Materi 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

Mata Pelajaran Pemeliharaan mesin Kendaraan Ringan

Apa itu Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan? 

Pemeliharaan mesin kendaraan ringan adalah salah satu mata pelajaran pada jurusan
teknik otomotif kendaraan ringan yang nantinya fokus mempelajari tentang mesin

pada kendaraan ringan

Apa saja yang akan dipelajari pada teknik otomotif kendaraan ringan? 

ada tiga mata pelajaran utama yang nanti akan dipelajari pada teknik otomotif
kendaraan ringan yaitu tentang pemeliharaan kelistrikan kendaraan ringan atau PKKR
, Pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga kendaraan ringan atau PSP TKR dan
Pemeliharaan mesin kendaraan ringan / PMKR
Pada mata pelajaran PKKR  (Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan) nanti akan
fokus membahas tentang kelistrikan pada kendaraan seperti lampu-lampu kemudian
kelistrikan mesin dan lain sebagainya
Pada mata pelajaran PSPTKR (Pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga kendaraan
ringan) nanti akan fokus mempelajari tentang sistem pengereman, sistem kemudi,
sistem suspensi dan lain sebagainya
Pada mata pelajaran PMKR (Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan) nanti akan
fokus mempelajari seputar mesin pada kendaraan ringan

Apa saja yang akan kita pelajari pada mata pelajaran pemeliharaan mesin
kendaraan ringan?

Secara garis besar pada mata pelajaran pemeliharaan mesin kendaraan ringan kita
nanti akan belajar tentang

1. Cara Kerja Mesin

2. Cara merawat mesin

3. Cara memperbaiki mesin ketika terjadi kerusakan (diagnosis kerusakan


mesin)

Secara spesifik apa yang akan dipelajari?

Secara spesifik, ada 7 materi yang akan di pelajari pada mata pelajaran PMKR, yaitu:
1. Sistem utama engine atau sistem utama mesin dan mekanisme katup

2. Sistem pelumasan mesin

3. Sistem pendingin mesin

4. Sistem bahan bakar bensin konvensional atau karburator

5. Sitem bahan bakar mesin injeksi atau EFI (Eelctronic fuel injection)

6. Sistem bahan bakar mesin diesel konvensional

7. Sistem bahan bahan bakar mesin diesel common rail

Masuk pada materi pertama yaitu Cara Perawatan Sistem utama engine atau sistem
utama mesin dan mekanisme katup.

A. Sistem Utama Mesin ( Engine)

Mesin bensin dan diesel mengkonversi bahan bakar menjadi sebuah tenaga.
Dalam prosesnya mesin mempunyai komponen-komponen yang saling berkaitan untuk

menghasilkan tenaga mekanis. Komponen utama mesin dan kelengkapannya dijelaskan


pada bagan berikut ini:
B. Mekanisme Katup

Siklus mesin 4 langkah terdiri dari langkah isap, kompresi, usaha dan buang.
Katup bekerja pada saat langkah hisap dan buang. Mekanisme katup bekerja ketika
sumbu cam shaft berputar satu kali menggerakkan katup isap dan buang setiap 2 kali
berputarnya poros engkol.
1. Cara kerja mekanisme katup
Mekanisme katup pada mesin kendaraan berfungsi untuk mengatur pemasukan gas
baru (campuran bahan bakar dan udara) secara optimal ke dalam silinder dan
mengatur pembuangan gas bekas pembakaran ke saluran buang.

2. Tipe mekanisme katup

a. Katup di Samping (Side Valve atau SV)

Konstruksi SV memiliki ciri katup berdiri dan di samping blok motor serta poros
kam terletak di bawah. Keuntungannya konstruksi mesin sederhana, mesin pendek
tidak memakan tempat, suara tidak berisik, namun bentuk ruang bakar kurang
menguntungkan bagi proses pembakaran yang ideal dan penyetelan celah katup
sulit.
b. Katup di Kepala Silinder (Over Head Valve atau OHV)
Katupnya menggantung di kepala silinder, poros kam terletak di bawah.
Keuntungannya bentuk ruang bakar yang baik, namun kerugiannya adalah

banyak komponen/bagian-bagian yang bergerak berarti kelembaman massa


besar sehingga tidak ideal untuk mesin putaran tinggi

c. Satu Poros Kam di Kepala (Single Over Head Camshaft atau SOHC)

Pada konstruksi SOHC atau OHC, poros kam berada di kepala silinder dan
langsung menggerakkan tuas katup (A) atau tuas ayun katup (B).
Keuntungannya sedikit komponen/bagian-bagian yang bergerak, berarti
kelembaman massa kecil, sehingga baik untuk putaran tinggi. Kerugiannya
adalah konstruksi motor menjadi tinggi karena ada mekanisme tuas ayun.
d. Dua Poros Kam di Kepala (Double Over Head Camsaft atau DOHC)
Konstruksi DOHC memiliki dua kam di kepala silinder, kam langsung
menggerakkan mangkok penumbuk. Keuntungannya bentuk ruang bakar baik
dan susunan katup bentuk V menguntungkan bagi performance mesin.
Kelembaman massa paling kecil, sehingga baik untuk putaran tinggi.
Kerugiannya konstRuksi mesin mahal, mesin lebih berat dan penyetelan celah
katup lebih sulit.
e. Teknologi VTEC
VTEC (Variable Valve Timing and Lift Electronic Control) mulanya dirancang
untuk mesin DOHC (Double Overhead Camshaft), Variable Valve Timing dan Lift
Electronic Control berperan sebagai switch antara mode menghemat bahan
bakar dan mode high performace. Hal ini dilakukan oleh valve timing yang
bergerak pada kecepatan rendah dan profilcam yang kecil pada rpm mesin rendah
untuk menekan konsumsi bahan bakar.

Di sisi lain, ketika mesin membutuhkan power lebih, VTEC mempercepat


valve timing dan beralih ke profil cam yang lebih besar yang memungkinkan
untuk membuka tutup katup lebih lama.
Peralihan dari camshaft low profile untuk menekan konsumsi bahan bakar, untuk
camshaft high profile dimaksudkan untuk meningkatkan daya output yang
dilakukan melalui pin pengunci yang menghubungkan dua lobus camshaft
independen pada kecepatan mesin tertentu.

f. VVT-i (Variable Valve Timing with Intelligence)


VVT-i mempunyai cara kerja yang cukup sederhana. Untuk menghitung
waktu buka tutup katup (valve timing) yang optimal, ECU (Electronic Control
Unit) akan menyesuaikan dengan kecepatan mesin, volume udara masuk,
posisi throttle (akselerasi) dan temperatur air.
Supaya target valve timing senantiasa terwujud, sensor posisi chamshaft atau
crankshaft memberikan sinyal yang menjadi respon koreksi. Sistem VVT-i ini
akan terus mengoreksi valve timing atau jalur keluar masuk bahan bakar dan
udara. Disesuaikan dengan pijakan pedal gas dan beban yang ditanggung
untuk menghasilkan torsi optimal di tiap-tiap putaran dan beban mesin.
Dengan begitu akan menghasilkan tenaga yang optimal, hemat bahan bakar dan
ramah lingkungan.
3. Valve Timing

Valve timing adalah waktu saat membuka dan menutupnya intake dan exhaust valve.

Diagram pembukaan katup memperlihatkan kapan katup in membuka dan


menutup, serta kapan katup ex membuka dan menutup. Selain itu, diagram di atas
juga memperlihatkan kapan terjadinya overlapping.
Overlapping merupakan kondisi di mana katup in dan katup ex sama-sama dalam
posisi terbuka. Overlapping bertujuan untuk pembilasan ruang bakar, gas baru yang
masuk ke dalam ruang bakar akan membantu untuk mendorong keluar gas sisa
hasil pembakaran sehingga ruang bakar diharapkan benar-benar bersih.
C. Perawatan engine
PENTING: Pada saat melakukan pemeliharan, perhatikan OMM (Operation
Maintenance Manual), Service Manual dan partbook kendaraan dari pabrik pembuatnya.

a. Pemeriksaan kepala silinder (cylinder head), pengencangan baut kepala silinder


Tujuan dari pengencangan baut kepala silinder adalah untuk menjaga kerapatan
antara silinder head dengan silinder block agar tidak terjadi kebocoran.

Hal–hal yang harus diperhatikan ketika pemeliharaan baut kepala silinder adalah
sebagai berikut:
1. Permukaan kepala silinder atau tempat dudukan gasket kepala silinder dan
gasket manifold usahakan tidak tergores atau rusak.
2. Baut kepala silinder harus di keraskan ketika mesin dingin dengan urutan
dan momen yang benar.
3. Baut baut kepala silinder dikencangkan dalam 3 tahap.
4. Bila ada baut yang patah atau terjadi deformasi gantilah baut.
5. Sebelum memasang oleskan oli mesin pada ulir baut dan di bawah kepala
baut.
Biasanya baut dikeraskan sampai plastic region. Kondisi dimana momen
pengerasan bertambah sesuai putaran sudut baut. Bila baut dikeraskan melebihi
dari plastic region, hanya sudut putaran yang berubah tetapi momennya tetap.
Daerah ini disebut plastic region.
Prosedur melepas dan dan mengencangkan baut kepala silinder adalah sebagai
berikut:
1. Membongkar
Lepaskan cylinder head secara diagonal dari sisi luar ke sisi dalam. Jika agak
susah dilepas pukullah dengan menggunakan palu karet secara perlahan.
Dengan menggunakan SST lepas baut secara merata dalam beberapa tahap
dengan urutan seperti gambar.

Prosedur melepas dan dan mengencangkan baut kepala silinder adalah sebagai
berikut:
2. Membongkar
a. Bersihkan permukaan cylinder block dan gasket
b. Pasang kembali head gasket pada cylinder block
c. Baut baut cyilinder head di kencangkan secara menyilang dari bagian
dalam ke bagian luar sesuai dengan momen pengencangannya.

d. Cara pengencangan dan momen pengencangan berbeda tergantung


tipe mesinnya. Untuk itu perhatikan pada service manual.

b. Pengencangan baut–mur saluran masuk dan buang (intake dan exhaust manifold)
Saluran masuk (intake manifold) yang bocor karena pengencangannya kendor
atau paking rusak atau saluran masuk (intake manifold) yang bengkok,
mengakibatkan terisapnya udara luar masuk kedalam saluran masuk. Udara
luar masuk yang biasanya disebut "udara palsu" ini menjadikan campuran
bahan bakar udara yang dihasilkan semakin miskin/kurus, pada putaran
idle/stasioner putaran mesin tidak halus atau mesin goyang dan pada putaran
selanjutnya tenaga mesin berkurang dan boros bensin.
Intake manifold atau manifold masuk merupakan komponen yang berfungsi
untuk menyalurkan campuran udara dan bahan bakar dari alat pencampur
bahan bakar dan udara ke dalam ruang bakar pada tiap-tiap silinder.
Exhaust manifold atau manifold buang merupakan komponen yang berfungsi
untuk mengalirkan gas hasil pembakaran pada tiap-tiap silinder ke pipa buang
(exhaust pipe) dan selanjutnya ke catalytic converter lalu ke muffler.

1. Langkah pengencangan intake manifold sebagai berikut:


a. Periksa tidak ada kekendoran baut dan mur terpasang pada intake
manifold 5 tempat seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

Nilai spesifikasi: tidak ada kekendoran pada bagian penghubung.


b. Kencangkan baut dan mur pada intake manifold
2. Langkah pengencangan exhaust manifold sebagai berikut:
a. Lepas dudukan exhaust manifold
b. Pastikan tidak ada baut dan mur yang kendor pada exhaust manifold
5 tempat seperti yang ditunjukkan pada gambar.
Nilai spesifikasi: baut dan mur dikencangkan dengan kuat sesuai momen
pada manual book.
c. Pasang insulator exhaust manifold
d. Kencangkan baut dan mur exhaust manifold

c. Pemeriksaan/penggantian/penyetelan sabuk penggerak (drive belt)


Timing belt adalah sabuk karet kuat dan bergerigi da digunakan untuk memutar
poros camshaft yang dihubungkan melalui sprocket camshaft dan sprocket
crankshaft sehingga pembukaan katup masuk dan katup buang sesuai
kebutuhan.

Langkah pemeriksaan timing belt sebagai berikut:


1. Periksa belt dari adanya oli atau kotoran, ganti bilamana perlu. Kotoran
yang menempel harus dibersihkan dengan menggunakan kain lap
atau kertas kering. Jangan membersihkan belt dengan memakai deterjen.
2. Saat membongkar atau menyetel kekencangan belt, periksalah belt
dengan seksama. Bila ada retak ganti belt.
PERHATIAN:
a. Jangan membengkokkan, memutar balik tali (belt)
b. Jangan biarkan tali penggerak terkena oli atau uap
c. Pada waktu memasang atau melepas set bolt camshaft, timing pulley
jangan dalam keadaan tegang.
3. Bila timing belt sudah terpasang pada camshaft sprocket, pastikan bahwa
kelenturannya sudah cukup dengan cara menekan timingbelt tensioner
pulley.
Periksalah belt. Apabila terdapat kerusakan, gantilah tali penggerak dan carilah
penyebabnya.
Berikut adalah contoh kerusakan belt

d. Tes tekanan kompresi


Mesin kendaraan yang umum seperti mesin 4 tak dan 2 tak (4 strokes & 2 strokes
engine) juga mesin diesel memerlukan tekanan kompresi yang cukup di ruang
bakar agar dapat bekerja sempurna membakar bahan bakar (bensin/solar) dan
udara untuk dijadikan tenaga.
Tekanan yang rendah membuat campuran bahan bakar dan udara tidak dapat
terbakar atau sering disebut Misfire, sehingga mesin kehilangan tenaga.
Kebanyakan mesin bensin dapat bekerja sempurna bila memiliki tekanan kompresi
antara 140Psi (9.5 bar) hingga 220Psi (15 bar) tergantung spesifikasi standar
masing-masing model/merek mesin.
Penyebab berkurangnya kompresi ruang bakar pada mesin antara lain:
1. Gasket Cylinder Head yang bocor/rusak/terbakar
2. Ring Piston rusak/aus/bocor
3. Seal klep bocor
4. Klep rusak/bocor
5. Piston retak/bolong
6. Cylinder Head Block retak/melengkung
7. Cylinder Block retak
Sebelum mengukur tekanan kompresi mesin, ada hal-hal yang perlu
dipersiapkan, antara lain:
1. Accu dalam kondisi prima
2. Disiapkan alat Compression Tester
3. Kunci Busi

Alat untuk mengukur tekanan kompresi adalah compression tester.

Pemeriksaan tekanan kompresi bertujuan untuk memeriksa kondisi piston


ring, cylinder head gasket, valve seat dan valve spring. Langkah pemeriksaan
kompresi antara lain:

1. Pemeriksaan kondisi oli mesin, stater dan baterai normal


2. Lepaskan spark plug (busi)

3. Pasangkan copression gauge ke lubang spark plug (busi)

4. Injak accelerator pedal untuk membuka penuh throttle valve.


5. Ukurlahlah tekanan kompresi engine dan baca gauge.
6. Ulangi langkah 2 sampai 5 pada semua cylinder dan periksa perbedaan
tekanan pada tiap cyilinder.
7. Bila tekanan cylinder atau perbedaan tekanan di bawah spesifikasi, tambahkan
sedikit engine oli melalui lubang spark plug.
8. Bila penambahan oli membuat tekanan kompresi naik, komponen yang
mengalami kerusakan atau keausan adalah cylinder dan piston ring, piston
atau ring patah.
9. Bila tekanan kompresi sama setelah penambahan oli, komponen yang
mengalami kerusakan atau keausan adalah valve, valve spring, valve seat,
cylinder head gasket.

D. Perwatan katup

1. Celah katup berpengaruh terhadap unjuk kerja mesin, seperti berikut:


a. Celah terlalu besar
1. Penggerak katup berisik Bagian penggerak katup bisa patah (pukulan dan
kejutan).
2. Katup akan terlambat membuka dan menutup terlalu cepat, sehingga
dapat menimbulkan suara berisik .
3. Tenaga mesin berkurang dan bahan bakar boros.
b. Celah terlalu kecil
1. Katup akan membuka terlalu awal dan menutup dengan lambat, akibatnya
terjadi salah pengapian.
2. Putaran Idle kurang stabil (motor bergetar).
3. kemungkinan daun katup akan terbakar.
c. Tidak ada celah katup
1. Katup tidak menutup dengan sempurna.
2. Ada kerugian gas baru yang keluar bersama gas buang, tenaga motor
berkurang.
3. Pembakaran dapat merambat ke karburator.
4. Katup-katup dapat terbakar karena pemindahan panas pada daun katup
tidak sempurna
Penyetelan katup harus pada posisi katup tidak bekerja, untuk mengetahui mana katup yang
tidak bekerja kita harus mengetahui FO (Firing Order) atau urutan pengapian pada silinder
terlebih dahulu. Setelah urutan pengapian ditemukan, kita dapat mengetahui diagram kerja
mesin.

Untuk menyetel katup, kita dapat memperhatikan diagram kerja piston di atas. Katup
yang dapat disetel harus dipastikan dalam kondisi tidak bekerja secara sempurna.
Untuk lebih jelasnya dapat melihat tabel berikut:

LANGKAH PISTON KATUP KATUP


IN EX
AWAL LANGKAH HISAP X X
AKHIR LANGKAH HISAP X
AWAL LANGKAH KOMPRESI X
AKHIR LANGKAH KOMPRESI
AWAL LANGKAH USAHA
AKHIR LANGKAH USAHA X
AWAL LANGKAH BUANG X
AKHIR LANGKAH BUANG X X
Yang bertanda X maka tidak dapat dilakukan di stel
2. Macam-macam kontruksi penyetel katup
a. Kontruksi umum (pada mekanisme katup OHV, Over Head Valve)
Penyetelan celah katup dengan mengendorkan mur pengunci dan memutar
sekrup penyetel. Untuk penyetelan celah katup, posisi penumbuk pada kam harus
pada lingkaran dasar.

Prosedur penyetelan katup:

1. Panaskan mesin hingga temperatur air pendingin radiator mencapai 750–

850 C
2. Matikan mesin bila melakukan penyetelan katup
3. Putar poros engkol hingga tanda pada puli poros engkol tepat dengan
angka 0 pada tutup rantai timing.
4. Menentukan top kompresi silinder 1 atau 4
5. Pada saat memutar poros engkol sambil memperhatikan katup masuk
silinder mana yang bergerak. Lihatlah katup masuk atau push rod katup
masuk pada silinder 1 atau 4 sambil menggerak-gerakkan puli poros
engkol.
6. Apabila yang bergerak push rod katup masuk silinder 4 pada saat anda
menggerak-gerakkan atau memutar poros engkol, berarti ketika tanda pada
puli tepat dengan tanda 0: yang sedang mengalami top kompresi adalah
silinder 1, sedang silinder 4 overlapping. Begitu juga sebaliknya.
7. Menentukan katup-katup yang boleh distel pada saat top kompresi
silinder 1 atau 4. Caranya dengan melihat diagram/tabel proses kerja silinder
atau bisa juga dengan menggerak-gerakkan puli poros engkol sambil
melihat push rod katup yang tidak bergerak. Push rod yang tidak bergerak
maka boleh disetel. Setel celah katup sesuai spesifikasi.
8. Mengendorkan mur 12 menggunakan kunci ring 12.
9. Menempatkan atau memasukkan feeler gauge sesuai ukuran standar ke
dalam celah antara rocker arm dengan batang katup.
10. Melakukan penyetelan dengan (mengencangkan/mengendorkan) baut
penyetel dengan obeng.

11. Setelah celah katup telah benar/sesuai, kencangkan mur penahan sambil
menahan baut penyetel agar tidak bergerak. Lalu cek kembali celah katup
dengan merasakan tarikan/gesekan dari feeler gauge. Ulangi cara tersebut jika
belum menemukan kesesuaian.
12. Putar poros engkol 1 putaran (360°) sehingga tanda pada puli bertepatan
dengan tanda 0 pada tutup rantai timing.
13. Menyetel celah katup untuk katup-katup yang belum disetel sesuai spesifikasi.
14. Hidupkan mesin, pastikan suara mesin halus.
15. Menutup kembali kepala silinder, lalu memasang komponen lainnya.

Sebagai refrensi tambahan https://www.youtube.com/watch?v=4xHiocvnlyo

Selamat belajar dan sukses…..

Disusun oleh Andi Tri Hermawan/18504241014


Cp 081909401088

Anda mungkin juga menyukai