LP HDR Safira

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH


DI RUMAH SAKIT JIWA
DAERAH PROVINSI LAMPUNG

DISUSUN OLEH:
SAFIRA WIDYATAMI
1914401042
TINGKAT 2 REGULER 1

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


PRODI D3 KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH

A. Kasus (Masalah Utama)


1) Pengertian
Harga diri (self esteem) merupakan salah satu komponen dari
konsep diri. Harga diri merupakan penilaian pribadi berdasarkan seberapa
baik perilaku sesuai dengan ideal diri (Stuart, 2009). Penentuan harga diri
seseorang diperoleh dari diri sendiri dan orang lain (dicintai, dihormati,
dan dihargai) yang timbul sejak kecil dan berkembang sesuai dengan
meningkatnya usia. Menurut Depkes RI (2000), individu cenderung
menilai dirinya negatif merasa lebih rendah dari orang lain. Penilaian
negatif dan perasaan rendah diri dapat mempengaruhi perasaan yang
dapat menambah rasa takut, tidak sanggup mendapat kritik/serangan dan
dapat mempengaruhi kesehatan fisik. Harga diri rendah merupakan
perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga
diri, merasa gagal mencapai keinginan. (Keliat, 2010)

2) Klasifikasi
Menurut Fitria (2009), harga diri rendah dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu yang
sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif
mengenai diri dalam berespon, terhadap suatu kejadian (kehilangan,
perubahan).
b. Harga diri rendah kronik adalah keadaan dimana individu mengalami
evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan dalam
waktu lama.

3) Rentang Respon
a. Respon adaptif
 Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang
positif dengan latar  belakang pengalaman nyata yang sukses dan
dapat diterima.
 Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai pengalaman
yang positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif
maupun yang negatif dari dirinya.
b. Respon maladaptif
Adalah respon individu dalam menghadapi masalah dimana individu
tidak mampu memecahkan masalah tersebut. Respon maladaftifnya
adalah :
 Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai
dirinya yang negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
 Kerancuan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas
sehingga tidak memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan
 Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu
mempunyai kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu
berhubungan sengan orang lain secara intim. Tidak ada rasa
percaya diri atau tidak dapat membina hubungan baik dengan
orang lain

B. Proses Terjadinya Masalah


1) Faktor Predisposisi
 Biologis, berdasarkan biologis dapat dilihat sebagai suatu keadaan
atau faktor resiko yang dapat mempengaruhi peran manusia dalam
menghadapi stresor. Adapun yang termasuk dalam faktor biologis
adalah :
1) Neuroanatomi
Struktur otak yang mungkin mengalami gangguan pada pasien
depresi dan skizoprenia sehingga pasien mengalami masalah harga
diri rendah kronis.
2) Neurotransmiter
Selain gangguan pada struktur otak, apabila dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut dengan alat-alat tertentu kemungkinan
akan ditemukan ketidakseimbangan neurotransmitter di otak.
Neurotransmiter adalah kimiawi otak yang ditransmisikan oleh
satu neuron ke neuron lain (Stuart & Larala, 2005).
Neurotransmiter sangan berhubungan dengan depresi adalah
norepinefrin, dopamin, serotonin.
 Faktor Psikologis
Harga diri rendah sangat berhubungan dengan pola asuh dan
kemampuan individu menjalankan peran dan fungsi. Jika lingkungan
tidak memberikan dukungan positif atau justru menyalahkan individu
dan terjadi terus-menerus akan mengakibatkan individu mengalami
harga diri rendah. Hal-hal yang dapat mengakibatkan individu
mengalami harga diri rendah meliputi penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak realistis, orang tua yang tidak percaya pada ana,
tekanan teman sebaya, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistik.
(Stuart & Sundeen, 2009)
 Faktor sosial dan kultural
Secara sosial status ekonmi sangat mempengaruhi proses terjadinya
harga diri rendah. Dimana tempat tumbuh kembang yaitu keluarga,
lembaga pendidikan, dan lingkungan masyarakat. Kondisi sosial di
masing-masing tempat akan berinteraksi satu dengan yang lainnya dan
mempengaruhi tumbuh kembang.
Contoh masalah sosial yang dapat menimbulkan harga diri rendah
antara lain kemiskinan, tempat tinggal daerah kumuh, rawan
kriminalitas. Dimana menurut Hawari (2001) rasa tidak aman dan
tidak terlindung membuat jiwa seseorang tertekan.

2) Faktor Presipitasi
 Trauma : penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
peristiwa yang mengancam kehidupan.
 Ketegangan peran : berhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi
1) Transisi peran perkembangan : perubahan normatif yang berkaitan
dengan pertumbuhan.
2) Transisi peran situasi : terjadi dengan bertambah atau
berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
3) Transisi peran sehat-sakit : dapat dicetuskan oleh kehilangan
bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi
tubuh; perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang
normal; prosedur medis dan keperawatan.
3) Penilaian Stressor

Meliputi penentuan arti dan pemahaman terhadap pengaruh situasi


yang penuh dengan stress bagi individu. Penilaian terhadap stressor
meliputi respon kognitif, efektif, fisiologis, perilaku, dan respon
social.Penilaian adalah dihubungkan dengan evaluasi terhadap
pentingnya suatu kejadian yang berhubungan dengan kondisi sehat.

 Respon kognitif merupakan bagian kritis dari model ini. Faktor


kognitif memainkan peran sentral dalam adaptif. Mencatata kejadian
yang menekan memilih pola koping yang digunakan, serta
emosional, fisiologis, perilaku, dan reaksi social seseorang
 Respon afektif merupakan membangun perasaan penilaian terhadap
stressor respon afektif utama adalah reaksi tidak spesifik atau
umumnya reaksi kecemasan yang diekspresikan dalam bentuk
emosi.
 Respon fisiologi merefleksikan interaksi beberapa neurin dokrin
yang meliputi hormone adrenokortikotropik, insulin,fasopresin,
oksitosin, epineprin, dan neurotransmitter.
 Respon perilaku merupakan hasil dari emosional dan fisiologis.
.

4) Sumber Koping
Sumber koping individual harus dikaji dengan pemahaman
terhadap kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien antara lain:
Aktifitas olahraga dan aktifitas diluar, hobi dan kerajinan tangan, seni
yang ekspresif, kesehatan dan perawatan diri, pendidikan dan pelatihan,
pekerjaan, vokasi atau posisi, bakat tertentu, kecerdasan, imajinasi dan
kreatifitas serta hubungan interpersonal.

5) Mekanisme koping
Menurut Stuart (2007, hlm 191) mekanisme koping termasuk
pertahanan koping jangka panjang atau jangka pendek serta penggunaan
mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam
menghadapi persepsi diri yang menyakitkan.
a. Pertahanan jangka pendek meliputi aktifitas yang memberikan
pelarian sementara dari krisis identitas diri misalnya konser musik,
bekerja keras, menonton tv, Aktivitas yang memberikan identitas
pengganti sementara misalnya ikut serta dalam klub social, agama,
politik, kelompok. Aktifitas yang sementara menguatkan atau
meningkatkan perasaan diri yang tidak menentu misalnya olahraga
yang kompetitif, prestasi akademik. Aktifitas yang merupakan upaya
jangka pendek untuk membuat identitas diluar dari hidup yang tidak
bermakna saat ini.
b. Pertahanan jangka panjang meliputi penutupan identitas yang
merupakan adopsi identitas premature yang diinginkan oleh orang
terdekat tanpa memerhatikan keinginan, aspirasi, atau potensi diri
individu dan identitas negative merupakan asumsi identitas yang
tidak sesuai dengan nilai dan harapan yang diterima masyarakat.

C. Pohon Masalah dan Data Yang Perlu Dikaji


1) Pohon Masalah
Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah

Koping Individu Tidak Efektif

2) Data Yang Perlu Dikaji

NO DATA YANG PERLU DIKAJI MASALAH


1 Subjektif Harga Diri
Pasien mengatakan tentang : Rendah
1. Hal negatif diri sendiri atau orang lain
2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup yang pesimis
4. Penolakan terhadap kemampuan diri
5. Objektif
1. Penurunan produktivitas
2. Tidak berani menatap lawan bicara
3. Lebih banyak menundukkan kepala
saat berinteraksi
4. Bicara lambat dengan nada suara lemah

D. Diagnosa Keperawatan
1) Harga Diri Rendah
2) Isolasi Sosial
3) Koping Individu Tidak Efektif
E. Rencana Tindakan Keperawatan (Tulis Sesuai Dengan Masalah Utama)
Dengan Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri

N Perencanaan
Rasional
o Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 Pasien Setelah 3x SP 1
Mampu : pertemuan, 1) Identifikasi 1) Membuat
1) Bina pasien dapat : kemampuan pasien
hubungan 1) Membina melakukan menyadari
saling hubungan kegiatan dan aspek positif
percaya saling percaya bantu aspek yang dimiliki
2) Dapat 2) Mengindetifik positif (buat sehingga
mengidenti asi aspek daftar meningkatkan
fikasi positif yang kegiatan) harga diri
aspek dimiliki 2) Bantu pasien pasien
positif 3) Menilai menilai 2) Membantu
3) Dapat kemampuan kegiatan yang pasien dalam
menilai yang dimiliki dapat menyusun
kegiatan untuk dilakukan saat jadwal kegiatan
yang dapat dilaksanakan ini (pilih dari 3) Mengetahui
dilakukan 4) Merencakan daftar kegiatan yang
saat ini kegiatan kegiatan) lalu dapat dilakukan
4) Dapat sesuai dengan buat daftar pasien hingga
memilih kemampuan kegiatan yang saat ini
salah satu dan jadwal dapat 4) Memberikan
kegiatan yang telah dilakukan saat latihan praktik
yang dapat ditetapkan ini langsung untuk
dilakukan 5) Melakukan 3) Bantu pasien meningkatkan
5) Dapat kegiatan memilih salah kemampuan
melakukan sesuai dengan satu kegiatan pasien
kegiatan rencana yang dapat 5) Mengontrol
secara secara dilatih saat ini kegiatan apa
mandiri mandiri 4) Latih kegiatan saja yang
yang dipilih dilakukan
(alat dan cara pasien
melakukannya
)
5) Masukkan
pada jadwal
kegiatan untuk
latihan sesuai
kesepakatan
dengan pasien
SP 2
1) Evaluasi 1) Membandingka
kegiatan n hasil dan
pertama harapan.
yang telah 2) Memberikan
dilatih dan latihan praktik
berikan langsung untuk
pujian meningkatkan
2) Latih kemampuan
kegiatan pasien.
kedua (cara 3) Mengontrol
dan alat) kegiatan yang
sesuai dilakukan
dengan pasien
jadwal
kegiatan
yang telah
disepakati
bersama
pasien
3) Masukkan
dalam
jadwal
kegiatan
untuk latihan
..../hari
SP 3
1) Evaluasi 1) Membandingka
kegiatan n hasil dan
yang lalu harapan.
(SP 1 dan SP 2) Memberikan
2) latihan praktik
2) Latih langsung untuk
kegiatan ke meningkatkan
tiga (cara kemampuan
dan motorik pasien.
alat)sesuai 3) Mengontrol
dengan kegiatan yang
jadwal dilakukan
kegiatan pasien
yang telah
disepakati
bersama
pasien
3) Masukkan
pada jadwal
kegiatan
untuk latihan
..../hari
SP 4
1) Evaluasi 1) Membandingka
kemampuan n hasil dan
pasien yang harapan.
lalu (SP 1, 2) Memberikan
SP 2 dan SP latihan praktik
3) langsung untuk
2) Latih meningkatkan
kegiatan ke kemampuanpasi
empat (cara en.
dan alat) 3) Mengontrol
3) Masukkan kegiatan pasien
pada jadwal 4) Membandingka
kegiatan n hasil dan
harian membantu
...../hari meningkatkan
4) Evaluasi harga diri
kegiatan pasien
latihan dan 5) Meingkatkan
berikan kemampuan
pujian pasien
5) Latih 6) Mengetahui
kegiatan seberapa jauh
dilanjutkan kemampuan
sampai tak pasien
terhingga
6) Nilai
kemampuan
yang telah
mandiri
Keluarga Setelah 4x SP 1
mampu pertemuan 1) Diskusikan 1) Mencari tahu
merawat keluarga mampu masalah atau menggali
anggota meneruskan yang apa saja aspek
keluarga yang melatih pasien dirasakan yang akan di
mengalami dan mendukung dalam tingkatkan pada
masalah harga agar kemampuan merawat diri pasien
diri rendah dalam melakukan pasien 2) Memberi
kegiatan dapat 2) Jeaskan pengetahuan
menigkat. pengertian, 3) Memberi
tanda gejala, pengetahuan
dan proses 4) Memberikan
terjadinya latihan praktik
harga diri langsung dalam
rendah melakukan
3) Jelaskan perawatan.
cara Mengontrol apa apa
merawat saja yang pasien
harga diri lakukan untuk
rendah latihannya.
terutama
memberikan
pujian
semau hal
positif pada
pasien
4) Latih
keluarga
memberi
tanggung
jawab
kegiatan
pertama
yang dipilih
pasien,
bimbing dan
beri pujian
Anjurkan
membantu
pasien sesuai
jadwal dan
memberikan
pujian
SP 2
1) Evaluasi SP 1) Membandingka
1 n hasil dan
2) Bersama harapan.
keluarga 2) Memberikan
melatih latihan praktik
pasien dalam langsung dalam
melalukan melakukan
kegiatan perawatan.
kedua yang 3) Mengontrol apa
dipilih apa saja yang
pasien pasien lakukan
3) Anjurkan untuk
membantu latihannya.
pasien sesuai
dengan
jadwal dan
memberi
pujian
SP 3
1) Evaluasi 1) Membandingka
kemampuan n hasil dan
SP 2 harapan.
2) Bersama 2) Memberikan
keluarga latihan praktik
melatih langsung dalam
pasien dalam melakukan
melakukan perawatan.
kegiatan 3) Mengontrol apa
yang dipilih apa saja yang
pasien pasien lakukan
3) Anjurkan untuk
membantu latihannya.
pasien sesuai
jadwal dan
memberi
pujian
SP 4
1) Evaluasi 1) Membandingka
kemampuan n hasil dan
SP 3 harapan.
2) Evaluasi 2) Membandingka
kemampuan n hasil dan
keluarga. harapan.
3) Rencana 3) Mengontrol
tindak lanjut 4) Dorongan/moti
keluarga. vasi untuk
4) Follow up mampu
5) Rujukan 5) Untuk
meningkatkan
perkembangan
F. DAFTAR PUSTAKA

Nurjanah, Intisari. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa.


Yogyakarta : Momedia
Fik-Ui (2014). Standar Asuhan Keperawatan: Spesialis Keperawatan Jiwa.
Workshops Ke- 7, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia,
Jakarta.
Perry, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta. EGC
Stuart, G.W., And Laraia (2005), Principles And Practice Of Psychiaatric
Nursing, (7th Ed.) St. Louis : Mosby Year Book.
Stuart, G.W. (2009). Principles And Pratice Of Psichiatric Nursing. ( 9th Ed.) St.
Louis : Mosby
Suliswati, Dkk (2005). Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai