuitas.
PSAK 53 juga diterapkan untuk transfer oleh shareholders kepada pihak lain (termasuk
karyawan) yang telah mentransfer barang atau jasa lepada entitas.Termasuk transfer
instrumen ekuitas dari induk kepada entitas anak dimana entitas menyediakan barang atau
jasa. PSAK 53 juga diterapkan ketika entitas tidak menerima barang atau jasa yang tidak
dapat diidentifikasi secara khusus, namun kondisi lain mengindikasikan bahwa barang atau jasa
telah diterima. Untuk pengakuannnya, Entitas harus mengakui barang atau jasa yang diterima
atau diperoleh dalam transaksi pembayaran berbasis saham pada saat memperoleh barang atau
pada saat jasa diterima. Entitas juga harus mengakui kenaikan nilai ekuitas terkait jika barang
atau jasa diterima dalam transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan
instrumen ekuitas, atau kenaikan nilai liabilitas jika barang atau jasa diperoleh dalam
transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas. Ketika barang atau
jasa yang diterima atau diperoleh dalam transaksi pembayaran berbasis saham tidak memenuhi
kualifikasi pengakuan sebagai aset, maka barang atau jasa tersebut harus diakui sebagai beban.
Untuk pengukuran equity-settled share-base payment transactions (transaksi pembayaran
berbasis saham yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas), entitas harus mengukur barang
atau jasa yang diterima, dan kenaikan ekuitas terkait, secara langsung, pada nilai wajar barang
atau jasa yang diterima, kecuali jika nilai wajar tersebut tidak dapat diestimasi secara andal. Jika
entitas tidak dapat mengestimasinilai wajar barang atau jasa yang diterima secara andal, maka
entitas harus mengukurnilai barang dan jasa tersebut, dan kenaikan ekuitas terkait, secara tidak
langsung,dengan mengacu pada nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan. Untuk
pengukuran Cash-settled share-based payment transactions (transaksi pembayaran berbasis
saham yang diselesaikan dengan kas), entitas harus mengukur barang atau jasa yang
diperoleh dan liabilitas yang timbul sebesar nilai wajar liabilitas. Sampai dengan
liabilitas tersebut diselesaikan, entitas harus mengukur kembali nilai wajar liabilitas pada
setiap akhir periode pelaporan dan pada tanggal penyelesaian, dimana setiap perubahan nilai
wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode tersebut. Sedangkan untuk pengukuran
transaksi dengan karyawan, instrumen ekuitasyang diberikan diukur pada nilai wajar pada
tanggal pemberian. Tanggal pemberian instrumen yang diukur pada nilai wajar diakui setelah
vesting period. Untuk transaksi dengan non-karyawan :
Barang atau jasa yang diperoleh entitas diukur pada nilai wajar pada tanggal entitas
memperoleh barang atau menerima jasa.
Jika nilai wajar barang atau jasa yang diterima tidak dapat diukur secara handal, maka
diukur dengan merujuk pada nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan.
Tiga kriteria untuk pengakuan pendapatan dibahas di atas telah dipertimbangkan oleh pembuat standar
dalam Menentukan pedoman yang memadai. Rerangka, paragraf 83. Menyediakan 2 kriteria pengakuan
pendapatan :
a. besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan
mengalir ke atau dari entitas; dan
b. item memiliki biaya atau nilai yang dapat diukur dengan keandalan.