Tugas KMTS - Made Agus Dwi Adnyana (F1A020120)
Tugas KMTS - Made Agus Dwi Adnyana (F1A020120)
Tugas KMTS - Made Agus Dwi Adnyana (F1A020120)
Oleh
Abstrak
Saat ini kebutuhan pangan di masyarakat semakin besar, sehingga banyak bidang
pertanian yang memutuskan untuk menggunakan bahan kimia untuk mempercepat
penghasilan pangan, karena besarnya kebutuhan pangan pada masyarakat.Begitupun di
Kelurahan Gomong dimana kondisi masyarakat yang padat penduduk dan pekarangan yang
terbatas.Hidroponik merupakan sistem bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah,
melainkan dengan menggunakan air sebagai media pengganti tanah.Salah satu metodenya
adalah wick system atau sistem sumbu. Wick system atau sistem sumbu ini merupakan tipe
dari sistem hidroponik yang sederhana yang memanfaatkan prinsip kapilaritas menggunakan
sumbu berupa kain flanel sebagai penghubung antara nutrisi yang ada di air dengan
tanaman.Selain dari metode hidroponik mengembangkan budidaya tanaman secara
vertikultur juga dapat memanfaatkan lahan pekarangan.Vertikultur menjadi inovasi teknologi
budidaya yang cukup baik untuk dikembangkan di pekarangan masyarakat.Barang bekas
merupakan salah satu jenis sampah yang keberadaannya mendominasi lingkungan hidup
manusia,kerusakan lingkungan, pencemaran air dan tanah menyebabkan banyaknya
ekosistem yang mati. Salah satu teknik pemanfaatan ulang sampah sampah anorganik
tersebut dapat dilakukan dengan menjadikan barang bekas tersebut sebagai wadah untuk
bercocok tanam. Melalui perbaikan teknik budidaya konvensional dengan pengenalan
teknologi hidroponik wick system dan vertikal garden yang sederhana dan dapat
menerapkannya di tempat yang terbatas sekalipun.
Tanaman yang dibudidayakan adalah jenis sayur selada,pakchoy dan kangkung. Sistem
teknologi hidroponik adalah budidaya tanaman dengan memanfaatkan air sebagai media
tumbuhnya dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Aplikasi
nutrisi menggunakan ukuran satuan parts per million (ppm) yang diberikan kepada tanaman
mulai dari pindah tanam dari semaian sampai dengan minggu akhir menjelang panen.
Menurut Sandis W.Prasetya, SP, kelebihan sistem hidroponik adalah penggunaan lahan
lebih efisien, lingkungan maupun pemberian nutrisi pupuk dapat diatur, tanpa media tanah,
tidak ada gulma, tidak ada resiko penanaman terus-menerus sepanjang tahun, kuantitas dan
kualitas produksi lebih tinggi, lebih bersih, bebas dari racun pestisida, penggunaan pupuk dan
air lebih efisien, periode tanam lebih pendek. Sedangkan kekurangannya yaitu membutuhkan
modal yang relatif besar pada saat awal pelaksanaan.
Dengan sistem hidroponik, maka tanaman relatif lebih cepat tumbuh kembang karena
unsur hara dalam larutan dapat secara optimal dimanfaatkan sepenuhnya oleh tanaman,
sehingga daun lebih lebar, daging buah lebih besar dan kokoh.
MATERI DAN METODE
A. MATERI
Hidroponik adalah salah satu metode yang digunakan untuk menanam berbagai bentuk
tanaman dengan tanpa menggunakan tanah dan hanya mengandalkan media air yang telah
dicampur dengan larutan mineral dan nutrisi lainnya. Beberapa jenis nutrisi yang dipakai
untuk tanaman yang ditanam secara hidroponik adalah seperti menggunakan pupuk yang
berasal dari hewani atau menggunakan pupuk kimia seperti urea yang telah dilarutkan.
Beberapa jenis tanaman yang cukup sering ditanam dengan menggunakan metode
hidroponik adalah tomat, timun, selada air hingga cabai. Tanaman yang ditanam dengan
menggunakan media hidroponik terbukti lebih sedikit menggunakan air jika dibandingkan
dengan metode penanaman dengan media tanah pada umumnya.
1. Sistem Wick
Sistem hidroponik wick adalah salah satu metode hidroponik yang paling mudah dan
sederhana untuk dilakukan. Dalam sistem wick, tanaman akan ditempatkan pada sebuah
wadah yang diletakkan tepat pada sebuah tempat penyimpanan air. Wadah penyimpanan
air tersebut sebelumnya sudah diberikan larutan nutrisi seperti pupuk dan penyubur
tanaman. Sistem ini bisa dibuat dengan mudah hanya dengan menggunakan tali atau kain
wol dan wadah yang terbuat dari plastik.
Sistem wick ini menggunakan metode yang bernama kapiler yang di mana tali atau kain
akan menyerap air secara perlahan layaknya sebuah spons dan akan langsung
mentransfer air dan nutrisi tersebut pada tanaman yang Anda tanam. Menanam tanaman
hidroponik dengan menggunakan sistem wick memang membutuhkan waktu yang
sedikit lebih lama dan membatasi jenis-jenis tanaman yang bisa Anda tanam. Metode ini
juga cocok digabungkan dengan sistem aerasi agar tanaman bisa mendapatkan oksigen
lebih banyak.
2. Sistem Deep Water Culture
Sistem hidroponik yang selanjutnya adalah sistem deep water culture. Metode ini cukup
sederhana karena tanaman yang akan Anda tanam cukup dimasukkan ke dalam air aerasi.
Metode ini merupakan salah satu metode hidroponik yang paling sederhana dan paling
populer digunakan oleh banyak orang. Banyak yang beranggapan bahwa metode ini
merupakan sistem hidroponik yang paling tidak repot untuk dilakukan.
Akar dari tanaman yang akan Anda tanam akan selalu berada di bawah permukaan air
sehingga Anda akan membutuhkan sistem aerasi yang benar agar tanaman Anda bisa
tumbuh secara normal dan cepat. Pasanglah sistem aerasi pada dasar wadah dan
mengalirkan udara dari mesin oksigen dengan menggunakan selang karet yang sudah
dilubangi agar oksigen bisa terbagi secara merata pada seluruh tanaman.
3. Sistem Aeroponik
Sistem hidroponik yang selanjutnya adalah sistem aeroponik. Metode aeroponik ini
menggunakan air yang sudah dikabutkan dan dialirkan pada akar-akar dari tanaman yang
sudah disusun dengan cara sedemikian rupa. Metode penanaman ini termasuk salah satu
cara yang paling sulit untuk dilakukan dan mahal tetapi tidak memerlukan tempat yang
banyak di rumah Anda.
4. Sistem Drip
Metode hidroponik yang selanjutnya adalah sistem drip. Metode ini menggunakan sistem
aerasi untuk mengalirkan air yang sebelumnya sudah diberikan nutrisi seperti pupuk dan
penyubur tanaman dan akan diteteskan pada akar dan batang tanaman secara berkala.
Metode ini memang cukup kompleks karena Anda harus memastikan agar air hasil aerasi
yang berlebihan terbuang dan tidak membuat tanaman Anda menjadi busuk karena
kelebihan nutrisi. Metode ini juga memungkinkan Anda untuk menanam tanaman yang
berukuran besar karena tidak memerlukan banyak tempat untuk mengaliri air pada
bagian bawah dari wadahnya.
5. Metode EBB dan Flow
Metode penanaman hidroponik berikutnya adalah EBB dan Flow. Pada metode ini
terdapat sebuah timer yang akan mengatur waktu untuk mengaliri air yang sudah
diberikan pupuk pada tanaman Anda dalam waktu yang sudah ditentukan. Metode ini
juga menggunakan tabung untuk mengaliri air yang berlebih agar tidak merusak tanaman
dan buah yang sudah Anda tanam.
6. Metode Nutrient Film
Pada metode nurtrient film, tanaman hidroponik Anda akan secara berkala dialirkan air
yang mengandung pupuk dan nutrisi lainnya dengan menggunakan pipa di bawah
tanaman yang Anda tanam. Metode ini cukup berbeda dengan cara lainnya karena akar
dari tanaman Anda tidak akan terendam di dalam air dan hanya akan dialiri oleh air saja.
Metode ini mengharuskan Anda agar akar dari tanaman tidak menutupi aliran air dan
menjadikan tanaman lain menjadi kekurangan nutrisi.
7. Metode Bubbleponic
Sesuai dengan namanya, metode ini mengandalkan gelembung udara yang dihasilkan
oleh sistem aerasi agar tanaman Anda bisa terus tumbuh dan mendapatkan oksigen
dengan cukup. Metode ini juga mengharuskan agar akar dari tanaman Anda tetap berada
di dalam air dan sudah dialiri oleh nutrisi agar tanaman bisa tumbuh dengan subur
8. Sistem Fertigasi
Metode yang terakhir bisa Anda gunakan adalah sistem fertigasi. Teknik ini
mengharuskan Anda untuk mengalirkan air yang mengandung nutrisi dan unsur hara
dengan menggunakan cara irigasi. Dalam sistem ini biaya untuk melakukan pemupukan
akan berkurang karena pupuk akan langsung diberikan secara bersamaan dengan
penyiraman tanaman Anda. Metode ini juga membuat Anda menjadi lebih berhemat
karena pemakaian pupuk akan menjadi berkurang karena akan diberikan pada tanaman
Anda dalam jumlah yang sedikit namun secara terus menerus.
Barang bekas merupakan salah satu jenis sampah yang keberadaannya mendominasi
lingkungan hidup manusia.Kerusakan lingkungan, pencemaran air dan tanah
menyebabkan banyaknya ekosistem yang mati.
a.Menyiapkan alat dan bahan untuk penyemaian benih tanaman seperti tray semai dan
menaruh benih selada, bayam, kangkung, pachoy,dan tanaman lainnya kedalam media
tanam dengan rockwol.
b.Memotong rockwol sekitar 2-3 cm dan melubangi rockwol untuk meletakkan benih,
satu potongan rockwol satu benih dan penyemaian dengan media tanah.
d.Menunggu benih tumbuh selama 10 hari atau sampai daun tumbuh 3-4 helai, setelah
melakukan pemindahan tanaman ke botol bekas, sterofoam dan polybag.
Pindah tanam :
a. Menyiapkan media dalam botol yang telah dilubangi dibagian bawahnya sekaligus
memasang kain flannel sebagai pengantar nutrisi AB Mix.
b. Memilih calon bibit dan meletakkan kedalam gelas plastik.
Pemeliharaan :
Pemanenan
Pemanenan dapat dilakukan jika tanaman sudah berumur ±40 hari, pemanenan
dilakukan secara hati-hati dengan mencabut secara langsung.
HASIL DAN DISKUSI
Survey lapangan dilakukan pada hari Kamis, 7 dan 11 Januari 2021. Kegiatan ini
dimulai dengan melakukan wawancara langsung dengan Pak Lurah di kantor Lurah Gomong
guna mengumpulkan informasi kelurahan, data-data kelurahan serta lokasi yang tepat untuk
melakukan kegiatan KKN.Setelah mengetahui keadaan kelurahan dan potensi-potensi yang
ada di kelurahan Gomong, kemudian ditemukan lokasi KKN yang sesuai berada di
lingkungan Gomong Sakura dan dirumuskan program kerja yang akan dijalankan oleh
mahasiswa KKN sehingga mendapatkan saran dan izin untuk peminjaman lahan sebagai
lokasi kegiatan KKN RPL.
Pembuatan pupuk Organik Cair (POC) itu sendiri sangat mudah untuk
masyarakat dapatkan dengan memanfaatkan limbah-limbah dapur sebagai bahan
pembuatan pupuk organik cair tersebut.Dalam pembuatan pupuk organikyaitu
pupuk organik cair, dalam membuat pupuk cair tersebut menggunakan larutan EM4
dan Molase.
Langkah-langkah Pembuatan Pupuk Organik Cair :
1) siapkan ember besar lalu tuangkan air cucian beras
2) siapkan larutan EM4 dan Molase masing-masing sebanyak 1 liter sebagai
larutan stater, tuang ke ember dan aduk hingga tercampur rata
3) cacah bahan-bahan organik menjadi potongan-potongan kecil
4) kemudian masukan cacahan bahan-bahan organik kedalam ember dan aduk
hingga seluruh bahan tercampur
5) terakhir tutup rapat ember, tunggu selama kurang lebih 1 minggu hingga
pupuk terfermentasi
6) untuk penggunaan pupuk organik cair dapat dicampurkan air dengan pupuk
organik cair sebanyak 5-10 ml , kemudian dapat diberikan ke tanaman.
Kegiatan ketiga yaitu Rumah bibit, Suatu lahan yang digunakan untuk usaha
tani terpadu dengan tujuan utama memproduksi benih, yang akan disalurkan atau
dipaparkan kepada anggota kelompok dan masyarakat kelurahan gomong. Bahan
yang digunakan untuk membuat rumah bibit yaitu paranet, bambu, kayu, plastik
UV. Fungsi dari paranet adalah sebagai bahan pembuat naungan, bambu dan kayu
digunakan sebagai tiang, serta plastic UV dipergunakan untuk atap atau dinding
greenhouse (rumah tanaman) untuk melindungi tanaman dari paparan sinar
matahari dan curah hujan secara berlebihan dengan luas lahan rumah bibit yaitu
seluas 8×7 m2. Pada rumah bibit ini terdapat rak hidroponik yang terbuat dari
kayu dan bambu dengan panjang 2,75 meter, lebar 3 meter, dan tinggi 2 meter.
Tujuan pembuatan rak hidroponik sebagai tempat penyimpanan wadah larutan
nutrisi dan tanaman, wadah yang digunakan berupa botol bekas sebagai wadah
nutrisi dan gelas aqua sebagai netpot, roockwool digunakan sebagai media tanam
hidroponik.
Tabel 2. Perbandingan tinggi dan jumlah daun tanaman yang dibudidaya dengan
menggunakan metode hidroponik wick system dan vertical garden
Parameter pengukuran Jumlah Rata-
No Jenis tanaman rata
TT JD TT JD TT JD TT JD TT JD TT JD TT JD
1. Kangkung hidro 25, 7 32, 8 40, 10 48 11 59 15 20 51 41, 10
wick system 2 5 5 5,2 04
2. Kangkung 22 8 30, 11 37 14 41, 16 45 16 17 65 35, 13
vertikal 6 8 6,4 28
3. Selada 5,4 4 7 4 7,9 5 11, 6 12 6 44, 25 8,8 5
hidroponik wick 8 1 2
system
4. Selada vertical 9 6 11, 7 14 7 16, 8 17 8 68, 36 13, 7
9 9 8 76
5. Pachoy 9 7 9,5 5 11, 6 12, 9 13, 10 48, 31 9,6 6
hidroponik wick 8 5 7 4 8
system
6. Pachoy vertical 7,2 8 8,3 7
11, 6 13 7 15, 7 55, 35 11, 7
9 5 9 18
Ket : TT = Tinggi Tanaman, JD = Jumlah Daun, pengukuran dilakukan pada saat tanaman
berumur 20, 23, 26, 29 dan 33 hari.
70
60
50
kangkung tanpa
40 paranet
30
20 kangkung dengan
paranet
10
0
20 hari 23 hari 26 hari 29 hari 33 hari
16
14 selada dengan
12 paranet
10 selada tanpa
8 paranet
6 pachoy tanpa
4 paranet
2 pachoy dengan
0 paranet
20 hari 23 hari 26 hari 29 hari 33 hari
Grafik 2.perbandingan tinggi tanaman pachoy dan selada metode hidroponik dengan
yang ternaungi dan tidak ternaungi paranet
Berdasarkan uraian diatas serta data pada table tentang pengukuran tinggi tanaman
dan perhitungan jumlah daun tanaman kangkung, selada dan pachoy pada table 1, dapat
diketahui bahwa pada keadaan yang ternaungi oleh paranet tanaman akan cenderung lebih
tinggi dibandingkan dengan tanaman yang tidak ternaungi paranet. Hal ini dikarenakan
kurangnya intensitas cahaya yang didapatkan oleh tanaman. Sedangkan pada table 2
perbandingan penggunaan metode hidroponik wick system dan vertical garden dimana data
tinggi tanaman kangkung lebih besar pada metode hidroponik wick system dan data tanaman
selada dan pachoy lebih tinggi pada metode vertical garden. Berdasarkan data tersebut dapat
disimpulkan bahwa tanaman kangkung lebih cocok dibudidayakan menggunakan metode
wick system sedangkan tanaman selada dan pachoy cenderung lebih baik dibudidayakan
menggunakan metode vertical garden.Penyebab utamanya karena pada saat proses
penyemaian kurang mendapatkan sinar matahari sehingga akar tanaman menjuntai dan
batang tanaman menjadi panjang, dengan ukuran yang kecil serta berwarna kuning sehingga
pertumbuhan dan hasil tanaman kurang optimal. Kedua pH larutan nutrisi karena tingkat
keasaman larutan yang berubah-ubah (pH meter) berfungsi untuk memeriksa kadar pH air
akan mempengaruhi daya serap akar tanaman dan ketersediaan nutrisi. Ketiga volume larutan
nutrisi seperti cairan pada umumnya, larutan nutrisi juga dapat habis dan berkurang, Karena
itu, volume larutan nutrisi harus selalu dijaga agar jangan sampai berkurang.
KESIMPULAN
Berdasarkanpembahasan di atasdapatdisimpulkanbahwa :
1. Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L)ini bertujuan untuk memanfaatkan
lahan kosong yang ada di Gomong Sakura, dengan memanfaat
barangbekasuntukdijadikan media tanammenggunakanmetodehidroponikdan
vertical garden.
2. Pemanfaatan pekarangan, lahantidur, dan lahan kosong yang tidak produktif,
sebagai penghasil pangan dalam memenuhi pangan dan gizi rumah tangga, serta
berorientasi pasar untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga.
3. Pertumbuhan tanaman kangkung lebih efisien dengan menggunakan metode
hidroponik wick system, sedangkan hidroponik vertical garden sangat cocok
diterapkan pada tanaman selada dan pachoy.
4. Kegiatan ini kami lakukan dari pembangunan Rumah Bibit, kemudian
penyemaian benih, pembuatan pupuk cair hingga panen.
5. Hasil panen tersebut dapat dikonsumsi langsung oleh masyarakat guna memenuhi
pangan, gizi dan meningkatkan pendapatan dan penyerahan Rumah bibit yang
akan dikelola dan dirawat oleh masyawarat sekitar.
Referensi
Nanang.H. 2018. Pemanfaatan Lahan Sempit Untuk Budidaya Sayuran Dengan Sistem
Vertikultur. Jurnal Umpalangkaraya. 3(1):40-46.
St. Fatmah Hiola. 2020. Pemanfaatan Barang Bekas Dalam Bercocok Tanam Secara
Hidroponik Bagi Masyarakat Pesisir. Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
Makassar. Jurnal Dedikasi, Vol. 22, No. 1, April 2020.
Sukron Romadhona. 2019. Pemanfaatan Limbah Gelas dan Botol Plastik Sebagai Media
Tanam Penunjang Peningkatan Pendapatan Masyarakat Melalui Pembentukan
Kampung Hidroponik di Lahan Rawa.
Setyoadji, Damar, Asyiknya Bercocok Tanam Hidroponik, Yogyakarta: Araska, 2015
Potential Businness, My Trubus, Hidroponik Praktis, Jakarta: Trubus Swadaya, 2014