Hukum Lentz

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

Bab 6 GGL Induksi dan Induktansi

dI d[ I o cos(t  o )]

dt dt

 I o sin(t  o )

sehingga kita dapatkan

o R  a
N bI o ln  sin(t   o )
2  R 

6.4 Hukum Lentz


Gambar 6.9 memperlihatkan medan magnet yang berubah-ubah
besarnya menembus kumparan. Dengan demikian terjadi perubahan fluks
dalam kumparan. Berdasarkan hukum Faraday dihasilkan ggl induksi .
Pertanyaan selanjutnya adalah ke manakah arah aliran arus dalam
kumparan tersebut? Apakah arus melewati hambatan dari a ke b atau dari b
ke a?

B(t)

a R b

Gambar 6.9 Medan magnet yang berubah-ubah menembus sebuah kumparan. Ke manakah arah arus induksi
yang dihasilkan?

Hukum Faraday hanya mengungkapkan besarnya ggl induksi yang


dihasilkan ketika terjadi perubahan fluks magnetik dalam suatu loop. Tetapi
ke mana arah arus induksi dalam loop tersebut tidak terungkap lebih detail
dalam hukum tersebut. Arah arus induksi yang dihasilkan diungkapkan
422
Bab 6 GGL Induksi dan Induktansi

oleh hukum Lentz yang bunyinya sebagai berikut

Arah arus induksi dalam suatu kumparan adalah sedemikian rupa


sehingga medan magnet yang dihasilkan arus tersebut melawan
perubahan fluks penyebabnya.

Apa makna pernyataan hukum ini?


a) Jika fluks yang menyebabkan ggl makin lama makin membesar maka
arah arus induksi harus sedemikian rupa sehingga medan magnet
yang dihasilkan arus induksi tersebut memperkecil fluks tersebut. Ini
hanya mungkin jika arah medan magnet yang dihasilkan arus
induksi berlawanan dengan arah medan yang diterapkan pada loop.
b) Jika fluks yang menyebabkan ggl makin lama makin kecil maka arah
arus induksi harus sedemikian rupa sehingga medan magnet yang
dihasilkan arus induksi tersebut memperbesar fluks tersebut. Ini
hanya mungkin jika arah medan magnet yang dihasilkan arus
induksi searah dengan arah medan yang diterapkan pada loop.
Untuk lebih jelas, mari kita kembali melihat persamaan (6.9).
a) Jika medan magnet yang menembus fluks nilainya sedang berubah
dari kecil ke besar maka fluks dalam loop makin besar. Berdasarkan
hukum Lentz, arah arus induksi harus memperkecil fluks ini. Ini
terjadi jika arus induksi menghasilkan medan arah ke bawah. Agar
dihasilkan medan ke arah bawah maka dengan menggunakan aturan
tangan kanan, arah arus induksi harus searah putaran jarum jam.
Atau pada hambatan, arus mengalir dari b ke a.
b) Jika medan magnet yang menembus fluks nilainya sedang berubah
dari besar ke kecil maka fluks dalam loop makin kecil. Berdasarkan
hukum Lentz, arah arus induksi harus memperbesar fluks ini. Ini
terjadi jika arus induksi menghasilkan medan arah ke atas (sama
dengan arah medan yang diterapkan). Agar dihasilkan medan ke arah
atas maka dengan menggunakan aturan tangan kanan, aras arus
induksi harus berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Atau
pada hambatan, arus mengalir dari a ke b.

Contoh 6.3
Pada Gambar 6.10, sebuah kawat berbentuk hutuf U diletakkan
dalam medan magnet konstan dengan bidang kawat tegak lurus medan
magnet B yang konnstan. Sebuah batang ab diletakkan di atas kawat U
423
Bab 6 GGL Induksi dan Induktansi

sehingga terjadi kontak listrik dengan dua kaki kawat U. Batang ab


digerakkan ke kanan dengan laju tetap v. Jika hambatan total loop adalah R,
berapa arus yang mengalir dalam loop dan ke manakah arah arus tersebut?

a
           
           
L            
v
           
           
b

Gambar 6.10 Gambar untuk Contoh 6.3

Jawab
Untuk menentukan ggl yang dihasilkan, kita harus menentukan
fluks terlebih dahulu. Misalkan suatu saat jarak batang ab ke ujung kiri
kawat U adalah x. Maka luas loop adalah A  Lx . Karena arah medan
magnet tagak lurus bidang loop maka fluks magnetik yang dilingkupi loop
dapat langsung ditulis

  BA

 BLx

Berdasarkan hukum Faraday, ggl yang dihasilkan adalah

d
  N
dt

d ( BLx)
 N
dt

dx
  NBL
dt

424
Bab 6 GGL Induksi dan Induktansi

Karena batang ab hanya satu, maka jumlah lilitan loop hanya satu, atau N =
1. Besaran dx / dt tidak lain daripada laju gerakan batang ab, atau
dx / dt  v . Jagi, ggl yang dihasilkan adalah

  BLv

Arus induksi yang dihasilkan


I
R
BLv

R

Ke mana arah arus induksi? Ketika batang ab digerakkan ke kanan


maka luas loop makin besar. Akibatnya, fluks magnetik yang dihasilkan
makin besar. Berdasarkan hukum Lentz, arah arus induksi yang dihasilkan
harus melawan perubahan fluks tersebut. Jadi, arah arus induksi yang
dihasilkan harus memperkecil fluks tersebut. Ini terjadi jika arah medan
magnet yang dihasilkan arus induksi berlawanan dengan arah medan
magnet yang ada. Atau arah medan magnet yang dihasilkan arus induksi
haris dari belakang ke depan bidang kertas. Dengan aturan tangan kanan,
maka agar medan yang dihasilkan berarah dari belakang ke depan bidang
kertas, arah arus induksi harus berlawnan dengan arah perputaran jarum
jam.

Contoh 6.4
Sebuah batang ab yang panjangnya L berputar dalam medan magnet
konstan B dengan kecepatan sudut tetap . Sumbu putar adalah salah satu
ujung batang dan bidang putar tegak lurus medan magnet (Gambar 6.11).
Berapakah tegangan antara ujung a dan b yang dihasilkan dan ujung
manakah yang memiliki tegangan lebih tinggi?

Jawab
Untuk mencari ggl yang dihasilkan kita harus terlebih dahulu
menentukan fluks. Ini tampak sulit karena kita hanya memiliki satu batang,
bukan lintasan tertutup. Namun kita dapat mengakali dengan cara
menghubungkan batang tersebut dengan sebuah lintasan yang
hambatannya tak berhingga sehingga antara batang dan lintasan tambahan
425
Bab 6 GGL Induksi dan Induktansi

ini membentuk lintasan tertutup. Seperti pada Gambar 6.12, lintasan acb
yang kita buat memiliki hambatan tak berhingga sehingga ada atau tidak
adanya lintasan tersebut tidak berpengaruh pada arus yang dihasilkan
(arus tetap nol).

  a      
       
        
L
        
        
       
b
        
        
        
        

Gambar 6.11 Gambar untuk Contoh 6.4

Kita tinjau suatu saat ketika batang ab telah berputar sejauh sudut
. Luas loop saat ini adalah

 / 2 
A  L2
2

 L
2
   
2  2

Fluks magnetik yang dilingkupi fluks suatu saat adalah

  BA

  BL
2
   
2  2
426
Bab 6 GGL Induksi dan Induktansi

BL2 BL2
  
4 2

        
      a  

         Loop
        
        
        
b c
        
        
Kawat dengan hambatan
tak berhingga sebagai pelengkap
loop tertutup

Gambar 6.12 Lintasan acb adalah lintasan virtual yang dibuat sehingga loop yang dihasilkan menjadi tertutup.
Lintasan virtual tersebut dalat dianggap sebagai jalur dengan hambatan menuju tak berhingg sehingga tidak
dialiri arus listrik.

Dengan menggunakan hokum Faraday maka ggl induksi yang


dihasilkan adalah

d
  N
dt

d  BL2 BL2 
 1    
dt  4 2 

BL2 d
 0 
2 dt

Tetapi, d / dt adalah kecepatan sudut putaran batang ab, yaitu . Jadi


kita peroleh

427
Bab 6 GGL Induksi dan Induktansi

BL2
 
2

Ke mana arah arus induksi? Mari kita memisalkan lintasan acb yang
kita tambahkah memiliki hambatan yang berhingga sehingga ada arus
induksi dalam loop. Putaran batang ab menyebabkan luas loop berkurang
sehingga fluks berkurang. Akibatnya, arus induksi harus memperbesar
fluks dengan cara menghasilkan medan magnet yang searah dengan medan
magnet yang telah ada. Ini hanya mungkin jika arah arus induksi searah
dengan putaran jarum jam. Agar arus induksi searah dengan putaran jarum
jam, maka batang ab harus memiliki kutub positif di a dan kutub negatif di b.
Dengan demikian, jika lintasan tambahan acb tidak ada maka tidak ada
arus yang mengalir, tetapi batang ab memiliki tegangan yang berbeda. Tittik
a memiliki tegangan yang lebih tinggi daripada titik b.

6.5 Dinamo
Kita sering menjumpai dinamo pada sepeda. Dinamo digunakan
untuk mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Pada sepeda, energi
listrik yang dihasilkan digunakan untuk menyalakan lampu sepeda.
Dinamo terdiri dari sebuah kumparan yang bergerak dalam medan magnet
tetap. Di bagian luar dinamo ada bagian yang dapat disentuhkan atau
dilepaskan dari roda sepeda. Bagian tersebut berhubungan dengan
kumparan di dalam dinamo. Ketika bagian ini disentuhkan ke roda sepeda
maka bagian tersebut berputar mengikuti putaran roda sepeda sehingga
kumparan di dalam dinamo berputar. Akibatnya, fluks yang dikandung
kumparan berubah-ubah. Perubahan fluks tersebut menghasilkan ggl
induksi yang pada akhirnya mengalirkan arus ke lampu. Dan lampu
akhirnya menyala. Di siang hari kita melepaskan kontak dinamo dengan
roda sepeda sehingga lampu tidak menyala pada siang hari.
Gambar 6.13(a) adalah contoh dynamo yang terpasang pada roda
sepeda dan skema bagian dalam dynamo (b). Bagian utama dalam dynamo
adalah sebuah kumparan pada posisi tetap dan sebuah magnet yang
berputar besama dengan berputarnya bagian yang menyentuh roda.
Bagaimana prinsip kerja dinamo? Lihat Gambar 6.14. Kumparan
XYWX dapat berputar dalam medan magnet tetap. Panjang sisi-sisi
kumparan adalah a dan b. Akibat perputaran maka luas penampang
kumparan yang tegak lurus medan magnet berubah-ubah sehingga terjadi
428
Bab 6 GGL Induksi dan Induktansi

perubahan fluks yang dikandung kumparan tersebut.

(a) (b)
Bagian yang bergeser
dengan ban sepeda

Magnet

U S Teras besi

Kumparan

Kabel ke
lampu

Gambar 6.13 (a) Contoh dynamo yang terpasang pada roda sepeda (amazon.com) dan (b) skema bagian dalam
dynamo.

Luas kumparan adalah A  ab . Akibat perputaran kumparan, maka


proyeksi luas kumparan dalam arah tegak lurus medan magnet hanya
A  ab sin  . Dengan demikian, fluks magnetik yang dikandung kumparan
tiap saat adalah

  BA

 Bab sin 

Andaikan kumparan berputar dengan kecepatan sudut tetap. Maka


hubungan antara sudut dan kecepatan sudut memenuhi   t . Dengan
demikian kita dapat menulis

  Babsin t

429
Bab 6 GGL Induksi dan Induktansi

(a)  (b)

X b
Y

B
a

b sin  b  B
W 
Cincin Z
kontak
slip

Gambar 6.14 (a) Skema bagian dalam dynamo dan (b) kumparan dipandang dari arah depan saat membentuk
sudut  terhadap arah medan magnet. Akibat orientasi demikian maka luas penapmang kumparan yang tegak
lurus medan magnet berubah.

Jika jumlah lilitan pada kumparan dinamo adalah N maka ggl


induksi yang dihasilkan kumparan dinamo menjadi

d
  N
dt

d ( Bab sin t )
 N
dt

d (sin t )
  NBab
dt

  NBab( cost )

  NBab cost

  maks cost (6.5)

dengan
430
Bab 6 GGL Induksi dan Induktansi

 maks  NBab (6.6)

yang merupakan amplitudo ggl yang dihasilkan.


Tampak bahwa ggl yang dihasilkan dinamo berubah secara
sinusoidal (merupakan fungsi sinus atau kosinus). Gambar 6.15 adalah plot
ggl yang dihasilkan dinamo.


maks

Waktu, t

Gambar 6.15 Bentuk tegangan keluaran sebuah dinamo

Mengapa lampu sepeda kadang berkedip-kedip? Ketika


sepeda dijalankan maka kecepatannya tidak selalu konstan. Kadang
cepat dan kadang lambat. Karena putaran dinamko sepeda
bergantung pada putaran ban sepeda maka kecepatan sudut
dynamo dangat bergentung pada kecepatan sepeda saat itu.
Berdasarkan persamaan (6.6) amplitude tegangan yang dihasilkan
dynamo berbanding lurus dengan kecepatan sudut dynamo. Karena
kecepatan sudut dynamo berubah-ubah karena perubahan
kecepatan sepeda maka tegangan keluaran dynamo berubah-ubah.
Akibatnya lampu sepeda berkedip-kedip.

Contoh 6.5
Berapa tegangan maksiumum yang dapat diperoleh dari sebuah
kumparan yang mengandung 100 lilitan yang sedang berotasi dalam medan
magnet 0,2T dengan laju 20 r.p.m? Luas kumparan adalah 2,5 cm2

Jawab
Diberikan N = 100, B = 0,2 T,  = 20 r.p.m = 20 (2)/60 rad/s = 2,1

431
Bab 6 GGL Induksi dan Induktansi

rad/s, dan A = 2,5 cm2 = 2,5  10-4 m2. Pada persamaa (7.11), perkalian
ab tidak lain daripada luas kumparan sehingga kita dapat menulis

 maks  NBA

 100  0,2  (2,5  10 4 )  2,1

= 0,11 volt

6.6 Induktansi
Sekarang bayangkan kita memiliki sebuah solenoid. Jika solenoid
tersebut dialiri arus searah maka beda potensial antara dua ujung solenoid
hampir nol karena beda tegangan sama dengan perkalian arus dan
hambatan solenoid. Solenoid hanya berupa kawat konduktor sehingga
hambatan listrik antara dua ujung solenoid hampir nol. Tetapi jika solenoid
dilairi arus yang berubah-ubah terhadap waktu, maka sifat solenoid akan
berubah.

Idc Idc

= 0  0

Gambar 6.16 (kiri) jika solenoid dialiri arus dc, tidak muncul tegangan antara dua ujung solenoid. (kanan) jika
solenoid dialiri arus ac maka muncul tegangan antara dua ujung solenoid.

Karena arus berubah-ubah terhadap waktu maka kuat medan


magnet dalam solenoid berubah-ubah. Karena luas penampang solenoid
tetap maka fluks magnetik yang dikandung solenoid berubah terhadap
waktu. Berdasarkan hukum Faraday maka solenoid menghsilkan ggl
induksi. Dengan demikian, ketika dialiri arus bolak-balik maka muncul
tegangan antara dua ujung solenoid. Tegangan ini tidak muncul ketika
solenoid dialiri arus searah. Gambar 6.16 adalah ilustrasi solenoid yang
432

Anda mungkin juga menyukai