A1D020010 - Sovia Ayu Suciani - Laporan Acara 2

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK DASAR LABORATORIUM

ACARA II

PRESISI, AKURASI, DAN KALIBRASI

Oleh:
Sovia Ayu Suciani
A1D020010
Rombongan 2

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2021

1
PRAKATA

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
dalam menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya,
penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulis
mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat dan karunia-
Nya, sehingga laporan praktikum “Laboratorium Perlindungan Tanaman‘’ dapat
diselesaikan. Laporan ini disusun guna untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Teknik Dasar Laboratorium pendidikan Strata Satu (S1) pada jurusan
Agroteknologi Universitas Jenderal Soedirman.

Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terimakasih terutama kepada semua dosen mata kuliah
Teknik Dasar Laboratorium. Dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan dalam pelaksanaan maupun penulisan laporan. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Dengan
demikian, penulis terbuka pada kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan
laporan ini. Laporan ini semoga dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Banjarnegara, 9 Juni 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

PRAKATA .......................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 3
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... 4
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... 5
I. PENDAHULUAN ....................................................................................................... 6
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 6
B. Tujuan ...................................................................................................................... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 8
III. METODE PRAKTIKUM ...................................................................................... 10
A. Bahan dan Alat ...................................................................................................... 10
B. Prosedur Kerja ....................................................................................................... 10
IV. PEMBAHASAAN ................................................................................................. 13
A. Hasil ....................................................................................................................... 13
B. Pembahasan ........................................................................................................... 18
V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 22
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 22
B. Saran ...................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 24
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 25
Lampiran 1.ACC ............................................................................................................... 25
Lampiran 2. Dokumentasi Praktikum ................................................................................ 30
Lampiran 3. Pustaka .......................................................................................................... 31

3
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pengukuran menggunakan gelas ukur...................................................13

Tabel 2. Pengukuran menggunakan mikropipet..................................................14

Tabel 3. Pengukuran menggunakan mikropipet..................................................15

4
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1 ACC.................................................................................................25

Lampiran 1.2 Dokumentasi Praktikum..................................................................30

Lampiran 1.3 Pustaka.............................................................................................31

5
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laboratorium adalah tempat dimana para peneliti bekerja dengan


memanfaatkan peralatan yang ada didalamnya untuk keperluan penyelidikan dan
pengujian. Kegiatan di laboratorium merupakan kegiatan yang kompleks dan
memerlukan ketelitian seperti pengukuran, pengamatan, penilitian dan
sebagainya. Salah satu alat atau suatu instrument yang digunakan dalam
mempermudah kegiatan penelitian ilmiah yaitu alat ukur. Alat ukur menjadi suatu
peralatan yang penting untuk kelancaran penelitian.

Pengukuran merupakan kegiatan mengukur yang dilakukan dengan


memberikan angka terhadap sesuatu yang menjadi objek ukur. Dalam kegiatan
pengukuran akan mendapatkan hasil yang berupa angka. Oleh sebab itu,
pengukuran bersifat kuantitatif. Untuk mengetahui suatu nilai atau besaran satuan
angka berdasarkan objek yang diukur akan memerlukan yang namanya alat ukur.
Alat ukur dapat dibedakan berdasarkan fungsinya seperti alat uku volume, massa,
dan lain sebagainya.

Hasil pengukuran tidak luput dari adanya kesalahan. Suatu alat ukur
kemungkinan mendapatkan hasil yang kurang sesuai atau ketidakpastian. Nilai
ketidakpastian dari suatu alat ukur dapat ditentukan dan dipahami dengan
kalibrasi. Kalibrasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan
menggunakan alat ukur tertentu untuk mencari hubungan antara nilai yang sudah
diketahui sebelumnya dengan nilai yang ditunjukan pada alat ukur. Selain itu,
dalam pengukuran suatu benda atau bahan tidak jauh dari istilah presisi dan
akurasi. Presisi dan akurasi ini akan menjadi sebuah acuan dilakukannya kalibrasi
terhadap hasil pengukuran. Hasil pengukuran menunjukkan kedekatan dengan
nilai sesungguhnya disebut dengan akurasi. Sedangkan seberapa dekat perbedaan

6
nilai yang dihasilkan pada saat melakukan pengulangan pengukuran disebut
dengan presisi.

Dalam praktikum ini akan melakukan pengukuran volume dan massa dari
benda untuk memahami presisi, akurasi dan kalibrasi. Untuk pengukuran volume
digunakan alat ukur mikropipet dan gelas ukur. Sedangkan pengukuran massa
benda menggunakan timbangan digital dan timbangan analitik.

B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui prinsip kerja pengukuran volume dan berat dengan alat ukur.
2. Memahami apa itu presisi, akurasi dan kalibrasi.
3. Mengetahui hasil kalibrasi terhadap alat ukur sesuai dengan presisi dan
akurasi.

7
II. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Allen dan Yen (1979: 2), menjelaskan bahwa pengukuran


(measurement) merupakan kegiatan dengan cara sitematis dimana angka
ditetapkan untuk mengetahui sifat atau karakteristik dari individu. Sementara itu,
menurut Anas Sudijono (2011: 4), pengukuran adalah kegiatan mengukur sesuatu
objek benda. Sehingga, Hasil pengukuran tidak luput dari adanya kesalahan.
Suatu alat ukur kemungkinan mendapatkan hasil yang kurang sesuai atau
ketidakpastian. Nilai ketidakpastian dari suatu alat ukur dapat ditentukan dan
dipahami dengan kalibrasi. Kalibrasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
dengan menggunakan alat ukur tertentu untuk mencari hubungan antara nilai yang
sudah diketahui sebelumnya dengan nilai yang ditunjukan pada alat ukur.

Menurut Rohmawati (2015) alat ukur sangat diperlukan dalam membantu


mencapai ranah pengetahuan dan keterampilan secara ilmiah. Suatu alat yang
dapat digunakan untuk membantu seseorang dalam mendapatkan data berupa
angka dari hasil pengamatan disbut dengan alat ukur. Untuk mengetahui suatu
nilai atau besaran satuan angka berdasarkan objek yang diukur akan memerlukan
yang namanya alat ukur. Alat ukur dapat dibedakan berdasarkan fungsinya seperti
alat uku volume, massa, dan lain sebagainya. Contohnya, pengukuran volume
digunakan alat ukur mikropipet dan gelas ukur. Sedangkan pengukuran massa
benda menggunakan timbangan digital dan timbangan analitik.

Hasil pengukuran tidak luput dari adanya kesalahan. Suatu alat ukur
kemungkinan mendapatkan hasil yang kurang sesuai atau ketidakpastian. Hal
tersebut dapat disebabkan oleh banyak faktor semisal alat ukur tidak dapat
beroperasi dengan baik, sehingga data yang dihasilkan dalam pengukuran tidak
sesuai (Fitrya et al, 2017). Alat ukur yang mempunyai nilai ketidakpastian ketika
digunakan dapat dilakukan dengan pengulangan kalibrasi pada alat ukur tersebut.
Tujuan dari dilakukannya kalibrasi yaitu untuk memverifikasi alat ukur sesuai
dengan rancangannya atau tidak. Kalibrasi merupakan suatu kegiatan
membandingkan standar yang tertelusur dengan standar nasional maupun
internasional terhadap benda ataupun bahan-bahan acuan yang tersersertifikasi.

8
Adapun manfat melakukan kalibrasi yaitu terjaganya kondisi suatu
instrumen alat ukur dan bahan ukur untuk dapat dalam kondisi yang baik sesuai
dengan spesifikasinya. Dengan begitu, alat ukur tersebut tetap akurat dan juga
presisi. Akurasi dalam suatu pengukuran merupakan tingkatkedekatan pengukuran
kuantitas terhadap nilai yang sebenarnya, sedangkan kepresisian dari suatu sistem
pengukuran diartikan sejauh mana pengulangan pengukuran dalam kondisi yang
tidak berubah mendapatkan hasil yang sama (Fitrya et al, 2017).

Presisi merupakan ukuran yang menunjukan derajat kesesuaian antara hasil


uji individual yang diukur melalui penyebaran hasil individual dari rerata. Hal itu
jika prosedur yang dilakukan secara berulang pada sampel atau objek yang sama
dan diperoleh dari campuran yang bersifat homogen. Presisi pengukuran diketahui
melalui kegiatan pengukuran uji ripitabilitas, yang merupakan presisi metode
yang dilakukan berulang kali dengan analisis yang sama, pada kondisi yang sama,
dan dalam interval waktu yang pendek (Putra et al, 2016).

9
III. METODE PRAKTIKUM

A. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu larutan dan beras merah
seberat 250 gram. Alat yang digunakan yaitu gelas ukur, mikropipet, timbangan
digital dan timbangan analog.

B. Prosedur Kerja

Prosedur kerja dalam pengukuran volume menggunakan gelas ukur, sebagai


berikut:

1. Bahan dan alat disiapkan.


2. Gelas ukur yang akan digunakan disesuaikan dengan ukuran voleme cairan
yang diambil dan yang diinginkan.
3. Volume cairan yang diambil sebanyak 87,5 ml, maka alat yang harus
disiapkan adalah gelas ukur 100 ml, gelas ukur10 ml,dan mikropipet 100-1000
mikroliter.
4. Zat cair dimasukan kedalam gelas ukur yang sudah disiapkan.
5. Skala yang tertera digelas ukur dibaca dibagian samping.
6. Pengukuran yang tepat adalah skala yang berada dibawah mineskus yang
dibaca.
7. Agar hasil pengukuran yangdiperoleh akurat, skala harus dibaca dengan posisi
mata pengamat sejajar dengan permukaan zat cair.

Prosedur kerja dalam pengukuran volume menggunakan mikropiept, sebagai


berikut:

1. Alat dan bahan disiapkan.


2. Mikropipet yang akan digunakan disesuaikan dengan volume larutan yang
diinginkan. Apabila volume larutan yang diinginkan1.111 mikroliter, maka

10
mikropipet yang digunakan adalah mikropipet 100-1000 mikroliter,
mikropipet 20-200 mikroliter, dan mikropipet 0,5-10 mikroliter.
3. Set volume yaitu mikropipet disesuaikan dengan volume zat yang diinginkan.
Kemudian, tip disposable dipasang dengan benar pada mikropipet.
4. Penyedot ditekan sampai batas pertama, kemudian tip dimasukan ke dalam
sampel lalu sampel diambil dan ditahan.
5. Agar memperoleh hasil yang akurat, sudut pencelupan pipet harus berada
dekat pada posisi vertikal.
6. Tarik tip, kemudian sampel dikeluarkan dan dimasukan ke mikrotube.
7. Pipet ditarik kemudian tekanan penyedot dilepaskan, selanjutnya tip
disposable juga dilepaskan.

Prosedur kerja pengukuran beras merah dengan menggunakan timbangan


digital sebagai berikut:

1. Timbangan dipastikan dalam kondisi menyala dengan tombol ON


dipencet/diaktifkan.
2. Timbangan ditunggu hingga display menunjukkan angka nol.
3. Beras merah diletakan diatas timbangan dan tunggu hingga timbangan
menunjukkan angka dari berat benda yang diukur.
4. Hasil yang tertera dalam timbagan dicatat.
5. Pada percobaan pertama ditunjukan berat dari beras merah adalah 265 gram.
6. Setelah percobaan pertama kemudian menunggu hingga timbangan
menunjukkan angka nol, kemudian lakukan percobaan kedua dengan
mengukur benda yang sama. Hasil yangdiperoleh dai percobaan kedua
menunjukkan bahwa berat beras merah adalah 265 gram, sama dengan
percobaan pertama.
7. Pada percobaan ketiga dan percobaan keempat didapatkan hasil berat beras
merah sama dengan percobaab sebelumnya yaitu sebanyak 265 gram.

Prosedur kerja pengukuran beras merah menggunakan timbangan analog,


sebagai berikut:

11
1. Benda yang akan diukur beratnya dipastikan tidak memiliki berat di atas
kapasitas dari timbangan analog yang akan digunakan. Percobaan ini
dilakukansebanyak 4 kali.
2. Timbangan dipastikan menunjuk pada angka nol. Setelah jarum timbangan
menunjukkan angka nol, benda yang akan diukur diletakkan di atas
timbangan.
3. Tunggu hingga jarum timbangan menunjukkan angka dari berat benda yang
diukur.
4. Hasil yang terteradalam timbangan dicatat.
5. Percobaan pertama menunjukkan bahwa berat dari berat merah sebesar 300
gram.
6. Setelah percobaan pertama, benda diambil dan tunggu hingga timbangan
menunjukkan angka nol. Kemudian lakukan percobaan kedua dengan
mengukur
7. benda yang sama dengan percobaan pertama dan hasil yang diperoleh sebesar
275 gram.
8. Percobaan ketiga mengukur benda yang sama dengan percobaan sebelumnya,
diperoleh hasil sebesar 300 gram.
9. Percobaan keempat dihasilkan ukuran dari berat benda adalah 250 gram.

12
IV. PEMBAHASAAN

A. Hasil

Tabel 1. Pengukuran menggunakan gelas ukur

No Nama Alat Langkah Kerja Foto Kegiatan


1. Gelas Ukur Pengukuran 87,5 ml menggunakan
gelas ukur, sebagai berikut:
1. Bahan dan alat disiapkan.
2. Gelas ukur yang akan
digunakan disesuaikan
dengan ukuran voleme cairan
yang diambil dan yang
diinginkan.
3. Volume cairan yang diambil
sebanyak 87,5 ml, maka alat
yang harus disiapkan adalah
gelas ukur 100 ml, gelas
ukur10 ml,dan mikropipet
100-1000 mikroliter.
4. Zat cair dimasukan kedalam
gelas ukur yang sudah
disiapkan.
5. Skala yang tertera digelas
ukur dibaca dibagian
samping.
6. Pengukuran yang tepat
adalah skala yang berada
dibawah mineskus yang
dibaca.
7. Agar hasil pengukuran

13
yangdiperoleh akurat, skala
harus dibaca dengan posisi
mata pengamat sejajar
dengan permukaan zat cair.

Tabel 2. Pengukuran menggunakan mikropipet


No Nama Alat Langkah Kerja Foto Kegiatan
2. Mikropipet Pengukuran 1.111 ml menggunakan
mikropipet, sebagai berikut:

1. Alat dan bahan disiapkan.


2. Mikropipet yang akan
digunakan disesuaikan dengan
volume larutan yang diinginkan.
Apabila volume larutan yang
diinginkan1.111 mikroliter,
maka mikropipet yang
digunakan adalah mikropipet
100-1000 mikroliter, mikropipet
20-200 mikroliter, dan
mikropipet 0,5-10 mikroliter.
3. Set volume yaitu mikropipet
disesuaikan dengan volume zat
yang diinginkan.
4. Tip disposable dipasang dengan
benar pada mikropipet.
5. Penyedot ditekan sampai batas
pertama, kemudian tip
dimasukan ke dalam sampel lalu
sampel diambil dan ditahan.
6. Agar memperoleh hasil yang
akurat, sudut pencelupan pipet

14
harus berada dekat pada posisi
vertikal.
7. Tarik tip, kemudian sampel
dikeluarkan dan dimasukan ke
mikrotube.
8. Pipet ditarik kemudian tekanan
penyedot dilepaskan.
9. Tip disposable dilepaskan.

Tabel 3. Pengukuran menggunakan timbangan

No Nama Alat Langkah Kerja Foto Kegiatan


3. a. Timbangan Pengukuran berat beras merah
Digital menggunakan timbangan digital
yang sudah diketahui beratnya
sebesar 250 gram, sebagai berikut:

1. Timbangan dipastikan dalam


kondisi menyala dengan tombol
ON dipencet/diaktifkan.
2. Timbangan ditunggu hingga
display menunjukkan angka nol.
3. Beras merah diletakan diatas
timbangan.
4. Tunggu hingga timbangan
menunjukkan angka dari berat
benda yang diukur.
5. Hasil yang tertera dalam
timbagan dicatat.
8. Pada percobaan pertama
ditunjukan berat dari beras
merah adalah 265 gram.

15
9. Setelah percobaan pertama
kemudian menunggu hingga
timbangan menunjukkan angka
nol, kemudian lakukan
percobaan kedua dengan
mengukur benda yang sama.
Hasil yangdiperoleh dai
percobaan kedua menunjukkan
bahwa berat beras merah adalah
265 gram, sama dengan
percobaan pertama.
10. Pada percobaan ketiga dan
percobaan keempat didapatkan
hasil berat beras merah sama
dengan percobaab sebelumnya
yaitu sebanyak 265 gram.

16
b. Pengukuran berat beras merah
Timbangan menggunakan timbangan analog
Analog yang sudah diketahui beratnya
sebesar 250 gram, sebagai berikut:

1. Benda yang akan diukur


beratnya dipastikan tidak
memiliki berat di atas
kapasitas dari timbangan
analog yang akan digunakan.
Percobaan ini
dilakukansebanyak 4 kali.
2. Timbangan dipastikan
menunjuk pada angka nol.
3. Setelah jarum timbangan
menunjukkan angka nol,
benda yang akan diukur
diletakkan di atas timbangan.
4. Tunggu hingga jarum
timbangan menunjukkan
angka dari berat benda yang
diukur.
5. Hasil yang terteradalam
timbangan dicatat.
6. Percobaan pertama
menunjukkan bahwa berat
dari berat merah sebesar 300
gram.
7. Setelah percobaan pertama,
benda diambil dan tunggu
hingga timbangan
menunjukkan angka nol.
Kemudian lakukan
percobaan kedua dengan
mengukur
8. benda yang sama dengan
percobaan pertama dan hasil
yang diperoleh sebesar 275
gram.
9. Percobaan ketiga mengukur
benda yang sama dengan
percobaan sebelumnya,
diperoleh hasil sebesar 300
gram.
10. Percobaan keempat
dihasilkan ukuran dari berat
benda adalah 250 gram.

17
B. Pembahasan

Pengukuran merupakan kegiatan mengukur yang dilakukan dengan


memberikan angka terhadap sesuatu yang menjadi objek ukur. Dalam kegiatan
pengukuran akan mendapatkan hasil yang berupa angka. Oleh sebab itu,
pengukuran bersifat kuantitatif. Untuk mengetahui suatu nilai atau besaran satuan
angka berdasarkan objek yang diukur akan memerlukan yang namanya alat ukur.
Pengukuran merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan secara runtut dan
sistematis untuk dapat memperoleh besaran nilai kuantitatif dari suatu benda yang
menjadi objek ukur. Alat ukur merupakan alat yang digunakan manusia untuk
mengukur suatu besaran yang telah ditetapkan nilainya (Hulu, 2018).

Alat ukur dapat dibedakan berdasarkan fungsinya seperti alat uku volume,
massa, dan lain sebagainya. Suatu alat ukur kemungkinan mendapatkan hasil yang
kurang sesuai atau ketidakpastian. Nilai ketidakpastian dari suatu alat ukur dapat
ditentukan dan dipahami dengan kalibrasi. Dalam praktikum ini akan melakukan
pengukuran volume dan massa dari benda untuk memahami presisi, akurasi dan
kalibrasi. Untuk pengukuran volume digunakan alat ukur mikropipet dan gelas
ukur.

Pengukuran volume terhadap suatu larutan memiliki posisi yang penting


bagi kegiatan yang ada di laboratorium. Penggunaan mikropipet sebagai alat ukur
analitik khususnya dalam mengukur zat cair yang sensitif atau dalam ukuran yang
sangat kecil yaitu dalam skala satuan mikroliter. oleh sebab itu, perlunya
ketelitian dalam penggunaan mikropipet yang kemungkinan akan berakibat
terjadinya kesalahan besar dari hasil akhir pengujian. Untuk itu, kesalahan
tersebut harus dapat dikurangi dengan dilakukannya kalibrasi. (Batistaet al.,2007).

Kalibrasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan


alat ukur tertentu untuk mencari hubungan antara nilai yang sudah diketahui
sebelumnya dengan nilai yang ditunjukan pada alat ukur. Proses verifikasi bahwa
suatau akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya dapat disebut dengan
kalibrasi. Selain itu, dalam pengukuran suatu benda atau bahan tidak jauh dari
istilah presisi dan akurasi. Ketidakpastian pengukuran memiliki peran yang cukup

18
berdampak pada penentuan akurasi dan kalibrasi. Presisi dan akurasi ini akan
menjadi sebuah acuan dilakukannya kalibrasi terhadap hasil pengukuran. Hasil
pengukuran menunjukkan kedekatan dengan nilai sesungguhnya disebut dengan
akurasi. Sedangkan seberapa dekat perbedaan nilai yang dihasilkan pada saat
melakukan pengulangan pengukuran disebut dengan presisi.

Gelas ukur merupakan salah satu peralatan laboratorium yang berfungsi


untuk mengukur voulme zat cair. Alat ini memiliki skala ukur yang berbeda-beda
mulai dari volume 100 mL sampai 1L. Hal terpenting yang harus diperhatikan
dalam menggunakan gelas ukur yaitu volume larutan yang diinginkan disesuaikan
dengan gelas ukur yang memiliki ukuran skala yang tepat dan sesuai. Pada
praktikum ini dilakukan percobaan pengukuran volume larutan sebanyak 87,5 ml
maka alat dan bahan yang harus disiapkan adalah gelas ukur 100 ml, gelas ukur
10 ml, dan mikropipet 100-1000 mikroliter. Apabila volume yang diinginkan
adalah 87,5 ml maka gunakan gelas ukur yang berukuran lebih tinggi dari volume
zat cair tersebut. Gelas ukur yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah
gelas ukur yang memiliki skala 100 ml. Hal ini bertujuan agar memudahkan
dalammengamati hasil pengukuran. Kemudian, zat cair dimasukan ke dalam gelas
ukur secara hati-hati. Setelah itu, skala yang terdapat dibagian samping gelas
ukur. Pastikan ketika membaca skala gelas ukur penglihatan diupayakan sejajar
dengan volume zat cair. Hal ini bertujuan agar memperoleh hasil yang akurat.

Selanjutnya, pengukuran volume suatu zat cair menggunakan alat ukur


mikropipet. Mikropipet adalah alat ukur yang banyak digunakan dalam kegiatan
pengukuran volume zat cair pada berbagai bidang kehidupan, seperti kimia,
kesehatan, farmasi, biologi, genetika dan bahkan pertanian. Selama kegiatan
tersebut memerlukan pengukuran terhadap volume larutan (Bonzonet al., 2019)
(Leung al., 2018). Pengukuran 1.111 ml menggunakan mikropipet, dilakukan
menggunakan prosedur kerja yang pertama yaitu alat dan bahan disiapkan.
Mikropipet yang akan digunakan disesuaikan dengan volume larutan yang
diinginkan. Apabila volume larutan yang diinginkan 1.111 mikroliter, maka
mikropipet yang digunakan adalah mikropipet 100-1000 mikroliter, mikropipet
20-200 mikroliter, dan mikropipet 0,5-10 mikroliter. Kemudian, set volume yaitu

19
mikropipet disesuaikan dengan volume zat yang diinginkan. Setelah menentukan
mikropipet yang akan digunakan, selanjutnya tip disposable dipasang dengan
benar pada mikropipet. Memastikan penyedot ditekan sampai batas pertama,
kemudian tip dimasukan ke dalam sampel lalu sampel diambil dan ditahan. Agar
memperoleh hasil yang akurat, sudut pencelupan pipet harus berada dekat pada
posisi vertikal. Tarik tip, kemudian sampel dikeluarkan dan dimasukan ke
mikrotube. Pipet ditarik kemudian tekanan penyedot dilepaskan. Yang terakhir
adalah dengan melepaskan tip disposable.

Selain pengukuran Prosedur kerja pengukuran beras merah dengan


menggunakan timbangan digital sebagai berikut: Timbangan dipastikan dalam
kondisi menyala dengan tombol ON dipencet/diaktifkan. Timbangan ditunggu
hingga display menunjukkan angka nol. Beras merah diletakan diatas timbangan
dan tunggu hingga timbangan menunjukkan angka dari berat benda yang diukur.
Hasil yang tertera dalam timbagan dicatat. Pada percobaan pertama ditunjukan
berat dari beras merah adalah 265 gram. Setelah percobaan pertama kemudian
menunggu hingga timbangan menunjukkan angka nol, kemudian lakukan
percobaan kedua dengan mengukur benda yang sama. Hasil yangdiperoleh dai
percobaan kedua menunjukkan bahwa berat beras merah adalah 265 gram, sama
dengan percobaan pertama. Pada percobaan ketiga dan percobaan keempat
didapatkan hasil berat beras merah sama dengan percobaab sebelumnya yaitu
sebanyak 265 gram.

Prosedur kerja pengukuran beras merah menggunakan timbangan analog,


sebagai berikut: Benda yang akan diukur beratnya dipastikan tidak memiliki berat
di atas kapasitas dari timbangan analog yang akan digunakan. Percobaan ini
dilakukansebanyak 4 kali. Timbangan dipastikan menunjuk pada angka nol.
Setelah jarum timbangan menunjukkan angka nol, benda yang akan diukur
diletakkan di atas timbangan. Tunggu hingga jarum timbangan menunjukkan
angka dari berat benda yang diukur. Hasil yang terteradalam timbangan dicatat.
Percobaan pertama menunjukkan bahwa berat dari berat merah sebesar 300 gram.
Setelah percobaan pertama, benda diambil dan tunggu hingga timbangan
menunjukkan angka nol. Kemudian lakukan percobaan kedua dengan mengukur

20
benda yang sama dengan percobaan pertama dan hasil yang diperoleh sebesar 275
gram. Percobaan ketiga mengukur benda yang sama dengan percobaan
sebelumnya, diperoleh hasil sebesar 300 gram. Percobaan keempat dihasilkan
ukuran dari berat benda adalah 250 gram.

Dari hasil penimbangan berat beras merah yang sebelumnya diketahui


sebesar 250 gram, didapatkan pengukuran terhadap akurasi dan presisi dari hasil
tersebut. Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan timbangan digital yaitu
pada percobaan pertama hingga percobaan keempat menunjukan berat beras
merah sebesar 265 gram. Hal tersebut berarti timbangan digital memiliki presisi
baik namun akurasi kurang baik. Sedangkan hasil pengukuran berdasarkan
timbangan analog percobaanpertama mendapatkan 300 gram, percobaan kedua
275 gram, percobaan ketiga 300 gram, dan percobaan keempat 250 gram. Hal
tersebut berarti timbangan analog memiliki presisi dan akurasi yang kurang baik.

Kemungkinan, ketika pengukuran beras merah diawal atau pada ukuran


sesungguhnya menggunakan timbangan yang mempunyai presisi dan akurasi yang
kurang baik juga. Sehingga hasil yang didapat pada saat kalibrasi jika
dibandingkan dengan ukuran seharusnya tidak mendapatkan hasil yang presisi
baik maupun akurasi baik. Atau timbangan yang digunakan dalam kalibrasi pada
praktikum kali ini sudah memiliki kualitas presisi dan akurasi yang kurang baik.

21
6. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Setiap alat ukur baik digunakan dalam pengukuran volume maupun berat atau
massa terhadap benda akan mempunyai prinsip kerja yang berbeda-beda
tergantung jenis alat ukurnya. Prinsip kerja akan disesuaikan berdasarkan cara
kerja dari masing-masing alat ukur.
2. Hasil pengukuran tidak luput dari adanya kesalahan. Suatu alat ukur
kemungkinan mendapatkan hasil yang kurang sesuai atau ketidakpastian. Nilai
ketidakpastian dari suatu alat ukur dapat ditentukan dan dipahami dengan
kalibrasi. Kalibrasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan
menggunakan alat ukur tertentu untuk mencari hubungan antara nilai yang
sudah diketahui sebelumnya dengan nilai yang ditunjukan pada alat ukur.Hasil
pengukuran menunjukkan kedekatan dengan nilai sesungguhnya disebut
dengan akurasi. Sedangkan seberapa dekat perbedaan nilai yang dihasilkan
pada saat melakukan pengulangan pengukuran disebut dengan presisi.
3. Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan timbangan digital yaitu pada
percobaan pertama hingga percobaan keempat menunjukan berat beras merah
sebesar 265 gram. Hal tersebut berarti timbangan digital memiliki presisi baik
namun akurasi kurang baik. Sedangkan hasil pengukuran berdasarkan
timbangan analog percobaanpertama mendapatkan 300 gram, percobaan
kedua 275 gram, percobaan ketiga 300 gram, dan percobaan keempat 250
gram. Hal tersebut berarti timbangan analog memiliki presisi dan akurasi yang
kurang baik.

B. Saran

Pelaksanaan praktikum selanjutnya diharapkan lebih baik lagi, dimana para


praktikan untuk lebih memahami prosedur dalam melakukan kalibrasi terhadap

22
suatu alat ukur. Sehingga, dengan kegiatan yang lebih baik juga akan
mendapatkan hasil yang sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan. Pengembangan
ilmu pengetahuan harus selalu diterapkan untuk kedepan yang lebih baik lagi.

23
DAFTAR PUSTAKA

Dhyanaputri, I. G. A. S., Putu, N., & Sudita, I. G. P. (2013). AKURASI DAN


PRESISI HASIL ANALISIS KADAR PROTEIN TERLARUT IKAN TUNA
OLEH MAHASISWA JURUSAN ANALIS KESEHATAN POLITEKNIK
KESEHATAN DENPASAR IGA Sri Dhyanaputri 1 , Ni Putu Agustini 2 dan
IGP Sudita Puryana 3.

Fitrya, N., Ginting, D., Retnawaty, S. F., Febriani, N., Fitri, Y., & Wirman, S. P.
(2017). Pentingnya Akurasi Dan Presisi Alat Ukur Dalam Rumah Tangga.
Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI, 1(2), 60–63.
https://doi.org/10.37859/jpumri.v1i2.237

Fitria. (2013). 済無 No Title No Title. Journal of Chemical Information and


Modeling, 53(9), 1689–1699.

Hayu, R., & Ismail, Z. (2016). Penentuan Nilai Acuan Uji Banding Antar
Laboratorium Kalibrasi Untuk Kalibrasi Mikropipet Berdasarkan Konsensus.
Jurnal Standardisasi, 17(3), 199. https://doi.org/10.31153/js.v17i3.319

Ismail, Z., Hayu, R., Sutanto, H., Hafid, H., & Khairiyati, L. (2020). Evaluasi
Ketidakpastian Pengukuran Pada Kalibrasi Mikropipet. Instrumentasi, 44(1),
71. https://doi.org/10.31153/instrumentasi.v44i1.204

Ulfiati, R., Purnami, T., Karina, R. M. (2017). The Factor that Affect the
Precision and Accuracy of Test Result Data within Determine the Laboratory
Compentency Level. Lembaran Publikasi Minyak Dan Gas Bumi, 51(1), 49–
63.

24
LAMPIRAN

Lampiran 1.ACC

25
26
27
28
29
Lampiran 2. Dokumentasi Praktikum

Gambar 1. Mengukur volume Gambar 2. Mengambil zat cair


larutan menggunakan elas ukur. dengan volume 1.111 mikroliter
menggunakan mikropipet

Gambar 3. Pengukuran berat Gambar 4. Pengukuran berat beras


beras merah sebesar 265 gram merah sebesar 250 gram
menggunakan timbangan digital. menggunakan timbangan analog.

30
Lampiran 3. Pustaka

31
32

Anda mungkin juga menyukai