Perbup Sukoharjo No. 29 Tahun 2020

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 17

SALINAN

BUPATI SUKOHARJO
PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO


NOMOR 29 TAHUN 2020
TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN KEAGAMAAN DAN KEGIATAN
SOSIAL DI RUMAH IBADAH DALAM MEWUJUDKAN TATANAN NORMAL
BARU MASYARAKAT PRODUKTIF DAN AMAN CORONA VIRUS DISEASE 2019
DI KABUPATEN SUKOHARJO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO,

Menimbang : a. bahwa penyebaran Corona Virus Disease 2019 cenderung


masih meningkat dan meluas dari waktu ke waktu
sehingga perlu dilakukan strategi dan langkah-langkah
yang komprehensif dalam rangka antisipasi dan percepatan
penanganan dampak penularannya menuju tatanan normal
baru;
b. bahwa dengan telah ditetapkannya Kejadian Luar Biasa
Corona Virus Disease 2019 di Kabupaten Sukoharjo, maka
untuk antisipasi dan percepatan penanganan dampak
penularannya sebagaimana dimaksud pada huruf a,
khususnya untuk menuju ke arah mewujudkan tatanan
normal baru masyarakat produktif dan aman Corona Virus
Disease 2019 perlu diambil kebijakan pengaturan
penyelenggaraan kegiatan keagamaan dan kegiatan sosial
di rumah ibadah;
c. bahwa dalam rangka pengaturan penyelenggaraan
kegiatan keagamaan dan kegiatan sosial di rumah ibadah
sebagaimana dimaksud pada huruf b diperlukan pedoman
dalam pelaksanaanya;
d. bahwa sesuai ketentuan Pasal 2 ayat (1) Peraturan Menteri
Dalam Negeri nomor 20 Tahun 2020 tentang Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 Di Lingkungan
Pemerintah Daerah, Pemerintah Daerah perlu melakukan
langkah dan penanganan penularan Corona Virus Disease
2019;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d, perlu
menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kegiatan Keagamaan dan Kegiatan Sosial
Di Rumah Ibadah dalam Mewujudkan Tatanan Normal
Baru Masyarakat Produktif dan Aman Corona Virus
Disease 2019 di Kabupaten Sukoharjo;
2

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;
2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Penyakit
Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3273);
3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 183, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6398);
6. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5459);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
8. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
9. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Kekarantinaan Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 128, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6236);
3

10. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang


Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4828);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2017 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6041);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018 tentang
Kecamatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6206);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322);
14. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang–Undang Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 199);
15. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2018 tentang
Penyelenggaraan Kedaruratan Bencana pada Kondisi
Tertentu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 34);
16. Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona
Virus Disiase 2019 (COVID-19);
17. Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang
Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus
Disiase 2019 (COVID-19) Sebagai Bencana Nasional;
18. Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam
Negeri Nomor 9 Tahun 2006 Nomor 8 Tahun 2006
Pedoman Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan
Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum
Kerukunan Umat Beragama dan Pendirian Rumah Ibadat;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun
2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
157);
20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2019
tentang Penanggulangan Krisis Kesehatan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1781);
4

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2020


tentang Percepatan Penanganan Corona Virus Disease
2019 Di Lingkungan Pemerintah Daerah (Berita Negera
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 249);
22. Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 1 Tahun
2010 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010
Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Sukoharjo Nomor 172);
23. Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 6 Tahun
2014 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
(Lembaran Daerah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014
Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Sukoharjo Nomor 213);
24. Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 4 Tahun
2016 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran
Daerah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016 Nomor 4,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sukoharjo
Nomor 229);
25. Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 12 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sukoharjo Tahun
2016 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Sukoharjo Nomor 236);

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN
PENYELENGGARAAN KEGIATAN KEAGAMAAN DAN
KEGIATAN SOSIAL DI RUMAH IBADAH DALAM
MEWUJUDKAN TATANAN NORMAL BARU MASYARAKAT
PRODUKTIF DAN AMAN CORONA VIRUS DISEASE 2019 DI
KABUPATEN SUKOHARJO.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kabupaten Sukoharjo.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Sukoharjo.
4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah.
5

5. Camat adalah Camat di Kabupaten Sukoharjo.


6. Lurah adalah Kepala Kelurahan di Kabupaten
Sukoharjo.
7. Kepala Desa adalah pejabat pemerintah desa yang
mempunyai tugas dan kewajiban untuk
menyelenggarakan rumah tangga desanya dan
melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah
Daerah.
8. Rumah Ibadah adalah bangunan yang memiliki ciri-ciri
tertentu yang khusus dipergunakan untuk tempat
beribadat bagi para pemeluk masing-masing agama
secara permanen, tidak termasuk tempat ibadat
keluarga.
9. Coronavirus Disease 2019 yang selanjutnya disebut
Covid-19 adalah Penyakit menular yang disebabkan oleh
Severe Acute Respiratory Syindrome-Corona Virus-2.
10. Effective Reproduction Number yang selanjutnya disingkat
Rt adalah adalah jumlah kasus baru yang tertular dari
satu kasus infektif pada populasi yang memiliki
kekebalan sebagian atau setelah adanya intervensi.
11. Pasien Dalam Pengawasan yang selanjutnya disingkat
PDP adalah:
a. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) yaitu demam (≥38 oC) atau riwayat demam;
disertai salah satu gejala/tanda penyakit pernapasan
seperti: batuk/sesak nafas/sakit
tenggorokan/pilek/pneumonia ringan hingga berat
dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran
klinis yang meyakinkan dan pada 14 (empat belas)
hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat
perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang
melaporkan transmisi lokal.
b. Orang dengan demam (≥38 oC) atau riwayat demam
atau ISPA dan pada 14 (empat belas) hari terakhir
sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak
dengan kasus konfirmasi Covid-19.
c. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang
membutuhkan perawatan di rumah sakit dan tidak
ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang
meyakinkan.

12. Orang Dalam Pemantauan yang selanjutnya disingkat


ODP adalah:
a. Orang yang mengalami demam (≥38 oC) atau riwayat
demam; atau gejala gangguan sistem pernapasan
seperti pilek/sakit tenggorokan/batuk dan tidak ada
penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang
meyakinkan dan pada 14 (empat belas) hari terakhir
sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan
atau tinggal di negara/wilayah yang melaporkan
transmisi lokal.
6

b. Orang yang mengalami gejala gangguan sistem


pernapasan seperti pilek/sakit tenggorokan/batuk
dan pada 14 (empat belas) hari terakhir sebelum
timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus
konfirmasi Covid-19.
13. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang
dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan ditetapkan
dengan Peraturan Daerah.
14. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan desa.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) Peraturan Bupati ini untuk memberikan pedoman
dalam penyelenggaraan kegiatan keagamaan inti dan
kegiatan sosial di rumah ibadah dalam mewujudkan
tatanan normal baru masyarakat produktif dan aman
Covid-19 di Daerah.
(2) Peraturan Bupati ini bertujuan untuk memastikan
dalam penyelenggaraan kegiatan keagamaan inti dan
kegiatan sosial di rumah ibadah di masa Pandemi
Covid-19 di Daerah tetap mentaati protokol kesehatan,
terutama dalam rangka mencegah persebaran Covid-19
dan melindungi masyarakat dari resiko dampaknya.

BAB III
PENGGUNAAN RUMAH IBADAH
Pasal 3
Dalam rangka mencegah penularan Covid-19 di Daerah,
rumah ibadah yang dapat dipergunakan untuk
penyelenggaraan kegiatan peribadatan berjamaah/kolektif
dan kegiatan sosial adalah mendasarkan pada kondisi
epidemiologi yang salah satunya ditunjukkan dalam angka
Effective Reproduction Number/Rt serta fakta riil di
lapangan terkait kawasan/lingkungan yang aman dari
Covid-19.

BAB IV
KRITERIA LOKASI RUMAH IBADAH
Pasal 4
(1) Kriteria lokasi rumah ibadah yang dapat dipergunakan
untuk penyelenggaraan kegiatan peribadatan
berjamaah/kolektif dan kegiatan sosial sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 adalah sebagai berikut:
a. di desa/kelurahan dalam wilayah Kecamatan yang
tidak terdapat kasus Covid-19; atau
7

b. di desa/kelurahan yang tidak terdapat kasus Covid-


19 dalam wilayah Kecamatan yang terdapat kasus
Covid-19.
(2) Kriteria lokasi penggunaan rumah ibadah untuk
penyelenggaraan peribadatan baik bagi perorangan
atau berjamaah/kolektif dan kegiatan sosial
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikecualikan bagi
rumah ibadah yang terletak di jalan utama, baik pada
jalan Negara, jalan Provinsi dan jalan Kabupaten.

Pasal 5
(1) Dalam penentuan lokasi penggunaan rumah ibadah
untuk penyelenggaraan peribadatan berjamaah/
kolektif dan kegiatan sosial disamping mendasarkan
pada kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4,
juga memperhatikan kondisi epidemiologi dan fakta riil
di lapangan terkait kawasan/lingkungan yang aman
dari Covid-19 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3.
(2) Kondisi epidemiologi dan fakta riil di lapangan terkait
kawasan/lingkungan yang aman dari Covid-19
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu :
a. penurunan jumlah kasus positif selama 2 (dua)
minggu terakhir dari puncak (target < 50%);
b. penurunan jumlah kasus ODP dan PDP selama 2
(dua) minggu terakhir dari puncak (target < 50%);
c. penurunan jumlah meninggal dari kasus positif
selama 2 (dua) minggu terakhir dari puncak (target
< 50%);
d. penurunan jumlah meninggal dari kasus ODP dan
PDP selama 2 (dua) minggu terakhir dari puncak
(target < 50%);
e. penurunan jumlah kasus positif yang dirawat di
rumah sakit selama 2 (dua) minggu terakhir dari
puncak target (target < 50%);
f. penurunan jumlah kasus ODP dan PDP yang
dirawat di rumah sakit selama 2 (dua) minggu
terakhir dari puncak (target < 50%);
g. kenaikan jumlah sembuh dari kasus positif;
h. kenaikan jumlah selesai pemantauan dan
pengawasan dari ODP dan PDP;
i. penurunan laju insidensi kasus positif per 100.000
penduduk;
j. penurunan angka kematian per 100.000 penduduk;
k. jumlah pemeriksaan specimen meningkat selama 2
(dua) minggu;
l. positivity rate <5% (dari seluruh sampel yang
diperiksa, proporsi positif hanya 5%);
8

m. jumlah tempat tidur di ruang isolasi rumah sakit


rujukan mampu menampung sampai dengan >20%
jumlah pasien positif Covid-19;
n. jumlah tempat tidur di rumah sakit rujukan mampu
menampung sampai dengan >20% jumlah ODP,
PDP dan pasien positif Covid-19;
o. Rt-Angka reproduksi efektif <1 (sebagai indikator
yang ditriangulasi).

BAB V
KEGIATAN DI RUMAH IBADAH
Bagian Kesatu
Kegiatan Keagamaan Di Rumah Ibadah
Pasal 6
Kegiatan keagamaan yang dapat dilaksanakan di rumah
ibadah adalah kegiatan keagamaan inti.

Bagian Kedua
Kewajiban Pengurus/Penanggung Jawab Rumah Ibadah
Pasal 7
(1) Pengurus atau penanggung jawab rumah ibadah
memiliki kewajiban:
a. menyiapkan petugas untuk melakukan dan
mengawasi penerapan protokol kesehatan di area
rumah ibadah;
b. melakukan pembersihan dan desinfeksi secara
berkala di area rumah ibadah;
c. membatasi jumlah pintu/jalur keluar masuk rumah
ibadah guna memudahkan penerapan dan
pengawasan protokol kesehatan;
d. menyediakan fasilitas cuci tangan/sabun/hand
sanitizer di pintu masuk dan pintu keluar rumah
ibadah;
e. menyediakan alat pengecekan suhu di pintu masuk
bagi seluruh pengguna rumah ibadah;
f. melakukan pengecekan suhu bagi pengguna rumah
ibadah dan apabila ditemukan pengguna rumah
ibadah dengan suhu > 37,5 0C (tiga puluh tujuh
koma lima derajat celcius) ke atas setelah dilakukan
2 (dua) kali pemeriksaan dengan jarak 5 (lima)
menit, pengguna rumah ibadah tidak diperkenankan
memasuki area rumah ibadah;
g. menerapkan pembatasan jarak dengan memberikan
tanda khusus di lantai/kursi, minimal jarak 1 (satu)
meter;
9

h. melakukan pengaturan jumlah jemaah/pengguna


rumah ibadah yang berkumpul dalam waktu
bersamaan, untuk memudahkan pembatasan jaga
jarak;
i. mempersingkat waktu pelaksanaan ibadah tanpa
mengurangi ketentuan kesempurnaan beribadah;
j. memasang himbauan penerapan protokol kesehatan
di area rumah ibadah pada tempat-tempat yang
mudah terlihat;
k. membuat surat pernyataan kesiapan menerapkan
protokol kesehatan yang telah ditentukan;
l. memberlakukan penerapan protokol kesehatan
secara khusus bagi jemaah tamu yang datang dari
luar lingkungan rumah ibadah;
m. terdapat edukasi atau pengertian kepada jemaah
untuk melakukan kewajibannya di rumah ibadah
serta untuk tetap melakukan kegiatan keagamaan
lain di rumah;
n. melakukan pencegahan penyebaran Covid-19 di
rumah ibadah; dan
o. menjaga keamanan rumah ibadah.

Bagian Ketiga
Kewajiban Masyarakat yang Melaksanakan Ibadah
di Rumah Ibadah
Pasal 8
Masyarakat yang akan melaksanakan ibadah di rumah
ibadah memiliki kewajiban :
a. jemaah dalam kondisi sehat;
b. meyakini bahwa rumah ibadah yang digunakan telah
memiliki Surat Keterangan aman Covid-19 dari pihak
yang berwenang;
c. menggunakan masker/masker wajah sejak keluar
rumah dan selama berada di area rumah ibadah;
d. menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci
tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer;
e. menghindari kontak fisik, seperti bersamalan atau
berpelukan;
f. menjaga jarak antar jemaah minimal 1 (satu) meter;
g. menghindari berdiam lama di rumah ibadah atau
berkumpul di area rumah ibadah, selain untuk
kepentingan ibadah yang wajib;
h. melarang beribadah di rumah ibadah bagi anak-anak
atau warga lanjut usia yang rentan tertular penyakit,
serta orang dengan sakit bawaan yang berisiko tinggi
terhadap Covid-19; dan
10

i. ikut peduli terhadap penerapan pelaksanaan protokol


kesehatan di rumah ibadah sesuai dengan
ketentuan.

Bagian Keempat
Kegiatan Sosial di Rumah Ibadah

Pasal 9
(1) Kegiatan sosial yang dapat dilaksanakan di rumah
ibadah adalah akad nikah/perkawinan.
(2) Apabila rumah ibadah digunakan untuk kegiatan sosial
berupa akad nikah/perkawinan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), selain berlaku ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 8, juga ditambah
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. memastikan semua peserta yang hadir dalam
kondisi sehat;
b. membatasi jumlah peserta yang hadir paling banyak
20% (dua puluh persen) dari kapasitas ruang dan
tidak boleh lebih dari 30 (tiga puluh) orang; dan
c. pertemuan dilaksanakan dengan waktu sesingkat
mungkin.

BAB VI
MEKANISME PENGAJUAN DAN PENERBITAN
SURAT KETERANGAN RUMAH IBADAH
AMAN COVID-19

Pasal 10
(1) Untuk melakukan kegiatan keagamaan inti dan
kegiatan sosial di rumah ibadah, pengurus atau
penanggung jawab rumah ibadah wajib mengajukan
permohonan surat keterangan bahwa kawasan/
lingkungan rumah ibadahnya aman dari Covid-19
kepada :
a. Bupati, bagi rumah ibadah yang memiliki daya
tampung besar dan mayoritas jemaah atau
penggunanya dari luar kawasan/lingkungannya;
atau
b. Camat, bagi rumah ibadah yang lingkup
penggunanya tingkat desa/kelurahan.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilampiri dengan surat pernyataan diatas meterai
Rp6.000,00 (enam ribu rupiah) yang berisi kesiapan
menerapkan protokol kesehatan yang telah ditentukan
yang ditandatangani oleh pengurus atau penanggung
jawab rumah ibadah.
11

Pasal 11
(1) Bupati sesuai kewenangannya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a sebelum menerbitan
surat keterangan rumah ibadah aman dari Covid-19,
terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan Forum
Komunikasi Pimpinan Daerah, Majelis-Majelis Agama
dan Instansi terkait di Kabupaten.
(2) Camat sesuai kewenangannya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 ayat (1) huruf b sebelum menerbitan
surat keterangan rumah ibadah aman dari Covid-19,
terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan Forum
Komunikasi Pimpinan Tingkat Kecamatan, Majelis-
Majelis Agama dan Instansi terkait di Kecamatan.
(3) Bupati atau Camat dalam rangka koordinasi untuk
menerbitkan surat keterangan rumah ibadah aman dari
Covid-19, dapat melakukan peninjauan ke lokasi
rumah ibadah yang dimohonkan.

Pasal 12
(1) Penerbitan surat keterangan rumah ibadah aman dari
Covid-19, oleh Bupati atau Camat setelah memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11.
(2) Format surat keterangan rumah ibadah aman dari
Covid-19 yang diterbitkan oleh Bupati atau Camat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

BAB VII
PEMANTAUAN
Pasal 13
(1) Pemantauan terhadap pelaksanaan penggunaan rumah
ibadah untuk kegiatan keagamaan inti dan kegiatan
sosial yang telah mendapatkan surat keterangan
rumah ibadah aman dari Covid-19, baik yang
diterbikan oleh Bupati atau Camat sesuai ketentuan
yang diatur dalam Peraturan Bupati ini, dilakukan oleh
Gugus Tugas Percepatan, Pencegahan dan Penanganan
Covid 19 di tingkat desa/kelurahan.
(2) Hasil pemantauan yang telah dilaksanakan oleh Gugus
Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan
kepada Bupati melalui Camat.
(3) Format untuk melakukan pemantauan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Bupati ini.
12

BAB VIII
PENDANAAN
Pasal 14
(1) Pendanaan pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh
aparatur pemerintah Daerah, pemerintah Kecamatan
dan pemerintah Desa/Kelurahan dalam penerapan
penyelenggaran kegiatan keagamaan inti dan kegiatan
sosial di rumah ibadah dalam mewujudkan tatanan
normal baru masyarakat produktif dan aman
Covid-19 di Daerah bersumber dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa; dan
c. sumbangan pihak ketiga atau sumber dana lain
yang sah dan tidak mengikat.
(2) Pengelolaan pendanaan dalam pelaksanaan penerapan
penyelenggaran kegiatan keagamaan inti dan kegiatan
sosial di rumah ibadah dalam mewujudkan tatanan
normal baru masyarakat produktif dan aman Covid-19
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB IX
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 15
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 dikenakan sanksi berupa:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; dan/atau
c. pembubaran massa.
(2) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7, Pasal 9 dan Pasal 10 ayat (1)
dikenakan sanksi berupa:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis;
c. penutupan rumah ibadah dalam kurun waktu
tertentu; dan/atau
d. pencabutan surat keterangan sesuai dengan
kewenangannya.
(3) Pengenaan sanksi pembubaran massa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c dan penutupan rumah
badah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c
dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja.
13

(4) Dalam pelaksanaan pengenaan sanksi sebagaimana


dimaksud pada ayat (3), guna menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat, Satuan Polisi Pamong Praja
dapat bekerjasama dengan Kepolisian Negara Republik
Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia di tingkat
Daerah dan/atau kecamatan.

Pasal 16
Selain penerapan sanksi administratif sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15, apabila terjadi tindak pidana,
diproses sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.

BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 17
Rumah ibadah yang telah dipergunakan untuk kegiatan
keagamaan inti dan kegiatan sosial sebelum berlakunya
Peraturan Bupati ini, wajib mengikuti ketentuan dalam
Peraturan Bupati ini.

BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Bupati ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten
Sukoharjo.

Ditetapkan di Sukoharjo
pada tanggal 10 Juni 2020

BUPATI SUKOHARJO,

ttd

WARDOYO WIJAYA
Diundangkan di Sukoharjo
pada tanggal 10 Juni 2020
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN SUKOHARJO,
ttd

AGUS SANTOSA
BERITA DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO
TAHUN 2020 NOMOR 29
14

LAMPIRAN I
PERATURAN BUPATI SUKOHARJO
NOMOR 29 TAHUN 2020
TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN
KEGIATAN KEAGAMAAN DAN KEGIATAN
SOSIAL DI RUMAH IBADAH DALAM
MEWUJUDKAN TATANAN NORMAL
BARU MASYARAKAT PRODUKTIF DAN
AMAN CORONA VIRUS DISEASE 2019 DI
KABUPATEN SUKOHARJO.

A. FORMAT SURAT KETERANGAN YANG DITERBITKAN OLEH BUPATI

KOP BUPATI SUKOHARJO

SURAT KETERANGAN
NOMOR : ...............................

Dengan ini menerangkan bahwa rumah ibadah :

Nama :
Alamat :

Telah aman dari Covid-19 dan dapat dipergunakan sebagai tempat kegiatan
keagamaan inti atau kegiatan sosial sebagaimana diatur dalam Peraturan
Bupati Sukoharjo Nomor ........ Tahun …. tentang ..............................................

Dengan telah diberikannya surat keterangan ini, kepada Pengurus ...........


untuk memenuhi seluruh kewajiban sebagaimana ditentukan dalam Peraturan
Bupati Sukoharjo Nomor ..... Tahun …. tentang ..............................................
dengan sungguh-sungguh dan penuh rasa tanggung jawab, terutama dalam
rangka mencegah persebaran Covid-19 dan melindungi masyarakat dari resiko
dampaknya.

Demikian keterangan ini diberikan untuk menjadikan periksa dan


dipergunakan sebagaimana mestinya.

.........., ...............................

BUPATI SUKOHARJO

...............................
15

B. FORMAT SURAT KETERANGAN YANG DITERBITKAN OLEH CAMAT

KOP KECAMATAN

SURAT KETERANGAN
NOMOR : .................................

Dengan ini menerangkan bahwa rumah ibadah :

Nama :
Alamat :

Telah aman dari Covid-19 dan dapat dipergunakan sebagai tempat kegiatan
keagamaan inti atau kegiatan sosial sebagaimana diatur dalam Peraturan
Bupati Sukoharjo Nomor ........ Tahun …. tentang ..............................................

Dengan telah diberikannya surat keterangan ini, kepada Pengurus ...........


untuk memenuhi seluruh kewajiban sebagaimana ditentukan dalam Peraturan
Bupati Sukoharjo Nomor ..... Tahun …. tentang ..............................................
dengan sungguh-sungguh dan penuh rasa tanggung jawab, terutama dalam
rangka mencegah persebaran Covid-19 dan melindungi masyarakat dari resiko
dampaknya.

Demikian keterangan ini diberikan untuk menjadikan periksa dan


dipergunakan sebagaimana mestinya.

.........., ...............................

CAMAT.........

.............................
Pangkat .....
NIP ...........

BUPATI SUKOHARJO,

ttd

WARDOYO WIJAYA
16

LAMPIRAN II
PERATURAN BUPATI SUKOHARJO
NOMOR 29 TAHUN 2020
TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN
KEGIATAN KEAGAMAAN DAN KEGIATAN
SOSIAL DI RUMAH IBADAH DALAM
MEWUJUDKAN TATANAN NORMAL
BARU MASYARAKAT PRODUKTIF DAN
AMAN CORONA VIRUS DISEASE 2019 DI
KABUPATEN SUKOHARJO.

FORMAT PEMANTAUAN RUMAH IBADAH YANG TELAH MENDAPATKAN SURAT


KETERANGAN AMAN DARI CORONA VIRUS DISEASE 2019
DI KABUPATEN SUKOHARJO

NILAI
NO INDIKATOR TIDAK
TERSEDIA
TERSEDIA
1 Petugas yang melakukan dan mengawasi
penerapan protokol kesehatan di rumah ibadah
2 Rumah ibadah dilakukan pembersihan dan
desinfeksi secara berkala
3 Terdapat pembatasan jumlah pintu/jalur keluar
masuk rumah ibadah
4 Terdapat fasilitas cuci tangan/sabun/hand
sanitizer di pintu masuk dan pintu keluar rumah
ibadah
5 Terdapat alat pengecekan suhu di pintu masuk
bagi seluruh pengguna rumah ibadah
6 Terdapat pengecekan suhu bagi pengguna
rumah ibadah dan apabila ditemukan pengguna
rumah ibadah dengan suhu > 37,5˚C ke atas
setelah dilakukan 2 (dua) kali pemeriksaan
dengan jarak 5 (lima) menit, pengguna rumah
ibada tidak diperkenankan memasuki area
rumah ibadah
7 Menerapkan pembatasan jarak dengan
memberikan tanda khusus di lantai/kursi,
minimal jarak 1 (satu) meter
8 Terdapat pengaturan jumlah jemaah/pengguna
rumah ibadah yang berkumpul dalam waktu
bersamaan
9 Mempersingkat waktu pelaksanaan ibadah
tanpa mengurangi ketentuan kesempurnaan
beribadah
10 Memasang himbauan penerapan protokol
kesehatan di area rumah ibadah pada tempat-
tempat yang mudah terlihat
11 Surat pernyataan kesiapan menerapkan protokol
kesehatan yang telah ditentukan
17

NILAI
NO INDIKATOR TIDAK
TERSEDIA
TERSEDIA
12 Perberlakuan penerapan protokol kesehatan
secara khusus bagi jemaah tamu yang datang
dari luar lingkungan rumah ibadah
13 Terdapat edukasi atau pengertian kepada
jemaah untuk melakukan kewajibannya di
rumah ibadah serta untuk tetap melakukan
kegiatan keagamaan lain di rumah
14 Melakukan pencegahan penyebatan Covid-19 di
rumah ibadah
15 Pengamanan rumah ibadah

Sukoharjo, ..............................
Ketua Gugus Tugas
Tingkat Desa

(......................................)

BUPATI SUKOHARJO,

ttd

WARDOYO WIJAYA

Anda mungkin juga menyukai