A3 - Lapres Sirup Difenhidramin HCL

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FARMASETIKA III


“ SIRUP DIFENHIDRAMIN HCL “

Disusun Oleh:
Fina Sarah Handayani 2019130034 ( Ketua)
Dyna Mardyanti 2019130030
Shavira Laonga 2019130036
Nadya Aurelia 2019130037
Siti Putri Bethawidianata 2019130039
Aulia Dwi Pramesty 2019130032
Zahra Savitri 2019130031
Sekar Septiani Putri 2019130035

Tanggal Praktikum :
Jum’at, 9 Juli 2021

Kelas/Kelompok: A/3

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2021
I. TUJUAN

1. Untuk mengetahui komposisi bahan dalam sedian sirup


2. Untuk mengetahui cara pembuatan sirup
3. Untuk mengetahui uji evaluasi pembuatan sediaan sirup

II. TEORI DASAR


Sirup adalah sediaan cair yang berupa larutan mengandung sukrosa kecuali
dinyatakan lain, kadar sukrosa, C12H22O11 tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari
66,0% (Farmakope Indonesia III, 1979). Sirup merupakan sediaan cair ditandai dengan
rasa manis serta memiliki konsistensi kental. Kemungkinan mengandung sukrosa pada
konsistensi minimal yaitu 45% m/m. rasa yang manis juga diperoleh dari penggunaan
pemanis atau poliol. Sirup pada umumnya mengandung aromatik atau perasa. Setiap
dosis dari wadah multidose diolah dengan perangkat yang cocok agar data mengukur
volume yang telah ditentukan. Perangkat ini dapat berupa sendok atau cup untuk
volume 5 ml ataupun kelipatannya (British Pharmacopea, 2009).
Sirup sangat terkonsentrasi, larutan air gula ataupun pengganti yang secara
tradisional mengandung zat penyedap, misalnya cerry, coklat, jeruk, raspberry. Sebuah
sirup yang tidak diberi perasa terdiri dari larutan yang mengandung 85% sukrosa. Agen
terapeutik mungkin baik jika langsung dimasukan ke dalam system ini atau dapat
ditambahkan sebagai sirup yang sedang dipersiapkan. Komponen utama dari sirup
adalah air yang terperifikasi, gula atau sukrosa pengganti gula (pemanis buatan), bahan
pengawet, perasa, pewarna. (Jones, 2008).
Co-solvent merupakan komponen utama cair yang dimasukan menjadi formulasi
untuk meningkatkan kelarutan yang buruk menjadi tingkat kelarutan yang dibutuhkan.
Dalam formulasi farmasi solusi untuk pemberian oral, larutan air lebih disukai karena
kurangnya toksisitas air sebagai pelarut. Co-solvent yang umumnya diguakan adalah
gliserol, peropilengglikol, etanol, polietilengglikol. Prediksi kelarutan agen terapeutik
dalam suatu campuran system pelarut (Pelarut, air, dan co-solvent yang dipilih) adalah
sulit karena dapat menimbulkan efek dari banyak variable kelarutan. (Jones, 2008)
III. DATA PREFORMULASI
A. Difenhydramin HCL 12,5 mg (FI IV Hal 401)
Rumus molekul : C17H21NO.HCl
Bobot molekul : 291,82 g/mol
Pemerian : Serbuk hablur, putih tidak berbau.
Kelarutan : Mudah Larut dalam air, dalam etanol dan kloroform
Kegunaan : Antihistamin
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya

B. Gliserin (FI Ed. VI Hal 680, HOPE Ed. VI Hal 283)


Rumus molekul : C3H8O
Bobot molekul : 92,09 g/mol
Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, manis, hanya boleh
berbau khas lemah (tajam atau tidak enak), higroskopik, larutan
netral terhadap lakmus
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol
BJ : Tidak kurang dari 1,249
Kegunaan : Anticaploking
Konsentrasi : < 20 %
Stabilitas : Gliserin bersifat higroskopis, gliserin dapat mengkristal jika
disimpan pada suhu rendah, kristal tidak meleleh sampai
dihangatkan sampai 2080C.
OTT : Gliserin dapat meledak jika dicampur dengan zat pengoksidasi kuat
seperti kromium trioksida, kalium klorat, atau kalium permanganat.
Dalam larutan encer, reaksi berlangsung lebih lambat dengan
beberapa produk oksidasi yang terbentuk
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

C. Na CMC (HOPE VI Hal.117)


Pemerian : Serbuk/granul putih sampai krem, higroskopik
Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan
koloid, tidak larut dalam etanol
Kegunaan : Zat Pengental
Ph : 4,5-6,0
Konsentrasi : 0,1-1%
Stabilitas : Stabil meskipun bahan higroskopik
OTT : Asam kuat dan larutan garam Fe, Al, Hg, Zn
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

D. Natrium Benzoat (FI Ed. VI Hal 1215, HOPE Ed. VI Hal 627)
Rumus molekul : C7H5NaO2
Bobot molekul : 144,11 g/mol
Pemerian : Granul atau serbuk hablur, putih; tidak berbau atau praktis
tidak berbau; stabil di udara.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dan
lebih mudah larut dalam etanol 90%.
Kegunaan : Pengawet
PH :2-5
OTT : Senyawa kuartener (gelatin, garam besi, garam karmin)
Konsentrasi : 0.02–0.5%
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

E. Larutan Sorbitol (FI Ed. VI Hal 1632, HOPE Ed. VI Hal 679)
Rumus molekul : C6H14O6
Bobot molekul : 182,17g/mol
Pemerian : Serbuk, granul /lempengan, higroskopi, warna putih, rasa manis
Kelarutan : Sangat mudah Larut dalam air, sukar Larut dalam etanol, dalam
metanol dan dalam asetat
Kegunaan : Pemanis
PH : 4,5 – 7
Stabilitas : Sorbitol secara kimiawi relatif inert dan kompatibel dengan
sebagian besar eksipien. Hal ini stabil di udara tanpa adanya katalis
dan dalam dingin, asam dan basa encer.
Inkompatibilitas : Sorbitol akan membentuk kelat yang larut dalam air dengan
banyak divalen dan ion logam trivalen dalam kondisi asam dan
basa kuat.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
F. Essense Strawberry (HOPE VI Hal.421)
Rumus Molekul : C6H6O3
Bobot Molekul : 126.11 g/mol
Pemerian : Cairan jernih berwarna merah
Kegunaan : Corrigen odoris
Kelarutan : Larut dalam air dan alkohol
Konsentrasi : <1%
OTT : Terkonsentrasi dalam wadah logam
Penyimpanan : Disimpan di dalam wadah yang tertutup rapat, terlindungi dari
cahaya, di tempat yang sejuk dan kering.

G. Eritrosin/FD C Red (Martindale 36 Hal 1471) (HOPE VI Hal 189)


Pemerian : Serbuk halus berwarna merah
Kelarutan : Larut dalam air
Kegunaan : Colouring agents
Konsentrasi : <1% (HOPE VI Hal 189)
IV. FORMULA
R/ Difenhidramin HCL 12,5mg/5 Ml
Larutan Sorbitol 20%
Gliserin 10%
Na CMC 0,5%
Natrium Benzoat 0,5%
Eritrosin 0,1 %
Essense Starwberry 0,1%
Aquadest ad 300 ml

V. PERHITUNGAN

Difenhidramin Hcl 12,5/5ml x 300 ml = 750 mg = 0,75 g


Larutan Sorbitol 20% x 300ml = 60 ml
Gliserin 10% x 300ml = 30 gr
Na. CMC 0,5% x 300ml = 1,5 gr
Aquadest untuk CMC 1,5ml x 20ml = 30 ml
Na. Benzoat 0,5% x 300ml = 1,5 gr
Eritrosin 0,1% × 300 ml = 0,3 gr
Es. Strawberry 0,1% x 300ml = 0,3 gr x 20 = 6gtt
Aquadest 300ml - (0,75+60+30+1,5+30+1,5+0,3 + 0,3 )
= 300ml – 124,35
= 175,65 ml
PENIMBANGAN

Nama Bahan Teoritis (G) Praktek(g)


Difenhidramin 12,5 mg 0,75 g 0,75 g
Larutan Sorbitol 60 ml 60,08 ml
Gliserin 30 g 30,03 g
Na. CMC 1,5 g 1,51 g
Aquadest Untuk Cmc 30 ml 30 ml
Na. Benzoat 1,5 g 1,52 g
Es. Strawberry 0,3 g 6 tetes
Eritrosin 0,3 g 2 tetes
Aquadest Ad 300 ml 175,65 ml

VI. ALAT DAN BAHAN

Alat : Lumping dan Alu


Batang Pengaduk
Botol Coklat
Gelas Ukur
Pipet Tetes
Sudip
Sendok Tanduk
Spatula
Corong Glass
Cawan uap
Beaker Glass
Viscometer Stormer
Bahan : Difenhidramin HCL
Larutan Sorbitol
Gliserin
Na. CMC
Aquadest Untuk CMC
Na. Benzoat
Essence. Strawberry
Eritrosin
Aquadest

VII. CARA PEMBUATAN


1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang masing masing bahan
3. Dikalibrasi Botol 60 Ml (5)
4. Dikembangkan CMC Na dengan air hangat di dalam beaker glass, setelah itu di gerus
dilumpang hangat ad mengembang ( biarkan beberapa lama)
5. Dilarutkan Difenhidramin Hcl dengan aquadest di dalam beaker glass ( M1)
6. Dilarutkan pemanis dan gliserin dengan aquadest dalam beaker glass (M2)
7. Dimasukan Na benzoate dengan aquadest dalam beaker glass (M3)
8. Dimasukan M1,M2,M3 ke dalam lumpang sedikit demi sedikit sambil di gerus ad
homogen
9. Ditambahkan Starwberry essense dan FD& C red gerus ad homogen
10. Dimasukan aquadestilata sisa, aduk hingga homogen
11. Dimasukan wadah obat 60ml
12. Dilakukan Uji Evaluasi
VIII. CARA EVALUASI DAN TABULASI DATA
1. Uji Organoleptik (Farmakope Indonesia Edisi IV (Depkes RI, 1995).
Cara Evaluasi :
- Dilakukan pengamatan meliputi warna, bau, rasa dan bentuk

2. Uji pH (FI V Halaman 10)


Cara Evaluasi :
- Diambil pH meter
- Dicelupkan ke dalam sedian yang akan diukur pH-nya
- Dilihat lalu tentukan golongan pHnya pada tabel warna pH

3. Uji Bobot Jenis (FI V Halaman 1030)


Cara Evaluasi :
- Dibersihkan dan dikeringkan piknometer
- Ditimbang piknometer kosong dan dicatat
- Dimasukkan aquadest 25˚C kedalam piknometer, ditimbang dan dicatat
- Dikeluarkan dan diberksihkan kembali piknometer
- Dimasukkan sampel kedalam piknometer, ditimbang dan dicatat
BJ = (B Pikno + Sirup) – (B Pikno Kosong)
(B Pikno + Air) – (B Pikno Kosong)

4. Viskositas dan Sifat Alir (Martindale Halaman 706)


Cara Evaluasi :
- Dimasukan sediaan ke dalam gelas viskometer
- Disiapkan dan pasang spindel yang akan digunakan (spindel nomer 1)
- Diletakan gelas yang berisi sedian di bawah spindel
- Diturunkan spindel pada gelas yang berisi sedian sampai batas spindel
- Diatur RPM dari yang paling kecil kemudian naik 3 angka dan turun 2 angka
- Dinyalakan viskometr brokfield
- Baca skala yang didapat dengan cara menaikan tombol off/on dan tombol pada
belakang viscometer
5. Uji Kejernihan
Cara Evaluasi:
- Dilihat secara visual apakah sedian tersebut jernih atau keruh

Tabulasi Data

1. Uji Organoleptik (Farmakope Indonesia Edisi IV (Depkes RI, 1995).

Organoleptik Warna Bau Rasa Bentuk


Formula 1 Pink Strawberry Manis Kental

2. Uji pH (FI V Halaman 10)

Formula 1
pH 6

3. Bobot Jenis (FI V Halaman 1030)

Formula B Pikno kosong B Pikno + Air B Pikno + Sirup BT


1 29,50 79,40 85,63 1,1248

Pehitungan :
BJ Formula 1 : 85,63g – 29,50g = 1, 1248 g
79,40g – 29,50g

4. Viskositas dan sifat alir (Martindale Halaman 706)

No. RPM Skala Faktor Ŋ (cps) F


Formula
Spindel (y) (r) (F) =rxF (dyne/cmᶟ)
1 0,5 12,5 5 62,5 8.421,25
2 1,5 30 10 300 20.211
1 2 2 42,5 50 2,250 28.632,25
2 1,5 60 2 120 40.422
1 0,5 14,5 5 72,5 9.768,65
• Keterangan : Kv = 673,7 dyne/ cm2
• Rumus Viskositas
Ŋ= r x F
• Rumus Gaya (F)
F= r x Kv

A. Perhitungan viskositas
1. 12,5 × 5 = 62,5
2. 30 × 10 = 300
3. 42,5 × 50 = 2,250
4. 60 × 2 = 120
5. 14,5 × 5 = 72,5

B. Perhitungan Gaya
1. 12,5 × 673,7 dyne/ cm2 = 8.421,25 dyne/cm2
2. 30 × 673,7 dyne/ cm2 = 20.211 dyne/cm2
3. 42,5 × 673,7 dyne/ cm2 = 28.632,25 dyne/cm2
4. 60 × 673,7 dyne/ cm2 = 40.422 dyne/cm2
5. 14,5 × 673,7 dyne/ cm2 = 9.768,65 dyne/cm2
IX. PEMBAHASAN
Pada praktikum pembuatan sediaan sirup, zat aktif yang digunakan adalah
Difenhidramin HCL, larutan sorbitol,gliserin, Na CMC, Na benzoat,eritrosin dan essens
strawberry.
Alasan pemilihan Bahan pada difenhidramin HCL pada sediaan digunakan sebagai
antihistamin, larutan sorbitol di gunakan sebagai pemanis agar sediaan dapat terasa
manis.Gliserin digunakan sebagai anticaplocking untuk mencegah pembentukan
kristalisasi gula pada mulut botol sirup, Na CMC digunakan untuk meningkatkan
kestabilan pada sediaan sirup, Na benzoat digunakan sebagai pengawet agar tidak
tumbuhnya mikroba di sediaan sirup, eritrosin digunakan sebagai pewarna agar
memberikan warna tampilan yang menarik pada sediaan sirup dan essense strawberry
di gunakan sebagai pengharum/ pewangi pada sediaan sirup untuk menutupi bau yang
menyengat.
X. KEMASAN

ETIKET
Brosur

DYFEN
SIRUP
Komposisi :
Tiap 5 ml mengandung
Difenhidramin HCL 12.5 mg
Farmakologi :
Difenhidramina Hidroklorida adalah antihistamin yang kuat serta memiliki juga khasiat
sebagai penekan rasa batuk, yang mengurangi batuk dengan kerja sedativanya
Farmakokinetik :
Absorpsi : Difenhidramin merupakan amine stabil dan cepat diserap pada pemberian secara
oral, dengan konsentrasi darah puncak terjadi pada 2-4 jam.
Distribusi : menimbulkan efek sedasi dengan maksimum 1-3 jam
Metabolisme : difenhidramin dimetabolisme dalam hati dan mengalami first-pass effect,
dalam paru paru dan sistem ginjal kemudian di ekskresikan lewaturin
Farmakodinamik :
Difenhidramin Hidroklorida ini memblokir aksi histamin, yaitu suatu zat dalam tubuh yang
menyebabkan gejala alergi.
Indikasi :
Meringankan gejala batuk, alergi dan mual
Kontraindikasi :
Hipersensitif, bayi, ibu menyusui, hipertensi, glaukoma, diabetes, asma
Efek samping :
Mengantuk, tremor, mual, diare, konstipasi
Interaksi obat :
Difenhidramina Hidroklorida memiliki efek aditif jika digunakan bersama dengan alkohol
dan obat CNS
Perhatian dan peringatan :
Hindari mengemudi dan dapat menyebabkan mual setelah minum obat ini dengan dosis
yang besar
Aturan pemakaian :
Anak 1-5 tahun 3 kali sehari satu sendok takar
Anak 6-12 tahun 3 kali sehari dua senduk takar
Kemasan :
Botol 60 ml
Penyimpanan :
Simpan ditempat sejuk dan terlindung dari cahaya

No. Reg : DTL 2171022037A1

P.NO 1
Awas! Obat Keras
Bacalah aturan pemakaiannya

KOCOK DAHULU

Diproduksi oleh :
PT. NOLEX PHARMA
Jakarta - Indonesia
Lampiran Daftar Pustaka
XI. KESIMPULAN
1. Uji organoleptic
Rasa : Manis
Bau : Strawberry
Warna : Merah
2. Uji pH :6
3. Uji Bobot jenis : 1,1248
4. Uji Viskositas : ŋ RPM 0,5 : 62,5 cps
ŋ RPM 1,5 : 300 cps
ŋ RPM 2 : 2,250 cps
ŋ RPM 1,5 : 120 cps
ŋ RPM 0,5 : 72,5 cps
SARAN

Sebelum dan sesudah di gunakan alat di cuci bersih lalu di keringkan agar
mendapatkan hasil sediaan yang baik.
XII. DAFTAR PUSTAKA
1. American Societyof Health SystemPharmacist. 2008. AHSF DRUG INFORMATION
88. America: ASHS. American Hospital Formulary Service.
2. British Pharmacopoeia. (2009). British Pharmacopoeia, Volume I & II. London:
Medicines and Healthcare Products Regulatory Agency (MHRA)

3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1979. Farmakope Indonesia Ed III.


Jakarta:DEPKES
4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1995. Farmakope Indonesia Ed IV.
Jakarta:DEPKES
5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2014. Farmakope Indonesia Ed V.
Jakarta:DEPKES
6. Jones, david. (2008). Fast track Pharmaceutics-Dossage Form
andDesign. Phamceutical Press. London.
7. Rowe,Raymond C. Paul J Sheskey, Marian E Quin. 2009. Handbook
OfPharmaceutical Exipient ed VI. USA: Pharmaceutical Press
8. Sweetman, Stan. 2009. Martindale The Complete 36th ed. London:
PharmaceuticalPress

Anda mungkin juga menyukai