Sistem Pemerintahan Republik Korea Selat
Sistem Pemerintahan Republik Korea Selat
Sistem Pemerintahan Republik Korea Selat
Disusun oleh:
TIARA UTAMI
C0F012003
MPC IV
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas rahmat, hidayah dan ridho-Nya,
setelah melalui berbagai kesulitan akhirnya saya dapat menyelesaikan makalah yang sederhana ini.
Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih belum sempurna, yang dikarenakan adanya
keterbatasan waktu yang diberikan. Tetapi berkat bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak maka
saya dapat menyusun makalah ini dengan lancar dan semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Saya sangat mengharap saran, pendapat, maupun kritik yang bersifat membangun. Semoga
makalah yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Sebagai manusia biasa kami
tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Bila ada kesalahan itu datangnya dari saya pribadi dan bila
ada kebenaran dan kebaikan itu dari Allah SWT Semata. Untuk itu bila ada kesalahan, Kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Wasalam,
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
Secara sempit, sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk menjalankan
roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif lama dan
mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari rakyatnya itu sendiri.
Sejarah Korea Selatan secara resmi dimulai ketika pembentukan negara Korea Selatan
pada 15 Agustus 1948. Korea Selatan dalam perkembangannya diwarnai oleh
pemerintahan yang demokratis dan otokratis secara bergantian. Republik pertama yang
awalnya diklaim sebagai pemerintahan yang demokratis lama kelamaan menjadi otokratis
hingga akhirnya jatuh pada tahun 1960. Republik kedua yang benar-benar demokratis
harus dijatuhkan oleh rezim militer yang otokratis dalam waktu yang singkat. Republik
keenam merupakan pemerintahan yang stabil dan menganut asas demokrasi liberal.
Republik Korea (bahasa Korea: Daehan Minguk (Hangul: 대한민국; Hanja: 大韓民);
bahasa Inggris: Republic of Korea) biasanya dikenal sebagai Korea Selatan, adalah
sebuah negara di Asia Timur yang meliputi bagian selatan Semenanjung Korea. Di
sebelah utara, Republik Korea berbataskan Korea Utara, di mana keduanya bersatu
sebagai sebuah negara hingga tahun 1948.
dikenal dengan nama Hanguk (한국; 韓國) oleh penduduk Korea Selatan dan disebut
Namchosŏn (남조선; 南朝鮮; "Chosŏn Selatan") oleh penduduk Korea Utara. Ibu kota
Penemuan arkeologis menunjukkan bahwa Semenanjung Korea telah didiami sejak Masa
Paleolitik Awal.Sejarah Korea dimulai dari pembentukan Gojoseon pada 2333 SM. Oleh
Dan-gun. Setelah unifikasi Tiga Kerajaan Korea dibawah Silla pada 668 M, Korea
menjadi satu dibawah Dinasti Goryeo dan Dinasti Joseon hingga akhir Kekaisaran Han
Raya pada 1910 karena dianeksasi oleh Jepang. Ketika Jepang mengalami pada Perang
Dunia II tahun 1945, ia melepaskan kekuasaaannya dibanyak negara di Asia dan salah
satunya adalah Korea. Hal ini menimbulkan pemisahan dua Korea yang dikenal dengan
istilah Korean Peninsula berdasarkan garis 38 derajat lintang utara sesuai dengan
perjanjian yang diadakan oleh PBB. Uni Soviet di bagian utara dan Amerika Serikat di
bagian selatan. Uni Soviet dan Amerika Serikat tidak berhasil mencapai kesepakatan
mengenai implementasi penyatuan Korea. Hal ini mengakibatkan pembentukan
pemerintahan yang terpisah, yakni pembentukan Republic of Korea pada 15 Agustus
1945 yang dipimpin oleh presiden Syngman Rhee, dan Democratic People's Republic of
Korea yang terbentuk pada tanggal 9 September 1945 dibawah pimpinan Kim II Sung.
Dalam kamar Legislatif, Korea Selatan memiliki Unicameral National Assembly atau
Gukhoe yang dipilih setiap 4 tahun sekali dan terakhir diselenggarakan pada 11 April
2012. Assembly ini memiliki 299 kursi dan diisi oleh perwakilan dari beberapa partai
politik. Sementara dalam lembaga Yudikatif, Korea Selatan memiliki Supreme Court dan
Pengadilan Banding Constitutional Court. Korea Selatan sendiri memiliki banyak partai
politik, menurut Komisi Pemilu Korea Selatan, partai politik yang terdaftar pada tahun
2012 sebanyak 8 partai. Namun hanya dua partai besar yang mendominasi hasil pemilu
yaitu partai berkuasa Saenuri dan Democratic United Party.
Negara yang menggunakan sistem satu kamar seringkali adalah negara kesatuan yang
kecil dan homogen dan menganggap sebuah majelis tinggi atau kamar kedua tidak perlu.
Dukungan terhadap sistem satu kamar ini didasarkan pada pemikiran bahwa apabila
majelis tingginya demokratis, hal itu semata-mata mencerminkan majelis rendah yang
juga demokratis. Banyak negara yang kini mempunyai parlemen dengan sistem satu
kamar dulunya menganut sistem dua kamar, dan belakangan menghapuskan majelis
tingginya. Salah satu alasannya ialah karena majelis tinggi yang dipilih hanya
bertumpang tindih dengan majelis rendah dan menghalangi disetujuinya rancangan
undang-undang. Contohnya adalah kasus Landsting di Denmark (dihapuskan pada 1953).
Alasan lainnya adalah karena majelis yang diangkat terbukti tidak efektif. Contohnya
adalah kasus Dewan Legislatif di Selandia Baru (dihapuskan pada 1951).
Dalam buku Parliament Of The World (1986) yang ditulis Jimly Asshiddiqie, berbagai
alasan yang bervariasi mengenai banyaknya negara yang mengadopsi sistem unikameral.
Negara yang kecil lebih menyukai menerapkan sistem unikameral daripada bikameral,
seperti masalah kekuatan politik sangat kecil kesulitannya untuk memecahkannya dalam
suatu negara besar. Fungsi dewan atau majelis Legislatif dalam sistem unikameral itu
9 | Makalah Sistem Pemerintahan Republik Korea Selatan (대한민국)
terpusat pada badan legislatif tertinggi dalam struktur negara. Isi mengenai fungsi dan
tugas parlemen unikameral ini beragam bervariasi dari satu negara ke negara lain, tetapi
serupa bahwa secara kelembagaan fungsi legislatif tertinggi sebagai tenggung jawab satu
badan tertinggi dipilih oleh rakyat.
Secara garis besar kondisi dan sistem politik yang diterapkan di Korea Selatan
dipengaruhi oleh negara-negara yang dulu pernah menjajah atau menduduki wilayah
tersebut. Sistem politik Korea Selatan banyak mengadopsi western-style democracy.
Satu partai dan kabinet yang mayoritas. Korea Selatan menganut sistem pemerintahan
Presidensial campuran. Berdasarkan UUD 1987, kedudukan Presiden selain sebagai
Lee Myung-bak memiliki Partai Nasional Raya, Grand National Party (GNP) akan
berhasil mengambil alih kembali jabatan presiden setelah kurun waktu 10 tahun. Pada
saat itu presiden dari GNP, Lee Myung-bak memimpin perolehan dukungan masyarakat
yaitu lebih dari 50%. GNP berhasil memenangkan 5 (lima) dari 8 (delapan) kursi yang
diperebutkan dalam Pemilihan Umum di Korea Selatan. Kabinet Lee Myung-bak
mayoritas di kabinet/parlemen Korea Selatan.
3. Bikameralisme Asimetris
Majelis Nasional (MN) merupakan badan pemegang kekuasaan legislatif satu-satunya di
Korea Selatan, sesuai dengan sistem satu kamar (Unikameral) yang dijalankannya.
MN dipimpin oleh seorang Ketua dan dua orang Wakil Ketua yang dipilih oleh para
anggota MN. Sesuai dengan UUD 1987, anggota MN tidak boleh kurang dari 200 orang.
Sejak terbentuknya Republik Korea tahun 1948, MN yang sedang berjalan saat ini adalah
yang ke-18 sebagai hasil Pemilu tanggal 9 April 2008 yang terdiri dari 299 kursi.
Korea selatan menerapkan sistem unikameral, dimana tidak ada pemisahan antara DPR
dan senat, ataupun Majelis Tinggi dan Mejelis rendah di parlemen. Majelis nasional
adalah anggota legislatif yang menguasai parlemen di Korea selatan dengan
kedaulatannya. Maka dengan penerapan sistem unikameral ini tidak akan terjadi tumpah
tindih di parlemen Korea selatan.
Korea selatan menerapkan sistem distrik secara singkat, dalam sistem distrik, sebuah
daerah pemilihan hanya bisa memiliki seorang wakil terpilih. artinya, dalam sistem
distrik, akan terjadi situasi di mana calon yang mendapatkan suara terbanyak akan
mewakili daerah pemilihan tersebut, dan hanya dia yang mewakili daerah pemilihan
tersebut, meskipun selisih suara dengan peringkat dua hanya satu suara.
Konstitusi dari Republik Korea Selatan merupakan hukum dasarnya. Korea selatan mengalami
6 kali perubahan konstitusi yakni pada tahun 1948, 1960, 1962, 1972, 1980, 1988. Setiap
perubahan Konstitusi di Korea Selatan itu berarti mengartikan republik yang baru. Jadi,
pemerintahan dibawah konstitusi pada tahun 1988 dapat dikatakan sebagai Republik ke-
6. Konstitusi pada tahun 1988 disahkan oleh referendum Oktober 1987 dan berlaku pada
bulan Febuari 1988. Konstitusu tersebut terdiri dari pembukaan, 130 artikel, dan
ketentuan tambahan, Konstitusi melengkapi cabang eksekutif yang dipimpin oleh
seorang presiden dan menunjuk perdana menteri , yang satu kamar legislatif disebut
Majelis Nasional , dan peradilan yang terdiri dari Mahkamah Konstitusi , Mahkamah
Agung dan bawah pengadilan. Pengadilan konstitusional menjadi lembaga tertinggi
pemegang kekuasaan yudikatif yang terdiri atas 9 hakim yang direkomendasikan oleh
presiden dan dewan perwakilan. Hakim akan menjabat selama enam tahun dan usianya
tidak boleh melebihi 65 tahun pada saat terpilih.
Lembaga legislatif dipegang oleh dewan perwakilan yang menjabat selama 4 tahun.
Pelaksanaan sidang paripurna diadakan setiap setahun sekali atau berdasarkan permintaan
presiden. Sidang ini terbuka untuk umum namun dapat berlangsung tertutup.
DAFTAR PUSTAKA
Seung-Yoon, Yang dan Mochtar Mas’oed. 2005. Memahami Politik Korea. Gadjah Mada University.
Press: Yogyakarta.