BEDAK

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Kosmetik berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. Seiring
perkembangan zaman, perkembangan kosmetik pun tak ketinggalan. Beragam macam
kosmetik seperti bedak, lipstik, eye shadow, deodoran, parfum, lotion dan lain lain dijumpai
di berbagai tempat seperti toko kecantikan, salon, pasaran dan masih banyak lagi. Namun tak
semua kosmetik yang dijumpai bisa memberikan hasil yang baik. Seperti yang kita ketahui,
ada beberapa oknum yang tidak bertanggungjawab dan hanya mengedarkan kosmetik
berbahaya untuk mendapat keuntungan. Untuk itu, disini peran farmasi sangat dibutuhkan.
Salah satunya, adanya penyuluhan di beberapa tempat untuk memberikan informasi tentang
kosmetik yang baik dan aman digunakan, juga tidak berbahaya bagi konsumen.
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan
hidup manusia. Kulit yang sehat berarti kulit yang tidak menderita penyakit. Penampilan kulit
sehat dapat dilihat dari struktur fisik kulit berupa warna, konsistensi, kelembapan, kelenturan,
tebal dan tekstur kulit. Salah satu permasalahan pada kulit yaitu kulit berminyak. Kulit
berminyak banyak dialami oleh wanita di daerah tropis. Karena pengaruh hormonal, kulit
berminyak biasa dijumpai pada remaja putri usia sekitar 20 tahunan, meski ada juga pada
wanita usia 30-40 tahun yang mengalaminya. Penyebab kulit berminyak adalah karena
kelenjar minyak (sebaceous gland) sangat produktif, hingga tidak mampu mengontrol jumlah
minyak (sebum) yang harus dikeluarkan. Sebaceaous gland pada kulit berminyak yang
biasanya terletak di lapisan dermis, mudah terpicu untuk bekerja lebih aktif.
Pada praktikum kali ini permasalahan yang kami dapat yaitu bedak kompak yang
dapat digunakan untuk wanita yang tinggal di daerah tropis. Maka solusinya dibuat bedak
kompak dengan bahan tambahan yang dapat berfungsi sebagai pelembab (Misal : squalene
dan vitamin E). Bedak kompak bentuknya padat, dan bisa digunakan setelah pemakaian alas
bedak. Kelebihan dari bedak kompak adalah bisa menyerap sekaligus mengurangiwajah
berminyak dengan cepat. Bentuknya yang padat dan tidak mudah tumpah, sangat praktis
untuk di bawa ke mana-mana. Bentuknya yang beragam, memberikan banyak pilihan tetapi
kekurangan dari bedak ini adalah jika terlalu sering dipulas berulang-ulang dengan bedak
padat, akan membuat wajah terlihat seperti memakai topeng.

8
1.2. RUMUSAN MASALAH
 Bagaimana formula yang tepat dan aman untuk sediaan bedak kompak dengan
mempertimbangkan kegunaannya?
 Bagaimana komposisi bahan aktif yang baik sebagai pelembab dan UV protector
untuk sediaan tersebut ?
 Bahan tambahan apa saja yang digunakan agar sediaan bedak kompak yang dibuat
aman dan dapat diterima oleh konsumen ?
 Bagaimanakah cara evaluasi akhir sediaan yang telah dibuat ?

1.3. TUJUAN PRAKTIKUM


 Mengetahui komposisi dan bahan-bahan yang diperlukan untuk sediaan bedak
kompak untuk kulit wanita daerah tropis
 Mengetahui cara membuat membentuk kekompakan pada bedak kompak
 Mengetahui apakah sediaan yang dibuat telah memenuhi spesifikasi yang telah
ditetapkan dan layak diproduksi

1.4. MANFAAT PRAKTIKUM


Dari penelitian ini kita dapatkan informasi mengenai cara pembuatan bedak kompak
yang baik yang mana dapat memenuhi persyaratan mutu antara lain yaitu aman, stabil,
efektif, dan dapat diterima untuk skala laboratorium.

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bedak adalah campuran homogen dari beberapa macam bahan yang tidak larut dalam
air. Bahan-bahan bedak dicampur rata dan disaring beberapa kali, hasilnya akan berupa
serbuk yang sangat halus dan ditambah pewarna serta parfum sebelum dikemas.
Syarat bedak yang baik adalah bedak yang mampu menutupi cacat-cacat kulit secara
sempurna, melekat dengan baik pada kulit, melicinkan kulit, memiliki daya serap yang tinggi
dan mampu memantulkan sinar ultraviolet. Sesuai dengan syarat-syarat tersebut, biasanya
bedak mengandung :
1. Zink oxyda, zat yang memberi daya penutup.
2. Zinkstearat, zat yang memiliki daya lekat.
3. Talcum vanetum, zat yang memberi daya pelicin.
4. Calcium Carbonat dan magnesium carbonat, zat yang mem- punyai daya hisap.
5. Titanium dioxyda, zat yang memiliki daya penutup yang kuat.
6. Zat warna dan wangi-wangian.
Bedak mempunyai daya yang menyatu dengan alas bedak dan memberi kesan kulit
menjadi lembut. Ada dua macam jenis bedak yaitu bedak yang berbentuk serbuk (face
powder, loose powder) dan bedak padat (compact powder/cream puff).
  Bedak serbuk (tabur) cocok untuk segala jenis kulit. Pemilihan warna bedak tabur
biasanya disesuaikan dengan warna kulit. Gunakan warna pink untuk menyegarkan wajah.
Compact powder adalah loose powder yang dipres menjadi bentuk cake yakni sejenis bedak
padat yang pemakaiannya paling praktis dan bedak padat ini ada yang berjenis transculent,
dan two in one.
  Bedak transculent yang bersifat transparan cocok untuk semua jenis kulit terutama
kulit kering dan normal, kulit sensitive sebaiknya menggunakan bedak wewangian, dan kulit
berminyak sebaiknya menggunakan bedak yang dapat menyerap minyak yang berlebihan di
kulit wajah. Bedak two in one (two way cake) terdiri atas alas bedak dan bedak padat yang
digabungkan, ini sangat bagus karena dapat menghasilkan efek halus dan rata.
  Bedak mempunyai fungsi antara lain untuk menghilangkan minyak mengkilat yang
berasal dari alas bedak, melindungi kulit muka dari sinar matahari, membuat make–up tahan
lama dan melengkapi tata rias agar menjadi sempurna. Pilihlah warna bedak yang sama atau
sedikit lebih terang dari warna foundation.

8
Bedak sebaiknya digunakan setelah kulit wajah dilapisi alas bedak, cream rouge dan
shadow (bayangan) yang dikenakan di hidung atau bagian wajah yang lain. Pemakaian bedak
harus rata agar didapat hasil yang natural. Pakailah spons dengan cara ditepuk-tepukkan pada
seluruh wajah, leher dan tengkuk, kemudian diratakan kembali dengan menggunakan kuas
bedak yakni kuas besar yang bulu-bulunya sangat halus. Bedak transparan membuat make-up
lebih kelihatan asli. Bedak yang bercampur dengan serbuk berwarna mutiara atau keemasan
hanya cocok untuk make up malam hari (memberikan kesan gemerlapan). Bedak padat akan
lebih tahan lama dibandingkan dengan bedak serbuk.
Ada satu kosmetik dasar yang paling dibutuhkan, yaitu bedak. Bedak sendiri terdiri
atas dua jenis, yaitu bedak tabur dan bedak padat.Jenis-jenis bedak
1. Bedak tabur (Loose Powder)
Bedak tabur adalah bedak yang cocok digunakan untuk merias wajah sehari-
hari. Hal ini karena bedak tabur bersifat ringan dan bila dipakai akan membuat wajah
tampak alami. Untuk keperluan khusus, misalnya pergi ke pesta, penggunaan bedak
tabur dipakai setelah terlebih dahulu wajah diberi pelembab dan alas bedak. Hal ini
agar bedak tahan lama dan wajah tidak cepat mengkilap.
2. Bedak padat (Compact Powder)
Bedak padat adalah suatu bentuk bedak tabur yang dibuat dengan cara dipress.
Tujuan dibuatnya bedak padat ini adalah untuk keperluan kepraktisan dalam
membawa bedak ke berbagai tempat. Tentu saja, jika bedak tabur yang dibawa,
kemungkinan bedak tumpah sangat besar. Selain itu, bedak padat juga dibuat agar
wanita bisa merias wajahnya yang kusam atau mengkilap dimana saja dan kapan saja.
Dalam perkembangannya, bedak padat ditambahkan berbagai bahan yang berfungsi
sebagai pelembab dan alas bedak. jadi, dengan hanya memakai bedak padat, wanita
bisa menghemat waktu dalam pemakaian pelembab dan alas bedak.

Pada saat ini, telah dibuat 5 tipe bedak wajah untuk masing-masing jenis kulit yang
berbeda. Lima jenis bedak wajah tersebut adalah untuk wajah yang berkulit normal, kering,
berminyak, kombinasi, dan sensitif.
Berikut ini ciri-ciri dari 5 jenis kulit muka :
1. Kulit  normal, bertekstur halus dan berpori-pori kecil.
2. Kulit berminyak, mengkilap karena kelebihan minyak yang dapat
menyebabkan jerawat, komedo, dan berpori-pori besar.

8
3. Kulit kering, bertekstur kasar, terasa kencang, biasanya tidak terlihat pori-pori
pada kulit wajah.
4. Kulit kombinasi, bertekstur kering pada bagian pipi dan berminyak pada
bagian kening, hidung, dan dahi (daerah T).
5. Kulit sensitif, sensitif dengan produk kosmetik dan pada kondisi tertentu,
misalnya jika terkena sinar matahari akan memerah, pada suhu dingin akan
timbul bercak-bercak merah, dan lain-lain.
Pada umumnya, usia bedak wajah ialah sekitar 1-2 tahun. Bedak wajah bersifat
konsisten karena sering digunakan setiap hari. Oleh karena itu, bedak akan cepat habis
sebelum satu tahun dan banyak produk bedak wajah yang tidak dicantumkan tanggal
kadaluarsanya. Apabila bedak wajah belum habis lebih dari 1-2 tahun, masih boleh
digunakan asal bedak tidak mengalami perubahan fisik secara drastis. Bedak sudah tidak
boleh digunakan lagi jika terjadi perubahan warna secara ekstrem dari warna muda menjadi
hitam pekat. Jika perubahan warnanya tidak ekstrem, misalnya dari warna krem menjadi agak
cokelat muda atau dari putih menjadi sedikit menguning, biasanya masih tidak bermasalah
untuk dipakai. Perubahan ini diakibatkan kosmetik teroksidasi udara karena kurang rapat
menutup kemasan atau cara menyimpannya kurang baik. 

I. Pemilihan Bahan Aktif


UV Protection :
No Bahan Efek Utama Efek Samping Indikasi Kontra Spesifikasi
. Aktif Indikasi lain
1. Titanium Dapat digunakan Dapat Sebagai uv protection - -
dioxide dalam pengobatan menyebabkan yang banyak digunakan
napkin rash (bila alergi dan bila dalam kosmetik
dikombinasikan terhirup debu
dengan titanium titanium dioxide
salisilat), sebagai berpotensi
pewarna makanan karsinogenik.
dan sunscreen. Mengkomsumsi
Selain itu juga makanan yang
sebagai pewarna mengandung
pada kapsul titanium dioxide
gelatin, dan tablet dapat

8
salut. (Martindale menyebabkan
35th P. 1455) kuning pada
kuku.
(Martindale 35th
P. 1455)
2. Oxi- Digunakan secara Alergi fotokontak Sebagai uv protection - -
benzone topical sebagai dermatitis dan yang banyak digunakan
sunscreen, efektif reaksi fotoalergi dalam kosmetik
dalam setelag pemberian
mengabsorpsi topical.
cahaya matahari (Martindale 35th
UVA dan UVB. P. 1448)
(Martindale 35th
P. 1448)
3. Zinc Sebagai astringen Zinc oxide dapat - -
Oxide yang digunakan digunakan untuk
secara topical melindungi kulit
untuk melapisi dari pengaruh ultraviolet,
dan melindungi dan secara luas terhadap
pada eczema, spectrum UVA dan UVB
sedikit serta bersifat stabil
excoriations pada terhadap cahaya. Sebagai
luka dan untuk bahan tambahan dalam
wasir. Dapat juga sunscreen, zinc oxide
digunakan dengan tidak diabsorbsi masuk
cool tar dalam kedalam kulit, sehingga
pengobatan dapat memblok UVA
aczema. dan UVB dan tidak
(Martindale 35th diabsorpsi ke dalam kulit
P. 1458) maka tidak bersifat
iritasi, alergi maupun
komedogenik.

8
Dari bahan-bahan aktif tersebut, yang terpilih sebagai sediaan bedak kompak
(compact powder) untuk kulit wanita di daerah tropis adalah: Titanium dioxide.
Alasan pemilihan bahan aktif adalah:
1. Merupakan tabir surya (UVprotection) fisik yang dapat memantulkan sinar UV A
maupun UV B (MD 37th ed, p. 1760)
2. Merupakan zat warna putih yang cocok sebagai bahan compact powder dan tidak
menimbulkan perubahan warna apabila mengalami kontak langsung dengan
cahaya. (MD 37th ed, p. 1760)
3. Zinc oxide secara garis besar memiliki efek yang sama dengan Titanium dioxide
namun zinc oxide dengan gliserol mengalami perubahan warna apabila kontak
dengan cahaya. (MD 37th ed, p. 1764)
4. Zinc oxide dapat menyerap CO2 dari udara sehingga dapat mengganggu stabilitas
sediaan.

II. Pemilihan Bentuk Sediaan


 Titanium dioxide
Karakteristik Fisika Karakteristik Kimia
Organoleptis: - Rumus molekul TiO2
- Bentuk : Kristal padat - Berat molekul 79,88
- Warna : Tidak berwarna/putih - Titik didih 4532 – 54320F (2500-30000C)
- Bau : Tidak berbau, - Titik lebur 3317 – 33620F (1825-18500C)
- Rasa : Tidak berasa - Berat jenis (air=1) 3,84 - 4,26
- Bentuk : compact powder face - pH (10% suspense dalam air) netral pada
- Praktis tidak larut dalam air lakmus
- Tidak larut dalam larutan asam mineral - pH 6,0 – 9,5
tetapi larut dalam konsentrasi panas asam - Stabil pada suhu tinggi
sulfuric. (MD 37th ed, p.1760) - Non higroskopis
- Larut dalam asam sulfat pekat panas, - Kadar aman= 98,0 – 100,5%
asam hidro fluorida, alkali
- Tidak larut dalam asam hidroklorida,
asam nitrat, asam sulfat encer, air dingin,
pelarut organik.

Bentuk sediaan yang terpilih adalah compact powder, karena:

8
1. Berdasarkan karakteristik fisiko-kimia bahan aktif terpilih yaitu Titanium
dioxide praktis tidak larut dalam air. (MD 37th ed, p. 1760)
2. Titanium dioxide secara luas digunakan pada sediaan topical pharmaceutical
formulation. Yang terpenting adalah Titanium dioxide non-iritant dan non-
toxic. (HPE 6th ed, p. 742)
3. Sediaan dalam bentuk kompak powder mudah diaplikasikan pada wajah
4. Kelebihan compact powder adalah bisa menyerap sekaligus mengurangi
minyak di wajah dengan cepat.
5. Bentuknya yang padat dan tidak mudah tumpah, sangat praktis untuk dibawa
kemana-mana. Bentuknya yang beragam, memberikan banyak pilihan.

III. Persyaratan Mutu


1) Untuk bahan:
1. Safety
 Aman bagi pekerja
 Toksisitas sudah diketahui dengan pasti dan dapat dikendalikan ( syarat
keacunan difarmakope)
2. Efficacy
 Kemajuran
 Dapat bermanfaat atau memberikan efek sesuai yang diharapkan
3. Quality
 Kualitas (kemurnian ) harus memenuhi persyaratan kemurnian yang
dipersyaratkan
 Tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat memberikan efek samping
yang tidak diharapkan
 Khusus untuk zat warna yang digunakan harus telah melewati tes dan lolos
uji sebagai FDC dan atau DC

2) Untuk sediaan:
1. Aman
 Sediaan aman apabila dipakai dan tidak menimbulkan efek samping yang
membahayakan pada pemakai topical

8
 Tidak boleh terjadi kenaikan toksisitas (bila sediaan mengandung bahan
aktif)
 Tidak menimbulkan bahan pada pemakai
2. Efektif
 Mempunyai efek melembabkan sesuai dengan yang diharapkan
 Mudah deserap kulit dan mudah digunakan
3. Dapat diterima
 Penampilan sediaan menarik, baik, dari segi bentuk, warna dan bahannya
4. Stabilitas kimia
 Secara kimia antara komponen tidak saling berinteraksi yang menimbulkan
perubahan pH, kadar, warna (USP XXII, p. 1703)
5. Stabilitas fisika
 Kondisi fisik tidak berubah dalam penyimpanan dan selama pemakaian,
meliputi:
i. Konsistensi tidak berubah selama penyimpanan
ii. Tidak mudah hancr pada penyimpanan
iii. Ukuran partikel 0,1-0,5 µm
iv. Titik leleh 62˚C (parfume, cosmetic and sap vol 3, p.197)
6. Stabilitas mikroba
 Tidak terjadi peruraian akiba pertumbuhan MO
 Sterilitas / resistensi erhadap pertumbuhan MO tergantung pada spesifikasi
sediaan yang diinginkan
 Sediaan tidak ditumbuhin MO seduai dengan persyaratan tertentu dan jika
sediaan tersebut mengandung zat antiMO maka harus teta selektif selama
waktu yang ditentukan (USP XXII, p.1703)
 Resistensi terhadap perkembangan dan aktivitas MO terapi memenuhi
persyaratan yang ditentukan untuk sediaan non steril (USP XXII, p. 1703)
 Tidak boleh ada bakteri Salmonella sp, Pseudomonas aeraginosa,
Staphylococcus aureus, Proteus mirabilis, Serratia marcessens, Klulasiella
sp (Lachmen ed3 p. 1122)

8
7. Stabilitas toksikologi
 Tidak boleh menjadi bahan yang mungkin dapat masukjaringan lokal dan
tidak boleh menunjukkan adanya gejala kenaikan toksisitas selama
penyimpanan dalam batas waktu tertentu (USP XXII, p. 1703)
8. Stabilitas farmakologi
 Tidak terjadi perubahan efek terapi yang menyimpang dari yang
direncanakan atau tujuan pengobatan sampai batas waktu tertentu (USP
XXII 1703)

8
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL

Bedak kompak untuk kulit wanita pada daerah tropis

Compact Powder

Bahan pengisi Absorbent -Coating agent Zat Adhesive Preservative


-UV protection
Magnesium Carbonat - Pigment
Kaolin
Zinc sterate Nipasol
Talcum
Binder / Pengikat
Humectant / pelembab Color Perfume
Antioksidan
Titanium dioxide Squalene Glyceril tri-iso-octanoate

Vitamin E

BAB IV

8
METODE PENELITIAN

A. Takaran atau Dosis Bahan Aktif


1. Dosis Titanium dioxide sesuai peraturan Kepala Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia nomor: hk.00.05.42.1018 tentang bahan kosmetik,
dimana kadar maksimum Titanium dioxide yang diperbolehkan adalah 25 %.
2. Titanium dioxide yang dipilih adalah 5%.

B. Perencanaan Bentuk Takaran


 Perencanaan bentuk dan sediaan
Bedak dibuat dalam bentuk bedak kompak supaya penggunaanya lebih praktis dan
tidak berterbangan saat dipakai.
 Perencanaan takaran : Per kemasan dibuat 20 gram.
 Pemakaian maksimum 12 bulan setelah kemasan dibuka.

C. Aturan Pakai
Aplikasikan bedak kompak dengan menggunakan spons yang tersedia sesuai yang
diinginkan pada wajah.

D. Perencanaan Formula Sediaan


R/ Titanium dioxide 5%
Kaolin 15 %
Zinc stearate 5%
Magnesium carbonat 5%
Binder 2%
Squalen 3% pustaka : New Cosmetic Science, Mitsui
Nipasol qs
Vitamin E qs
Color qs
Perfume qs
Talcum ad 100 %
m.f compact powder ad 20 gram
E. Karakteristik Dan Alasan Pemilihan Bahan

8
a. Talcum
 Magnesium silikat (3MgO.4SiO2.H2O)
 Fungsi:
- Membantu kemampuan penyebaran pada kulit
- Zat pengisi
 Kelarutan: Praktis tidak larut dalam air dan pelarut organik.
 Ukuran partikel: 98% harus dapat melewati ayakan mesh no 200 (tidak lebih besar
dari 74µm.
b. Kaolin/Bolus Alba
 Fungsi: Sebagai absorben
 Warna dari kaolin yang digunakan harus secerah mungkin
 Kaolin bersifat higroskopis sehingga penggunaannya pada bedak wajah tidak
melebihi 25%.
c. Titanium Dioxide
 Fungsi:
- Sebagai UV protection
- Sebagai coating agent
- Sebagai pewarna (pigmen)
 Terlalu sedikit titanium dioxide membuat bedak tidak dapat menempel pada kulit,
namun jika terlalu banyak dapat menyebabkan efek seperti topeng. Jadi
penggunaanya 10-15%.
 Organoleptis: Putih, amorf, tidak berbau, serbuk non higroskopis.
d. Zinc Stearate
 Fungsi: Sebagai zat adhesif (supaya dapat melekat pada kulit wajah dan tidak
menghilang dalam waktu yang singkat, untuk menghindari pemakaian kembali).
 Penggunaan sebagai zat adhesif sekitar 4-15%
 Titik leleh: 120-122oC
 Ukuran partikel: 100% harus dapat melewati mesh no 325 (tidak > 44,5 µm)
 Kelarutan: Tidak larut pada etanol 95%, eter, air, larut pada benzena.
e. Magnesium carbonat
 Fungsi : Sebagai absorben.
 Jika terlalu banyak digunakan dapat menyebabkan kulit menjadi kering.
f. Binder

8
 Fungsi : Sebagai bahan pengikat untuk memperbesar adhesi pada kulit
g. Squalen
 Fungsi : melindungi permukaan kulit dari paparan ultraviolet dan sumber radiasi
lainnya serta sebagai bahan pengikat
h. Nipasol
 Fungsi : Sebagai zat pengawet atau preservative.
 Kadar 0,01-0,6%
i. Vitamin E
 Fungsi : Sebagai antioksidan untuk menjaga beberapa bahan tambahan dari
degradasi dan ketengikan.
j. Color
 Bahan pewarna adalah dasar dari bedak wajah yang menampilkan nuansa
bayangan yang diinginkan.
 Pewarna digunakan dalam variasi yang berbeda baik pigmen organik ataupun
anorganik.
 Jumlah dari pewarna yang dibutuhkan tergantung besarnya derajat tipe yang
digunakan dalam formula.

F. Rancangan Spesifikasi Sediaan


1. Organoleptis
a. Bentuk : Bedak padat (Kompak)
b. Warna : Putih kecoklatan (Dispersi warna merata)
c. Bau : Perfume
d. Rasa :-
2. Homogenitas : Homogen
3. Bobot : 20 gram
4. Tidak menimbulkan iritasi dan sensitifitas pada kulit dan mudah tersapu pada kulit

G. Tabel Penimbangan

8
No Nama Bahan Kadar dalam % 1 kemasan (20 gram) Skala industri (20 kg)
.
1. Titanium dioxide 5% 1 gram 1 kg
2. Kaolin 15% 3 gram 3 kg
3. Zinc stearate 5% 1 gram 1 kg
4. Magnesium carbonat 5% 1 gram 1 kg
5. Binder 2% 0,4 gram 400 gram
6. Squalen 3% 0,6 gram 600 gram
7. Nipasol qs qs qs
8. Vitamin E qs qs qs
9. Color qs qs qs
10. Perfume qs qs Qs
11. Talcum Ad 100 % 13 gram 13 gram

H. Alat Dan Bahan


Bahan : Alat :
- Talcum - Wadah bedak + spon bedak
- Kaolin - Timbangan digital
- Titanium dioxide - Kertas perkamen
- Zinc stearate - Beker glass
- Magnesium carbobate - Mortir dan stamper
- Binder
- Nipasol
- Vitamin E
- Color

I. Penyusunan Kerangka Operasional


1). Cara Pembuatan
1. Siapkan mortir dan stamper
2. Timbang kaolin 3 g, masukkan mortir, gerus ad halus
3. Timbang zinc stearate 1 g
4. 2+3 campur ad homogen
5. Timbang magnesium carbonate 1 g
6. 4+5 campur ad homogen
7. Timbang titanium dioxide 1 g
8. 6+7 campur ad homogen

8
9. Tambahkan nipasol dan vitamin E secukupnya ke no 8, campur ad homogen
10. Timbang binder 0,4 g
11. 9+10 campur ad homogen
12. Timbang squalen 0,6 gram
13. 11+12 sedikit demi sedikit, aduk ad homogen
14. Ayak talcum dengan pengayak no.40, timbang 13 g
15. Masukkan 14 ke no 13 sedikit demi sedikit sambil dicampur ad homogen.
16. 15 + coloring secukupnya, campur ad homogen
17. 16 diayak dengan pengayak no.40
18. 17 dimasukkan ke dalam wadah dan dipres agar terbentuk bedak kompak.
19. Beri etiket dan + brosur, masukkan wadah sekunder

2) Kerangka Operasional

8
Timbang kaolin 3 g

Timbang zinc stearate 1 g

Timbang magnesium carbonate 1 g

Timbang titanium dioxide 1 g


Campur ad
homogen
Ambil Nipasol qs
Campur ad
homogen
Ambil Vitamin E qs Masukkan sedikit demi sedikit, campur ad homogen
Coloring qs

Timbang Binder 0,4 g


Perfume qs
Timbang Squalen 0,6 gram

Ayak talcum dg
Timbang Talcum 13 g
mesh no 40. Diayak dengan
mesh no. 40

Dimasukkan wadah
dan dipres ad
kompak

Beri etiket + brosur,


masukkan wadah
sekunder

J. Perencanaan Evaluasi Sediaan


1. Pengawasan Mutu dan Praktek Laboratory

8
Suatu formula dimulai dari riset dan pengembangan laboratorium, dan setelahnya
di evaluasi di alam laboratorium pengawasan mutu. Tiap rumusan yang akan
dikembangkan harus dilakukan uji intensive laboratorium untuk mengisi masalah
yang mungkin terjadi ketika akan diperkenalkan di konsumen. Yang paling sering
dilakukan pada uji pengawasan mutu yaitu pengujian panel . selain itu, dilakukan uji
pengujian stabilitas untuk produk yang disimpan dalam waktu yang lama.
Waktu penyimpanan merupakan salah satu factor yang menentukan dalam
laboratorium modern. Namun, mutu produk adalah factor yang utama, dan terlalu
cepat (buru-buru) akan menimbulkan masalah. Terkadang diperlukan juga kecepatan
dengan ketelitian untuk detail menyeluruh.
2. Shade Control dan Lighting
Shade control adalah salah satu dari aspek yang mengancam dalam pengendalian
mutu bedak. Variasi antara batch yang sama terjadi dan titik yang tepat dimana untuk
mempertimbangkan suatu batch baru dapat menjadi pilihan komersil walau kadang-
kadang sukar untuk ditentukan.
Cara shade control suatu bedak :
- Perbandingan penampilan bedak suatu baku ketika diratakan pada suatu latar
belakang (warna kulit wajah)
- Mengevaluasi warna dengan membandingkan pada warna standard warna kulit
wajah (warna kulit merupakan pertimbangan shade control dan juga cara
pemakaian dan evaluasi konsumen. Sebagai contoh harus disimpan di tempat
gelap untuk menghindari warna bedak memudar.
3. Dispersi Warna
Pewarna pada bedak wajah haruslah terdispersi secara homogeny dalam dasar bedak.
Tidak boleh ditemukan adanya lapisan warna atau ketidakbercampuran pada disperse
bedak yang menyebabkan pulverisasi yang jelek atau pengeluaran warna keseragaman
pada bedak. Cara ujinya adalah :
- Bedak disebarkan pada kertas putih
- Dilihat dengan kaca pembesar
Jika terdapat ketidakseragaman yang terdeteksi, proses selanjutnya untuk memperoleh
pengembangan warna maksimal harus diperoleh dalam homogenitas.

4. Pay off atau Uji Pulasan

8
Cara : Diuji pada kulit.
- Jika tekanan pada cake terlalu besar, bedak yang dihasilkan tidak akan tersapu
bersih dengan mudah dan akan ada gaya adhesi yang tidak cukup dari bahan
terhadap puff.
- Jika tekanan terlalu rendahmaka cake akan menjadi lembek dan punya
kecenderungan menjadi remuk dan pecah .
5. Uji Tekanan
Cara : Dengan alat penetrometer
- Kekerasan dan tekanan dari cake harus seragam (tekanan yang diberikan secara
alami haruslah rata dengan adanya kantung-kantung udara akan membuat cake
menjadi mudah pecah.
6. Uji Keretakan
Cara : Menjatuhkan bedak pada permukaan kayu beberapa kali pada ketinggian 30 cm
- Jika cake yang dihasilkan tidak rusak, berarti kekompakannya lulus uji dan dapat
disimpan tanpa meghasilkan hal-hal yang tidak memuaskan.
7. Tes Iritasi
Tujuan :
- Untuk mengetahui apakah sediaan yang dihasilkan menimbulkan reaksi iritasi dan
sensitifasi
8. Tes Homogenitas
Alat : Kaca arloji
Tujuan : Untuk mengetahui homogenitas suatu sediaan
Cara : Sediaan di oleskan pada kaca arloji dan dilihat homogenitasnya sebelum
dikompakkan pada wadah.
9. Uji pH
Alat : dengan menggunakan indicator universal

BAB V

8
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

1. Tabel Hasil Evaluasi


No Evaluasi Spesifikasi Hasil Keterangan
1 Organoleptis
Bentuk Bedak Kompak Bedak Kompak +
Warna Putih kecoklatan Merah muda -
(Dispersi merata) (Dispersi merata) +
Bau Perfume Perfume +
Rasa Tidak berasa Tidak berasa
2 Homogenitas Homogen Homogen +
3 Bobot 20 g 20 g +
4 Iritasi dan sensitifasi Aman Aman +
5 pH 6

2. Pembahasan
Bedak yang bagus adalah bedak yang memiliki sifat adhesive, yaitu bedak yang dapat
mudah disapukan dengan spon, melekat, meresap dan merata pada kulit wajah dan tidak
menghilang dalam waktu yang singkat untuk meminimalisir pemakaian kembali. Bedak juga
diberi UV protection untuk menghindari kulit wajah dari sinar UV dan diberi pelembab untuk
melembabkan kulit wajah. Selain itu dalam penyimpanannya, bedak kompak tidak boleh
mudah remuk atau pecah dan pada suhu kamar kualitasnya harus tetap baik.
Berdasarkan evaluasi yang kami lakukan, sediaan bedak kompak sudah kompak, karena
ketika dibanting dari ketinggian ± 30 cm, bedak kami tetap utuh. Secara organoleptis bedak
kompak kami berwarna merah muda (dispersi warna merata) dan berbau perfume. Warna
yang didapatkan yaitu merah muda. Hal ini tidak sesuai dengan spesifikasi yang kami
tetapkan yaitu putih kecoklatan. Hal ini mungkin disebabkan terlalu banyak penambahan
warna. Selain itu juga telah dilakukan uji homogenitas sediaan dan memberikan hasil yang
homogen. Pada bedak kompak yang kami buat juga tidak menimbulkan iritasi dan sensifitasi.
Sediaan bedak kompak yang kita buat mengandung pelembab dan UV protection (Squalene,
vitamin E, dan titanium dioxide). Sediaan kami juga aman untuk digunakan dari hasil cek pH
dengan menggunakan indicator universal. pH sediaan kami yaitu 6. pH yang didapatkan
sesuai dengan pH kulit yaitu dari 4,5-6,5. Dengan demikian sediaan kami aman digunakan
untuk kulit dan tidak menimbulkan iritasi.

8
Gambar. Hasil uji pH

Gambar hasil Compact Powder

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

8
Kesimpulan :
1. Berdasarkan hasil uji evaluasi bedak kompak yang kami buat
belum memenuhi spesifikasi-spesifikasi yang ditentukan. Hal ini dikarenakan masih
perlu diuji toksisitas dan uji sterilitas agar memenuhi standar keamanan, mutu, dan
efektivitas sediaan.

Saran :
1. Sebaiknya melakukan pengujian lebih lanjut sesuai dengan persyaratan dalam CPKB
(Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik).
2. Sebaiknya saat penambahan warna sedikit demi sedikit sehingga warna yang
didapatkan sesuai dengan spesifikasi

KEMASAN SEKUNDER

8
8
LEAFLET DAN BROSUR

8
DAFTAR PUSTAKA

Departemen kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Korpri Sub Unit
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan : Jakarta

Departemen kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia edisi IV. Korpri Sub Unit
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan : Jakarta

Remington’s. 1980. Pharmaceutical Science 19th edition. Mack Publishing Company,


Easton : Pennysylvania

Rowe, Raymon C.2006. Handbook of Pharmaceutical Excipient 5th edition. The


Pharmaceutical Press : London

Lund W. 1994. The Pharmaceutical Codex 12th edition. The Pharmaceutical Press:
London

Reynold J. 1986. Martindale The Extra Pharmacopeia 28th edition. The Pharmaceutical
Press : London

Sweetman, Sean C. 2009. Martindale The Extra Pharmacopeia 36th edition. The
Pharmaceutical Press : London

Departemen Farmakologi dan Terapeutik. 2008. Farmakologi dan Terapi edisi 5. Balai
Penerbit FKUI : Jakarta

Martin, A., Bustanante, and Chun A.H.C. 1993. Physical Pharmacy 3rd ed. William and
Wilkins

Mitsui, T., ed. 1997. New Cosmetic Science. Elsevier Science B.V. : Amsterdam,
Netherlands

Anda mungkin juga menyukai