Ebook - Sunnah Yang Ditinggalkan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 50

Penulis

Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Lukman


Judul Buku
SUNNAH-SUNNAH YANG TELAH
DITINGGALKAN

Penulis
Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Lukman

Desain & Layout


Abu Alifah

Ukuran Buku
10.5 cm x 14.5 cm (49 halaman)

Penerbit
Pustaka

Perum Telaga Sakinah, Cluster Pesona Asri


No. 23 Desa Telaga Murni Kec. Cikarang
Barat Kab. Bekasi Jawa Barat
Telp. 0812 8244 5255

ii
Daftar Isi

Definisi as-Sunnah...................................................................3
Keutamaan Berpegang Dengan Sunnah.......................5
Tegar Diatas Sunnah............................................................. 9
Sunnah-Sunnah Yang Telah Ditinggalkan.................14
1. Bab Thaharah.................................................................16
2. Bab Adzan........................................................................ 20
3. Bab Shalat........................................................................23
4. Bab Zakat......................................................................... 26
5. Bab Puasa........................................................................ 28
6. Bab Haji............................................................................ 29
7. Bab Janaiz......................................................................... 31

iii
8. Bab Pernikahan.............................................................32
9. Bab Salam.........................................................................35
10. Bab Makan Dan Minum........................................... 38
11. Bab Persalinan.............................................................. 43

iv
‫الر ِحيْ ِم‬
َّ ‫حن‬َ ْ‫َّ م‬
ِ ‫هلل الر‬ِ ‫ِمْسِب ا‬
ْ ُ َ َ‫َّ َ ُ َّ َ ُ لَى‬ َ ْ‫َ ِّ ْ َ َ ن‬ ُ ْ ْ‫ح‬
ِ ‫ َوالصالة َوالسالم ع رسو ِل ا‬.‫هلل رب العال ِمي‬
‫هلل‬ ِ ‫الَمد‬
ْ ْ ُ َ َ ْ َ َ َ ْ ََ
ِّ ِ‫ح َسان إ ىَل يَ ْوم‬ َ‫لَى‬
.‫ادلي ْ ِن‬ ِ ٍ ِ‫آل وأصحابِ ِه ومن ت ِبعهم بِإ‬ ِ ِ‫َوع ه‬
ْ َ
: ‫أ َّما َبع ُد‬

O
rang yang berpegang teguh dengan
Sunnah Nabi di zaman Now akan ter-
asing di tengah masyarakatnya, ter-
asing diantara teman-temannya bahkan dalam
keluarganya sendiri. Berat memang, namun hal
itu harus tetap dijalani, bagaikan menggenggam
bara api yang panas, berat, perih tapi harus tetap
dipegang, karena itulah perintah dari Nabi kita
yang mulia. Berikut ini adalah sebagian contoh
kecil sunnah-sunnah Nabi yang telah d ­ itinggalkan

1
oleh kebanyakan manusia. Semoga kita termasuk
orang-orang yang dapat menjaga sunnah dan
menghidupkannya. Allahul Muwaffiq.

2
Definisi as-Sunnah

Secara bahasa, Sunnah berarti metode (jalan)


dan perilaku (sejarah), yang baik maupun yang
buruk.1
Sedangkan Sunnah menurut istilah para ulama
‘aqidah Islam adalah petunjuk yang menjadi pedo-
man Rasulullah n dan para Sahabat beliau, baik
dalam keilmuan, keyakinan, ucapan, maupun per-
buatan. Itulah Sunnah yang wajib diikuti, dipuji
pelakunya, dan dicela orang yang menyelisihnya.
Karena itulah, ketika ada yang berkata, “Fulan
termasuk Ahlus Sunnah,” maka berarti ia adalah

1 Lihat Lisaanul ‘Arab, karya Ibnu Manzhur, bab an-Nuun, pasal as-
Siin 13/225.

3
pengikut jalan yang benar, lurus dan terpuji.2
Al-Hafizh Ibnu Rajab v pernah mengatakan,
“Sunnah adalah cara yang ditempuh Rasulullah
n. Termasuk berpegang teguh kepada apa yang
menjadi landasan beliau n dan para Khulafa-ur Ra­
syidin, baik dalam keyakinan, perbuatan, maupun
perkataan. Inilah Sunnah yang sempurna.”3

2 Lihat Mabaahits fii ‘Aqiidati Ahlis Sunnah, karya DR. Nashir al-‘Aql
hlm. 13.
3 Jaami’ul ‘Uluum wal Hikam I/120.

4
Keutamaan Berpegang
Dengan Sunnah

Sunnah Rasulullah n kedudukannya sangat


agung dan mulia, karena dia adalah sumber ke­
dua syariat Islam setelah al-Qur’an.4 Bahkan an-
tara al-Qur’an dan sunnah saling membutuhkan
dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Rasulullah n
diberikan al-Qur’an dan as-Sunnah secara bersa-
maan. Allah w berfirman:

‫ﮋﮒﮓﮔﮕﮖﮗﮘﮙ‬

4 Makanatus Sunnah Fil Islam hal.7, DR.Shalih al-Fauzan. Bah-


kan ini merupakan kesepakatan ulama kaum muslimin, Lihat
al-Hadits Hujjatun Binafsihi Fil Aqoid Wal Ahkam hal.25, Syaikh
al-Albani.

5
‫ﮚﮛ ﮜ ﮝ ﮞ ﮟ ﮠ ﮡ ﮊ‬
Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu
dari ayat-ayat Allah dan Hikmah (sunnah
nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha lem-
but lagi Maha mengetahui. (QS. al-Ahzab: 34)

Allah w juga berfirman:

‫ﮋﭩﭪﭫﮊ‬
Mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sun-
nah). (QS. al-Jumu’ah: 2)
Imam as-Syafi’i, Yahya bin Katsir, Qatadah dan
lainnya menyebutkan bahwa yang dimaksud al-
Hikmah dalam ayat diatas adalah as-Sunnah.5

Rasulullah n bersabda:
ُ َُْ
‫ َو ِمثله َم َعه‬،‫اب‬ ُ ‫أَ اَل إ يِّن أُوت‬
َ َ‫يت الْكت‬
ِ ِ ِ
Ketahuilah bahwa aku diberikan al-Qur’an dan

5 Jami’ Bayan al-Ilmi Wa Fadhlih 1/112-113, Ibnu Abdil Barr.

6
yang semisalnya (as-Sunnah) secara bersamaan.6
Imam Ibnul Qoyyim v mengatakan: “Hubu­
ngan as-Sunnah dengan al-Qur’an dalam tiga ba-
gian:
Pertama: as-Sunnah bertepatan dengan al-
Qur’an dalam segala hal.
Kedua: as-Sunnah menjadi penjelas dan tafsir
bagi al-Qur’an.
Ketiga: as-Sunnah menetapkan hukum yang ti-
dak ditetapkan oleh al-Qur’an atau yang tidak
diharamkan olehnya.7
Oleh karena itu wahai hamba Allah, amalkan-
lah sunnah Nabi n, apa yang datang dari beliau
maka terima dan ambillah, tidak boleh bagi kita
untuk memisah-misahkannya dengan al-Qur’an.
Allah w berfirman:

‫ﮋ ﮠ ﮡ ﮢ ﮣ ﮤ ﮥ ﮦ ﮧﮨ‬

6 HR. Abu Dawud: 4604, Tirmidzi: 2800, Ibnu Majah: 12, ad-Dari-
mi: 1/144. Dishahihkan oleh al-Albani dalam al-Misykah no.163.
7 I’lam al-Muwaqqi’in 2/307-308

7
‫ﮩ ﮪﮫ ﮬ ﮭ ﮮ ﮯ ﮰ ﮊ‬
Apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka teri-
malah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka
tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya
(QS. al-Hasyr: 7)

8
‫‪Tegar Diatas Sunnah‬‬

‫‪Nabi n yang mulia telah memerintahkan kita‬‬


‫‪agar berpegang kuat dengan Sunnahnya. perhati-‬‬
‫;‪kanlah Hadits Irbadh bin Sariyah a berikut ini‬‬
‫َ َ َ ْ ْ َ ُ َ لىَّ َ َ ُ ُ‬
‫هلل ‪-‬صىل اهلل عليه‬ ‫فقال ال ِعرباض ص بِنا رسول ا ِ‬
‫َ ً ًَ‬ ‫ُ َْ َ َ َ َ َ‬ ‫َ َ‬
‫وسلم‪ -‬ذات يَ ْومٍ ث َّم أقبَل َعليْنَا ف َوعظنَا َم ْو ِعظة بَ ِليغة‬
‫َ ََ ْ َْ ُُْ ُ َ َ َ ْ َْ ُْ ُ ُ ََ َ َ ٌ‬
‫وب فقال قائِل‬ ‫ذرفت ِمنها العيون وو ِجلت ِمنها القل‬
‫يَ‬ ‫َ ُ ِّ َ َ َ ْ‬ ‫َ َ َّ َ‬ ‫َ َُ َ‬
‫هلل كأن ه ِذهِ َم ْو ِعظة ُم َود ٍع ف َماذا تع َه ُد إِلْنَا‬ ‫يا رسول ا ِ‬
‫ْ‬ ‫الط َ‬ ‫الس ْمع َو َّ‬ ‫يك ْم بتَ ْق َوى اهلل َو َّ‬
‫ُ‬ ‫ََ َ ُ‬
‫اع ِة َوإِن‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫وص‬
‫فقال « أ ِ‬
‫يى‬ ‫ك ْم َب ْع ِدى فَ َس رَ َ‬ ‫َ ْ ً َ َ ًّ َ َّ ُ َ ْ َ ْ ْ ُ‬
‫عبدا حب ِشيا ف ِإنه من ي ِعش ِمن‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫خْ‬
‫ك ْم ب ُسنَّت َو ُس َّنة الُلفا ِء ال َم ْهديِّ َ‬ ‫ْ ًَ َ ً َ َ َْ ُ‬
‫ني‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ىِ‬ ‫اخ ِتالفا ك ِثريا فعلي‬

‫‪9‬‬
‫اج ِذ‬ َ َّ ََْ َ ُّ َ َ َ ُ َّ َ َ َ َّ
ِ ‫اش ِدين تمسكوا بِها وعضوا عليها بِانلو‬ ِ ‫الر‬
َّ ُ‫ُ ُ َ َّ لُ َّ حُ ْ َ ْ ٌ ل‬ َ َ ْ ُ‫َ َّ ُ ْ َ ح‬
‫ور فإِن ك م َدث ٍة بِد َعة َوك‬ ِ ‫ات األم‬
ِ ‫وإِياكم ومدث‬
ٌََ ْ
.» ‫بِد َع ٍة َضاللة‬
Dari Abu Najih al-‘Irbadh bin Sariyah a, ia me­
ngatakan, “Rasulullah n mengimami kami shalat,
kemudian beliau menghadap kami dan memberi
nasihat kepada kami dengan satu nasihat yang
menggetarkan hati dan membuat mata mena­
ngis karenanya. Maka kami mengatakan, ‘Wahai
Rasulullah, seolah-olah ini adalah nasihat orang
yang akan berpisah, maka berwasiatlah kepada
kami.’ Beliau ber-sabda, ‘Aku berwasiat kepada
kalian agar bertakwa kepada Allah, mendengar
dan taat, meskipun yang me-merintah kalian
adalah seorang hamba sahaya. Sesungguhnya
barangsiapa yang masih hidup di antara kalian
sepeninggalku, maka ia akan melihat perselisihan
yang banyak. Oleh kerenanya, wajib atas kalian
berpegang teguh dengan Sunnahku dan Sunnah
Khulafa-ur Rasyidin al-Mahdiyyin (para Khali-
fah yang lurus lagi mendapat petunjuk). Berpegang

10
teguhlah dan gigitlah ia dengan gigi-gigi gera-
ham. Dan hati-hatilah terhadap perkara-perkara
yang diada-ada-kan (dalam agama), karena se-
tiap perkara yang diada-adakan dalam agama
adalah bid’ah dan setiap kebid’ahan adalah
kesesatan.’”8
Imam Malik v berkata, “Sunnnah itu bagai-
kan kapal Nabi Nuh, siapa saja yang mengendarai
akan selamat, dan siapa saja yang meninggalkan-
nya akan celaka”.9

Rasulullah n bersabda:
“Bahkan kalian harus memerintahkan kepada ke-
baikan dan mencegah dari kemungkaran. Hingga
jika kalian telah mendapatkan kebakhilan yang
ditaati10, hawa nafsu yang diikuti dan ­kehidupan

8 HR Abu Dawud no. 4607; at-Tirmidzi no. 2677; Ibnu Majah no.
43, 44; Ahmad IV/126; Ibnu Abi ‘Ashim dalam as-Sunnah no. 27,
32, 54, 57; al-Ajurri dalam asy-Syarii’ah no. 46, 47; ad-Darimi
I/44; al-Hakim I/95; dan al-Baihaqi VI/541.
9 Tarikh Baghdad no.3850
10 Maksud dari kebakhilan yang ditaati adalah engkau setuju de­
ngan sikap bakhil tersebut dan orang lain pun menyetujuinya.
Inilah kebakhilan yang paling parah serta paling berbahaya.

11
dunia yang diutamakan11, serta semua orang
bangga dengan pendapatnya masing-masing,
maka perhatikan dirimu sendiri dan tinggalkanlah
kebanyakan orang. Karena setelah itu akan ada
hari-hari kesabaran12, dimana kesabaran pada
saat itu ibarat menggenggam bara api. Orang
yang sanggup menunaikan kesabaran saat itu
akan mendapatkan pahala lima puluh orang yang
beramal semisalnya.’”
Selain ‘Utbah13 ada yang menambahkan riwayat
kepadaku14, seseorang berkata, “Wahai Rasulullah,
apakah pahala lima puluh orang dari kalangan
mereka?” Maka beliau n menjawab: “Tidak,
tetapi pahala lima puluh orang dari kalian (para
Shahabat f).”

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud

11 Maksudnya adalah semua orang lebih mengutamakan kehidu-


pan dunia dan lebih cenderung padanya daripada agamanya
12 Maksudnya hari-hari dimana akan dilipatgandakan pahala ke­
sabaran.
13 Sebagaimana yang terdapat dalam riwayat Imam at-Tirmidzi.
14 Yang mengatakan ini adalah ‘Abdullah bin al-Mubarak se­
bagaimana yang terdapat dalam riwayat at-Tirmidzi.

12
(no. 4341), at-Tirmidzi (no. 3058) dan beliau meng-
hasankannya, Ibnu Majah (no. 4014), an-Nasa-i
dalam al-Kubra (IX/137, dalam Tuhfatul Asyraaf),
Ibnu Hibban dalam Mawaariduzh Zham-an (no.
1850), Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliyaa’ (II/30), al-
Hakim (IV/322) dan beliau menshahihkanya serta
disepakati oleh Imam adz-Dzahabi, ath-Thahawi
dalam Musykilul Aatsaar (II/64-65), al-Baghawi dalam
Syarhus Sunnah (XIV/347-348) dan Ma’aalimut Tan-
ziil (II/72-73), Ibnu Jarir ath-Thabari dalam Jaami’ul
Bayaan (VII/63), dan Ibnu Wadhdhah al-Qurthubi
dalam al-Bida’ wan Nahyu ‘anha (hal. 71, 76, 77), serta
Ibnu ‘Abid Dunya dalam ash-Shabr (I/42).

13
Sunnah-Sunnah Yang
Telah Ditinggalkan

Imam al-Bukhari v berkata: “Kaum muslimin


yang paling afdhal adalah seseorang yang meng-
hidupkan sunnah dari sunnah-sunnah Nabi yang
telah mati ditinggalkan. Maka bersabarlah wahai
ahli hadits, karena sesungguhnya kalian adalah
manusia yang paling sedikit.15
Imam al-Khotib al-Baghdadi v berkata: Men-
cari hadits pada zaman sekarang lebih afdhal dari
pada mengerjakan seluruh amalan sunnah kare-
na sudah hilang dan ditinggalkannya sunnah.16

15 Syaraf Ahli Hadits hlm.18, al-Khathib al-Baghdadi


16 Syaraf Ahli Hadits hlm.86, al-Khathib al-Baghdadi

14
Berikut ini beberapa contoh sunnah-sunnah
yang telah ditinggalkan oleh kebanyakan manu-
sia;

15
‫)‪(1‬‬
‫‪Bab Thaharah‬‬

‫‪1. Mengakhirkan Kumur-kumur‬‬


‫;‪Berdasarkan hadits‬‬
‫ُ‬ ‫َ َ ْ‬ ‫َ ْ ْ َ َ ْ َ ْ‬
‫ُ‬
‫ت َر ُسول‬ ‫كنْ ِد َّي قَ َال أ يِ َ‬
‫ع ِن ال ِمقدام ب َن مع ِدي ك ِرب ال ِ‬
‫َ َّ َ َ َ َ َ َّ‬ ‫َّ‬ ‫اهلل َصلىَّ ُ َ ْ‬
‫اهلل َعلي ِه َو َسل َم بِ َو ُضو ٍء فتَ َوضأ فغ َسل كفيْ ِه‬ ‫ِ‬
‫َلاَ ً ُ َّ َ َ َ َ ْ َ ُ َلاَ ً ُ َّ َ َ َ َ َ ْ َلاَ ً‬
‫ث ثا ثم غسل وجهه ث ثا ثم غسل ِذراعي ِه ث ثا‬
‫استَنْ َش َق ثَلاَ ثًا َو َم َس َح ب َرأْسه َوأُ ُذ َنيهْ‬
‫ثَلاَ ثًا ُث َّم َم ْض َم َض َو ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ ِ‬
‫َ َ ْ َ َلاَ ً َلاَ ً‬ ‫َ‬
‫اط ِن ِه َما َوغ َسل ِرجليْ ِه ث ثا ث ثا‬ ‫َ َ‬
‫ظا ِه ِر ِهما َوب ِ‬
‫‪Dari Miqdam bin Ma’di Karib beliau berkata:‬‬
‫‪“Nabi n diberikan air wudhu, kemudian beliau‬‬
‫‪berwudhu dengan mencuci kedua telapak tangan‬‬

‫‪16‬‬
tiga kali, kemudian mencuci wajahnya tiga kali,
kemudian mencuci tangannya sampai siku tiga
kali, kemudian kumur-kumur dan istinsyaq tiga
kali, kemudian mengusap kepala dan telinganya
baik bagian dalam dan luarnya kemudian men-
cuci kaki tiga kali.17
Syaikh al-Albani v berkata: “Ini menunjuk-
kan bahwa Nabi tidak berpatokan dengan urutan
anggota wudhu pada sebagian waktu, maka hal
ini menunjukkan bahwa tertib dalam wudhu ti-
dak wajib. Dan beliau menjaga hal itu pada seba-
gian keadaannya menunjukkan atas sunnahnya
perkara tersebut, wallahu A’lam”.18

2. Mencuci Anggota Wudhu Dengan Jumlah


Cucian Yang Berbeda
Berdasarkan hadits;

17 HR. Ahmad 4/132, Abu Dawud: 121 dengan sanad yang shahih.
Syaukani berkata(1/125): Sanadnya Shalih, dan telah dikeluar-
kan oleh Imam ad-Dhiyaa’ dalam kitab al-Mukhtaroh. Lihat as-
Shahihah 1/525, Tamamul Minnah hlm.88
18 As-Shahihah: 1/525, al-Albani

17
ْ ُ ِّ‫َ ْ َ ْ ُ ْ ُ حَ ْ ىَ َ ْ َ َ َ اَ َ َ ي‬
‫ث ِم ْن‬ ُ ِ‫ك ر‬ ‫عن عمرو بن يي عن أ ِبي ِه قال كن عم ي‬
َ
َ ْ ‫بن َكيْ َف َرأي‬ ْ ‫خ‬ ْ َ َْ ْ ْ‫ال ْ ُو ُضوء قَ َال ل َعب‬
‫ب‬ َّ ‫انل‬َّ ‫ت‬ ‫أ‬ ‫د‬ٍ ‫ي‬ ‫ز‬ ‫ن‬ ‫ب‬ ‫هلل‬
ِ ‫ا‬ ‫د‬ ِ ِ ِ
ِ‫ر‬
َ َ ِ‫َ لىَّ ُ َ َ ْ َ َّ َ َِ َ َ َّ ُ َ َ اَ يِ َ ْ ْ َ َ َ ي‬
‫ص اهلل علي ِه َوسلم يتوضأ فدع بِتو ٍر ِمن ما ٍء فكفأ‬
‫اتل ْو ِر‬ َّ ‫ث ِم َرار ُث َّم أَ ْد َخ َل يَ َد ُه ف‬ َ َ‫لَىَ َ َ ْ َ َ َ َ ُ َ َلا‬
‫ع يدي ِه فغسلهما ث‬
ِ‫ي‬ ٍ
َُّ َ َ َ ْ َ ْ َّ َ َ َ‫لا‬َ َ َ‫َ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ ر‬
‫احد ٍة ثم‬ ِ ‫ات ِمن غرف ٍة و‬ ٍ ‫فمضمض واستنث ث ث مر‬
ُ
‫ات ث َّم‬ َّ َ َ َ‫َ ْ َ َ َ َ ُ َ ْ رَ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ ُ َلا‬
ٍ ‫أدخل يده فاغتف بِها فغسل وجهه ث ث مر‬
َ َ َ َ ُ ْ‫َغ َس َل يَ َديْه إ ىَل الْم ْر َف َق نْي َم َّر َت نْي َم َّر َت ن‬
ِ‫ي ث َّم أخذ ِبي ِده‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َّ ُ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ ُ َ ْ َ َ َ َ َ ً َ
‫ماء فمسح رأسه فأدبر بِ ِه وأقبل ثم غسل ِرجلي ِه فقال‬
ُ َّ َ َ َ َ َّ َ ْ َ َ ُ َّ‫َ لى‬ ُ ْ ‫ك َذا َرأَي‬
َ َ
‫ب ص اهلل علي ِه َوسلم يتوضأ‬ َّ ‫انل‬
ِ‫ي‬
َّ ‫ت‬ ‫ه‬
Dari Amr bin Yahya dari bapaknya dia berkata:
Pamanku banyak melakukan wudhu, suatu
hari dia berkata kepada sahabat Abdullah bin
Zaid; beritahukan aku bagaimana engkau meli-
hat Nabi n berwudhu. Maka Abdullah bin Zaid
minta diambilkan ember kecil; kemudian beliau
memulai dengan mencuci telapak tangan tiga
kali, kemudian beliau memasukkan tangannya
ke ember kecil tersebut untuk mengambil air lalu

18
berkumur-kumur dan istinsyaq tiga kali dengan
menggunakan satu kali cidukan. Kemudian beliau
mencuci wajahnya tiga kali, lalu mencuci tangan-
nya sampai siku dua kali, kemudian mengusap
kepalanya lalu mencuci kakinya. Abdullah bin
Zaid akhirnya berkata: Demikianlah aku melihat
Nabi n berwudhu.19
Imam an-Nawawi v berkata: “Para ulama
kaum muslimin telah sepakat bahwasanya yang
wajib dalam mencuci anggota wudhu adalah satu
kali, adapun tiga kali itu adalah sunnah. Sungguh
telah datang hadits-hadits yang shahih tentang
mencuci anggota wudhu satu kali, tiga kali, bah-
kan riwayat lain menerangkan sebagian anggota
wudhu dicuci tiga kali dan sebagiannya dua kali
dan sebagian yang lain satu kali. Para ulama me­
ngatakan; perbedaan riwayat ini menunjukkan
bolehnya perkara tersebut. Tiga kali adalah yang
sempurna, satu kali sudah mencukupi, demikian-
lah perbedaan hadits-hadits tersebut dikompro-
mikan.20

19 HR.Bukhari: 186, Muslim: 235


20 Syarah Shahih Muslim 3/106

19
‫)‪(2‬‬
‫‪Bab Adzan‬‬

‫‪1. Sifat Adzan Abu Mahdzurah‬‬


‫َّ‬ ‫ُ َ‬ ‫َ لىَّ‬ ‫َ ْ َ حَ ْ ُ َ َ‬
‫اهلل َعليْ ِه َو َسل َم‬ ‫هلل ص‬ ‫با ِ‬ ‫ور َة‪ ،‬أ َّن نَ َّ‬ ‫عن أ يِب مذ‬
‫يِ‬
‫ُ َ ْ رَ ُ ُ َ ْ رَ ُ َ ْ َ ُ َ ْ‬ ‫َ َّ َ ُ َ َ لأْ َ َ َ‬
‫علمه هذا ا ذان‪« :‬اهلل أكب اهلل أكب‪ ،‬أشهد أن ل‬
‫ُ َ ْ َ َّ حُ َ‬ ‫ُ َ ْ َ ْ اَ هَ اَّ‬ ‫هَ اَّ‬
‫اهلل‪ ،‬أش َه ُد أن م َّم ًدا‬ ‫اهلل‪ ،‬أش َه ُد أن ل إِ َل إِل‬ ‫إِ َل إِل‬
‫ُ َ ُ‬ ‫َ ْ َ ُ َ َّ حُ َ َّ ً َ ُ ُ‬ ‫َُ ُ‬
‫هلل» ‪ ،‬ث َّم ي ُعود‬ ‫هلل ‪ ،‬أشهد أن ممدا رسول ا ِ‬ ‫رسول ا ِ‬
‫ُ َ ْ َ ْ اَ هَ‬ ‫َ ُ ُ َ ْ َ ْ اَ هَ اَّ‬
‫اهلل‪ ،‬أش َه ُد أن ل إِ َل إِل‬ ‫فيَقول‪« :‬أش َه ُد أن ل إِ َل إِل‬
‫ُ‬ ‫َ ْ َ َّ حُ َ‬ ‫ُ َ ْ َ ُ َ َّ حُ َ َّ ً َ ُ ُ‬
‫هلل‪ ،‬أش َه ُد أن م َّم ًدا َر ُسول‬ ‫اهلل‪ ،‬أشهد أن ممدا رسول ا ِ‬
‫َ َّ َ نْ‬ ‫يَ َّ لَىَ َّ لاَ َ َّ َ نْ يَ َّ لَىَ ْ َ لاَ‬
‫ي»‬ ‫ي‪ ،‬ح ع الف ِح مرت ِ‬ ‫هلل‪ ،‬ح ع الص ِة مرت ِ‬ ‫ا ِ‬
‫اَّ‬
‫ب ل إ َل إل ُ‬ ‫هَ‬ ‫اَ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫اهلل أك رَ ُ‬ ‫ب ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫«اهلل أك رَ ُ‬
‫حاق‪ُ :‬‬ ‫ُ‬ ‫اد إ ْس َ‬ ‫َ َ‬
‫اهلل‬ ‫ِ ِ‬ ‫ز ِ‬

‫‪20‬‬
Dari Abu Mahdzurah bahwasanya Nabi n telah
mengajarkan adzan seperti ini; Allahu Akbar-
Allahu Akbar. Asyhadu An Laa Ilaaha Illallah 2x,
Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah 2x. Ke-
mudian Asyhadu An Laa Ilaaha Illallah 2x, Asyha-
du Anna Muhammadar Rasulullah 2x. Hayya Alas
Shalaah 2x, Hayya Alal Falaah 2x, Allahu Akbar 2x,
Laa Ilaaha Illallah.
Imam an-Nawawi v mengatakan: “Di dalam
hadits ini terdapat hujjah yang sangat jelas terha-
dap madzhab Malik, Syafi’i, Ahmad dan mayoritas
ulama bahwa Tarji’ di dalam adzan perkara yang
telah tetap, disyariatkan, yaitu kembali mengu-
capkan dua kalimat syahadat dua kali dengan su-
ara yang keras, setelah mengucapkan dua kalimat
syahadat sebelumnya dengan suara yang lirih”.21

2. Tambahan Lafadz Adzan Ketika Turun Hujan


Atau Angin Kencang
ُ َ َّ َ َّ َ َ َ ُ َ ْ َّ َ
َ ْ َ ‫ال ِة ف يَلْلَ ٍة َذ‬
‫ ث َّم‬،‫يح‬
ٍ ‫ات بر ٍد و ِر‬
ِ ِ‫ أذن بِالص ي‬،‫أن ابن عمر‬

21 Syarah Shahih Muslim 4/81

21
َ ُ َ َّ َ َ َّ ُ ِّ ‫ال َصلُّوا ف‬
َ ‫الر‬ َ َ َ َ
‫هلل َصل‬
ِ ‫ ِإن رسول ا‬:‫ ثم قال‬،‫ال‬ ِ ‫ح‬ ِ‫ي‬ ‫ أ‬:‫قال‬
ُ َ ٌ َ َ‫ي‬ ْ َ‫الم َؤ ِّذ َن إ َذا اَكن‬ ْ َّ َ
ُ ‫اهلل َعليْه َو َسل َم اَك َن يَأ ُم ُر‬
‫ت لْلة ذات‬ ُ
ِ ِ
ِّ ‫ال َصلُّوا ف‬
َ ‫الر‬ َ َ ُ َُ َ ََ َْ
‫ال‬
ِ ‫ح‬ ِ‫ي‬ ‫ «أ‬:‫ يقول‬،‫بر ٍد ومط ٍر‬
Dari Ibnu Umar d bahwasanya beliau adzan un-
tuk shalat di suatu malam yang dingin dan ber-
tiup angin kencang, beliau mengucapkan; Alaa
Sholluu Fir Rihaal (Hendaklah kalian shalat di
rumah-rumah kalian). Kemudian beliau berkata:
Rasulullah dahulu memerintahkan para muadzin
jika terjadi malam yang dingin dan hujan maka
hendaklah menambahkan lafadz adzan; Alaa
Sholluu Fir Rihaal (Hendaklah kalian shalat di
rumah-rumah kalian).22
Syaikh al-Albani v mengatakan: “Di dalam
hadits ini terdapat sunnah yang telah ditinggal-
kan oleh kebanyakan para muadzin”.23

22 HR. Bukhari: 666, Muslim: 697


23 As-Shahihah 1/76

22
(3)
Bab Shalat

1. Shalat pakai sandal


Berkata Imam At-Thahawi v: Telah datang
atsar-atsar yang mutawatir tentang shalatnya
Rasulullah n memakai sandal didalam masjid.24
Berdasarkan hadits:
ََ ُ َْ َ َ َ َ
:‫ت أن َس ْب َن َمال ِ ٍك‬ ‫ سأل‬:‫ قال‬a ‫ع ْن َس ِعيْ ِد ب ْ ِن يَ ِزيْ َد‬
َ َ َ َ ْ َ ْ ِّ‫ُ َ لى‬ ُْ َُ َ َ َ
!‫ ن َع ْم‬:‫ف نعليْ ِه؟ قال‬ِ‫ي‬ ‫ص‬ ‫ي‬ ‫اهلل‬ ‫ل‬ ‫أكان رسو‬
Dari Sa’id Bin Yazid a bahwasanya dia berta­
nya kepada Anas bin malik: Apakah Nabi shalat

24 Musykilul Atsar 1/294

23
­memakai kedua sandalnya? Anas menjawab: Ya!.25
Imam Nawawi v berkata: “Hadits ini menun-
jukkan bolehnya Shalat memakai sandal selama
tidak terkena najis”.26

2. Menjama’ Shalat Karena Turun Hujan


Berdasarkan hadits Ibnu Abbas d, dia berkata:
ْ ُّ َ ْ‫ُ َ َ ْ َ َ َّ َ َ ن‬ َّ‫لى‬ ُ ُ َ َ َ َ‫م‬
‫ي الظه ِر‬ ‫هلل َص اهلل علي ِه وسلم ب‬ ِ ‫جع رسول ا‬
َ ْ‫َ ر‬ َ َْ َ ْ َ ْ َ ْ َ ْ‫َ ْ َ ر‬
،‫ي خ ْو ٍف‬
ِ ‫غ‬ ‫ف‬ِ‫ي‬ ، ‫ة‬
ِ ‫ين‬ ‫د‬
ِ ‫م‬ ‫ال‬ِ ‫ب‬ ‫ء‬
ِ ‫ا‬ ‫ش‬ ‫ع‬
ِ ‫ال‬ ‫و‬ ‫ب‬
ِ ِ ‫ والم‬،‫ص‬
‫ر‬‫غ‬ ِ ‫والع‬
َ‫ا‬
‫َول َم َط ٍر‬
Rasulullah n pernah menjama’ shalat antara
zuhur dengan ashar, maghrib dengan Isya di Ma-
dinah bukan karena keadaan takut, bukan karena
hujan.27
Nafi’ Maula Ibnu Umar berkata: “Ibnu Umar

25 HR. Bukhari: 386, Muslim: 555


26 Syarah Shahih Muslim 5/207
27 HR.Muslim: 705

24
jika sedang berkumpul bersama para penguasa
dan kondisinya sedang turun hujan beliau men-
jama shalat maghrib dan Isya bersama mereka”.28

28 HR. Malik: 333, Baihaqi: 3/168. Sanadnya shahih. Lihat Shahih


Fiqih as-Sunnah 1/494

25
(4)
Bab Zakat

1. Membayar Zakat Fithri Sehari Atau Dua hari


Sebelum Idul Fithri
Menurut pendapat yang terkuat dan berdasar-
kan dalil-dalil yang shahih, waktu mengeluarkan
zakat fithri ada dua keadaan29;

Pertama: Waktu yang afdhol


Yaitu sejak malam hari raya hingga sebelum
shalat iedul fithri. Berdasarkan hadits Ibnu Umar
dia berkata:

29 Ittihaf Ahlil Iman Bi Durus Syahri Romadhan hal.124, DR. Sholih


al-Fauzan, Ahkam Ma Ba’da as-Shiyam hal.12-13, Muhammad
bin Rosyid al-Ghufaily

26
َ َّ َ‫ى‬ ُ َ ْ َ ْ ْ َ‫َ َّ َّ َّ َ َ ا‬
‫الصال ِة‬ ‫اس ِإل‬
ِ ‫انل‬ ِ ‫ب أم َر بِ َزك ِة ال ِفط ِر قبل خ ُر‬
َّ ‫وج‬
ِ‫أن انل ى‬
Adalah Nabi n memerintahkan agar menu­
naikan zakat fithri sebelum keluarnya manusia
menuju shalat.30
Imam Ibnu Tiin berkata: “Yaitu sebelum ke-
luarnya manusia menuju shalat ied dan setelah
shalat shubuh”.31

Kedua: Waktu yang boleh


Yaitu satu hari atau dua hari sebelum hari
raya. Ibnu Umar d berkata:
ْ َ َ َ ْ ُ ُ َ‫ا‬ ْ ََ َّ َ َ َ
‫ َوكنوا يع ُطون قبْل ال ِف ْط ِر‬, ...‫ب َص َدقة ال ِف ْطر‬ ُّ ‫انل‬
ِ‫فرض َ ى‬
ْ‫َ ْ ْ َ ْ َ ن‬
‫ي‬ِ ‫ِبيومٍ أو يوم‬
Nabi n mewajibkan sedekah fithri, … dan mereka
para sahabat memberikannya satu hari atau dua
hari sebelum hari raya.32

30 HR. Bukhari: 1503, Muslim: 984


31 Fathul Bari 7/145, Ibnu Hajar
32 HR. Bukhari: 1511, Muslim: 984

27
(5)
Bab Puasa

1. Mengakhirkan sahur
Termasuk sunnah ketika sahur adalah untuk
mengakhirkannya. Zaid bin Tsabit berkata: “Kami
sahur bersama nabi, kemudian beliau berdiri
untuk shalat shubuh. Anas bertanya: “Berapa
lama jarak antara sahurnya dengan adzan? Zaid
menjawab: “Lamanya sekitar bacaan lima puluh
ayat”.33

33 HR. Bukhari 1921, Muslim 1097

28
(6)
Bab Haji

1. Idhthiba
Idhthiba adalah menjadikan bagian tengah
kain ihram di bawah ketiak tangan kanan dan
dua ujungnya diatas bahu kiri pada saat thawaf
Qudum atau thawaf umrah.

2. Suara Talbiyah Wanita


Nabi n bersabda:
َْ
‫ح ىِاب َو َم ْن َم ىِع أن‬ ُ ‫يل فَأَ َم َرن أَ ْن‬
َ ‫آم َر أَ ْص‬ ُ ْ‫ر‬
‫ب‬ ‫ج‬ ‫ان‬
ََ
‫أت‬
ِ‫ى‬ ِ َ ِ ِ‫ى‬
ْ َ َ َ َ ْ ُ َ ْ
َّ ‫ ب‬- ‫ أ ْو قال‬- ‫يَ ْرف ُعوا أص َواته ْم باإلهالل‬ َ
‫اتلل ِبيَ ِة‬ ِ ِ ِ ِ
Jibril datang menemuiku dan dia memerintah-
kan agar aku memerintahkan para sahabatku

29
mengeraskan suara ketika bertalbiyah.34
Perintah mengeraskan suara saat talbiyah
dalam hadits ini khusus untuk laki-laki karena
kalimatnya adalah Ashaby. Maksudnya adalah
para sahabat laki-laki. Imam Syaukani berkata:
“Wanita tidak mengeraskan suara ketika bertalbi-
yah, tetapi cukup bertalbiyah dengan suara yang
di dengar dirinya sendiri”.35
Imam Ibnu Abdil Barr v berkata: “Ulama
telah sepakat bahwasanya yang sunnah bagi
wanita adalah tidak mengeraskan suara ketika
bertalbiyah, tetapi cukup baginya bertalbiyah
dengan suara yang di dengar dirinya sendiri”.36

34 HR.Abu Dawud: 1814, Tirmidzi: 829, Ibnu Majah: 2922, an-Na-


sai: 2753. Syaikh al-Albani menyatakan hadits ini shohih dalam
al-Misykah: 2549
35 Nailul Author 4/323
36 al-Istidzkar 11/122, Lihat pula al-Iqna’ Fi Masail al-Ijma’ 1/255

30
(7)
Bab Janaiz

1. Memasukkan jenazah dari arah kaki


Berdasarkan hadits:
Al-Harits berwasiat agar dishalatkan oleh
Abdullah bin Yazid. Kemudian Abdullah mensha-
lati jenazahnya, lalu memasukkan jenazahnya ke
liang kubur dari arah kedua kakinya, dan ia ber-
kata: ini termasuk sunnah.37

37 Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah 4/130, Abu Dawud 2/69,


al-Baihaqi 4/54. Hadits Hasan. Lihat Ahkam al-Janaiz, Sa’id al-
Qahthani hlm.307-308

31
(8)
Bab Pernikahan

1. Menikah Ketika Sudah Mampu


Sungguh Nabi n menganjurkan para sahabat-
nya untuk menikah. Beliau n bersabda:
ُ َّ َ ْ َ َ‫ْ َ َ َ بْ َ َ َ َ ْ َ ز‬ َ َّ َ َ‫َ َ ْ ر‬
‫ فإِنه‬، ‫ت َّوج‬ ‫اب َم ِن استطاع الاءة فلي‬ ِ ‫يا معش الشب‬
َْ ْ َ َ‫أَ َغ ُّض للْبَ ر‬
‫ َوأح َص ُن لِلف ْر ِج‬، ‫ص‬ِ ِ
Wahai para pemuda, barangsiapa diantara ka-
lian sudah mampu menikah, maka menikahlah.
Karena hal itu lebih menundukkan pandangan
dan menjaga kemaluan.38

38 HR. Bukhari: 5065, Muslim: 1400

32
Dan beliau sangat mengingkari orang-orang yang
menolak dan tidak mau menikah karena alasan
ingin lebih fokus dalam ibadah dan ketaatan.
Dari Anas bin Malik a bahwasanya sekelom-
pok sahabat Nabi bertanya kepada istri-istri Nabi
tentang amalan keseharian beliau. Setelah di­
kabari tentang amalan beliau seolah-olah me­reka
merasa kurang. Seorang dari mereka berkata:
Aku tidak akan menikahi wanita, sebagian lain
berkata; aku tidak akan makan daging, sebagian
lain berkata; aku tidak akan tidur di atas kasur.
Kemudian Nabi keluar dan berkata; “Bagaimana
bisa orang-orang ini berkata begini dan begitu,
ketahuilah aku sendiri shalat dan tidur, aku ber-
puasa dan berbuka dan akupun menikahi wanita,
barangsiapa yang benci terhadap sunnahku maka
dia bukan termasuk golonganku”.39
Abdullah bin Mas’ud d berkata: “Andaikan
aku tidak hidup di dunia ini kecuali sepuluh
tahun saja, sungguh aku ingin semasa hidupku

39 HR. Muslim: 1041

33
ditemani seorang istri”.40

2. Mendoakan Istri Ketika Sudah Sah


Berdasarkan hadits:
ُ َْ َ ْ َ ً َ َ ْ ُ ُ ُ َ َ َ َّ َ َ َ
َ َ‫اش ر‬
‫تى خا ِد ًما فليَق ِل‬ ‫ِإذا تزوج أحدكم امرأة أ ِو‬
ُ َ َ ْ َ ْ‫ي َها َو َخ ر‬ َ ُ َ ْ َ ِّ‫ُ َّ ى‬
َ ْ‫ك َخ ر‬
‫ي َما َجبَلتَ َها َعليْ ِه َوأ ُعوذ‬ ‫اللهم إِن أسأل‬
َْ َ َ َ ْ َ َ َ ِّ َ‫َ ْ رَ ِّ َ َ ْ ر‬
‫بِك ِمن شها و ِمن ش ما جبلتها علي ِه‬
Apabila salah seorang diantara kalian menikahi
seorang wanita atau membeli pelayan, hendak­
nya dia meletakan tangannya di kening istri dan
mendo’akannya; Ya Allah aku memohon kepa­
damu kebaikannya dan kebaikan yang telah eng-
kau ciptakan, dan aku berlindung kepadamu dari
kejelekannya dan kejelekan yang telah engkau
ciptakan.41

40 HR. Ibnu Abi Syaibah 3/453-454


41 HR. Bukhari dalam Kholq Af’al Ibad hlm.77, Abu Dawud no.2162,
Ibnu Majah no.2252, Hakim 2/185. Al-Hafizh al-‘Iroqi berkata
dalam Takhrij al-Ihya 1/298: Sanadnya Jayyid.

34
(9)
Bab Salam

1. Mengucapkan Salam Sebelum Berpisah


Berdasarkan hadits Abu Hurairah a bahwa­
sanya Rasulullah n bersabda:
ْ َ َ‫ه‬ ْ َ ِّ ْ َ ْ َ‫َ ْ َ ىَ َ َ ُ ُ ْ َ ج‬
‫ فإِن بَ َدا ُل أن‬,‫ىل م ِل ٍس فليُ َسل ْم‬ ِ‫إِذا انته أحدكم إ‬
ُْ ْ َ ْ َ َ ْ ِّ َ ُ ْ َ َ َ َ َّ ُ ْ ْ َ ْ َ َ ْ َ‫ج‬
َ ‫ت األو‬
‫ىل‬ ِ ‫ فليس‬,‫ ثم ِإذا قام فليسلم‬,‫ي ِلس فليج ِلس‬
َ ْ َ
‫بِأ َح َّق ِم َن اال ِخ َر ِة‬
Apabila salah seorang diantara kalian datang ke­
sebuah majlis hendaklah mengucapkan salam,
jika ia hendak duduk maka duduklah, dan jika
hendak meninggalkan majlis maka ucapkanlah
salam, dan tidaklah yang pertama lebih utama

35
dari yang terakhir.42
Syaikh Al-Albani v berkata: “Mengucapkan
salam ketika meninggalkan majlis termasuk adab
yang telah banyak ditinggalkan pada sebagian
neg­ri, hendaklah para ahli ‘ilmu dan penuntut
‘ilmu untuk menghidupkan sunnah ini, ketika
masuk untuk mengajar maka hendaklah me­
ngucapkan salam demikian juga ketika meni­
nggalkannya, karena hal itu termasuk menebar-
kan salam yang diperintahkan”.43

2. Memulai Salam Ketika Telpon Sudah Terangkat


Orang yang menghubungi lewat telephon
ibaratnya seperti orang yang datang bertamu dan
meminta izin masuk. Maka hendaklah ia memu-
lai dengan ucapan Assalamu A’laikum. Allah w
berfirman;

42 HR.Tirmidzi: 2706, Abu Dawud: 5208, Ahmad: 2/230, Thohawi


dalam Musykilul Atsar 2/139, Bukhari dalam Adab Mufrod:
1007-1008, Ibnu Sunni: 444, lihat As-Shahihah: 183 oleh Syaikh
al-Albani.
43 As-Shahihah 1/357

36
‫ﮋﯯﯰﯱﯲﯳﯴﯵﯶ‬
‫ﯷ ﯸ ﯹ ﯺ ﯻﯼ ﯽ ﯾ ﯿ‬
‫ﰀﰁﰂﮊ‬
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum
meminta izin dan memberi salam kepada peng­
huninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu,
agar kamu (selalu) ingat. (QS. An-Nuur: 27)
Dalam sebuah hadits dikisahkan ada seorang
yang meminta izin kepada Nabi dan berkata,
“Apakah saya boleh masuk? Nabi n berkata ke-
pada pelayannya: “Keluarlah dan temui orang
ini, ajarkanlah dia adab meminta izin, katakan
padanya apabila meminta izin agar memulai de­
ngan ucapan Assalamu A’laikum, apakah saya bo-
leh masuk?”. Orang tadi akhirnya mende­ngar uca-
pan Nabi dan iapun berkata; “Assalamu A’laikum
apakah saya boleh masuk?” Nabi a­khirnya me­
ngizinkan dan mempersilakan masuk”.44

44 HR. Ahmad 5/369, Abu Dawud 5177. Dishahihkan oleh al-Albani

37
( 10 )
Bab Makan Dan Minum

1. Minum Dengan Duduk


Anas a berkata:
َ ُ َّ َ َ ْ‫َ َّ ُ َ ىَ َ ْ َ ر‬
‫الر ُجل قائِ ًما‬ ‫أنه نه أن يشب‬
Adalah Nabi n melarang seseorang minum de­
ngan berdiri.45
Bahkan Rasulullah n memerintahkan bagi
orang yang minum berdiri karena lupa, agar di-
muntahkan kembali minumannya. Beliau n ber-
sabda:
ْ ‫س فَلْيَ ْستَق‬ ُ ْ ٌ َ َ َّ َ َ ْ‫َ َ ر‬
َ ِ‫ َف َم ْن ن َ ي‬,‫ك ْم قَائِ ًما‬
‫ئ‬ ِ ‫ال يشبن أحد ِمن‬
dalam as-Shahihah no. 818. Shahihul Jami’ 234.
45 HR. Muslim: 2024

38
Janganlah salah seorang diantara kalian minum
sambil berdiri. Barangsiapa yang lupa, maka
muntahkanlah.46
Kita tetapkan dalil yang melarang minum
berdiri pada keadaanya larangan, dan kita bawa
dalil yang membolehkan minum berdiri pada
keadaan terpaksa atau saat udzur, semisal tem-
pat yang sempit, saat berdesak-desakan dan lain
sebagainya, berdasarkan tekstual hadits yang
menunjukkan demikian. Inilah pendapat yang di-
pilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah47, Ibnul
Qoyyim48, Imam al-Ghozali49 dan disetujui oleh
Syaikh al-Albani50. Allahu A’lam.

2. Makan Dengan Tiga Jari


Termasuk petunjuk Nabi n ketika makan,
adalah beliau makan dengan tiga jari; jari jempol,

46 HR.Muslim: 2026
47 Majmu’ Fatawa 32/209.
48 Zaadul Ma’ad 1/144
49 Ihya Ulumuddin 2/822
50 as-Shohihah 1/340

39
telunjuk dan tengah. Ini apabila memungkinkan,
apabila tidak mungkin, maka tidak mengapa
makan dengan seluruh jari jemari, semisal apa-
bila makan makanan yang berkuah, makan nasi,
atau makanan lainnya yang tidak mungkin de­
ngan tiga jari.51

Dari Ka’ab bin Malik dari bapaknya dia berkata:


َ َ َ ُُْ ُ ُ َ َ َ‫ا‬
‫هلل يَأكل بِثال ِث أ َصابِ َع‬
ِ ‫كن رسول ا‬
Rasulullah n makan dengan tiga jari.52
Al-Hafizh Ibnu Hajar v berkata: “Sunnahnya
adalah makan dengan tiga jari, sekalipun lebih
dari tiga jari dibolehkan”.53

3. Menjilati tangan dan membersihkan tempat


makannya
Apabila telah selesai makan, jangan lupa untuk

51 Syarah Shohih Muslim 13/203


52 HR. Muslim: 20232
53 Fathul Bari 9/578

40
membersihkan jari jemari dengan menjilatinya
sebelum dicuci dengan air atau dibersihkan de­
ngan tisu. Demikian pula membersihkan tempat
makan dengan tangannya. Karena Rasulullah n
mengatakan:
ُ َ َ َ‫َّ ُ ْ َ َ ْ ُ َ َ ِّ ْ ر‬
‫بكة‬ ‫إِنكم ال تدرون يِف أي ِه ال‬
Sesungguhnya kalian tidak mengetahui dimana
keberkahan itu turun.54

Rasulullah n bersabda:
َ ْ َ َ َ ً َ َ ْ ُ ُ َ َ ََ َ َ
‫ فال ي ْم َس ْح يَ َد ُه َح ىَّت يَل َعق َها‬,‫اما‬ ‫ِإذا أكل أحدكم طع‬
َ ْ َ
‫أ ْو يُل ِعق َها‬
Apabila salah seorang diantara kalian telah se-
lesai makan, maka janganlah membersihkan ta­
ngannya hingga ia menjilatinya atau dijilatkan.55
Syaikh al-Albani v berkata: “Dalam hadits­ini
terdapat adab yang indah, adab makan yang wajib,­

54 HR. Muslim: 2034


55 HR. Bukhari: 5456, Muslim: 2031

41
yaitu menjilati tangan setelah selesai makan56.
Sungguh perkara ini telah banyak ditinggalkan
oleh manusia dewasa ini!!, mereka terpengaruh
oleh adat-adat barat-kafir!. Maka selayaknya bagi
seorang muslim untuk hati-hati dalam mengi-
kuti mereka, karena barangsiapa yang mengikuti
suatu kaum, maka dia termasuk golongannya”.57

56 Maka jangan engkau hiraukan ocehan sebagian orang jahil


bahwa menjilati tangan adalah perkara yang menjijikkan!!
Ghidzaul Albab 2/97
57 as-Shohihah 1/747

42
( 11 )
Bab Persalinan

1. Tahnik
Berdasarkan Hadits;
َ ُ ُ :‫ قَ َال‬،‫اهلل َعنْ ُه‬ َ‫َ ْ َ ُ ى‬
،‫«ولدِ َ يِل غال ٌم‬ ُ ‫ض‬ َ ِ‫وس َر ي‬ ‫عن أ يِب م‬
،‫يم‬
َّ
َ ‫اهلل َعليْ ِه َو َسل َم فَ َس َّم ُاه إب ْ َرا ِه‬َ ُ َّ‫لى‬
‫ب َص‬ َّ ‫انل‬ َّ ‫ت ب ِه‬ ُ ْ‫فَأَ َتي‬
ِ ِ‫ي‬ ِ
َ‫ َو اَك َن أَ ْك رَب‬، »‫ل‬ َّ َ‫ َو َد َف َع ُه إ ي‬،‫ب َك ِة‬
َ َ‫ َو َد اَع هَ ُل بال ْ ر‬،‫ك ُه بتَ ْم َرة‬ َ َّ َ َ
ِ ِ ٍ ِ ‫فحن‬
َ َ‫لد‬
‫َو ِ أ يِب ُموس‬
Dari Abu Musa al-As’ari a dia berkata: “Telah
lahir seorang anak bayiku kemudian aku mem-
bawanya kepada Rasulullah n, maka beliau
memberinya nama Ibrahim lalu mentahniknya
dengan kurma serta mendoakan keberkahan

43
k­epadanya kemudian memberikannnya kepada-
ku. Dan dia adalah anak sulung Abu Musa.58

2. Mengganti Nama Yang Buruk


Sering kali Rasulullah n merubah nama-nama
yang jelek maknanya agar menjadi bagus. Dian-
tara contohnya;
Dari Ibnu Umar d bahwasanya Nabi n me­
ngubah nama ‘Ashiyah (wanita yang durhaka).
Beliau berkata kepada pemilik nama; “Nama
kamu adalah Jamiilah (wanita yang cantik).59
Demikian pula Nabi n pernah bertanya ke-
pada seseorang; siapa namamu? Dia menjawab;
Huzn (sedih), beliaupun merubahnya: “Nama
kamu adalah Sahl (mudah). Orang tersebut malah
berkata: “aku tidak akan mengubah nama pembe-
rian bapakku!” perowi hadits berkata; setelah ke-
jadian tersebut, kesedihan selalu menimpanya”.60

58 HR. Bukhari: 5467, Muslim: 2145


59 HR. Muslim: 2139
60 HR. Bukhari: 6190, Abu Dawud: 4956. Lihat as-Shohihah no.214

44
Inilah sebagian contoh sunnah-sunnah yang
telah ditinggalkan oleh kebanyakan mansuia.
Semoga kita termasuk orang-orang yang teguh
berpegang dengan sunnah Nabi n hingga akhir
hayat. Aamiin. Allahu A’lam.61

61 Alhamdulillah selesai pada pagi hari yang cerah 14 Syawal


1442 H saat di rumah saja, Telaga Sakinah Cikarang Barat.

45

Anda mungkin juga menyukai