Jabatan Fungsional Penata Ruang Dan Angka Kreditnya

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 46

MENTERI NEGARA

PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN  MENTERI 
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA 
NOMOR : PER/10/M.PAN/2007 

TENTANG 

JABATAN FUNGSIONAL PENATA 
RUANG 
DAN ANGKA KREDITNYA
PERATURAN MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

NOMOR : PER/10/M.PAN/2007

TENTANG

JABATAN FUNGSIONAL PENATA RUANG DAN ANGKA KREDITNYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengembangan karier dan peningkatan


kualitas profesionalisme Pegawai Negeri Sipil yang
menjalankan tugas di bidang penataan ruang, dipandang
perlu menetapkan jabatan fungsional Penata Ruang dan
Angka Kreditnya;

b. bahwa penetapan jabatan fungsional Penata Ruang dan Angka


Kreditnya sebagaimana dimaksud di atas, ditetapkan dengan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok


Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan


Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992
Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3501;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang


Pemberhentian/Pemberhentian Sementara Pegawai Negeri
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1966 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2797);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan


Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1977 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3098), sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66
Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 151);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang


Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 50, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3176);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan


Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3547);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi


Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4015), sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 122, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang


Pengadaan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 195, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4016), sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 31,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4192);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang


Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
2
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 196, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4017),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 12 Tahun 2002, (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2002 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4193);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang


Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4019);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang


Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian
Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4263);

13. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun


Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil;

14. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan,


Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Kementerian Negara Republik Indonesia;

Memperhatikan : a. Usul Menteri Pekerjaan Umum dengan surat Nomor KP.06.02-


Mn/68 tanggal 27 Februari 2007;

b. Pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian Negara dengan surat


Nomor K.26-30/V.78-9/93 tanggal 21 Mei 2007;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR


NEGARA TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENATA RUANG DAN
ANGKA KREDITNYA.

3
BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :

1. Penata Ruang adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas,


tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh
pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan
perencanaan tata ruang dan atau peninjauan kembali rencana
tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang.

2. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang


lautan dan ruang udara sebagai satu kesatuan wilayah,
tempat manusia dan makhluk lainnya hidup dan melakukan
kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya.

3. Tata Ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan


ruang, baik direncanakan maupun tidak.

4. Penataan Ruang adalah proses perencanaan tata ruang,


pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

5. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.

6. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis


beserta unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya
ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek
fungsional.

7. Kawasan adalah wilayah dengan fungsi utama lindung atau


budidaya.

8. Kawasan Tertentu adalah kawasan yang ditetapkan secara


nasional mempunyai nilai strategis penataan ruangnya
diprioritaskan.

9. Angka Kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan


dan/atau akumulasi butir-butir kegiatan yang harus dicapai
oleh seorang Penata Ruang dalam rangka pembinaan karier
kepangkatan dan jabatannya.

4
10. Tim Penilai Angka Kredit adalah tim penilai yang dibentuk
dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan bertugas
untuk membantu menilai prestasi kerja Penata Ruang.

BAB II

RUMPUN JABATAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK

DAN INSTANSI PEMBINA

Pasal 2

Jabatan Fungsional Penata Ruang termasuk dalam rumpun


Arsitek, Insinyur, dan yang berkaitan.

Pasal 3

(1) Penata Ruang berkedudukan sebagai pelaksana teknis


fungsional pada unit organisasi lingkup penataan ruang di
bidang perencanaan tata ruang dan atau peninjauan kembali
rencana tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang pada instansi pemerintah;

(2) Penata Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1),


merupakan jabatan karier.

Pasal 4

Tugas Pokok Penata Ruang adalah melakukan kegiatan


perencanaan tata ruang dan atau peninjauan kembali rencana
tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan
ruang.

Pasal 5

Instansi Pembina jabatan fungsional Penata Ruang adalah


Departemen Pekerjaan Umum.

5
BAB III

UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN

Pasal 6

Unsur dan sub unsur kegiatan Pejabat Fungsional Penata Ruang


yang dinilai angka kreditnya, adalah :

a. Pendidikan, terdiri atas :

1. Pendidikan formal dan mendapat ijazah/gelar;

2. Pendidikan dan pelatihan (diklat) fungsional di bidang


penataan ruang dan memperoleh Surat Tanda Tamat
Pendidikan dan Pelatihan (STTP) atau sertifikat; dan

3. Pendidikan dan pelatihan (diklat) Prajabatan dan


memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan
(STTP) atau sertifikat.

b. Perencanaan tata ruang dan/atau peninjauan kembali


rencana tata ruang terdiri atas :

1. Persiapan penyusunan kegiatan perencanaan tata ruang;

2. Inventarisasi dan identifikasi data perencanaan tata


ruang;

3. Pengkajian data perencanaan tata ruang;

4. Pemetaan perencanaan tata ruang;

5. Perumusan konsep rencana tata ruang;

6. Pembahasan konsep rencana tata ruang;

7. Perumusan aspek legal perencanaan tata ruang;

8. Penyusunan konsep NSPM perencanaan tata ruang;

9. Sosialisasi perencanaan tata ruang;

10. Pengevaluasian pekerjaan pihak ketiga.

c. Pemanfaatan ruang, terdiri atas :

1. Persiapan penyusunan program pemanfaatan ruang;

2. Inventarisasi dan Identifikasi data pemanfaatan ruang;

3. Penyusunan program pemanfaatan ruang;

4. Pengkajian permasalahan pemanfaatan ruang;

6
5. Pembahasan konsep program dan perijinan;

6. Penyusunan konsep NSPM pemanfaatan ruang;

7. Sosialisasi pemanfaatan ruang;

8. Pengevaluasian pekerjaan pihak ketiga.

d. Pengendalian pemanfaatan ruang, terdiri atas :

1. Persiapan kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang;

2. Inventarisasi dan identifikasi data pengendalian


pemanfaatan ruang;

3. Pengawasan;

4. Perijinan pemanfaatan ruang;

5. Penerapan Regulasi Zona dalam rangka pengendalian


Pemanfaatan Ruang;

6. Pengkajian permasalahan kebijakan pengendalian


pemanfaatan ruang;

7. Pembahasan konsep dan atau hasil pengendalian


pemanfaatan ruang;

8. Penyusunan konsep NSPM pengendalian pemanfaatan


ruang;

9. Sosialisasi pengendalian pemanfaatan ruang;

10. Pengevaluasian pekerjaan pihak ketiga.

e. Pengembangan Profesi, terdiri atas :

1. Penyusunan karya tulis/karya ilmiah di bidang penataan


ruang;

2. Perumusan sistem pengawasan di bidang penataan ruang;

3. Penyusunan pedoman/petunjuk pelaksanaan/Petunjuk


teknis di bidang penataan ruang;

4. Menterjemahkan/menyadur buku dan bahan-bahan


lainnya di bidang penataan ruang;

5. Pemberian Bimbingan Teknis;

6. Pemberian penyuluhan di bidang penataan ruang;

7
7. Pemberian diseminasi atau sosialisasi di bidang penataan
ruang.

f. Penunjang tugas Penata Ruang, terdiri atas :

1. Mengajar/Melatih pada Diklat Pegawai;

2. Mengikuti seminar/lokakarya/simposium;

3. Menjadi anggota organisasi profesi penataan ruang;

4. Menjadi anggota Tim Penilai Jabatan Fungsional Penata


Ruang;

5. Memperoleh gelar/ijazah pendidikan lainnya; dan

6. Memperoleh penghargaan/tanda jasa.

BAB IV

JENJANG JABATAN DAN PANGKAT

Pasal 7

(1) Jenjang jabatan Penata Ruang dari yang terendah sampai


dengan yang tertinggi yaitu:

a. Penata Ruang Pertama;

b. Penata Ruang Muda; dan

c. Penata Ruang Madya.

(2) Jenjang pangkat Penata Ruang sebagaimana dimaksud pada


ayat (1), sesuai dengan jenjang jabatannya, yaitu:

a. Penata Ruang Pertama:

1. Penata Muda golongan ruang III/a;

2. Penata Muda Tingkat I golongan ruang III/b.

b. Penata Ruang Muda:

1. Penata golongan ruang III/c;

2. Penata Tingkat I golongan ruang III/d.

c. Penata Ruang Madya:

1. Pembina golongan ruang IV/a;

2. Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b; dan

3. Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c.

8
(3) Jenjang pangkat untuk masing-masing jabatan Penata Ruang
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah jenjang pangkat
dan jabatan berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki
untuk masing-masing jenjang jabatan.

(4) Penetapan jenjang jabatan Penata Ruang untuk pengangkatan


dalam jabatan ditetapkan berdasarkan jumlah angka kredit
yang dimiliki setelah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang
menetapkan angka kredit, sehingga dimungkinkan pangkat
dan jabatan tidak sesuai dengan pangkat dan jabatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

BAB V

RINCIAN KEGIATAN DAN UNSUR YANG DINILAI

DALAM MEMBERIKAN ANGKA KREDIT

Pasal 8

(1) Rincian kegiatan Penata Ruang, sebagai berikut:

a. Penata Ruang Pertama

1. Menyusun konsep TOR kegiatan perencanaan tata


ruang;

2. Melakukan pengumpulan dan pengolahan data


perencanaan tata ruang lingkup wilayah;

3. Melakukan pengumpulan dan pengolahan data


perencanaan tata ruang lingkup kawasan;

4. Membuat metodologi/pendekatan perencanaan


pengembangan wilayah lingkup wilayah;

5. Membuat metodologi/pendekatan perencanaan


pengembangan wilayah lingkup kawasan;

6. Mengkaji data, potensi dan permasalahan yang terkait


dengan bidang penataan ruang lingkup wilayah;

7. Mengkaji data, potensi dan permasalahan yang terkait


dengan bidang penataan ruang lingkup kawasan;

9
8. Mengkaji tingkat perkembangan wilayah lingkup
wilayah;

9. Mengkaji tingkat perkembangan wilayah lingkup


kawasan;

10. Mengkaji kebutuhan ruang, prasarana dan sarana


wilayah lingkup wilayah;

11. Mengkaji kebutuhan ruang, prasarana dan sarana


wilayah lingkup kawasan;

12. Mengkaji besaran simpangan antara rencana


(peruntukan ruang dan proyeksi data aspek) dengan
kenyataan yang ada lingkup wilayah;

13. Mengkaji besaran simpangan antara rencana


(peruntukan ruang dan proyeksi data aspek) dengan
kenyataan yang ada lingkup kawasan;

14. Mengidentifikasi dan menganalisis informasi, data dan


peta hasil survei;

15. Membuat konsep peta tata ruang, peta analisis lingkup


wilayah;

16. Membuat konsep peta tata ruang, peta analisis lingkup


kawasan;

17. Membuat konsep peta tata ruang, peta rencana lingkup


wilayah;

18. Membuat konsep peta tata ruang, peta rencana lingkup


kawasan;

19. Membuat peta kerja tata ruang;

20. Membuat peta analisis,tata ruang wilayah Skala 1 :


250.000 – 1 : 25.000;

21. Membuat peta analisis rencana tata ruang kawasan


Skala 1 : 100.000 – 1 : 5.000;

10
22. Membuat peta analisis rencana tata ruang Skala >
1:5.000

23. Membuat peta rencana tata ruang wilayah Skala 1 :


250.000 - 1 : 25.000;

24. Membuat peta rencana tata ruang kawasan Skala 1 :


100.000 – 1 : 5.000;

25. Membuat peta rencana tata ruang Skala > 1:5.000;

26. Membahas naskah dan atau konsep rencana tata ruang;

27. Mengolah data untuk masukan proses legalitas


perencanaan tata ruang;

28. Mengidentifikasi data dan informasi NSPM perencanaan


tata ruang;

29. Menyusun konsep sosialisasi perencanaan tata ruang


dan atau NSPM perencanaan tata ruang;

30. Menyusun konsep TOR kegiatan pemanfaatan ruang;

31. Melakukan pengumpulan dan pengolahan data


pemanfaatan ruang lingkup wilayah;

32. Melakukan pengumpulan dan pengolahan data


pemanfaatan ruang lingkup kawasan;

33. Mengidentifikasi permasalahan pemanfaatan ruang;

34. Membahas konsep program dan atau perijinan;

35. Mengidentifikasi data dan informasi NSPM pemanfaatan


ruang;

36. Menyusun konsep sosialisasi hasil pemanfaatan ruang


dan atau NSPM pemanfataan ruang;

37. Menyusun konsep TOR kegiatan pengendalian


pemanfaatan ruang;

38. Melakukan pengumpulan dan pengolahan data


pengendalian pemanfaatan ruang lingkup wilayah;

39. Melakukan pengumpulan dan pengolahan data


pengendalian pemanfaatan ruang lingkup kawasan;

11
40. Melakukan pemantauan/evaluasi/pelaporan pengendalian
pemanfataan ruang lingkup wilayah;

41. Melakukan pemantauan/evaluasi/pelaporan pengendalian


pemanfataan ruang lingkup kawasan;

42. Mengidentifikasi permasalahan pengendalian peman-


faatan ruang;

43. Membahas konsep pengendalian pemanfaatan ruang


atau hasil dari pengendalian pemanfaatan ruang;

44. Mengidentifikasi data dan informasi NSPM pengendalian


pemanfaatan ruang;

45. Menyusun konsep sosialisasi hasil pengendalian


pemanfaatan ruang atau NSPM pengendalian
pemanfaatan ruang;

b. Penata Ruang Muda

1. Menyiapkan desain survei perencanaan tata ruang


lingkup wilayah;

2. Menyiapkan desain survei perencanaan tata ruang


lingkup kawasan;

3. Melakukan pengumpulan dan pengolahan data


perencanaan tata ruang lingkup nasional;

4. Membuat metodologi/pendekatan perencanaan


pengembangan wilayah lingkup nasional;

5. Mengkaji data, potensi dan permasalahan yang terkait


dengan bidang penataan ruang lingkup nasional;

6. Mengkaji tingkat perkembangan wilayah lingkup


nasional;

7. Mengkaji tipologi kawasan;

8. Mengkaji peluang pembangunan lingkup wilayah;

9. Mengkaji peluang pembangunan lingkup kawasan;

12
10. Mengkaji kebutuhan ruang, prasarana dan sarana
wilayah lingkup nasional;

11. Mengkaji struktur dan pola pemanfaatan ruang yang


ada dan kecenderungan perkembangannya lingkup
wilayah;

12. Mengkaji struktur dan pola pemanfaatan ruang yang


ada dan kecenderungan perkembangannya lingkup
kawasan;

13. Mengkaji kelembagaan terkait dengan penataan ruang;

14. Mengkaji peraturan perundang-undangan terkait


dengan penataan ruang;

15. Mengkaji kebijakan dan strategi pengembangan


wilayah lingkup kawasan;

16. Mengkaji indikasi program pembangunan lingkup


kawasan;

17. Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang, mengkaji


kesahihan rencana tata ruang lingkup wilayah;

18. Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang, mengkaji


kesahihan rencana tata ruang lingkup kawasan;

19. Mengkaji faktor eksternal dan internal yang


mempengaruhi rencana tata ruang lingkup wilayah;

20. Mengkaji faktor eksternal dan internal yang


mempengaruhi rencana tata ruang lingkup kawasan;

21. Mengkaji besaran simpangan antara rencana


(peruntukan ruang dan proyeksi data aspek) dengan
kenyataan yang ada pada lingkup nasional;

22. Menentukan tipologi peninjauan kembali rencana tata


ruang lingkup nasional;

23. Menentukan tipologi peninjauan kembali rencana tata


ruang lingkup wilayah;

13
24. Menentukan tipologi peninjauan kembali rencana tata
ruang lingkup kawasan;

25. Membuat konsep peta analisis tata ruang lingkup


nasional;

26. Membuat konsep peta rencana tata ruang lingkup


nasional;

27. Merumuskan konsep rencana tata ruang lingkup


kawasan;

28. Merumuskan program pengembangan wilayah lingkup


kawasan;

29. Membahas naskah dan atau konsep rencana tata ruang;

30. Menyusun naskah akademis proses legalitas rencana


tata ruang;

31. Menyusun telaahan peraturan/perundang-undangan


perencanaan tata ruang, tingkat kabupaten/kota;

32. Menyusun naskah akademis NSPM perencanaan tata


ruang;

33. Melakukan sosialisasi hasil perencanaan tata ruang atau


NSPM perencanaan tata ruang lingkup kawasan;

34. Menyiapkan desain survei pemanfaatan ruang lingkup


wilayah;

35. Menyiapkan desain survei pemanfaatan ruang lingkup


kawasan;

36. Melakukan pengumpulan dan pengolahan data


pemanfaatan ruang lingkup nasional;

37. Mengkaji data dalam rangka penyusunan program


pemanfaatan ruang lingkup wilayah;

38. Mengkaji data dalam rangka penyusunan program


pemanfaatan ruang lingkup kawasan;

14
39. Menyusun konsep program pemanfaatan ruang lingkup
kawasan;

40. Menyusun konsep sinkronisasi program lingkup


kawasan;

41. Menyusun konsep perangkat insentif dan disinsentif


lingkup kawasan;

42. Menelaah peraturan perundangan terkait investasi


dalam rangka pemanfaatan ruang pemerintah

43. Menelaah peraturan perundangan terkait investasi


dalam rangka pemanfaatan ruang swasta

44. Menelaah peraturan perundangan terkait investasi


dalam rangka pemanfaatan ruang masyarakat

45. Menganalisis berbagai permasalahan dalam


pemanfaatan ruang;

46. Membahas konsep program atau perijinan;

47. Menyusun naskah akademis NSPM pemanfaatan ruang;

48. Melakukan sosialisasi hasil pemanfaatan ruang atau


NSPM pemanfaatan ruang lingkup kawasan;

49. Mengevaluasi pekerjaan pihak ketiga yang berkaitan


dengan pemanfaatan ruang lingkup wilayah;

50. Mengevaluasi pekerjaan pihak ketiga yang berkaitan


dengan pemanfaatan ruang lingkup kawasan;

51. Menyiapkan desain survei pengendalian pemanfaatan


ruang lingkup wilayah;

52. Menyiapkan desain survei pengendalian pemanfaatan


ruang lingkup kawasan;

53. Melakukan pengumpulan dan pengolahan data


pengendalian pemanfaatan ruang lingkup nasional;

15
54. Melakukan pemantauan/evaluasi/pelaporan pengendalian
pemanfataan ruang lingkup nasional;

55. Mengevaluasi dan merumuskan rekomendasi perijinan


pemanfaatan ruang;

56. Menyusun telaahan peraturan/perundang-undangan


perijinan pemanfaatan ruang, tingkat kabupaten/kota;

57. Mengkaji pelaksanaan rencana tata ruang;

58. Mengkaji strategi pengendalian pemanfaatan ruang


lingkup kawasan;

59. Menyusun rancang bangun instrumen pengendalian


pemanfaatan ruang lingkup kawasan;

60. Menyusun konsep peraturan perundangan-undangan


tentang pengendalian pemanfaatan ruang, tingkat
kabupaten/kota;

61. Menyusun telaahan peraturan/perundang-undangan


pengendalian pemanfaatan ruang, tingkat kabupaten/
kota;

62. Membahas konsep pengendalian pemanfaatan ruang


atau hasil dari pengendalian pemanfaatan ruang;

63. Menyusun naskah akademis NSPM pengendalian


pemanfaatan ruang;

64. Melakukan sosialisasi hasil pengendalian pemanfaatan


ruang atau NSPM pengendalian pemanfaatan ruang
lingkup kawasan;

65. Mengevaluasi pekerjaan pihak ketiga yang berkaitan


dengan pengendalian pemanfaatan ruang lingkup
wilayah;

66. Mengevaluasi pekerjaan pihak ketiga yang berkaitan


dengan pengendalian pemanfaatan ruang lingkup
kawasan;

16
c. Penata Ruang Madya
1. Menyiapkan desain survei perencanaan tata ruang
lingkup nasional;
2. Mengkaji peluang pembangunan lingkup nasional;
3. Mengkaji kriteria penataan wilayah ekosistem;
4. Mengkaji struktur dan pola pemanfaatan ruang yang
ada dan kecenderungan perkembangannya lingkup
nasional;
5. Mengkaji kebijakan dan strategi pengembangan
wilayah lingkup nasional;
6. Mengkaji kebijakan dan strategi pengembangan
wilayah lingkup wilayah;
7. Mengkaji indikasi program pembangunan lingkup
nasional;
8. Mengkaji indikasi program pembangunan lingkup
wilayah;
9. Peninjauan kembali rencana tata ruang, mengkaji
kesahihan rencana tata ruang lingkup nasional;
10. Mengkaji faktor eksternal dan internal yang
mempengaruhi rencana tata ruang lingkup nasional;
11. Merumuskan konsep rencana tata ruang lingkup
nasional;
12. Merumuskan konsep rencana tata ruang lingkup
wilayah;
13. Merumuskan program pengembangan wilayah lingkup
nasional;
14. Merumuskan program pengembangan wilayah lingkup
wilayah;
15. Membahas naskah dan atau konsep rencana tata ruang;
16. Menyusun telaahan peraturan/perundang-undangan
perencanaan tata ruang, tingkat nasional;
17. Menyusun telaahan peraturan/perundang-undangan
perencanaan tata ruang, tingkat provinsi;
18. Menyusun konsep NSPM perencanaan tata ruang;
19. Melakukan sosialisasi rencana tata ruang atau NSPM
perencanaan tata ruang lingkup nasional;

17
20. Melakukan sosialisasi rencana tata ruang atau NSPM
perencanaan tata ruang lingkup wilayah;
21. Mengevaluasi pekerjaan pihak ketiga yang berkaitan
dengan perencanaan tata ruang lingkup nasional;
22. Mengevaluasi pekerjaan pihak ketiga yang berkaitan
dengan perencanaan tata ruang lingkup wilayah;
23. Mengevaluasi pekerjaan pihak ketiga yang berkaitan
dengan perencanaan tata ruang lingkup kawasan;
24. Menyiapkan desain survei pemanfaatan ruang lingkup
nasional;
25. Mengkaji data dalam rangka penyusunan program
pemanfaatan ruang lingkup nasional;
26. Menyusun konsep program pemanfaatan ruang lingkup
nasional;
27. Menyusun konsep program pemanfaatan ruang lingkup
wilayah;
28. Menyusun konsep sinkronisasi program lingkup
nasional;
29. Menyusun konsep sinkronisasi program lingkup wilayah;
30. Menyusun konsep perangkat insentif dan disinsentif
lingkup nasional;
31. Menyusun konsep perangkat insentif dan disinsentif
lingkup wilayah;
32. Menyusun program investasi dalam rangka pemanfaatan
ruang lingkup wilayah

33. Menyusun program investasi dalam rangka pemanfaatan


ruang lingkup kawasan

34. Merumuskan konsep rekomendasi pemanfaatan ruang;


35. Membahas konsep program atau perijinan;
36. Menyusun konsep NSPM pemanfaatan ruang;
37. Melakukan sosialisasi hasil pemanfaatan ruang atau
NSPM pemanfaatan ruang lingkup nasional;
38. Melakukan sosialisasi hasil pemanfaatan ruang atau
NSPM pemanfaatan ruang lingkup wilayah;

18
39. Mengevaluasi pekerjaan pihak ketiga yang berkaitan
dengan pemanfaatan ruang lingkup nasional;

40. Menyiapkan desain survei pengendalian pemanfaatan


ruang lingkup nasional;

41. Menyusun telaahan peraturan/perundang-undangan


perijinan pemanfaatan ruang, tingkat nasional;
42. Menyusun telaahan peraturan/perundang-undangan
perijinan pemanfaatan ruang, tingkat provinsi;
43. Menyusun konsep regulasi zona (zoning regulation)
sebagai alat pengendali pemanfaatan ruang
44. Menyusun konsep sosialisasi penerapan regulasi zona
(zoning regulation)
45. Menyusun konsep rekomendasi tindak lanjut
penyimpangan pemanfaatan ruang dalam rangka
pengawasan dan penertiban;

46. Melakukan kajian terhadap produk hukum dan


kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang;

47. Mengkaji strategi pengendalian pemanfaatan ruang


lingkup nasional;

48. Mengkaji strategi pengendalian pemanfaatan ruang


lingkup wilayah;

49. Menyusun rancang bangun instrumen pengendalian


pemanfaatan ruang lingkup nasional;

50. Menyusun rancang bangun instrumen pengendalian


pemanfaatan ruang lingkup wilayah;

51. Menyusun konsep peraturan perundangan-undangan


tentang pengendalian pemanfaatan ruang, tingkat
nasional;

52. Menyusun konsep peraturan perundangan-undangan


tentang pengendalian pemanfaatan ruang, tingkat
provinsi;

53. Menyusun telaahan peraturan/perundang-undangan


pengendalian pemanfaatan ruang, tingkat nasional;

19
54. Menyusun telaahan peraturan/perundang-undangan
pengendalian pemanfaatan ruang, tingkat provinsi;

55. Membahas konsep pengendalian pemanfaatan ruang


atau hasil dari pengendalian pemanfaatan ruang;

56. Menyusun rancangan NSPM pengendalian pemanfaatan


ruang;

57. Melakukan sosialisasi hasil pengendalian pemanfaatan


ruang atau NSPM pengendalian pemanfaatan ruang
lingkup nasional;

58. Melakukan sosialisasi hasil pengendalian pemanfaatan


ruang atau NSPM pengendalian pemanfaatan ruang
lingkup wilayah;

59. Mengevaluasi pekerjaan pihak ketiga yang berkaitan


dengan pengendalian pemanfaatan ruang lingkup
nasional;

(2) Penata Ruang Pertama sampai dengan Penata Ruang Madya


yang melaksanakan kegiatan pengembangan profesi dan
penunjang tugas Penata Ruang diberikan nilai angka kredit
sebagaimana tersebut dalam Lampiran I Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ini.

Pasal 9

Apabila pada suatu unit kerja tidak terdapat Penata Ruang yang
sesuai dengan jenjang jabatannya untuk melaksanakan kegiatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1), maka Penata
Ruang lain yang berada satu tingkat di atas atau satu tingkat di
bawah jenjang jabatannya dapat melakukan kegiatan tersebut
berdasarkan penugasan secara tertulis dari pimpinan unit kerja
yang bersangkutan.

Pasal 10

Penilaian angka kredit pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 9 ditetapkan sebagai berikut:

a. Penata Ruang yang melaksanakan tugas Penata Ruang satu


tingkat di atas jenjang jabatannya, angka kredit yang
diperoleh ditetapkan sebesar 80 % (delapan puluh persen)

20
dari angka kredit setiap butir kegiatan, sebagaimana tersebut
dalam Lampiran I Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara ini;

b. Penata Ruang yang melaksanakan tugas Penata Ruang satu


tingkat di bawah jenjang jabatannya, angka kredit yang
diperoleh ditetapkan sama (100 %) dengan angka kredit dari
setiap butir kegiatan, sebagaimana tersebut dalam Lampiran
I Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
ini.

Pasal 11

(1) Unsur kegiatan yang dinilai dalam memberikan angka kredit


terdiri atas:

a. Unsur utama;

b. Unsur penunjang.

(2) Unsur utama terdiri atas:

a. Pendidikan;

b. Perencanaan tata ruang dan/atau peninjauan kembali


rencana tata ruang;

c. Pemanfaatan ruang;

d. Pengendalian pemanfaatan ruang;

e. Pengembangan profesi.

(3) Unsur penunjang adalah kegiatan yang mendukung


pelaksanaan tugas Penata Ruang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 huruf f.

(4) Rincian kegiatan Penata Ruang dan angka kredit masing-


masing unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
Penata Ruang adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran I
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
ini.

Pasal 12

(1) Jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi


oleh setiap PNS untuk dapat diangkat dalam jabatan dan
kenaikan jabatan/pangkat Penata Ruang, adalah sebagaimana

21
tersebut dalam Lampiran II Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara ini.

(2) Jumlah angka kredit kumulatif minimal sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) adalah :

a. Paling rendah 80 % (delapan puluh persen) angka kredit


berasal dari unsur utama; dan

b. Paling tinggi 20 % (dua puluh persen) angka kredit berasal


dari unsur penunjang.

Pasal 13

(1) Penata Ruang yang telah memiliki angka kredit melebihi


angka kredit yang telah ditentukan untuk kenaikan
jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan angka
kredit tersebut dapat diperhitungkan untuk kenaikan jabatan
/pangkat berikutnya.

(2) Penata Ruang yang telah mencapai angka kredit untuk


kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi pada tahun
pertama dalam masa jabatan/pangkat yang didudukinya,
pada tahun berikutnya diwajibkan mengumpulkan angka
kredit paling rendah 20 % (dua puluh persen) dari jumlah
angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan/
pangkat setingkat lebih tinggi yang berasal dari kegiatan
tugas pokok.

Pasal 14

Penata Ruang Madya pangkat Pembina golongan ruang IV/a dan


Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b yang akan naik pangkat
setingkat lebih tinggi, angka kredit kumulatif yang dipersyaratan
untuk kenaikan pangkat, paling rendah 12 (dua belas) angka
kredit harus berasal dari unsur pengembangan profesi.

Pasal 15

Penata Ruang Madya, pangkat Pembina Utama Muda golongan


ruang IV/c, setiap tahun sejak menduduki pangkat/ jabatannya
diwajibkan mengumpulkan angka kredit dari kegiatan tugas pokok
paling rendah 20 (dua puluh) angka kredit.

Pasal 16

22
(1) Penata Ruang yang secara bersama-sama membuat karya
tulis/karya ilmiah di bidang penataan ruang, pembagian
angka kreditnya ditetapkan sebagai berikut:

a. 60 % (enam puluh persen) bagi penulis utama;

b. 40 % (empat puluh persen) dibagi rata untuk semua penulis


pembantu.

(2) Jumlah penulis pembantu sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) huruf b, paling banyak terdiri dari 3 (tiga) orang.

BAB VI

PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT

Pasal 17

(1) Untuk kelancaran penilaian dan penetapan angka kredit,


setiap Penata Ruang diwajibkan mencatat dan
menginventarisasi seluruh kegiatan yang dilakukan.

(2) Apabila dari hasil catatan atau inventarisasi seluruh kegiatan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sudah dapat memenuhi
jumlah angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan
jabatan/pangkat, secara hirarkhi Penata Ruang dapat
mengajukan usul penilaian dan penetapan angka kredit.

(3) Penilaian dan penetapan angka kredit Penata Ruang dilakukan


paling singkat 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun, yaitu 3 (tiga)
bulan sebelum periode kenaikan pangkat PNS.

Pasal 18

(1) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, adalah:

a. Menteri Pekerjaan Umum atau pejabat eselon I yang


ditunjuk bagi Penata Ruang Madya yang berada di
lingkungan Departemen Pekerjaan Umum dan instansi
lainnya di luar Departemen Pekerjaan Umum;

b. Direktur Jenderal Penataan Ruang Departemen Pekerjaan


Umum bagi Penata Ruang Pertama sampai dengan Penata

23
Ruang Muda yang berada di lingkungan Direktorat Jenderal
Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum;

c. Sekretaris Jenderal Departemen, Sekretaris Jenderal


Lembaga Tinggi Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah
Non Departemen atau pejabat eselon I lainnya yang
setingkat dengan itu bagi Penata Ruang Pertama sampai
dengan Penata Ruang Muda yang bekerja pada instansi
yang bersangkutan;

d. Kepala Dinas Provinsi yang secara fungsional bertanggung


jawab di bidang penataan ruang bagi Penata Ruang
Pertama sampai dengan Penata Ruang Muda yang ada di
lingkungan masing-masing;

e. Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang secara fungsional


bertanggung jawab di bidang penataan ruang bagi Penata
Ruang Pertama sampai dengan Penata Ruang Muda yang
ada di lingkungan masing-masing.

(2) Dalam menjalankan kewenangannya, pejabat sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dibantu oleh :

a. Tim Penilai Jabatan Penata Ruang Departemen bagi


Menteri Pekerjaan Umum atau pejabat eselon I yang
ditunjuk, yang selanjutnya disebut Tim Penilai
Departemen;

b. Tim Penilai Jabatan Penata Ruang Unit Kerja bagi Direktur


Jenderal Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum
yang selanjutnya disebut Tim Penilai Unit Kerja;

c. Tim Penilai Jabatan Penata Ruang Tingkat Instansi bagi


Sekretaris Jenderal Departemen, Sekretaris Jenderal
Lembaga Tinggi Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah
Non Departemen, atau pejabat Eselon I lainnya yang
setingkat dengan itu, yang selanjutnya disebut Tim Penilai
Instansi.

24
d. Tim Penilai Jabatan Penata Ruang Provinsi bagi Kepala
Dinas Provinsi yang secara fungsional bertanggung jawab
di bidang penataan ruang yang selanjutnya disebut Tim
Penilai Provinsi;

e. Tim Penilai Jabatan Penata Ruang Kabupaten/Kota bagi


Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang secara fungsional
bertanggung jawab di bidang penataan ruang, yang
selanjutnya disebut Tim Penilai Kabupaten/Kota;

Pasal 19

(1) Tim Penilai terdiri dari unsur unit teknis yang secara
fungsional bertanggung jawab di bidang penataan ruang, unsur
kepegawaian, dan pejabat fungsional Penata Ruang.

(2) Susunan keanggotaan Tim Penilai Jabatan Penata Ruang,


sebagai berikut:

a. Seorang Ketua merangkap anggota dari unsur teknis;

b. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota dari unsur


kepegawaian;

c. Seorang Sekretaris merangkap anggota; dan

d. Paling kurang 4 (empat) orang anggota.

(3) Anggota Tim Penilai dimaksud ayat (2) huruf d, paling kurang
2 (dua) orang dari pejabat fungsional Penata Ruang.

(4) Syarat untuk menjadi anggota Tim Penilai adalah :

a. Menduduki jabatan/pangkat paling rendah sama dengan


jabatan/pangkat Penata Ruang yang dinilai;

b. Memiliki keahlian serta mampu untuk menilai prestasi


kerja Penata Ruang;dan

25
c. Dapat aktif melakukan penilaian.

(5) Apabila jumlah anggota Tim Penilai sebagaimana dimaksud


ayat (3) tidak dapat dipenuhi dari Penata Ruang, maka
anggota Tim Penilai dapat diangkat dari Pegawai Negeri Sipil
lain yang memiliki kompetensi untuk menilai prestasi kerja
Penata Ruang.

Pasal 20

(1) Apabila Tim Penilai Instansi belum dapat dibentuk karena


belum memenuhi syarat keanggotaan Tim Penilai yang
ditentukan, penilaian dan penetapan angka kredit Penata
Ruang dapat dimintakan kepada Tim Penilai Departemen.

(2) Apabila Tim Penilai Provinsi, belum dapat dibentuk karena


belum memenuhi syarat keanggotaan Tim Penilai yang
ditentukan, penilaian dan penetapan angka kredit Penata
Ruang dapat dimintakan kepada Tim Penilai Provinsi lain
terdekat, atau Tim Penilai Departemen.

(3) Apabila Tim Penilai Kabupaten/Kota, belum dapat dibentuk


karena belum memenuhi syarat keanggotaan Tim Penilai yang
ditentukan, penilaian dan penetapan angka kredit Penata
Ruang dapat dimintakan kepada Tim Penilai Kabupaten/Kota
lain terdekat, atau Tim Penilai Provinsi yang bersangkutan.

(4) Pembentukan dan susunan Anggota Tim Penilai ditetapkan


oleh:

a. Menteri Pekerjaan Umum untuk Tim Penilai Departemen


dan Tim Penilai Unit Kerja;

b. Pimpinan Instansi Pusat untuk Tim Penilai Instansi;

26
c. Kepala Dinas Provinsi yang secara fungsional bertanggung
jawab di bidang penataan ruang untuk Tim Penilai Provinsi;

d. Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang secara fungsional


bertanggung jawab di bidang penataan ruang untuk Tim
Penilai Kabupaten/Kota.

Pasal 21

(1) Masa jabatan Anggota Tim Penilai adalah 3 (tiga) tahun dan
dapat diangkat kembali untuk masa jabatan berikutnya.

(2) Pegawai Negeri Sipil yang telah menjadi Anggota Tim Penilai
dalam 2 (dua) masa jabatan berturut-turut, dapat diangkat
kembali setelah melampaui masa tenggang waktu 1 (satu)
masa jabatan.

(3) Dalam hal terdapat Anggota Tim Penilai yang ikut dinilai,
maka Ketua Tim Penilai dapat mengangkat Anggota Tim
Penilai Pengganti.

Pasal 22

Tata kerja dan tata cara penilaian Tim Penilai Jabatan Penata
Ruang ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum selaku Pimpinan
Instansi Pembina Jabatan Penata Ruang.

Pasal 23

Usul penetapan angka kredit Penata Ruang diajukan oleh:

a. Pejabat eselon II yang secara fungsional bertanggung jawab di


bidang penataan ruang kepada Menteri Pekerjaan Umum
untuk angka kredit Penata Ruang Madya di lingkungan masing-
masing;

b. Pejabat eselon III yang secara fungsional bertanggung jawab


di bidang kepegawaian pada unit kerja penataan ruang
Departemen Pekerjaan Umum kepada Direktur Jenderal

27
Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum untuk angka
kredit Penata Ruang Pertama sampai dengan Penata Ruang
Muda yang berada di lingkungan Direktorat Jenderal Penataan
Ruang Departemen Pekerjaan Umum.

c. Pejabat eselon II yang secara fungsional bertanggung jawab di


bidang kepegawaian yang bersangkutan kepada Sekretaris
Jenderal Departemen, Sekretaris Jenderal Lembaga Tinggi
Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen atau
pejabat eselon I lainnya yang setingkat dengan itu untuk
angka kredit Penata Ruang Pertama sampai dengan Penata
Ruang Muda di lingkungan masing-masing;

d. Pejabat eselon III yang secara fungsional bertanggung jawab


di bidang kepegawaian pada unit kerja penataan ruang pada
Dinas Provinsi yang secara fungsional bertanggung jawab di
bidang penataan ruang kepada Kepala Dinas Provinsi yang
secara fungsional bertanggung jawab di bidang penataan
ruang untuk angka kredit Penata Ruang Pertama sampai
dengan Penata Ruang Muda di lingkungan Pemerintah Daerah
Provinsi;

e. Pejabat eselon III yang secara fungsional bertanggung jawab


di bidang kepegawaian pada unit kerja penataan ruang pada
Dinas Kabupaten/Kota yang secara fungsional bertanggung
jawab di bidang penataan ruang kepada Kepala Dinas
Kabupaten/Kota yang secara fungsional bertanggung jawab di
bidang penataan ruang untuk angka kredit Penata Ruang
Pertama sampai dengan Penata Ruang Muda di lingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

Pasal 24

(1) Angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang


menetapkan angka kredit, digunakan untuk
mempertimbangkan kenaikan jabatan/pangkat Penata Ruang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

28
(2) Keputusan pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit
tidak dapat diajukan keberatan oleh Penata Ruang yang
bersangkutan.

BAB VII

PENGANGKATAN DALAM JABATAN PENATA RUANG

Pasal 25

Pejabat yang berwenang mengangkat dalam jabatan Penata


Ruang adalah pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 26

(1) PNS yang diangkat untuk pertama kali dalam jabatan Penata
Ruang harus memenuhi syarat:

a. Berijazah paling rendah Sarjana (S1) sesuai dengan


kualifikasi yang ditentukan;

b. Pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a;


dan

c. Setiap unsur penilaian prestasi kerja dan pelaksanaan


pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
(DP3) paling rendah bernilai baik dalam 1(satu) tahun
terakhir.

(2) Pengangkatan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


adalah pengangkatan untuk mengisi lowongan formasi jabatan
Penata Ruang melalui pengangkatan Calon Pegawai Negeri
Sipil.

(3) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan fungsional


Penata Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
paling lama 2 (dua) tahun setelah diangkat harus mengikuti
dan lulus diklat fungsional Penata Ruang yang ditentukan oleh
Instansi Pembina Jabatan Fungsional Penata Ruang.

29
(4) Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
yang tidak lulus diklat fungsional Penata Ruang,
diberhentikan dari jabatan Penata Ruang.

Pasal 27

Disamping persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 26,


pengangkatan PNS dalam jabatan Penata Ruang dilaksanakan
sesuai dengan formasi jabatan Penata Ruang, sebagai berikut :

a. Pengangkatan PNS Pusat dalam jabatan Penata Ruang


dilaksanakan sesuai dengan formasi jabatan Penata Ruang
yang ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung jawab
dibidang pendayagunaan aparatur negara setelah mendapat
pertimbangan Kepala BKN;

b. Pengangkatan PNS Daerah dalam jabatan Penata Ruang


dilaksanakan sesuai dengan formasi jabatan Penata Ruang
yang ditetapkan oleh Kepala Daerah masing-masing setelah
mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang
bertanggung jawab dibidang pendayagunaan aparatur negara
setelah mendapat pertimbangan Kepala BKN.

Pasal 28

(1) Pengangkatan PNS dari jabatan lain ke dalam jabatan


Penata Ruang dapat dipertimbangkan dengan ketentuan
sebagai berikut:

a. Memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25


ayat (1) dan Pasal 27;

b. Memiliki pengalaman dalam kegiatan penataan ruang


paling singkat 2 (dua) tahun;

c. Telah mengikuti dan lulus diklat fungsional Penata


Ruang;

30
d. Usia paling tinggi 50 tahun; dan

e. Setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan


pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
(DP3) paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir.

(2) Pangkat yang ditetapkan bagi PNS sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) adalah sama dengan pangkat yang dimilikinya,
dan jenjang jabatan Penata Ruang ditetapkan sesuai dengan
jumlah angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang menetapkan angka kredit.

(3) Jumlah angka kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


ditetapkan dari unsur utama dan unsur penunjang.

BAB VIII

PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, DAN


PEMBERHENTIAN DARI JABATAN

Pasal 29

(1) Penata Ruang Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang


III/a sampai dengan Penata Ruang Madya pangkat Pembina
Tingkat I golongan ruang IV/b, dibebaskan sementara dari
jabatannya apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak
menduduki pangkat terakhir tidak dapat mengumpulkan
angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat
setingkat lebih tinggi.

(2) Penata Ruang Madya pangkat Pembina Utama Muda golongan


ruang IV/c, dibebaskan sementara dari jabatan apabila
setiap tahun sejak menduduki pangkat/jabatannya tidak
dapat mengumpulkan angka kredit paling rendah 20 (dua
puluh) dari kegiatan tugas pokok.
31
(3) Selain pembebasan sementara sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2), Penata Ruang dibebaskan sementara
dari jabatannya apabila :

a. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat


berupa jenis hukuman disiplin penurunan pangkat;

b. Diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil;

c. Ditugaskan secara penuh di luar jabatan Penata Ruang;

d. Menjalani cuti di luar tanggungan negara, kecuali untuk


persalinan keempat dan seterusnya;

e. Tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan.

Pasal 30

(1) Penata Ruang yang telah selesai menjalani pembebasan


sementara sebagaimana dimaksud pada Pasal 29, dapat
diangkat kembali dalam jabatan Penata Ruang.

(2) Pengangkatan kembali dalam jabatan Penata Ruang


sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat menggunakan
angka kredit terakhir yang dimiliki dan dari prestasi kerja di
bidang penataan ruang yang diperoleh selama tidak
menduduki jabatan Penata Ruang setelah ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit.

Pasal 31

Penata Ruang diberhentikan dari jabatannya apabila :

a. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan


sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 29 ayat (1), tidak dapat mengumpulkan angka kredit
yang ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih
tinggi;

32
b. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan
sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 29 ayat (2), tidak dapat mengumpulkan angka kredit
yang ditentukan; atau

c. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat dan telah mempunyai


kekuatan hukum tetap, kecuali hukuman disiplin berat berupa
penurunan pangkat.

Pasal 32

Pembebasan sementara, pengangkatan kembali, dan


pemberhentian dari jabatan Penata Ruang sebaaimana dimaksud
Pasal 29, Pasal 30, dan Pasal 31 ditetapkan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian yang bersangkutan atau pejabat lain yang ditunjuk
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BAB IX

PENYESUAIAN / INPASSING DALAM JABATAN

DAN ANGKA KREDIT

Pasal 33

(1) Pegawai Negeri Sipil yang pada saat ditetapkan Peraturan ini
telah dan masih melaksanakan tugas di bidang penataan
ruang berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang, dapat
disesuaikan/diinpassing dalam jabatan Penata Ruang dengan
ketentuan :

a. Berijazah paling rendah S1 atau yang setingkat;

b. Pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a;


dan

c. Setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanan


pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
(DP3) paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir.

33
(2) Angka kredit kumulatif untuk penyesuaian/inpassing dalam
jabatan Penata Ruang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
adalah sebagaimana tersebut dalam lampiran III;

(3) Angka kredit kumulatif sebagaimana tersebut dalam lampiran


III, hanya berlaku sekali selama masa penyesuaian/inpassing;

(4) Untuk menjamin perolehan angka kredit bagi Pegawai Negeri


Sipil yang disesuaikan/diinpassing sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) maka dalam melaksanakan penyesuaian/
inpassing perlu mempertimbangkan formasi jabatan.

BAB X

PENUTUP

Pasal 34

Petunjuk pelaksanaan Peraturan ini diatur lebih lanjut oleh


Menteri Pekerjaan Umum dan Kepala Badan Kepegawaian
Negara.

Pasal 35

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

34
LAMPIRAN I : PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN
APARATUR NEGARA
NOMOR :
TANGGAL ::

RINCIAN KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL AHLI PENATAAN RUANG SERTA ANGKA KREDITNYA

SATUAN
NO UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN ANGKA KREDIT PELAKSANA
HASIL

I PENDIDIKAN A. Pendidikan formal dan 1. Doktor (S.3) Ijazah 150 Semua jenjang
mendapat gelar ijazah 2. Pasca Sarjana (S.2) Ijazah 100 Semua jenjang
3. Diploma IV/Sarjana Ijazah 75 Semua jenjang

B. Mengikuti diklat/kursus 1. Lama lebih dari 960 jam Sertifikat 15 Semua jenjang
kedinasan 2. Lama antara 641-960 jam Sertifikat 9 Semua jenjang
3. Lama antara 481-640 jam Sertifikat 6 Semua jenjang
4. Lama antara 161-480 jam Sertifikat 3 Semua jenjang
5. Lama antara 81-160 jam Sertifikat 2 Semua jenjang
6. Lama antara 30-80 jam Sertifikat 1 Semua jenjang

II PERENCANAAN A. Persiapan Penyusunan 1. Menyusun konsep TOR kegiatan perencanaan tata ruang Konsep 0,14 Ahli Pertama
TATA RUANG Kegiatan Perencanaan Tata
dan/atau Ruang
PENINJAUAN
KEMBALI B. Inventarisasi dan Identifikasi 1. Menyiapkan desain survei perencanaan tata ruang:
RENCANA TATA Data Perencanaan Tata a. Lingkup Nasional Desain 0,36 Ahli Madya
RUANG Ruang b. Lingkup Wilayah Desain 0,18 Ahli Muda
c. Lingkup Kawasan Desain 0,16 Ahli Muda

2. Melakukan pengumpulan dan pengolahan data perencanaan tata ruang :


a. Lingkup Nasional Data 0,30 Ahli Muda
b. Lingkup Wilayah Data 0,15 Ahli Pertama
c. Lingkup Kawasan Data 0,15 Ahli Pertama

C. Pengkajian Data 1. Membuat metodologi/pendekatan perencanaan pengembangan wilayah :


Perencanaan Tata Ruang a. Lingkup Nasional Naskah 0,26 Ahli Muda
b. Lingkup Wilayah Naskah 0,11 Ahli Pertama
c. Lingkup Kawasan Naskah 0,11 Ahli Pertama

2. Mengkaji data, potensi dan permasalahan yang terkait dengan bidang


penataan ruang :
a. Lingkup Nasional Naskah 0,35 Ahli Muda
b. Lingkup Wilayah Naskah 0,17 Ahli Pertama
c. Lingkup Kawasan Naskah 0,15 Ahli Pertama

3. Mengkaji tingkat perkembangan wilayah :


a. Lingkup Nasional Naskah 0,24 Ahli Muda
b. Lingkup Wilayah Naskah 0,14 Ahli Pertama
SATUAN
NO UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN ANGKA KREDIT PELAKSANA
HASIL

c. Lingkup Kawasan Naskah 0,15 Ahli Pertama

4. Mengkaji tipologi kawasan Naskah 0,25 Ahli Muda

5. Mengkaji peluang pembangunan :


a. Lingkup Nasional Naskah 0,42 Ahli Madya
b. Lingkup Wilayah Naskah 0,24 Ahli Muda
c. Lingkup Kawasan Naskah 0,24 Ahli Muda

6. Mengkaji kriteria penataan wilayah ekosistem Naskah 0,38 Ahli Madya

7. Mengkaji kebutuhan ruang, prasarana dan sarana wilayah :


a. Lingkup Nasional Naskah 0,28 Ahli Muda
b. Lingkup Wilayah Naskah 0,14 Ahli Pertama
c. Lingkup Kawasan Naskah 0,13 Ahli Pertama

8. Mengkaji struktur dan pola pemanfaatan ruang yang ada dan


kecenderungan perkembangannya :
a. Lingkup Nasional Naskah 0,42 Ahli Madya
b. Lingkup Wilayah Naskah 0,28 Ahli Muda
c. Lingkup Kawasan Naskah 0,28 Ahli Muda

9. Mengkaji kelembagaan terkait dengan penataan ruang Naskah 0,21 Ahli Muda

10. Mengkaji peraturan perundang-undangan terkait dengan penataan ruang Naskah 0,20 Ahli Muda

11. Mengkaji kebijakan dan strategi pengembangan wilayah :


a. Lingkup Nasional Naskah 0,36 Ahli Madya
b. Lingkup Wilayah Naskah 0,34 Ahli Madya
c. Lingkup Kawasan Naskah 0,22 Ahli Muda

12. Mengkaji indikasi program pembangunan :


a. Lingkup Nasional Program 0,41 Ahli Madya
b. Lingkup Wilayah Program 0,38 Ahli Madya
c. Lingkup Kawasan Program 0,23 Ahli Muda

13. Peninjauan kembali rencana tata ruang :


a. Mengkaji kesahihan rencana tata ruang :
1) Lingkup Nasional Naskah 0,35 Ahli Madya
2) Lingkup Wilayah Naskah 0,20 Ahli Muda
SATUAN
NO UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN ANGKA KREDIT PELAKSANA
HASIL

3) Lingkup Kawasan Naskah 0,20 Ahli Muda

b. Mengkaji faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi rencana


tata ruang :
1) Lingkup Nasional Naskah 0,32 Ahli Madya
2) Lingkup Wilayah Naskah 0,18 Ahli Muda
3) Lingkup Kawasan Naskah 0,19 Ahli Muda

c. Mengkaji besaran simpangan antara rencana (peruntukan ruang dan


proyeksi data aspek) dengan kenyataan yang ada :
1) Lingkup Nasional Naskah 0,23 Ahli Muda
2) Lingkup Wilayah Naskah 0,10 Ahli Pertama
3) Lingkup Kawasan Naskah 0,09 Ahli Pertama

d Menentukan tipologi peninjauan kembali rencana tata ruang :


1) Lingkup Nasional Naskah 0,20 Ahli Muda
2) Lingkup Wilayah Naskah 0,17 Ahli Muda
3) Lingkup Kawasan Naskah 0,15 Ahli Muda

D. Pemetaan Perencanaan Tata 1. Mengidentifikasi dan menganalisis informasi, data & peta hasil survei Laporan 0,13 Ahli Pertama
Ruang
2. Membuat konsep peta tata ruang :
a. Peta analisis :
1) Lingkup Nasional Konsep 0,31 Ahli Muda
2) Lingkup Wilayah Konsep 0,12 Ahli Pertama
3) Lingkup Kawasan Konsep 0,13 Ahli Pertama

b. Peta rencana :
1) Lingkup Nasional Konsep 0,29 Ahli Muda
2) Lingkup Wilayah Konsep 0,10 Ahli Pertama
3) Lingkup Kawasan Konsep 0,11 Ahli Pertama

3. Membuat peta tata ruang :


a. Peta kerja Peta 0,11 Ahli Pertama

b. Peta analisis :
1) Tata Ruang Wilayah Skala 1:250.000 s.d. 1:25.000 Peta 0,13 Ahli Pertama
2) Tata Ruang Kawasan Skala 1:100.000 s.d. 1:5.000 Peta 0,12 Ahli Pertama
3) Skala > 1:5.000 Peta 0,11 Ahli Pertama
SATUAN
NO UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN ANGKA KREDIT PELAKSANA
HASIL

c. Peta rencana :
1) Tata Ruang Wilayah Skala 1:250.000 s.d. 1:25.000 Peta 0,16 Ahli Pertama
2) Tata Ruang Kawasan Skala 1:100.000 s.d. 1:5.000 Peta 0,15 Ahli Pertama
3) Skala > 1:5.000 Peta 0,14 Ahli Pertama

E. Perumusan Konsep Rencana 1. Merumuskan konsep rencana tata ruang :


Tata Ruang a. Lingkup Nasional Konsep 0,45 Ahli Madya
b. Lingkup Wilayah Konsep 0,45 Ahli Madya
c. Lingkup Kawasan Konsep 0,30 Ahli Muda

2. Merumuskan program pengembangan wilayah :


a. Lingkup Nasional Program 0,45 Ahli Madya
b. Lingkup Wilayah Program 0,46 Ahli Madya
c. Lingkup Kawasan Program 0,26 Ahli Muda

F. Pembahasan Konsep 1. Membahas naskah atau konsep rencana tata ruang Laporan 0,05 Ahli Pertama, Ahli Muda
Rencana Tata Ruang & Ahli Madya

G. Perumusan Aspek Legal 1. Mengolah data untuk masukan proses legalitas perencanaan tata ruang Laporan 0,13 Ahli Pertama
Perencanaan Tata Ruang
2. Menyusun naskah akademis proses legalitas rencana tata ruang Naskah 0,27 Ahli Muda

3. Menyusun telaahan peraturan/perundang-undangan perencanaan tata


ruang, tingkat :
a. Nasional Laporan 0,27 Ahli Madya
b. Provinsi Laporan 0,22 Ahli Madya
c. Kota/Kabupaten Laporan 0,15 Ahli Muda

H. Penyusunan Konsep NSPM 1. Mengidentifikasi data & informasi NSPM perencanaan tata ruang Laporan 0,15 Ahli Pertama
Perencanaan Tata Ruang

2. Menyusun naskah akademis NSPM perencanaan tata ruang Naskah 0,70 Ahli Muda

3. Menyusun konsep NSPM perencanaan tata ruang Konsep 1,05 Ahli Madya

I. Sosialisasi Perencanaan 1. Menyusun konsep sosialisasi hasil perencanaan tata ruang dan atau Konsep 0,08 Ahli Pertama
Tata Ruang NSPM perencanaan tata ruang

2. Melakukan sosialisasi hasil perencanaan tata ruang atau NSPM


perencanaan tata ruang :
a. Lingkup Nasional Laporan 0,14 Ahli Madya
b. Lingkup Wilayah Laporan 0,14 Ahli Madya
SATUAN
NO UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN ANGKA KREDIT PELAKSANA
HASIL

c. Lingkup Kawasan Laporan 0,09 Ahli Muda

J. Pengevaluasian Pekerjaan 1. Mengevaluasi pekerjaan pihak ketiga yang berkaitan dengan perencanaan
Pihak Ketiga tata ruang :
a. Lingkup Nasional Laporan 0,36 Ahli Madya
b. Lingkup Wilayah Laporan 0,23 Ahli Madya
c. Lingkup Kawasan Laporan 0,20 Ahli Madya

III PEMANFAATAN A. Persiapan Penyusunan 1. Menyusun konsep TOR kegiatan pemanfaatan ruang Konsep 0,12 Ahli Pertama
RUANG Program Pemanfaatan
Ruang

B. Inventarisasi dan Identifikasi 1. Menyiapkan desain survei pemanfaatan ruang :


Data Pemanfaatan Ruang a. Lingkup Nasional Desain 0,34 Ahli Madya
b. Lingkup Wilayah Desain 0,20 Ahli Muda
c. Lingkup Kawasan Desain 0,19 Ahli Muda

2. Melakukan pengumpulan dan pengolahan data pemanfaatan ruang :


a. Lingkup Nasional Data 0,30 Ahli Muda
b. Lingkup Wilayah Data 0,15 Ahli Pertama
c. Lingkup Kawasan Data 0,15 Ahli Pertama

C. Penyusunan Program 1. Mengkaji data dalam rangka penyusunan program pemanfaatan ruang :
Pemanfaatan Ruang a. Lingkup Nasional Naskah 0,36 Ahli Madya
b. Lingkup Wilayah Naskah 0,23 Ahli Muda
c. Lingkup Kawasan Naskah 0,24 Ahli Muda

2. Menyusun konsep program pemanfaatan ruang :


a. Lingkup Nasional Konsep 0,38 Ahli Madya
b. Lingkup Wilayah Konsep 0,36 Ahli Madya
c. Lingkup Kawasan Konsep 0,25 Ahli Muda

3. Menyusun konsep sinkronisasi program :


a. Lingkup Nasional Konsep 0,39 Ahli Madya
b. Lingkup Wilayah Konsep 0,36 Ahli Madya
c. Lingkup Kawasan Konsep 0,25 Ahli Muda

4. Menyusun konsep perangkat insentif dan disinsentif :


a. Lingkup Nasional Konsep 0,38 Ahli Madya
b. Lingkup Wilayah Konsep 0,37 Ahli Madya
c. Lingkup Kawasan Konsep 0,25 Ahli Muda
5 Menyusun program investasi dalam rangka pemanfaatan ruang :
SATUAN
NO UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN ANGKA KREDIT PELAKSANA
HASIL

a. Lingkup Wilayah Laporan 0,41 Ahli Madya


b. Lingkup Kawasan Laporan 0,39 Ahli Madya

6 Menelaah peraturan perundangan terkait investasi dalam rangka


pemanfaatan ruang :
a Pemerintah Laporan 0,31 Ahli Muda
b Swasta Laporan 0,28 Ahli Muda
c Masyarakat Laporan 0,26 Ahli Muda

D. Pengkajian Permasalahan 1. Mengidentifikasi permasalahan pemanfaatan ruang Laporan 0,14 Ahli Pertama
Pemanfaatan Ruang
2. Menganalisis berbagai permasalahan dalam pemanfaatan ruang Laporan 0,23 Ahli Muda

3. Merumuskan konsep rekomendasi pemanfaatan ruang Rekomendasi 0,39 Ahli Madya

E. Pembahasan Konsep 1. Membahas konsep program atau perijinan Laporan 0,05 Ahli Pertama, Ahli Muda
Program dan Perijinan & Ahli Madya

F. Penyusunan Konsep NSPM 1. Mengidentifikasi data & informasi NSPM pemanfaatan ruang Laporan 0,18 Ahli Pertama
Pemanfaatan Ruang
2. Menyusun naskah akademis NSPM pemanfaatan ruang Naskah 0,70 Ahli Muda

3. Menyusun konsep NSPM pemanfaatan ruang Konsep 1,05 Ahli Madya

G. Sosialisasi Pemanfaatan 1. Menyusun konsep sosialisasi hasil pemanfaatan ruang atau NSPM Konsep 0,10 Ahli Pertama
Ruang pemanfataan ruang

2. Melakukan sosialisasi hasil pemanfaatan ruang atau NSPM pemanfaatan


ruang :
a. Lingkup Nasional Laporan 0,14 Ahli Madya
b. Lingkup Wilayah Laporan 0,14 Ahli Madya
c. Lingkup Kawasan Laporan 0,09 Ahli Muda

H. Pengevaluasian Pekerjaan 1. Mengevaluasi pekerjaan pihak ketiga yang berkaitan dengan pemanfaatan
Pihak Ketiga ruang :
a. Lingkup Nasional Laporan 0,36 Ahli Madya
b. Lingkup Wilayah Laporan 0,22 Ahli Muda
c. Lingkup Kawasan Laporan 0,20 Ahli Muda

IV PENGENDALIAN A. Persiapan Kegiatan 1. Menyusun konsep TOR kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang Konsep 0,12 Ahli Pertama
PEMANFAATAN Pengendalian Pemanfaatan
RUANG Ruang
SATUAN
NO UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN ANGKA KREDIT PELAKSANA
HASIL

B. Inventarisasi dan Identifikasi 1. Menyiapkan desain survei pengendalian pemanfaatan ruang :


Data Pengendalian a. Lingkup Nasional Desain 0,30 Ahli Madya
Pemanfaatan Ruang b. Lingkup Wilayah Desain 0,18 Ahli Muda
c. Lingkup Kawasan Desain 0,16 Ahli Muda

2. Melakukan pengumpulan dan pengolahan data pengendalian pemanfaatan


ruang :
a. Lingkup Nasional Data 0,30 Ahli Muda
b. Lingkup Wilayah Data 0,15 Ahli Pertama
c. Lingkup Kawasan Data 0,15 Ahli Pertama

C. Pengawasan 1. Melakukan pemantauan/evaluasi/pelaporan pengendalian pemanfataan


ruang :
a. Lingkup Nasional Laporan 0,25 Ahli Muda
b. Lingkup Wilayah Laporan 0,13 Ahli Pertama
c. Lingkup Kawasan Laporan 0,13 Ahli Pertama

2. Menyusun konsep rekomendasi tindak lanjut penyimpangan pemanfaatan Rekomendasi 0,20 Ahli Madya
ruang dalam rangka pengawasan dan penertiban

D. Perijinan Pemanfataan 1. Mengevaluasi dan merumuskan rekomendasi perijinan pemanfaatan ruang Rekomendasi 0,25 Ahli Muda
Ruang

2. Menyusun telaahan peraturan/perundang-undangan perijinan pemanfaatan


ruang, tingkat :
a. Nasional Laporan 0,26 Ahli Madya
b. Provinsi Laporan 0,22 Ahli Madya
c. Kota/Kabupaten Laporan 0,13 Ahli Muda

E Penerapan Regulasi Zona 1. Menyusun konsep regulasi zona (zoning regulation) sebagai alat Konsep 0,42 Ahli Madya
dalam rangka Pengendalian pengendali pemanfaatan ruang
Pemanfaatan Ruang
2. Menyusun konsep sosialisasi penerapan regulasi zona (zoning regulation) Konsep 0,38 Ahli Madya

F. Pengkajian Permasalahan 1. Mengidentifikasi permasalahan pengendalian pemanfaatan ruang Laporan 0,14 Ahli Pertama
Kebijakan Pengendalian
Pemanfaatan Ruang 2. Mengkaji pelaksanaan rencana tata ruang Naskah 0,26 Ahli Muda

3. Melakukan kajian terhadap produk hukum dan kebijakan pengendalian Naskah 0,36 Ahli Madya
pemanfaatan ruang
4. Mengkaji strategi pengendalian pemanfaatan ruang :
a. Lingkup Nasional Naskah 0,45 Ahli Madya
SATUAN
NO UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN ANGKA KREDIT PELAKSANA
HASIL

b. Lingkup Wilayah Naskah 0,42 Ahli Madya


c. Lingkup Kawasan Naskah 0,24 Ahli Muda

5. Menyusun rancang bangun instrumen pengendalian pemanfaatan ruang


a. Lingkup Nasional Naskah 0,40 Ahli Madya
b. Lingkup Wilayah Naskah 0,38 Ahli Madya
c. Lingkup Kawasan Naskah 0,28 Ahli Muda

6. Menyusun konsep peraturan perundangan-undangan tentang


pengendalian pemanfaatan ruang, tingkat :
a. Nasional Konsep 0,37 Ahli Madya
b. Provinsi Konsep 0,36 Ahli Madya
c. Kota/Kabupaten Konsep 0,20 Ahli Muda

7. Menyusun telaahan peraturan/perundang-undangan pengendalian


pemanfaatan ruang, tingkat :
a, Nasional Laporan 0,31 Ahli Madya
b. Provinsi Laporan 0,25 Ahli Madya
c. Kota/Kabupaten Laporan 0,15 Ahli Muda

G. Pembahasan Konsep dan 1. Membahas konsep pengendalian pemanfataan ruang atau hasil dari Laporan 0,05 Ahli Pertama, Ahli Muda
atau Hasil Pengendalian pengendalian pemanfaatan ruang & Ahli Madya
Pemanfaatan Ruang

H. Penyusunan Konsep NSPM 1. Mengidentifikasi data & informasi NSPM pengendalian pemanfaatan ruang Laporan 0,18 Ahli Pertama
Pengendalian Pemanfaatan
Ruang 2 Menyusun naskah akademis NSPM pengendalian pemanfaatan ruang Naskah 0,70 Ahli Muda

3. Menyusun rancangan NSPM pengendalian pemanfaatan ruang Konsep 1,05 Ahli Madya

I Sosialisasi Pengendalian 1. Menyusun konsep sosialisasi hasil pengendalian pemanfaatan ruang atau Konsep 0,10 Ahli Pertama
Pemanfaatan Ruang NSPM pengendalian pemanfaatan ruang

2. Melakukan sosialisasi hasil pengendalian pemanfaatan ruang atau NSPM


pengendalian pemanfaatan ruang :
a. Lingkup Nasional Laporan 0,14 Ahli Madya
b. Lingkup Wilayah Laporan 0,14 Ahli Madya
c. Lingkup Kawasan Laporan 0,09 Ahli Muda

J Pengevaluasian Pekerjaan 1. Mengevaluasi pekerjaan pihak ketiga yang berkaitan dengan pengendalian
Pihak Ketiga pemanfaatan ruang :
SATUAN
NO UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN ANGKA KREDIT PELAKSANA
HASIL

a. Lingkup Nasional Laporan 0,35 Ahli Madya


b. Lingkup Wilayah Laporan 0,22 Ahli Muda
c. Lingkup Kawasan Laporan 0,19 Ahli Muda

V PENGEMBANGAN A. Penyusunan Karya Tulis, 1 Karya tulis ilmiah hasil penelitian dan evaluasi di bidang penataan ruang :
PROFESI Karya Ilmiah di bidang a Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional Tiap Buku 12,50 Semua Jenjang
Penataan Ruang b Dalam bentuk makalah ilmiah yang diakui oleh lembaga ilmu Tiap Naskah 12,50 Semua Jenjang
pengetahuan indonesia
2 Karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri
di bidang penataan ruang :
a Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional Tiap Buku 8,00 Semua Jenjang
b Dalam bentuk makalah ilmiah yang diakui oleh lembaga ilmu Tiap Naskah 4,00 Semua Jenjang
pengetahuan indonesia

3 Karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri
di bidang penataan ruang :
a Dalam bentuk buku Tiap Buku 7,00 Semua Jenjang
b Dalam bentuk makalah Tiap Naskah 3,50 Semua Jenjang

4 Penyampaian gagasan/narasumber dan atau ulasan ilmiah dalam Tiap Gagasan 2,50 Semua Jenjang
pertemuan ilmiah

B. Perumusan Sistem 1 Merumuskan sistem pengawasan di bidang penataaan ruang yang Tiap Rumusan 2,50 Semua Jenjang
Pengawasan di Bidang mengandung nilai-nilai pembaharuan
Penataaan Ruang 2 Merumuskan sistem pengawasan di bidang penataaan ruang yang Tiap Rumusan 1,50 Semua Jenjang
mengandung nilai-nilai penyemprnaan atau perbaikan

C. Penyusunan Pedoman/ 1. Membuat buku pedoman/petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis/ buku Tiap Buku 2,00 Semua Jenjang
Petunjuk Pelaksanaan/ referensi di bidang penataaan ruang
Petunjuk Teknis di Bidang
Penataan Ruang

D. Menterjemahkan/menyadur 1 Menterjemahkan/saduran dalam bidang penataan ruang :


buku dan bahan-bahan lain a Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional Tiap Buku 7,00 Semua Jenjang
di bidang Bidang Penataaan b Dalam bentuk makalah ilmiah yang diakui oleh LIPI Tiap Naskah 3,50 Semua Jenjang
Ruang
2 Menterjemahkan/saduran dalam bidang penataaan ruang yang
dipublikasikan :
a Dalam bentuk buku Tiap Naskah 3,00 Semua Jenjang
b Dalam bentuk makalah Tiap Naskah 1,50 Semua Jenjang

3 Membuat abstrak tulisan ilmiah yang dimuat dalam penerbitan Tiap Naskah 1,50 Semua Jenjang
SATUAN
NO UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN ANGKA KREDIT PELAKSANA
HASIL

E. Pemberian Bimbingan Teknis 1 Memberikan bimbingan teknik kepada pejabat fungsional yang berada di Tiap 0,20 Semua Jenjang
bawah jenjang jabatannya Bimbingan

2 Memberikan bantuan teknik kepada pejabat struktural dan staf yang Tiap 0,20 Semua Jenjang
memerlukan bantuan teknik di bidang penataan ruang Bimbingan

F. Pemberian Penyuluhan di 1 Penyuluhan ke instansi lain mengenai bidang penataan ruang atas Tiap 0,40 Semua Jenjang
Bidang Penataan Ruang permintaan institusi Penyuluhan
2 Penyuluhan ke masyarakat mengenai bidang penataan ruang atas Tiap 0,40 Semua Jenjang
permintaan institusi Penyuluhan

G. Pemberian Diseminasi/ 1 Diseminasi produk hukum, pedoman, petunjuk teknis Tiap Buku 0,40 Semua Jenjang
Sosialisasi di bidang 2 Sosialiasi produk hukum, pedoman, petunjuk teknis Tiap Buku 1,40 Semua Jenjang
penataan ruang

VI PENUNJANG A. Mengajar/melatih pada Diklat 1, Mengajar/melatih pada kegiatan Diklat Pegawai Tiap 2 Jam 0,40 Semua Jenjang
PELAKSANAAN pegawai Pel
TUGAS PENATA
RUANG
B. Mengikuti 1 Mengikuti seminar/lokakarya atau simposium :
Seminar/Lokakarya/ a Sebagai Pemrasaran Tiap S/L 3,00 Semua Jenjang
Simposium b Sebagai moderator Tiap S/L 2,00 Semua Jenjang
c Sebagai Pembahas Tiap S/L 2,00 Semua Jenjang
d Sebagai Nara Sumber Tiap S/L 2,00 Semua Jenjang
e Sebagai Peserta Tiap S/L 1,00 Semua Jenjang

2 Mengikuti dan berperan serta sebagai delegasi ilmiah :


a Sebagai Ketua Tiap Delegasi 1,50 Semua Jenjang
b Sebagai Anggota Tiap Delegasi 1,00 Semua Jenjang

C. Menjadi Anggota Organisasi 1 Tingkat Nasional/Internasional sebagai :


Profesi Bidang Penataan a Pengurus Aktif Tiap Tahun 1,00 Semua Jenjang
Ruang b Anggota Aktif Tiap Tahun 0,75 Semua Jenjang

2 Tingkat Provinsi sebagai :


a Pengurus Aktif Tiap Tahun 0,50 Semua Jenjang
b Anggota Aktif Tiap Tahun 0,35 Semua Jenjang

D. Menjadi Anggota Tim Penilai 1. Menjadi Anggota Tim Penilai Jabatan Fungsional Penataan Ruang Tiap Tahun 5,00 Semua Jenjang
Jabatan Fungsional Penata
Ruang
SATUAN
NO UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN ANGKA KREDIT PELAKSANA
HASIL

E. Memperoleh Gelar/Ijazah 1. Memperoleh gelar/ijazah yang tidak sesuai dengan bidang tugas :
pendidikan lainnya a Sarjana (S.1)/Diploma IV Tiap Ijazah 5,00 Semua Jenjang
b Pasca Sarjana (S.2/Sp.1) Tiap Ijazah 10,00 Semua Jenjang
c Doktor (S.3/Sp.2) Tiap Ijazah 15,00 Semua Jenjang

F. Memperoleh Penghargaan/ 1 Tanda Jasa dari pemerintah atas prestasi kerja :


Tanda Jasa a Tingkat Nasional/Internasional Tiap Tanda 3,00 Semua Jenjang
Jasa
b Tingkat Provinsi Tiap Tanda 2,50 Semua Jenjang
Jasa
c Tingkat Kabupaten/Kota Tiap Tanda 2,00 Semua Jenjang
Jasa
2 Gelar kehormatan akademis Tiap Gelar 15,00 Semua Jenjang

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,

Anda mungkin juga menyukai