BPPV
BPPV
BPPV
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
vestibuler yang paling sering ditemui, dengan gejala rasa pusing berputar diikuti
mual mutah dan keringat dingin, yang dipicu oleh perubahan posisi kepala
terhadap gaya gravitasi tanpa adanya keterlibatan lesi di susunan saraf pusat.
BPPV dikatakan benign karena perjalan penyakit tidak progresif dan mengancam
organ visual, dan proprioseptif. Organ vestibuler terdiri dari utrikulus, sakulus,
dan kanalis semisirkularis. BPPV terjadi akibat adanya otoconia, kristal calcium
carbonate yang normalnya terdapat dalam telinga dalam, lepas dari utrikulus dan
Sekitar 50% penyebab BPPV adalah idiopatik, trauma kepala (17%), neuritis
vestibularis (15%), migraine, implantasi gigi, operasi telinga, dan dapat juga
sebagai akibat dari posisi tidur yang lama pada pasien post operasi atau bed rest
dan BPPV mulai dari etiologi, epidemiologi, patogenesis, manifestasi klinis, dasar
tersebut akan diolah di SSP, seingga menggambarkan keadaan posisi tubuh pada
saat itu. 3
Telinga dalam atau labirin terdiri dari koklea dan vestibular. Koklea
Sistem vestibular terdiri dari labirin tulang dan labirin membran yang terdapat
kss superior, dan kss posterior. Perlu diketahui letak geografi alat keseimbangan
horizontal kepala adalah bidang yang melalui kedua sisi inferior orbita dan kedua
tengah-tengah liang telinga luar kanan dan kiri. Bidang yang melalui kedua kss
ampula berada pada daerah lateral atas dan depan dari titik perpotongan ketiga
bidang kss. Letak bidang kss horizontal tegak lurus terhadap kedua bidang verikal
Utrikulus dan sakulus dikenal sebagai organ otolith dan sebagai reseptor
ampularis yang terdiri dari sel-sel resptor keseimbangan dan seluruhnya tertutup
terutama yang involunter, dan merespon dengan pergerakan mata secara refleks
acceleration) dan organ otolith berespon pada perubahan posisi kepala terhdap
gravitasi (linear acceleration). Gerakan atau perubahan kepala dan tubuh akan
sel berubah, sehingga ion kalsium akan masuk ke dalam sel yang menyebabkan
eksitator yang selanjutnya akan meneruskan impuls sensoris melalui saraf aferen
yang mengubah energi mekanik akibat rangsangan otolit dan gerakan endolimfa
dari sel resptor di organ vestibular, dan yang proseus sentral membentuk nervus
tidak mengancam nyawa dan tidak progresif, sehingga disebut benign; timbul
berputar yang disebut vertigo. Secara kejadiannya, vertigo ada beberapa macam,
yaitu vertigo spontan, vertigo posisi, dan vertigo kalori. BPPV adalah contoh
2.2.2 Epidemiologi
kasus per 100.000 populasi. Penyakit ini lebih sering terjadi pada usia 50-70
tahun. Sedangkan untuk jenis kelamin, perempuan lebih sering terkena (64%)
dibanding laki-laki. Penderita yang lebih tua beresiko mengalami jatuh, depresi,
dan gangguan dalam aktivitas sehari-hari. 20% pasien yang mengeluhkan vertigo
berespon terhadap rotasi kepala, namun ketika terdapat partikel debris didalam
lumen, kss akan menjadi sangat sensitif terhadap perubahan posisi kepala. Ketika
ketika kepala bergerak, otoconia akan ikut bergerak. Hal ini akan merangsang
kupula untuk mengirimkan sinyal palsu ke otak yang menimbulkan vertigo dan
tahun adalah trauma kepala yang dianggap bisa menimbulkan tekanan sehingga
dihubungkan dengan migraine, ototoksik, infeksi virus pada telinga, dan BPPV
1. Teori Kupulolitiasis
atau padat yang melekat ke kupula. Dia menyatakan bahwa kss posterior
Teori ini sejalan dengan analogi benda berat yang melekat pada bagian atas
suatu sumbu. Berat tambahan pada sumbu akan membuatnya tidak stabil dan
dengan demikian sulit untuk menjaga posisi diam. Bahkan, sumbu akan
cenderung untuk miring dari satu sisi ke sisi lain tergantung pada arah
2. Teori Kanalitiasis
Menurut teori ini debris otokonia tidak melekat pada kupula, melainkan
BPPV lebih tepat dijelaskan dengan adanya benda bebas yang terdapat di kss
partikel berada di bagian paling bawah kss akibat adanya gravitasi. Ketika
kepala diekstensikan, partikel akan bergerak. Setelah beberapa saat jeda, gaya
dan vertigo. 7
Gambar 2.4 : Mekanisme pergerakan debris
berputar saat berbaring di tempat tidur atau saat melihat ke arah atas, berguling
dari satu sisi ke sisi lainnya, bangkit dari tempat tidur, mencapai sesuatu yang
hanya berlangsung 10-30 detik. Kadang-kadang disertai rasa mual dan seringkali
pasien merasa cemas. Penderita biasanya dapat mengenali keadaan ini dan
menimbulkan vertigo.1,2,7,9
Vertigo tidak akan terjadi jika kepala tegak lurus atau berputar secara
aksial tanpa ekstensi, pada hampir sebagian besar pasien, vertigo akan berkurang
dan akhirnya berhenti secara spontan dalam beberapa hari atau beberapa bulan,
tetapi kadang-kadang dapat juga sampai beberapa tahun. Pasien dengan BPPV
Nistagmus adalah gerak bola mata kian kemari yang terdiri dari dua fase,
yaitu fase lambat dan fase cepat. Fase lambat merupakan reaksi sistem vestibular
vestibular.3
2.2.6 Diagnosis
a. Anamnesis
Pasien biasanya mengeluh rasa berputar dengan onset akut kurang dari 20-
30 detik akibat perubahan posisi kepala. Posisi yang memicu adalah berbalik di
tempat tidur pada posisi lateral, bangun dari tempat tidur, melihat ke atas dan
sangat kuat pada awalnya dan menghilang setelah 30 detik sedangkan serangan
berulang sifatnya menjadi lebih ringan. Gejala ini dirasakan berhari-hari hingga
berbulan-bulan. Pada banyak kasus, BPPV dapat mereda sendiri namun berulang
b. Pemeriksaan fisik
dan pada evaluasi neurologis normal. Pemeriksaan fisis standar untuk BPPV
adalah Dix-Hallpike dan maneuver side lying untuk KSS posterior dan anterior.
Dan untuk KSS horizontal dengan menggunakan manuver supine roll test.9
Maneuver Dix-Hallpike
Perasat Dix-Hallpike secara garis besar terdiri dari dua gerakan. Perasat
Dix-Hallpike kanan pada bidang kanal anterior kiri dan kanal posterior kanan dan
Tes ini tidak boleh dilakukan pada pasien yang memiliki masalah dengan
leher dan punggung. Tujuannya adalah untuk memprovokasi serangan vertigo dan
detik.
2) Penderita didudukkan dekat bagian ujung tempat periksa, sehingga ketika
posterior.
ipsilateral.
berlawanan.
Pada orang normal nistagmus dapat timbul pada saat gerakan provokasi ke
belakang, namun saat gerakan selesai dilakukan tidak tampak lagi nistagmus.
lambat, 40 detik, kemudian nistagmus menghilang kurang dari satu menit bila
sebabnya kanalitiasis, pada kupulolitiasis nistagmus dapat terjadi lebih dari satu
menit, biasanya serangan vertigo berat dan timbul bersamaan dengan nistagmus.
a. Normal
ada masa laten, lamanya kurang dari 30 detik, disertai vertigo yang lamanya
sama dengan nistagmus, dan adanya fatigue, yaitu nistagmus dan vertigo yang
mencatat arah fase cepat nistagmus yang abnormal dengan mata pasien menatap
lurus kedepan:
posterior kanan
posterior kiri
anterior kanan
anterior kanan
kanan yang menempatkan kepala pada posisi dimana kanalis anterior kiri/kanalis
posterior kanan pada bidang tegak lurus garis horizontal dengan kanal posterior
pada posisi paling bawah dan perasat Sidelying kiri yang menempatkan kepala
pada posisi dimana kanalis anterior kanan dan kanalis posterior kiri pada bidang
tegak lurus garis horizontal dengan kanal posterior pada posisi paling bawah.10
Pasien duduk dengan kepala menoleh ke kiri pada meja pemeriksan dengan
kaki yang menggantung di tepi meja, untuk melakukan maneuver side lying
kanan
Pasien dengan cepat dijatuhkan ke sisi kanan dengan kepala tetap menoleh
lying kiri.
Pada orang normal nistagmus dapat timbul pada saat gerakan provokasi ke
belakang, namun saat gerakan selesai dilakukan tidak tampak lagi nistagmus.
sebabnya kanalitiasis, pada kupulolitiasis nistagmus dapat terjadi lebih dari satu
menit, biasanya serangan vertigo berat dan timbul bersamaan dengan nistagmus.
Jika pasien memiliki riwayat yang sesuai dengan BPPV dan hasil tes Dix-
Hallpike negatif, dokter harus melakukan supine roll test untuk memeriksa ada
tidaknya BPPV kanal lateral. BPPV kanal lateral atau disebut juga BPPV kanal
horisontal adalah BPPV terbanyak kedua. Pasien yang memiliki riwayat yang
sesuai dengan BPPV, yakni adanya vertigo yang diakibatkan perubahan posisi
kepala, tetapi tidak memenuhi kriteria diagnosis BPPV kanal posterior harus
provokatif dan dapat menyebabkan pasien mengalami pusing yang berat selama
beberapa saat. Tes ini dilakukan dengan memposisikan pasien dalam posisi
supinasi atau berbaring terlentang dengan kepala pada posisi netral diikuti dengan
rotasi kepala 90 derajat dengan cepat ke satu sisi dan dokter mengamati mata
pasien untuk memeriksa ada tidaknya nistagmus. Setelah nistagmus mereda (atau
jika tidak ada nistagmus), kepala kembali menghadap ke atas dalam posisi
derajat ke sisi yang berlawanan, dan mata pasien diamati lagi untuk memeriksa
c. Pemeriksaan Tambahan
- Pemeriksaan Keseimbangan
detik.
- Imaging
Pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan pada pasien BPPV karena tidak
vertigo.
ditandai oleh serangan vertigo yang mendadak dan berlangsung lama, sering
disertai muntah, mual, disekuilibrium, dan muka pucat pasi. Gejala dipicu oleh
gerakan kepala atau perubahan posisi. Pasien merasa sakit berat dan lebih suka
diam tidak bergerak di tempat tidur. Nistagmus spontan dapat timbul, dengan fase
lambat kearah telinga yang abnormal, dan terdapat eksitabilitas kalorik yang
2. Penyakit Meniere
vetigo berlangsung. Serangan berkala yang terdiri dari mual, muntah, dan vertigo
dengan tinnitus atau perasaan penuh di dalam telinga dan tuli sementara. Tiap
3. Labirintitis
telinga dalam. Terdapat beberapa klasifikasi klinis dan patologik yang berbeda.
Proses dapat akut atau kronik,serta toksik atau supuratif. Labirintitis toksik akut
disebabkan suatu infeksi pada struktur didekatnya, dapat pada telinga tengah atau
gangguan pendengaran dan fungsi vestibular. Hal ini diduga disebabkan oleh
organismehidup. Labirintitis supuratif akut terjadi pada infeksi bakteri akut yang
meluas ke dalam struktur-¬struktur telinga dalam. Kemungkinan gangguan
pendengaran dan fungsi vestibular cukup tinggi. Yang terakhir, labirintitis kronik
dapat timbul dari berbagai sumber dan dapat menimbulkan suatu hidrops
sklerosi labirin. 7
BPPV adalah suatu penyakit yang dapat sembuh secara spontan dalam
Beberapa efek samping dari melakukan manuver seperti mual, muntah, vertigo,
dan nistagmus dapat terjadi, hal ini terjadi karena adanya debris otolitith yang
tersumbat saat berpindah ke segmen yang lebih sempit misalnya saat berpindah
tetap berada pada posisi duduk minimal 10 menit untuk menghindari risiko jatuh.
gejala-gejala vertigo, mual dan muntah yang berat yang dapat terjadi pada pasien
BPPV.
1. Manuver Epley
Manuver Epley adalah yang paling sering digunakan pada kanal vertikal.
Pasien diminta untuk menolehkan kepala ke sisi yang sakit sebesar 45 o , lalu
pasien berbaring dengan kepala tergantung dan dipertahankan 1-2 menit. Lalu
kepala ditolehkan 90o ke sisi sebaliknya, dan posisi supinasi berubah menjadi
lateral dekubitus dan dipertahan 30-60 detik. Setelah itu pasien mengistirahatkan
2. Manuver Semont
posterior. Jika kanal posterior terkena, pasien diminta duduk tegak, lalu kepala
dimiringkan 45o ke sisi yang sehat, lalu secara cepat bergerak ke posisi berbaring
dan dipertahankan selama 1-3 menit. Ada nistagmus dan vertigo dapat
diobservasi. Setelah itu pasien pindah ke posisi berbaring di sisi yang berlawanan
3. Manuver Lempert
Manuver ini dapat digunakan pada pengobatan BPPV tipe kanal lateral.
Pasien berguling 360o , yang dimulai dari posisi supinasi lalu pasien menolehkan
kepala 90o ke sisi yang sehat, diikuti dengan membalikkan tubuh ke posisi lateral
dekubitus. Lalu kepala menoleh ke bawah dan tubuh mengikuti ke posisi ventral
dekubitus. Pasien kemudian menoleh lagi 90o dan tubuh kembali ke posisi lateral
terhadap gravitasi.10
Gambar 2.10: Manuver Lempert
4. Manuver Brand-Darroft
dilakukan sendiri oleh pasien sebagai terapi tambahan pada pasien yang tetap
simptomatik setelah manuver Epley atau Semont. Latihan ini juga dapat
sangat sering mendapat serangan BPPV yang hebat, bahkan setelah melakukan
Terdapat dua pilihan intervensi dengan teknik operasi yang dapat dipilih, yaitu
singular neurectomy (transeksi saraf ampula posterior) dan oklusi kanal posterior
semisirkular. Namun lebih dipilih teknik dengan oklusi karena teknik neurectomi
2.2.9 Prognosis
biasanya bagus. Remisi dapat terjadi spontan dalam 6 minggu meskipun pada
beberapa kasus tidak terjadi. Dengan sekali pengobatan, tingkat rekurensi sekitar
10-25%.7
BAB 3
KESIMPULAN
dalam, yaitu pada sistem vestibularis perifer. Prevalensi BPPV di Amerika Serikat
adalah bervariasi dari 10-64 orang tiap 100.000 populasi, dengan presentase 64%
pada wanita. BPPV sering terdapat pada usia yang lebih tua dengan rata-rata usia
50-70 tahun dan jarang ditemukan pada usia dibawah 35 tahun tanpa riwayat
trauma kepala. Penyebab paling umum BPPV pada usia di bawah 50 tahun adalah
cedera kepala. Pada usia lanjut, penyebab paling umum adalah degenerasi sistem
atau merasa sekelilingnya berputar saat berbaring di tempat tidur atau saat melihat
ke arah atas, berguling dari satu sisi ke sisi lainnya, bangkit dari tempat tidur,
disertai rasa mual dan seringkali pasien merasa cemas. Diagnosis BPPV
10. Bittar RSM, Mezzalira R, Furtado PL, Venosa AR, Sampaio ALL,
Oliveira CACPd. Benign Paroxysmal Positional Vertigo: Diagnosis and
Treatment. International Tinnitus Journal 2011;16(2):135-45.