Makalah Sejarah Nita

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

TRANSFORMASI INTELEKTUAL DARI YUNANI HINGGA ISLAM

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam

Dosen Pengampu: Dr. H. Syamsul Bakri, S. Ag., M. Ag.

DISUSUN OLEH:

ANITA RETNO WINARSIH

NIM. 184031043

MANAGEMEN PENDIDIKAN ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) SURAKARTA
2019
BAB I
LATAR BELAKANG
Islam sebagaimana dijumpai dalam sejarah telah memainkan
peranan yang amat penting dalam gerakan pengembangan intelektual dan
berdirinya berbagai institusi pendidikan. Islam tidak hanya melahirkan para
ulama di bidang ilmu agama (tafsir, hadis, fikih, kalam, filsafat dan
taswauf). Melainkan juga ilmuan di bidang umum (metafisika. Fisika,
biologi, kedokteran, farmokologi, astronomi, sosiologi, ekonomi, politik,
hukum dan sebagainya) dan bidang ilmu humaniora (filsafat, seni, dan
sebagainya). Umat Islam tidak hanya ahli dalam bidang llmu yang berbasis
wahyu, melainkan juga ahli dalam bidang sains yang berbasis pada kajian
fenomena alam jagat raya, dalam bidang ilmu sosial yang berbasis pada
perilaku manusia, dan dalam bidang humaniora yang berbasis pada
pemikiran, perenungan, dan kontemplasi yang mengandalkan akal dan batin.
Hasil usaha umat islam dalam berbagai ilmu tersebut pernah mencapai
puncaknya di zaman klasik (khususnya zaman abbasiyah) yang sisa-sisanya
masih dapat dijumpai higga sekarang pada berbagai perpustakaani dunia,
seperti Alexandria, Mesir, Cordova, Spanyol, Baghdad, Irak,India, dan
berbagai perpustakaa di berbagai perguruan tinggi di Barat dan Eropa
            Warisan umat Islam dalam bidang ilmu agama dan ilmu
pengetahuan tersebut berdampingan dengan kemajuan dalam bidang
pendidikan yang diselenggarakan pada berbagai institusi lembaga
pendidikan di berbagai belahan dunia. Intinya umat Islam juga mewariskan
berbagai lembaga pendidikan tinggi yang tersebar di berbagai negara,
seperti di Baghdad (universitas Baghdad), Mesir (Universitas Al-Azhar),
India (universitas Douband dan Aligarch), spanyol, Damaskud, Syria, Turki
dan sebagainya.
            Memahami latar belakang lahirnya gerakan intelektual dan lahirnya
institusi pendidikan sebagaimana tersebut di atas, merupakan studi yang
amat menarik, karena selain akan menimbulkan kebanggaan terhadap Islam,
juga akan mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya gerakan

1
inteletual tersebut beserta bagimana proses tranformasi intelektual dari barat
ke dunia Islam.

2
BAB II
PEMAHASAN

A. MASA KEGELAPAN DUNIA BARAT DAN KEMAJUAN


PERADAPAN ISLAM

Dari segi ilmu pengetahuan, selama beberapa abad, barat dikuasi 


oleh doktrin gereja yang cendrung menolak kajian ilmu pengetahuan, dan
budaya berfikir atau filsafat yang pernah berkembang pada masa
sebelumnya di yunani.
Pada masa ini, para ilmuan dianggap kafir, zindik, dan keluar dari
agama Masehi. Karena itu, mereka disiksa dan dihukum dengan berbagai
hukuman. Sebagian dari mereka melarikan diri ke Asia dan menetap di
Syiriah, Irak, dan Jazirah arabia. Disana mereka bebas mengajarkan ilmu
filsafat yunani. Oleh karena itu tindakan gereja tersebut, dunia barat sunyi
senyap dari filsafat dan ilmu pengetahuan, selain dari ilmu agama Masehi.1
Doktrin gereja tersebut berkembang hingga abad pertengahan.
Sehingga pada saat itu pula, dunia barat mengalami masa kegelapan yang
pada akhirnya berakhir dengan perlawanan para ilmuwan yang
mempertahankan pendirian ilmiahnya dan berkoalisi dengan raja untuk
menumbangkan kekuasaan gereja.2 Koalisi ini berhasil dan tumanglah
kekuasaan gereja sehingga muncul Renaissance yang pada akhirnya
melahirkan sekularisme dan lahirnya dikotomi antara ilmu dan gereja
(agama).3
Sementara itu, ketika dunia barat berada pada masa kegelapan,
terutama dibidang ilmu pengetahuan akibat doktrin gereja, dunia Islam

1Mahmud Yunus, Sejarah pendidikan islam di Indonesia, (Jakarta: Hidakarya


Agung, 1993), hlm. 158-159
2Mujamil Qomar, epistimologi pendidikan islam, dan metode rasional higga
metode kritik, (Jakarta: Erlangga, 2005), hlm. 74-75
3Mohammed Arkoun, Rethinking Islam , (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 1996),
hlm 24

3
sibuk melakukan pengkajian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang
begitu pesat sehingga melahirkan peradaban yang bernilai tinggi. Hal ini
didorong oleh faktor internal daan eksternal. Dari segi internal ajaran Islam
sangat mendorong umatnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
Dimana wahyu yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad adalah
perinta iqra’ yang menunjukkan bahwa ajaran islam memberikan perhatian
yang sangat besar terhadap pengembangan ilmu pengetahuan. Sementara
dorongan dari segi eksternal diperoleh melalui kekuatan sistem pendidikan
yang integral dan dinamis, diantaranya ketersediaan perpustakaan yang
memadai pada setiap lembaga pendidikan.4 Serta dorongan dari kalangan
penguasa dengan menyediakan sarana yang dibutuhkan para ilmuwan dalam
mengembangkan tepri-teorinya bahkan menghargai setiap temuan para
ilmuwan tersebut dengan harga tinggi.5 Sehingga ekspansi yang dilakukan
oleh umat islam telah sampai ke jazirah Arab, hingga ke eropa yang
menyebabkan umat bersentuhan dengan ilmu pengetahuan warisan yunani,
romawi dan persia kuno.
Dengan adanya dorongan-dorongan tersebut, melalui suatu
perjuangan ekstra keras, baik secara material maupun secara emosional,
semua peninggalan khazanah ilmu pengetahuan kemudian dipelajari, diteliti,
dianalisis, dan dijabarkan oleh para ilmuan akan tetapi juga akibat campur
tangan para penguasa waktu itu yang secara intens menaruh perhatian yang
sangat besar terhadap karya-karya klasik tersebut. Diantara para penguasa
yang menaruh perhatian tinggi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan
tersebut adalah nizam al-mulk untuk merealisasikan keinginannya tersebut,
ia mengambil kebijakan diluar kebiasaan penguasa sebelumnya, yaitu
mendirikan lembaga pendidikan Universitas Nizhamiyah yang semua biaya
operasionalnya menjadi tanggung jawab penguasa.6
Tumbuhnya lembaga pendidikan yang demikian ini bukan hanya di
wilayah kekuasaan nizam al-mulk saja, akan tetapi juga di wilayah-wilayah
islam lainnya. Pada masa ini, sejumlah tokoh dan ilmuan muncul dengan
4Samsul Nizar, sejarah dan pergolakan pemikiran pendidikan islam: potret timur
tengah era awal dan indonesia, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), hlm. 27
5Ibid, hlm. 31
6Ibid, hlm. 25

4
gemilang mengembangkan budaya ilmiah. Banyak diantara mereka yang
bertindak sebagai ilmuan sekaligus ulama. Mereka tersebar diberbagai
daerah di bawah kekuasaan ‘Daulah Islamiyah” baik di bawah kekuasaan
Umayah timur dan barat, abbasyiah di baghdad, fatimiah di mesir, dan
masih banyak lagi lainnya.
Ibnu sina misalnya selain seorang dokter, ia juga dikenal sebagai
filsuf muslim kenamaan dan ahli tasawuf. Dalam usia 18 tahun, ia telah
menguasai segala ilmu pengetahuan dimasa itu yang meliputi al-qur’an dan
tafsir, linguistik, sastra, kedokteran, psikologi, dan pendidikan. Ibu Rush
selain seorang filsuf dia juga ahli fikih  dengan karyanya Bidayah al-
Mujtahid. Abu bakar muhammad ibnu zakaria al-Razi, selain seorang
dokter, juga dikenal sebagai filsuf muslim ternama.
A. MAKNA TRANSFORMASI
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, secara bahasa transformasi
adalah perubahan (bentuk, sifat, fungsi, dsb).7 Adapun secara istilah
transformasi adalah perubahan struktur gramatikal menjadi struktur
gramatikal lain dengan menambah, mengurangi, atau menata kembali unsur-
unsurnya. Adapun definisi intelektual secara bahasa dapat diartikan cerdas,
berakal, dan berpikir jernih berdasarkan ilmu pengetahuan. Sedangkan
secara istilah  intelektual adalah totalitas pengertian, atau kesadaran,
terutama yang menyangkut pemikiran dan pemahaman.
Jadi transformasi intelektual Yunani, Persia, Romawi dalam dunia
Islam dapat kita definisikan sebagai proses perubahan struktur gramatikal
pemikiran, kesadaran yang berdasarkan ilmu pengetahuan, serta tradisi
keilmuan Yunani, Persia dan Romawi untuk kemudian masuk dan diadopsi
dalam bentuk yang baru di dunia Islam.
B. PUSAT-PUSAT PERADAPAN PRA ISLAM8
1. Athena
Sebagai sebuah kota yang berada di bawah kekuasaan Romawi
Timur, Athena mengalami kemakmuran dan kemajuan budaya serta

7Kamus besar Bahasa Indonesia


8Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta : Media Group,2009), hlm.19

5
menjadi salah satu pusat intelektual kerajaan Romawi. Filsafat dan Ilmu-
ilmu lainnya berkembang dengan baik.

2. Alexandria
Sejak abad pertama masehi telah menjadi pusat pengembangan
filsafat dan ilmu yang berasal dari tradisi timur (India dan Cina) maupun
tradisi ilmiah Mesir. Terkenal dengan museumnya yang diberi nama
Museum Alexandria
3. Romawi Timur
Ketika kerajaan Yunani mengalami kemunduran dan kemudian
kaisar Augustus mendirikan kerajaan Romawi pada tahun 27 SM. Saat
itu, Athena tetap berfungsi sebagai pusat pengembangan Intelektual.
Sayangnya, filsafat dan sains tidak pernah tumbuh subur di Roma seperti
halnya di Athena dan Alexandria. Namun demikian, para filosof dan
ilmuwan pada masa romawi mencakup orang-orang yang sangat
berpengaruh dalam perkembangan intelektual eropa masa pertengahan.
4. Konstatinopel
Disana terdapat Universitas sebagai sumbangan Konstantinopel
terhadap perkembangan pengetahuan. Dan Universitas ini merupakan
universitas baru yang menjadi pusat belajar terpenting dikerajaan
tersebut.
5. Jundi Shapur
Menjadi pusat intelektual terbaik dizamannya, khususnya dalam
bidang kedokteran, matematika dan musik.
6. Edessa, Harran dan Nisibis
Karya-karyanya yang diterjemahkan saat ini mencakup bidang
matematika, astronomi, kedokteran dan filsafat. Pada paruh pertama
abad ke-6 M kota Nisibis memiliki sebuah akademi pendidikan yang
mungkin bisa disebut terbaik di dunia kala itu. Disini berlangsung
penerjemahan karya-karya penting Yunani dan Sansekerta kedalam

6
bahasa Persia lama dan bahasa Syria, oleh para ilmuwan Syria , Yahudi,
dll.
7. Baghdad
Di tempat ini munculnya para ilmuwan Muslim terkenal seperti Al-
Khawarizmi, Al-Kindi, dan lainnya. Baitul Hikmah merupakan
perpustakan yang didirikan pada masa dinasti Abbasiyah. Di Baghdad
ini dilakukan penterjemahan buku asing ke dalam bahasa arab, termasuk
buku-buku Yunani.
C. TRANSFORMASI INTELEKTUAL YUNANI, PERSIA, DAN
ROMAWI KE DUNIA ISLAM
Proses transformasi terkait erat dengan sistem pendidikan Islam
yang berlaku pada saat itu. Baik dari segi kelembagaan, materi, maupun
metodenya.9 Kontak awal Islam dengan peradaban klasik terjadi karena
proses perluasan wilayah. Adanya keterkaitan antara peradaban Barat dan
peradaban Islam, dimana perkembangan Islam mengambil manfaat dari
peradaban barat dan sebaliknya pada masa sesudahnya.
Penaklukan daerah-daerah dalam pemerintah Islam, sejak masa
Khulafaur Rasyidin, Umar bin Khattab sampai pada masa Daulah bani
Umayyah dan Bani Abbasyiah, banyak berpengaruh pada peradaban dan
pendidikan Islam. Dan yang paling berharga dari penaklukan negara-negara
tersebut adalah pengetahuan dari filsafat Yunani. Sejak itu dasar-dasar
filsafat Yunani ikut memberikan pengaruh pada kemajuan pendidikan
Islam.10
Sejak terjadinya ekspansi Islam ke beberapa wilayah diluar Jazirah
Arab, seperti Bizantium hingga Konstantinopel. Islam mulai berkenalan
secara intensif dengan berbagai kultur yang ditemuinya. Kenyataan bahwa
daerah-daerah baru tersebut telah memiliki akar dan tradisi intelektual serta
kebudayaan yang tinggi telah mendorong perkembangan pengetahuan dalam
ranah pemikiran Islam. Kebijakan untuk mempertahankan pusat-pusat
pengetahuan dan budaya, yang umumnya memiliki tradisi kefilsafatan

9Abdullah Idi, Toto Suharto, Revitalisasi Pendidikan Islam,  (Yogyakarta:Tiara


Wacana, 2006). Hlm.3
10Charles Michael Stanton, Higher Learning In Islam, Terj., Logos, Jakarta

7
Yunani yang kuat menjadi jembatan terjadinya transformasi intelektual dari
filsafat Yunani ke dalam tradisi intelektual Islam.
Transformasi intelektual Yunani ke dalam Islam mengambil
bentuknya sendiri yang disesuaikan dengan ajaran Islam. Karena itu,
beberapa hal ditafsirkan kembali dalam pemahaman yang Islami tanpa
mencabut nilai dasar dari pemikiran induknya. Tradisi intelektual Islam
adalah tradisi yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadis sebagai pijakan
epistomologisnya dan lebih bersifat naqly, dan bermuara pada tujuan meng-
Esakan Allah sebagai asas ajaran Islam. Sementara tradisi Yunani berpijak
pada logika rasional dan sangat dipengaruhi oleh mitologi dan politeisme.
Benih-benih proses transformasi dan perkembangan ini sebenarnya
sudah mulai terlihat pada masa Bani Ummayah. Akan tetapi masa
prosentasenya akan sangat kecil jika dibandingkan dengan masa puncaknya
yang terjadi pada masa Daulah Abbasyiah. Hal ini di tunjukan dengan
berkembang pesatnya ilmu pengetahuan.
Berikut sebab-sebab perkembangan ilmu pengetahuan dan filsafat
pada masa Dinasti Abbasyiah, diantaranya:11
1. Kontak antara Islam dan Persia menjadi jembatan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan fisafat karena secara kultural. Persia banyak berperan
dalam pengembangan tradisi keilmuan Yunani. Salah satu lembaga yang
berperan dalam penyebaran tradisi helenistik di Persia adalah Akademi
Jundishapur warisan kekaisaran Sassaniah. Selain Jundishapur, terdapat
pusat-pusat ilmiah Persia lainnya yaitu, Salonika, Ctesiphon, dan
Nishapur.
2. Etos keilmuan khalifah-khalifah di zaman Abbasyiah tampak menonjol,
terutama dua khalifah terkemuka, yaitu Harun Ar-Rasyid dan Al-
Ma’mun, yang amat mencintai ilmu pengetahuan.
3. Aktivitas penerjemahan literatur-literatur Yunani ke dalam bahasa Arab
demikian besar dan ini didukung oleh khaifah, yang memberi imbalan
yang besar terhadap para penterjemah.

11Didin Saefuddin, Zaman Keemasan Islam, (Jakarta:Grasindo, 2002), hlm.147.

8
4. Relatif tidak adanya pembukaan daerah kekuasaan Islam dan
pemberontakan pemberontakan, menyebabkan stabilitas negara terjamin.
Hal ini membuat konsentrasi pemerintah dalam memajukan aspek sosial
dan intelektual menemukan peluangnya.
5. Adanya peradaban dan kebudayaan yang heterogen di Baghdad
menimbulkan proses interaksi antara satu kebudayaan dengan
kebudayaan yang lain.
6. Situasi kota Baghdad yang kosmopolit dimana berbagai macam ras, suku,
dan etnis serta masing-masing kulturnya yang berinteraksi satu sama lain,
mendorong adanya pemecahan masalah dari pendekatan intelektual.
Pada dasarnya peradaban serta keilmuan Yunanilah yang paling
menonjol dari proses transformasi ini. Melihat bagaimana penerjemahan
besar-besaran yang terjadi pada masa Daulah Abbasyiah ini diibaratkan air
banjir sungai yang besar jika dibandingkan dengan proses penerjemahan
pada masa bani Umayah yang diibaratkan setetes air saja. Di sini hampir
seluruh disiplin ilmu yang tidak dikenal dalam tradisi islam, diterjemahkan
secara masal dengan cara mengubah para penerjemah dengan gaji yang
sangat besar.
Jumlah karya Yunani yang diterjemahkan pada periode ini luar
biasa. Pada bagian akhir abad kesembilan hampir semua karya yang
diketahui dari musium-musium helenistik telah tersedia bagi ilmuwan-
ilmuwan muslim.12
Kekuatan moral spiritual religius yang lebih mendasar ditambah
kekuatan saintifik intelektual yang lebih tajam, pengorganisasian yang lebih
efektif dan efesien, dibawah kepemimpinan yang lebih berwibawa biasanya
akan lebih unggul dalam proses saling mempengaruhi tadi.13
D. TRANSFORMASI INTELEKTUAL ISLAM KE DALAM DUNIA
BARAT
Proses transformasi intelektual Islam ke dunia Barat terjadi secara
perlahan dan memakan waktu yang cukup panjang, namun tidak berjalan
12Abuddin Nata,Sejarah Pendidikan Islam pada Periode Klasik dan
Pertengahan, (Jakarta :Grafindo, 2004), hlm.159.
13Musyriah Sunanto, sejarah peradaban Islam, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2007), hlm 3

9
lancar. Kendala yang paling besar adalah dari persoalan teologis, yaitu
doktrin kristen yang telah lama didominasi oleh penafsiran-penafsiran kaum
gereja yang sering kali berbenturan dengan realitas dan norma-norma ilmu
pengetahuan sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya.14
Di sisi lain bakyak faktor yang mendukung terjadinya proses
transformasi tersebut, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Adapun
faktor internalnya adalah umat Islam tidak hanya mengembangkan ilmu
pengetahuan terbatas untuk umat Islam saja, tetapi juga kepada siapa saja
yang memiliki keinginan untuk belajar dan mengembangkan pengetahuan
tersebut, termasuk dalam kalangan pelajar Barat. Sementara itu, dari segi
eksternal, menurut Nakosteen seperti dikutip Samsul nizar menyatakan
bahwa setidaknya ada empat faktor yang mendukung terjadinya penyebaran
kebudayaan klasik ke dunia Islam yang kemudian di transformasikan lagi
kedunia Barat, empat faktor tersebut adalah:
1. Terpecahnya beberapa institusi kristen ortodoks sekte Nastorian dan
Monophysite dengan gereja induk, dengan alasan doktrinal. Akibatnya
banyak kaum intelektual kedua sekte tersebut dikucilkan dan bahkan
terlempar dari unsur kegerejaan. Sehingga mereka harus mencari
kebudayaan yang lebih bersahabat dan kondusif dalam mengayomi ide
dinamis mereka. Satu-satunya alternatif adalah dunia Islam.
2. Penaklukan Alexander Agung juga ikut menjadi penyebab tersebarnya
ilmu pengetahuan dan kebudayaan Yunani ke Persia dan India yang
kemudian keduaa negara ini akhirnya menjadi wilayah kekuasaan
Islam.
3. Adanya pengembangan kurikulum studi yang mampu mengakomodir
seluruh ilmu pengetahuan era Universitas Alexandria oleh kekaisaran
Persia di Akademi Jundi Shapur. Termasu menerjemahkan ilmu
pengetahuan dan filsafat klasik Yunani kedalam bahasa pahlevi dan
syiria yang kemudian disebarkan ke dunia Islam dan Barat, sampai
tugas ini diambil alih oleh baghdad di Islam timur dan sisilia serta
cordova di Islam barat.

14Abdullah Idi, Toto Suharto, Revitalisasi Pendidikan Islam, Yogyakarta:Tiara


Wacana, 2006

10
4. Adanya peranan para penerjemah Hebrew (Yahudi) yang telah
menerjemahkan karya-karya Yunani ke dalam bahasa Hebrew dan
Arab dan sebaliknya setelah Islam memiliki kebudayaan yang
demikian tinggi, mereka menjadi transmisi ahli ilmu pengetahuan dari
dunia Islam ke dunia Barat.
Menurut Abu Su’ud, paling tidak ada dua jalur yang telah ditempuh
oleh bangsa Arab dalam melaksanakan peranannya sebagai agen perubahan
dalam peradaban umat manusia, yaitu melalui peradaban Islam di spanyol
dan perang salib. Senada dengan hal itu, Musrifah sunanto menyatakan
bahwa ilmu pengetahuan Islam mengalir e Eropa melalui Andalusia
(spanyol), pulau sisilia, dan perang salib. Selain ituuuuuu, samsul nizar
menyebutkan bahwa penyebaran filsafat terjadi melalui jalur perdagangan,
pendidikan, dan penerjemahan karya-karya muslim ke bahasa latin. Jalur
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Melalui Andalusia (Spanyol)15
Perubahan peradaban umat manusia berawal dari bertemunya
peradaban Islam dan peradaban bangsa Eropa. Setelah bangsa Arab
menduduki semenanjung liberia atau spanyol, mereka membangun
Daulah Andalusia yang dikenal dengan kekhalifahan Barat. Sebagai
bangsa yang tergila-gila pada membaca dan menimba ilmu, mereka
melahap semua buku filsafat yunani kuno, baik yang ada di daratan
eropa maupun yang ada di pusat kekaisaran Romawi Timur yaitu
Bizantium. Maka lahirlah para cendekiawan muslim yang di samping
menerjeemahkan karya-karya kuno, juga menghasilkan karya sendiri
dari berbagai cabang ilmu. Buku-buku tersebut kemudian dibaca
kembali oleh orang Eropa, setelah sekian lama tidak mereka kenali.
Saat itu spanyol merupakan pusat peradaban Islam yang sangat
penting, menyaingi Baghdad di timur.
Namun, seiring dengan adanya kemunduran kejayaan Islam,
secara perlahan umat Islam juga kehilangan kekuasaannya di
Andalusia. Transformasi ilmu pengetahuan tersebut ketika pada tahun

15Abdullah Idi, Toto Suharto, Revitalisasi Pendidikan Islam, Yogyakarta:Tiara


Wacana, 2006

11
1085 M, yakni disaat kota Teledo direbut oleh Raja Alfonso VI yang
beraga kristen sehingga hilanglah pusat sekolah tinggi dan ilmu
pengetahuan Islam beserta isinya yang terdiri dari perpustakaan
beserta ilmuwan-ilmuwannya. Tahun 1236 M Cordova dirampas oleh
Raja Alfonso VII dari castilis, maka hilang pula pusat kebudayaan
Islam disebelah Barat beserta Masjid Raya Cordova yang didirikan
oleh Amir-amir Muawiyah Andalusia, serta Kutubul kanhah yang
didirikan oleh Hakam II dengan bukunya dari semua cabang ilmu.
Kehilangan itu terus berlanjut kota demi kota, menyusul Sevilla,
Malaga, dan Granada. Akhirnya umat Islam beserta Bani Amar
terakhir, Abu abdilah, harus terusir dari tanah airnya yang telah
ditempati selama 8 abad dengan meninggalkan apa yang pernah
diciptakan, baik berupa kebudayaan secara fisik berupa peradaban dan
ilmu pengetahuan, maupun miliknya secara rohani berupa penganut
agama Islam dari penduduk asli Andalusia yang di paksa menjadi
kristen kembali. Mereka yang telah menjadi inteletual, guru, dokter,
ahli kimia, filsafat dan lain-lain yang pernah bekerjasama dengan
umat Islam sebelumnya inilah yang nantinya ditugaskan untuk tetap
menjalankan tugas-tugas itu, namun harus mengganti agamanya dan
menerjemahkan ilmunya kedalam bahasa selain bahasa Arab.
2. Melalui Pulau Sisilia16
Pulau sisilia juga menjadi salah satu pintu gerbang terjadinya
transformasi intelektual Islam terhadap dunia Barat. Penguasa Islam
atas pulau ini dimulai oleh Muawiyah pada tahun 652 M, kemudian
disempurnakan pada tahun 827 M oleh Amir Bani Aghlab masa Al-
Ma’mun. Selama 189 tahun, pulau ini merupakan satu provinsi daulah
Bani Aghlab dengan kota palemo dan menguasai semenanjung Italia,
Kota Noples (Napoli), Vanesia, Vatikan, dan kota Roma sehingga
Paus Johanes VIII menganggap perlu untuk membayar upeti selama 2
tahun, bahkan pulau Malta dan pulau-pulau di laut tengah juga

16Abdullah Idi, Toto Suharto, Revitalisasi Pendidikan Islam, Yogyakarta:Tiara


Wacana, 2006

12
dikuasai Bani Aghlab sehingga laut tengah pada abad pertengahan
disebut laut Arabia.
Ketika Banu Aghlab melemah, keadaan berbalik. Daerah
kekuasaanya di semenanjung Italia, Pulau Sisilia, dan Malta direbut
kembali Raja Nurmandia kristen sehingga pada tahun 1090 M,
penguasa Bani Aghlab berakhir. Setelah Italia direbut kembali oleh
kristen di Kota Salemo didirikan sekolah kedokteran inilah yang
pertama di Eropa, pengembangan ilmu kedokteran Islam dan didaerah
ini juga dilakukan penerjemahan karya-karya Islam.
3. Melalui Perang Salib17
Jalur lain yang digunakan adalah perang salib, yang terjadinya
penukaran peradaban antar dua bangsa yang tinggal di kedua pantai
laut tengah itu adalah lewat perang salib. Dalam kontak demi kontak
sosiologi itu terjadi pertukaran budaya timur dan barat. Sebagai akibat
pertukaran budaya itu, dan pembacaan kembali karya-karya yunani
kuno, bangsa eropa megenali kembali alam pikir yang rasional.
Awalnya tentara perang salib datang ke tanah suci dengan
anggapan bahwa derajat mereka jauh lebih tinggi dari karya setempat
dan memandangnya sebagai orang-orang penyembah berhala yang
memuja Muhammmad sebagai Tuhan. Tetapi setelah berhadapan
untuk pertama kali ternyata sebaliknya yang mereka temui. Mereka
menyaksikan berapa maju dan makmurnya negeri timur. Setelah
penyerbuan selesai dan dalam waktu dua abad mereka hidup di daerah
itu dan merekapun mulai menyesuaikan diri.
Pada akhirnya mereka melihat ketinggian Islam dalam segala
aspek kehidupan dan mereka menirunya, mulai dari segi makanan,
pakaian, alar-alat rumah tangga, musik, alat-alat perang, obat-obatan,
ilmu pengetahuan, perekonomian, irigasi, tanaman-tanaman, sistem
pemerintahan, dan lain sebagainya. Bahkan dalam pergaulan mereka
memakai bahasa Arab dan ada pula yang menikah dengan penduduk

17Abdullah Idi, Toto Suharto, Revitalisasi Pendidikan Islam, Yogyakarta:Tiara


Wacana, 2006

13
asli. Yang tidak kalah pentingnya, banyak pula diantara mereka yang
masuk muslim.
4. Melalui Jalur Pendidikan
Melalui jalur pendidikan juga memegang peranan penting dalam
proses transformasi ini. Beberapa universitas seperti Cordova, Sevilia,
Valensia, dan Granada di Andalusia menjadi incaran banyak didatangi
oleh pemuda Eropa sejak abad ke-10 telah banyak mahasiswa dari
berbagai negara di Eropa yang datang ke kota-kota tersebut untuk
membina ilmu pengetahuan yang sudah cukup maju. Banyak para
belajar pada perguruan tinggi Islam ini pada gilirannya mendirikan
perguruan tinggi sendiri yang dimotori oleh para pelajar atas
dukungan para penguasa-penguasa Kristen ketika mereka telah
mengambil alih kekuasaan Islam khususnya di bagian Barat yaituu
Andalusia, Sisilia dan sekitarnya.
5. Melalui Penerjemahan Karya-karya Muslim ke Bahasa Latin
Dengan adanya upaya dari para pemuda Eropa yang menuntut
ilmu pengetahuan ke perguruan tinggi Islam ini, selanjutnya
memunculkan gerakan penerjemahan karya-karya sarjana muslim yan
berbahasa Arab ke dalam bahasa latin, sebab mereka menguasai kedua
bahasa tersebut dengan baik. Hal ini mengingatkan kembali akan
transformasi ilmu pengetahuan dari yunani,romawi dan pesia ke dunia
islam.
6. Melalui Jalur Perdagangan18
Proses transformasi ilmu pengetahuan dari dunia Islam ke
barat juga terjadi melalui perdagangan antara Andalusia-syiria. Oran-
orang barat mendapat pelajaran yang sangat berharga yaitu dengan
melihat kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh orang-orang
muslim. Hal ini secara langsung berarti bahwa meraka telah
mengembangkan kebudayaan-kebudayaan musli ke Eropa.
E. KONTRIBUSI INTELEKTUAL ISLAM TERHADAP DUNIA BARAT

18Abdullah Idi, Toto Suharto, Revitalisasi Pendidikan Islam, Yogyakarta:Tiara


Wacana, 2006

14
Transformasi peradaban Islam ke peradaban barat khususnya dalam
ilmu pengetahuan setidaknya terbangun melalui dua saluran
utama. Pertama, melalui mahasiswa dan cendikiawan dari eropa barat yang
belajar di sekolah-sekolah tinggi dan universitas Spanyol.19
Kedua, melalui terjemahan karya muslim dari sumber-sumber
berbahasa Arab. Banyak pemuda Eropa yang belajar di universitas-
unniversitas Islam di Spanyol seperti Cordoba, Sevilla, Malaca, Granada
dan Salamanca. Selama belajar di universitas- universitas tersebut, mereka
aktif menterjemahkan buku-buku karya ilmuwan muslim. Pusat
penerjemahan itu adalah Toledo. Setelah mereka pulang ke negerinya,
mereka mendirikan sekolah dan universitas yang sama.
Universitas yang pertama kali berada di Eropa ialah Universitas
Paris yang didirikan pada tahun 1213 M dan pada akhir zaman pertengahan
di Eropa baru berdiri 18 universitas. Pada universitas tersebut diajarkan
ilmu- ilmu yang mereka peroleh dari universitas Islam seperti ilmu
kedokteran, ilmu pasti dan ilmu filsafat. Tidak sedikit universitas-
universitas mencetak sarjana yang handal seperti, Seorang sarjana Eropa,
petrus Alfonsi (1062 M) belajar ilmu kedokteran pada salah satu fakultas
kedokteran di Spanyol dan ketika kembali ke negerinya Inggris ia diangkat
menjadi dokter pribadi oleh Raja Henry I (1120 M). Selain menjadi dokter,
ia bekerja sama dengan Walcher menyusun mata pelajaran ilmu falak
berdasarkan pengetahuan sarjan dan ilmuwan muslim yang didapatnya dari
spanyol. Demikin juga dengan Adelard of Bath (1079-1192 M) yang pernah
belajar pula di Toledo dan setelah ia kembali ke Inggris, ia pun menjadi
seorang sarjan yang termasyhur di negaranya.
Banyak sarjana-sarjana muslim yang berjasa karena telah meneliti
dan mengembangkan ilmu pengetahuan, bahkan karya mereka
diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa meskipun ironisnya diakui sebagai
karya mereka sendiri. Akibat atau pengaruh dari perkembangan ilmu
pengetahuan Islam ini menimbulkan kajian filsafat Yunani di Eropa secara
besar-besaran dan akhirnya menimbulkan gerakan kebangkitan atau

19Musyriah Sunanto, sejarah peradaban Islam, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada,


2007), hlm 5

15
renaissans pada abad ke-14. berkembangnya pemikiran yunani ini melalui
karya-karya terjemahan berbahasa arab yang kemudian diterjemahkan
kembali ke dalam bahasa latin. Disamping itu, Islam juga membidani
gerakan reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M, dan
aufklarung atau pencerahan pada abad ke-18 M.
Kontribusi intelektual Islam dalam hal keilmuan tidak terbatas dalam
hal pendidikan saja. Namun meliputi bidang-bidang keilmuan lainnya.
Seperti  astronomi, matematika, fisika, kimia, ilmu hayat, kedokteran,
filsafat, sastra, geografi dan sejarah, sosiologi dan ilmu politik, arsitektur
dan seni rupa, musik. Dalam bukunya Samsul Nizar menjelaskan kontribusi
intelektual islam terhadap dunia barat, yaitu:20
1. Memperkaya kurikulum pendidikan barat khususnya di wilayah eropa
barat laut yang muncul karena adanya proses penerjemahan karya-
karya umat islam di berbagai bidang ilmu.
2. Telah diperkenalkannya system notasi dan desimal oleh para ilmuan
muslim ke dunia barat.
3. Umat Islam telah memberikan model bentuk rumah sakit, sanitasi,
serta makanan yang sehat dan bergizi kepada barat.
4. Umat Islam memperkenalkan pabrik-pabrik kertas ke dunia barat
untuk menulis karya-karya ilmiah.
5. Umat Islam telah membidani lahirnya gerakan-gerakan yang sangat
berpengaruh terhadap kemajuan dunia barat, yakni renaissance,
reformasi, rasionalisme, dan aufklarung.21

20Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta : Media Group,2009), hlm.19


21Ibid... Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta : Media Group,2009),
hlm.19

16
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Transformasi intelektual yunani ke dalam islam mengambil bentuknya
sendiri yang disesuaikan dengan ajaran islam. Karena itu, beberapa hal
ditafsirkan kembali dalam pemahaman yang islami tanpa mencabut nilai
dasar dari pemikiran induknya. Tradisi intelektual islam adalah tradisi yang
bersumber pada Al-Qur’an dan Hadis sebagai pijakan epistomologisnya dan
lebih bersifat naqly, dan bermuara pada tujuan mengesakan Allah sebagai
asas ajaran islam. Sementara tradisi yunani berpijak pada logika rasional
dan sangat dipengaruhi oleh mitologi dan politeisme.
Kontribusi intelektual islam dalam hal keilmuan tidak terbatas dalam
hal pendidikan saja. Namun meliputi bidang-bidang keilmuan lainnya.
Seperti : astronomi, matematika, fisika, kimia,  kedokteran, filsafat, sastra,
geografi dan sejarah, sosiologi dan ilmu politik, arsitektur dan seni rupa,
musik dll.

17
DAFTAR PUSTAKA
Arkoun, Mohammed, Rethinking Islam , Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.
Charles Michael Stanton, Higher Learning In Islam, Terj., Logos, Jakarta
Kamus besar Bahasa Indonesia
Mujamil, Qomar, Epistimologi Pendidikan Islam, dan Metode Rasional
Hingga Metode Kritik, Jakarta: Erlangga, 2005.
Nizar, Samsul, Sejarah Dan Pergolakan Pemikiran Pendidikan Islam:
Potret Timur Tengah Era Awal dan Indonesia, Jakarta: Quantum
Teaching, 2005.
Nata, Abuddin,Sejarah Pendidikan Islam pada Periode Klasik dan
Pertengahan, Jakarta :Grafindo, 2004.
SaefuddinDidin, Zaman Keemasan Islam, Jakarta:Grasindo, 2002.
Suharto, Abdullah Idi, Toto, Revitalisasi Pendidikan Islam,
Yogyakarta:Tiara Wacana, 2006.
Sunanto, Musyriah, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2007.
Yunus, Mahmud, Sejarah pendidikan islam di Indonesia, Jakarta: Hidakarya
Agung, 1993.

18

Anda mungkin juga menyukai