Jawaban Tutorial 2 Mbs

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

KEMENTRIAN RISTEK DAN PENDIDIKAN TINGGI RI

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ UT JAKARTA
PRORAM PENDAS MASA REGISTRASI 2019

Nama Mata Kuliah : MBS Program Study : S1 PGSD


Kode Mata Kuliah : IDIK4012 Nama Mahasiswa : Aye Ekaryati
Tutor/ Dosen : Adie Erar Yusuf NIM : 857063905
Masa Registrasi : 2021. 1

1. Mengapa MBS perlu diperkenalkan di Indonesia ?

Pendidikan adalah komponen penting dalam majunya peradaban suatu bangsa. Telah
banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Namun, dirasa masih
belum memberikan pengaruh yang optimal dan signifikan. Ada beberapa faktor yang menjadi
pemicu hal demikian terjadi. Faktor pemicu tersebut adalah; kebijakan penyelenggaraan
pendidikan nasional yang berorientasi pada hasil, penyelenggaraan pendidikan yang
dilakukan secara sentralistik, dan kurangnya keterlibatan peran serta masyarakat terkhusus
orang tua siswa.

Untuk memaksimalkan peningkatan pendidikan, Pemerintah mengupayakan


penyelenggaraan pendidikan melalui Manajemen Berbasis Sekolah yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) adalah proses mengelola sumber daya secara efektif untuk
mencapai tujuan yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong
pengambilan keputusan partisipatif secara langsung semua komponen warga sekolah, yaitu;
kepala sekolah, guru, siswa, orang tua dan masyarakat.

Manajemen Berbasis Sekolah adalah salah satu upaya untuk mengikutsertakan


seluruh komponen warga sekolah untuk bersama-sama membangun pendidikan, sehingga
tanggung jawab terhadap perkembangan pendidikan tidak berada di satu tangan. Semoga
pelaksanaan RTL MBS yang keberlanjutan dapat menaikkan statistik peningkatan mutu
pendidikan.

Berikut alasan mengapa MBS perlu diperkenalkan di Indonesia:

1. Menerapkan UU Sisdiknas Pasal 51 ayat 1 secara murni dan konsekuen;


2. Memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui pemberian otonomi, fleksibilitas, dan
partisipasi;

3. Meningkatkan mutu sekolah melalui kemandirian dan inisiatif sekolah;

4. Mempercepat transformasi proses belajar mengajar secara optimal;

5. Meningkatkan motivasi kepala sekolah agar lebih bertanggung jawab terhadap mutu
peserta didik;

6. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada stakeholders sehingga selalu berusaha


seoptimal mungkin melaksanakan dan mencapai sasaran mutu pendidikan yang telah
direncanakan;

7. Memberikan tanggung jawab baru bagi pelaku MBS;

8. Meningkatkan kepedulian stakeholder dalam penyelenggaraan pendidikan;

9. Meningkatkan usaha desentralisasi manajemen pendidikan;

10. Memberdayakan sumberdaya manusia lokal serta sarana dan prasarana sekolah yang
ada sesuai kebutuhan peserta didik;

11. Memacu inisiatif dan kreativitas dalam meningkatkan mutu sekolah;

12. Memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada sekolah, sekolah akan lebih lincah
dalam mengadakan dan memanfaatkan sumberdaya sekolah secara optimal untuk
meningkatkan mutu sekolah;

13. Mengetahui SWOT (Strength, Weaknesess, Opportunities, Threats) bagi dirinya sehingga
sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang tersedia untuk memajukan
sekolahnya;

14. Mengambil keputusan yang cocok untuk memenuhi kebutuhan sekolah karena sekolahlah
yang paling tahu apa yang terbaik bagi sekolahnya;

15. Menggunakan sumberdaya pendidikan lebih efisien dan efektif bilamana dikontrol oleh
masyarakat setempat;

16. Melibatkan stakeholder dalam pengambilan keputusan sekolah menciptakan transparansi


dan demokrasi yang sehat;

17. Melakukan persaingan sehat dengan sekolah-sekolah lain untuk meningkatkan mutu
pendidikan melalui upaya-upaya inovatif dengan dukungan stakeholder; dan

18. Merespons aspirasi masyarakat dan lingkungan yang berubah dengan cepat.
Dr. E. Mulyasa, M.Pd dalam bukunya Manajemen Berbasis Sekolah menyatakan alasan MBS
sebagai berikut:

1. Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya.

2. Sekolah lebih mengetahui kebutuhannya.

3. Keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan.

Alasan MBS menurut Bank Dunia adalah:

1. Ekonomis: King dan Ozler

"Manajemen lokal dirasakan lebih efektif karena semakin ke tingkat lokal suatu
keputusan diambil, semakin besar kedekatan pengelola sekolah dengan pelanggan".

2. Politis

MBS sebagai bentuk reformasi. Desentralisasi yang mendorong adanya partisipasi


demokrasi dan kestabilan politik.

3. Profesional

Tenaga kerja sekolah harus berpengalaman dan memiliki keahlian untuk membuat
keputusan pendidikan yang paling sesuai untuk sekolah terutama untuk para siswa.

4. Efisiensi Administrasi

Pengalokasian sumber daya dilakukan oleh sekolah itu sendiri.

5. Finansial

MBS dapat dijadikan alat untuk meningkatkan sumber pendanaan lokal.

6. Prestasi Belajar

Peningkatan prestasi belajar siswa terjadi apabila orang tua siswa dan para guru diberi
otoritas dari sekolah, maka iklim belajar untuk mendukung pencapaian prestasi siswa.

7. Akuntabilitas Sekolah

Akan terjadi apabila ada keterlibatan aktor-aktor sekolah dalam pengambilan


keputusan dan pelaporannya.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa alasan adanya MBS
adalah untuk meningkatkan mutu, memandirikan, dan memberdayakan sekolah
melalui kemandirian, pemberian otonomi, partisipasi, dan inisiatif sekolah sehingga
proses belajar mengajar berlangsung optimal dan mencapai sasaran mutu pendidikan
yang telah direncanakan dan agar sekolah lebih mengetahui kekuatan serta
kelemahannya, oleh karena itu melibatkan warga sekolah dan masyarakat dalam
mengambil segala keputusan.

2. Bagaimana penerapan MBS di sekolah Anda?

Penerapan manajemen berbasis sekolah/madrasah merupakan strategi


sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena itu, manajemen
pengelolaan kelas dapat mengembangkan berbagai kemampuan dan keterampilan
baik sebagai bekal untuk menempuh hidup dalam efektivitas pembelajaran
masyarakat maupun sebagai bekal untuk pendidikan. Lebih lanjut, melalui pelayanan
manajemen pengelolaan kelas diharapkan efektivitas pembelajaran semua warga
negara memperoleh hak dan kesempatan belajar dan diharapkan pula dapat
mengembangkan kualitas manajemen sesuai dengan potensi yang dimiliki masing-
masing tanpa perbedaan status sosial, ekonomi, geografi, suku, dan agama.

Manajemen berbasis pengelolaan sekolah/madrasah mengarahkan dan


mempengaruhi para bawahan, bagaimana orang lain melaksanakan tugas dengan
esensial dan menciptakan suasana yang menyenangkan untuk bekerja sama. Dalam
melaksanakan manajemen pengelolaan kelas, seorang manajer perlu memahami
gaya atau tipe manajemen, teknik manajemen pengelolaan kelas, dan fungsi
manajemen serta iklim organisasi. Kesuksesan seorang manajer sangat tergantung
kepada efektivitas dalam pembelajaran di sekolah, sehingga dalam pengelolaan kelas
diperlukan tenaga terampil yang dapat memiliki manajemen dengan baik.

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan sekolah saya, diberikan


keleluasaan untuk menata proses pembelajaran dengan konsep otonomi sekolah
(kemandirian sekolah) yang menjamin siswa mendapatkan pelayanan pembelajaran
yang bermutu dengan memperbaiki dan mengembangkan kinerja kepemimpinan
sekolah, mutu mengajar guru, fasilitas sekolah, program-program sekolah, dan
layanan lainnya.
Sekolah diberi kewenangan untuk mengembangkan program- program
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan sekolah, misalnya menambah jam mata
pelajaran yang ingin ditingkatkan kadar dan mutu pembelajarannya, memperkaya
pokok atau subpokok bahasan dalam mata pelajaran tertentu yang dianggap penting
dan relevan dengan konteks kebutuhan anak disekolah itu, memberi perhatian khusus
pada pengembangan bakat dan minat para peserta didik. Disamping itu terbuka
kemungkinan untuk mengembangkan mata pelajaran yang efektif, menetapkan
sumber pelajaran, fasilitas dan alat-alat pelajaran yang diperlukan.

Untuk mendukung terlaksananya penerapan manajemen berbasis sekolah,


diperlukan adanya kerja sama ( kemitraan ) dengan masyarakat melalui dewan komite
sekolah/madrasah dengan melibatkan semua unsur stakeholder pendidikan seperti
kelompok Orang Tua, kelompok Asosiasi, kelompok Praktisi, kelompok Akademisi,
kelompok pengusaha, Tokoh masyarakat dan sebagainya. Keberadaan mereka
sangat diperlukan agar berkontribusi terhadap peningkatan mutu pendidikan melalui
peningkatan partisipasi. Kerja sama yang dimaksud adalah dalam bentuk kontribusi
pembiayaan dan dalam bentuk kontribusi pemikiran/tenaga. Partisipasi masyarakat
dalam bentuk pemikiran ikut berperan aktif dalam perencanaan, pengawasan dan
pengendalian program sekolah, menyusun RAPBS sesuai dengan tuntutan dan
kebutuhan masyarakat .

Sekolah saya telah memiliki gedung sekolah yang sudah memadai, lingkungan
sekolah sangat kondusif, termasuk fasilitas sarana dan prasarana pendukung lainnya
yakni lokasi sekolah, tenaga pendidik, peserta didik, pelaksanaan proses
pembelajaran, sarana dan media pembelajaran, tenaga administrasi, dukungan orang
tua peserta didik dan masyarakat, dan sarana prasarana pendukung lainnya, dalam
rangka untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya di sekolah saya .

Faktor-faktor yang dapat mendukung dan menghambat dalam menerapkan


manajemen berbasis pengelolaan sekolah serta cara mengatasi berbagai
permasalahan yang dihadapi. Hal ini perlu ditingkatkan secara efektif dan efisien
dalam rangka optimalisasi pemberdayaan sekolah sebagaimana yang diharapkan
oleh seluruh elemen masyarakat dan pemerintah.

Sumber:

1. Modul IDIK 4012

2. http://aderusliana.blogspot.com/2009/03/karakteristik-manajemen-berbasis.html

Anda mungkin juga menyukai