Hukum Lentz
Hukum Lentz
Hukum Lentz
dI d[ I o cos(t o )]
dt dt
I o sin(t o )
o R a
N bI o ln sin(t o )
2 R
B(t)
a R b
Gambar 6.9 Medan magnet yang berubah-ubah menembus sebuah kumparan. Ke manakah arah arus induksi
yang dihasilkan?
Contoh 6.3
Pada Gambar 6.10, sebuah kawat berbentuk hutuf U diletakkan
dalam medan magnet konstan dengan bidang kawat tegak lurus medan
magnet B yang konnstan. Sebuah batang ab diletakkan di atas kawat U
423
Bab 6 GGL Induksi dan Induktansi
a
L
v
b
Jawab
Untuk menentukan ggl yang dihasilkan, kita harus menentukan
fluks terlebih dahulu. Misalkan suatu saat jarak batang ab ke ujung kiri
kawat U adalah x. Maka luas loop adalah A Lx . Karena arah medan
magnet tagak lurus bidang loop maka fluks magnetik yang dilingkupi loop
dapat langsung ditulis
BA
BLx
d
N
dt
d ( BLx)
N
dt
dx
NBL
dt
424
Bab 6 GGL Induksi dan Induktansi
Karena batang ab hanya satu, maka jumlah lilitan loop hanya satu, atau N =
1. Besaran dx / dt tidak lain daripada laju gerakan batang ab, atau
dx / dt v . Jagi, ggl yang dihasilkan adalah
BLv
I
R
BLv
R
Contoh 6.4
Sebuah batang ab yang panjangnya L berputar dalam medan magnet
konstan B dengan kecepatan sudut tetap . Sumbu putar adalah salah satu
ujung batang dan bidang putar tegak lurus medan magnet (Gambar 6.11).
Berapakah tegangan antara ujung a dan b yang dihasilkan dan ujung
manakah yang memiliki tegangan lebih tinggi?
Jawab
Untuk mencari ggl yang dihasilkan kita harus terlebih dahulu
menentukan fluks. Ini tampak sulit karena kita hanya memiliki satu batang,
bukan lintasan tertutup. Namun kita dapat mengakali dengan cara
menghubungkan batang tersebut dengan sebuah lintasan yang
hambatannya tak berhingga sehingga antara batang dan lintasan tambahan
425
Bab 6 GGL Induksi dan Induktansi
ini membentuk lintasan tertutup. Seperti pada Gambar 6.12, lintasan acb
yang kita buat memiliki hambatan tak berhingga sehingga ada atau tidak
adanya lintasan tersebut tidak berpengaruh pada arus yang dihasilkan
(arus tetap nol).
a
L
b
Kita tinjau suatu saat ketika batang ab telah berputar sejauh sudut
. Luas loop saat ini adalah
/ 2
A L2
2
L
2
2 2
BA
BL
2
2 2
426
Bab 6 GGL Induksi dan Induktansi
BL2 BL2
4 2
a
Loop
b c
Kawat dengan hambatan
tak berhingga sebagai pelengkap
loop tertutup
Gambar 6.12 Lintasan acb adalah lintasan virtual yang dibuat sehingga loop yang dihasilkan menjadi tertutup.
Lintasan virtual tersebut dalat dianggap sebagai jalur dengan hambatan menuju tak berhingg sehingga tidak
dialiri arus listrik.
d
N
dt
d BL2 BL2
1
dt 4 2
BL2 d
0
2 dt
427
Bab 6 GGL Induksi dan Induktansi
BL2
2
Ke mana arah arus induksi? Mari kita memisalkan lintasan acb yang
kita tambahkah memiliki hambatan yang berhingga sehingga ada arus
induksi dalam loop. Putaran batang ab menyebabkan luas loop berkurang
sehingga fluks berkurang. Akibatnya, arus induksi harus memperbesar
fluks dengan cara menghasilkan medan magnet yang searah dengan medan
magnet yang telah ada. Ini hanya mungkin jika arah arus induksi searah
dengan putaran jarum jam. Agar arus induksi searah dengan putaran jarum
jam, maka batang ab harus memiliki kutub positif di a dan kutub negatif di b.
Dengan demikian, jika lintasan tambahan acb tidak ada maka tidak ada
arus yang mengalir, tetapi batang ab memiliki tegangan yang berbeda. Tittik
a memiliki tegangan yang lebih tinggi daripada titik b.
6.5 Dinamo
Kita sering menjumpai dinamo pada sepeda. Dinamo digunakan
untuk mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Pada sepeda, energi
listrik yang dihasilkan digunakan untuk menyalakan lampu sepeda.
Dinamo terdiri dari sebuah kumparan yang bergerak dalam medan magnet
tetap. Di bagian luar dinamo ada bagian yang dapat disentuhkan atau
dilepaskan dari roda sepeda. Bagian tersebut berhubungan dengan
kumparan di dalam dinamo. Ketika bagian ini disentuhkan ke roda sepeda
maka bagian tersebut berputar mengikuti putaran roda sepeda sehingga
kumparan di dalam dinamo berputar. Akibatnya, fluks yang dikandung
kumparan berubah-ubah. Perubahan fluks tersebut menghasilkan ggl
induksi yang pada akhirnya mengalirkan arus ke lampu. Dan lampu
akhirnya menyala. Di siang hari kita melepaskan kontak dinamo dengan
roda sepeda sehingga lampu tidak menyala pada siang hari.
Gambar 6.13(a) adalah contoh dynamo yang terpasang pada roda
sepeda dan skema bagian dalam dynamo (b). Bagian utama dalam dynamo
adalah sebuah kumparan pada posisi tetap dan sebuah magnet yang
berputar besama dengan berputarnya bagian yang menyentuh roda.
Bagaimana prinsip kerja dinamo? Lihat Gambar 6.14. Kumparan
XYWX dapat berputar dalam medan magnet tetap. Panjang sisi-sisi
kumparan adalah a dan b. Akibat perputaran maka luas penampang
kumparan yang tegak lurus medan magnet berubah-ubah sehingga terjadi
428
Bab 6 GGL Induksi dan Induktansi
(a) (b)
Bagian yang bergeser
dengan ban sepeda
Magnet
U S Teras besi
Kumparan
Kabel ke
lampu
Gambar 6.13 (a) Contoh dynamo yang terpasang pada roda sepeda (amazon.com) dan (b) skema bagian dalam
dynamo.
BA
Bab sin
Babsin t
429
Bab 6 GGL Induksi dan Induktansi
(a) (b)
X b
Y
B
a
b sin b B
W
Cincin Z
kontak
slip
Gambar 6.14 (a) Skema bagian dalam dynamo dan (b) kumparan dipandang dari arah depan saat membentuk
sudut terhadap arah medan magnet. Akibat orientasi demikian maka luas penapmang kumparan yang tegak
lurus medan magnet berubah.
d
N
dt
d ( Bab sin t )
N
dt
d (sin t )
NBab
dt
NBab( cost )
NBab cost
dengan
430
Bab 6 GGL Induksi dan Induktansi
maks
Waktu, t
Contoh 6.5
Berapa tegangan maksiumum yang dapat diperoleh dari sebuah
kumparan yang mengandung 100 lilitan yang sedang berotasi dalam medan
magnet 0,2T dengan laju 20 r.p.m? Luas kumparan adalah 2,5 cm2
Jawab
Diberikan N = 100, B = 0,2 T, = 20 r.p.m = 20 (2)/60 rad/s = 2,1
431
Bab 6 GGL Induksi dan Induktansi
rad/s, dan A = 2,5 cm2 = 2,5 10-4 m2. Pada persamaa (7.11), perkalian
ab tidak lain daripada luas kumparan sehingga kita dapat menulis
maks NBA
= 0,11 volt
6.6 Induktansi
Sekarang bayangkan kita memiliki sebuah solenoid. Jika solenoid
tersebut dialiri arus searah maka beda potensial antara dua ujung solenoid
hampir nol karena beda tegangan sama dengan perkalian arus dan
hambatan solenoid. Solenoid hanya berupa kawat konduktor sehingga
hambatan listrik antara dua ujung solenoid hampir nol. Tetapi jika solenoid
dilairi arus yang berubah-ubah terhadap waktu, maka sifat solenoid akan
berubah.
Idc Idc
= 0 0
Gambar 6.16 (kiri) jika solenoid dialiri arus dc, tidak muncul tegangan antara dua ujung solenoid. (kanan) jika
solenoid dialiri arus ac maka muncul tegangan antara dua ujung solenoid.