Kak STBM
Kak STBM
Kak STBM
A. Pendahuluan
Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan lima pilar (Stop Buang air
besar Sembarangan, Cuci Tangan Pakai Sabun, Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah
Tangga, Pengamanan Sampah Rumah Tangga, dan Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga)
akan mempermudah upaya meningkatkan akses sanitasi masyarakat yang lebih baik serta
mengubah dan mempertahankan keberlanjutan budaya hidup bersih dan sehat. Pelaksanaan
program STBM dimulai dari pilar pertama yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop
BABS). Fokus pertama dilakukan pada Stop BABS karena pilar tersebut berfungsi sebagai pintu
masuk menuju sanitasi total serta merupakan upaya untuk memutus rantai kontaminasi
kotoran manusia terhadap air baku minum, makanan, dan lainnya. Selanjutnya pilar 2 dapat
dilaksanakan sampai menuju pada perilaku sanitasi total (5 Pilar STBM).
B. Latar Belakang
Program STBM telah dicanangkan oleh pemerintah Indonesia sejak tahun 2006.
Pembangunan sanitasi di Indonesia telah menunjukan kemajuan siginifikan dari tahun ke
tahun sejak program STBM menjadi strategi nasional pembangunan sanitasi.
Melalui program tersebut, kota Samarinda juga turut berbenah dalam pembangunan
sanitasi. Pemerintah Kota Samarinda membangun koordinasi intensif yang menggabungkan
berbagai lintas sektor dalam pelaksanaan 5 pilar STBM termasuk Dinas Kesehatan Kota.
Puskesmas Sempaja, sebagai salah satu unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota berupaya
PEMERINTAH KOTA SAMARINDA
DINAS KESEHATAN KOTA
UPT PUSKESMAS SEMPAJA
Jalan KH. Wahid Hasyim, Telp. (0541) 220347
SAMARINDA 75119
untuk melaksanakan program STBM. Program ini membutuhkan dukungan dan komitmen
kuat lintas sektor dan masyarakat-masyarakat yang peduli sehingga berbagai tahapan
program STBM perlu dilakukan sesuai arahan dari Dinas Kesehatan Kota.
Program STBM lebih menekankan pada perubahan perilaku kelompok masyarakat dengan
pemicuan menggunakan metode Metodology Participatory Assesmant Participatory Hygiene
And Sanitation Transformasi (MPAPHAST). Pemicuan dilaksanakan dengan cara fasilitasi
kepada masyarakat dalam upaya memperbaiki keadaan sanitasi di lingkungan mereka hingga
mencapai kondisi Open Defecation Free (ODF). Kondisi ODF ditandai dengan 100% masyarakat
telah mempunyai akses BAB di jamban sendiri, tidak adanya kotoran di lingkungan mereka,
serta mereka mampu menjaga kebersihan jamban (Permenkes No.3 Tahun 2014). Sesuai
Keputusan Menteri Kesehatan nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 Tentang Strategi Nasional
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat bahwa indikator outcome dari program STBM yaitu
menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan
dengan sanitasi dan perilaku, maka pada pilar pertama ini lebih menekankan pada penurunan
penyakit diare, karena penyakit diare merupakan penyakit umum yang tidak hanya diderita
oleh orang dewasa namun juga balita.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
c. Menggali potensi masyarakat yang dengan sukarela mau menjadi “leader” dalam
pelaksanaan STBM di wilayahnya
e. Melakukan deklarasi dan komitmen bahwa Kelurahan telah melaksanakan 5 pilar STBM
natural leader
1. Perencanaan
a. Menyusun usulan kegiatan (RUK)
b. Mengajukan usulan kegiatan (RUK)
c. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan (RPK)
2. Pelaksanaan dan Pengendalian
a. Pengorganisasian di Puskesmas
Penanggungjawab adalah Kepala Puskesmas. Pelaksana kegiatan adalah pemegang
program kesehatan lingkungan puskesmas. Kegiatan STBM dilakukan monitoring
dan evaluasi sesuai jadwal pelaksanaan melalui Penanggung Jawab UKM
b. Pelaksanaan Kegiatan
1) Lintas Program
Lintas porgram yang terlibat adalah
a) Promosi Kesehatan, keterlibatan promosi kesehatan sejak di awal kegiatan
yaitu sosialiasi STBM hingga pemicuan terutama dalam kaitannya dengan
perubahan perilaku masyarakat
b) Surveilans, terkait data kesakitan penyakit yang berkaitan dengan sanitasi
PEMERINTAH KOTA SAMARINDA
DINAS KESEHATAN KOTA
UPT PUSKESMAS SEMPAJA
Jalan KH. Wahid Hasyim, Telp. (0541) 220347
SAMARINDA 75119
c) KIA, keterlibatan KIA terutama pada pilar 1 dimana, salah satu indikator
dikatakan BABS jika kotoran pada popok baik dibuang di kloset. Program
KIA dapat pula menambahkan materi tersebut saat melakukan penyuluhan
kepada ibu
2) Lintas Sektor
Lintas sektor yang terlibat adalah
a) Dinas Kesehatan Kota (DKK) Samarinda
DKK Samarinda terutama seksi kesehatan lingkungan memberikan
bimbingan kepada pelaksana di Puskesmas
b) Kecamatan
Sebagai “penguasa” wilayah dapat memfasilitasi pertemuan-pertemuan
yang melibatkan berbagai stake holder dan nara hubung dalam berbagai
aksi pelaksanaan 5 pilar STBM
c) Kelurahan
Sebagai instansi yang akan terus menerus bergerak bersama Puskesmas
dalam hal sosialisasi ke masyarakat, koordinasi dengan lintas sektor, dan
mendampingi masyakat dalam melakukan kegiatan STBM
d) Kader
Kader sebagai perwakilan masyarakat yang sudah dipercaya diharapkan
mampu mensosialisasikan 5 pilar STBM, mengajak dan mendampingi
warga dalam mencapai 5 pilar STBM serta menghubungkan komunikasi
masyarakat dengan Puskesmas
3. Pelaksanaan kegiatan
Bulan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sosialisasi STBM √
2 Pembentukan Tim √
3 Peningkatan kompetensi √
kader
4 Pemicuan √
PEMERINTAH KOTA SAMARINDA
DINAS KESEHATAN KOTA
UPT PUSKESMAS SEMPAJA
Jalan KH. Wahid Hasyim, Telp. (0541) 220347
SAMARINDA 75119
5 Verifikasi √
F. Sasaran Program
Sasaran program ini adalah kader, stake holder, dan masyarakat di Kelurahan Sempaja
Selatan dan Sempaja Barat.
Rencana
Kesesuaian Kesesuaian Kesesuaian Kesesuaian
N Evaluasi Tindak
Kegiatan Jadwal Sasaran Tempat Hasil
o. Lanjut
1. Pencatatan
Pencatatan dilakukan dalam notulen setiap kegiatan dan atau laporan kegiatan
2. Pelaporan
PEMERINTAH KOTA SAMARINDA
DINAS KESEHATAN KOTA
UPT PUSKESMAS SEMPAJA
Jalan KH. Wahid Hasyim, Telp. (0541) 220347
SAMARINDA 75119
Laporan kegiatan diserahkan kepada tata usaha sebagai bahan evaluasi yang akan
dilaporkan kepada Pimpinan Puskesmas dan akan diteruskan ke Dinas Kesehatan Kota
Samarinda
3. Evaluasi
a. Kegiatan di evaluasi mengenai jadwal pelaksanaan, jumlah sasaran kegiatan, tempat
pelaksanaan, petugas pelaksana dan hasil pelaksanaan yang dilakukan 1 bulan
sekali dan disampaikan pada lokmin bulanan
b. Evaluasi puskesmas secara menyeluruh dilakukan pada akhir tahun pada lokmin
Puskesmas dan lintas sektor sebagai bahan untuk penyusunan RUK tahun
berikutnya.
c. Evaluasi kegiatan menampilkan laporan pelaksanaan kegiatan dan evaluasi
pelaksanaan kegiatan selama 1 tahun.