Kelompok 4 PARAGRAF

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT, tuhan yang Maha Pengasih lagi
Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, karunia serta kasih sayang-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mengenai PARAGRAF ini dengan baik.

Makalah ini ditulis dengan kontribusi dari berbagai pihak, untuk itu kami
mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini. Tidak lupa, ucapan terimakasih kepada Bapak Drs.
Nandang Heryana,M.Pd. selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat


kesalahan dan kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan
maupun dengan teknik pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal
kami selaku para penulis usahakan. Dan kami menerima saran ataupun kritik yang
membangun dari pembaca untuk pembuatan makalah yang lebih baik untuk
kedepannya.

Semoga dengan adanya makalah ini ,dapat menambah wawasan para


pembaca mengenai Paragraf dan bisa mengaplikasikannya kedalam kehidupan
sehari-hari.

     

Indralaya, 13 Februari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

PARAGRAF.......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................................1
1.3 TUJUAN PENULISAN MAKALAH......................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
2.1 DEFINISI PARAGRAF...........................................................................................3
2.2 STRUKTUR PARAGRAF.......................................................................................3
2.2.1 Posisi Paragraf...................................................................................................4
2.2.2 Batasan Paragraf...............................................................................................4
2.3 KEGUNAAN PARAGRAF.....................................................................................4
2.4 UNSUR-UNSUR PARAGRAF...............................................................................5
2.5 SYARAT PARAGRAF...................................................................................................6
2.5.1 Kesatuan.....................................................................................................6
2.5.3 Kepaduan atau Koherensi...........................................................................7
2.5.4 Kekompakan atau Kohesi...........................................................................8
2.5.5 Pengembangan Paragraf............................................................................9
2.6 TEKNIK PENGEMBANGAN PARAGRAF...................................................10
2.6.1 Pengembangan Secara Alamiah...............................................................11
2.6.2 Pengembangan Secara Logis....................................................................11
2.7 JENIS PARAGRAF.........................................................................................12
2.7.1 Paragraf Deduktif.....................................................................................12
2.7.2 Paragraf Induktif.......................................................................................13
2.7.3 Paragraf Kombinasi..................................................................................13
2.7.4 Paragraf Deskriptif...................................................................................13
BAB III PENUTUP..............................................................................................................14
3.1 KESIMPULAN......................................................................................................14

iii
3.2 SARAN..................................................................................................................14
Daftar Pustaka..................................................................................................................15

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Paragraf merupakan suatu karangan yang paling singkat. Dengan adanya
paragraf, kita dapat membedakan dimana suatu gagasan mulai dan berakhir. Kita
akan merasa kesulitan membaca suatu tulisan atau buku jika tidak ada suatu
paragraf. Oleh sebab itu, kita perlu mempelajari paragraf baik kegunaan, macam-
macam, syarat pembentukan paragraf dan pengembangan paragraf.Selama ini
masih banyak orang yang asal-asalan dalam menyusun paragraf. Hal itu
dikarenakan kurang pahamnya dalam memahami makna paragraf itu sendiri.

Dalam makalah yang singkat ini, kami akan membahas tentang paragraf.
Pembahasan akan kami mulai dari hal yang paling sederhana yaitu pengertian
paragraf, kegunaan, macam-macamhingga syarat-syarat paragraf dan
pengembangan paragraf itu sendiri.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang tersebut maka kami rumuskan masalah dalam
makalah ini adalah
1. Apa Pengertian dari Paragraf ?
2. Bagaimana struktur dari Paragraf ?
3. Bagaimana Unsur- Unsur paragraf ?
4. Apa Saja yang menjadi Syarat - Syarat dalam membuat Paragraf ?
5. Bagaimana Tehnik Pengembangan Paragraf?
6. Apa Saja Macam - Macam Paragraf

1.3 TUJUAN PENULISAN MAKALAH


Berdasarkan latar belakang dan rumusan maslah tersebut, maka tujuan
penulisan makalah ini adalah

1. Untuk mengetahui mengenai paragraf secara umum yang sering di


gunakan dalam kegiatan karya tulis.

1
2. Untuk mengetahui hal- hal yang berkaitan dengan paragraf itu
sendiri, mulai dari pengertian paragraf , Struktur paragraf, unsure Syarat
sebuah paragraf ,tehnik pengembangan paragraf dan macam – macam
paragraf.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI PARAGRAF


Menurut Dr. Djago Tarigan, Paragraf adalah seperangkat kalimat
tersusun logis sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran
yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam
keseluruhan karangan.Adapun pengertian lain “Paragraf atau Alinea
adalah Pengelompokkan gagasan dalam satu kesatuan yang
runtun.”( Prof.Dr.Suherli K, M .Pd.,2012 :1 )

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, paragraf adalah bagian bab


dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan
penulisannya dimulai dengan garis baru ).

Menurut penganalisaan beberapa sumber yang memberikan


keterangan tentang paragraf, maka dapat disimpulkan bahwa paragraf
adalah kesatuan kalimat yang mengandung gagasan yang tersusun secara
sistematis untuk menyampaikan makna kalimat.Gagasan yang dimiliki
suatu paragraf hanya memiliki satu pikiran utama atau ide pokok.Ide
pokok ini merupakan gagasan utama dari kalimat yang dibuat oleh
pengarang.

Dengan demikian,kalimat lain yang disertakan dengan paragraf


merupakan kalimat penjelas. Pikiran utama yang terdapat dalam paragraf
dapat diletakkan di awal dan akhir kalimat.Dapat menggunakan pola
deduktif (Umum-Khusus) dan Pola Induktif(Khusus-Umum).Pola deduktif
adalah pola yang mnemepatkan pola pikirannya diawal paragraph
sedangkan pola induktif adalah pola yang menempatkan pola pikirannya
diakhir paragraf.

3
2.2 STRUKTUR PARAGRAF
Paragraf terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat
penjelas atau kalimat pendukung.Kalimat topik merupakan kalimat terpenting
yang berisi ide pokok alinea.Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung
berfungsi untuk menjelaskan atau mendukung ide utama.  Untuk mendapatkan
paragraf yang baik perlu diperhatikan hal-hal berikut :

4
2.2.1 Posisi Paragraf
Sebuah karangan dibangun oleh beberapa bab. Bab-bab suatu
karangan yang mengandung kebulatan ide dibangun oleh beberapa anak
bab. Anak bab dibangun oleh beberapa paragraf. Jadi, kedudukan
paragraf dalam karangan adalah sebagai unsur pembangun anak bab, atau
secara tidak langsung sebagai pembangun karangan itu sendiri. Dapat
dikatakan bahwa paragraf merupakan satuan terkecil karangan, sebab di
bawah paragraf tidak lagi satuan yang lebih kecil yang mampu
mengungkapkan gagasan secura utuh dan lengkap.

2.2.2 Batasan Paragraf


Pengertian paragraf ini ada beberapa pendapat, antara lain :
a. Kamus Besar Bahasa Indonesia : paragraf adalah bagian bab dalam
suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan
penulisannya dimulai dengan garis baru)
b. The Jiang Gie dan A. Didyamartaya : paragraf ialah satuan pembagian
lebih kecil di bawah sesuatu bab dalam buku. Paragraf biasanya diberi
angka Arab.

2.3 KEGUNAAN PARAGRAF


Paragraf bukan berkaitan dengan segi keindahan karangan itu, tetapi
pembagian per paragraf ini memiliki beberapa kegunaan, sebagai berikut:
a. Sebagai penampung fragmen ide pokok atau gagasan pokok
keseluruhan paragraf
b. Alat untuk memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran penulis
c. Penanda bahwa pikiran baru dimulai,
d. Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara
sistematis
e. Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi
pengantar, transisi, dan penutup.

5
2.4 UNSUR-UNSUR PARAGRAF
Unsur-unsur paragraf ialah beberapa unsur yang pembangun paragraf,
sehingga paragraf tersebut tersusun secara logis dan sistematis. Unsur-unsur
paragraf itu ada empat macam, yaitu :
(1) transisi,
(2) kalimat topik
(3) kalimat pengembang
(4) kalimat penegas / penjelas

Keempat unsur ini tampil secara bersama-sama atau sebagian, oleh karena
itu, suatu paragraf atau topik paragraf mengandung dua  unsur wajib (kalimat
topik dan kalimat pengembang), tiga unsur, dan mungkin empat unsur.
Dalam pembuatan suatu paragraf harus memiliki unsur unsur pembangun
paragraf agar paragraf atau alinea dapat berfungsi dengan sebagaimana mestinya
Topik atau tema atau gagasan utama atau gagasan pokok atau pokok pikiran, topik
merupakan hal terpernting dalam pembuatan suatu alinea atau paragraf agar
kepaduan kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan
dalam paragraf tersebut tidak keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan
sebelumnya.
Kalimat utama atau pikiran utama, merupakan dasar dari pengembangan 
suatu paragraf karena kalimat utama merupakan kalimat yang mengandung
pikiran utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf, diakhir
paragraf atau pun diawal dan akhir paragraf. Berdasarkan penempatan inti
gagasan atau ide pokoknya alinea dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
Deduktif  : kalimat utama diletakan di awal alinea
Induktif : kalimat utama diletakan di akhir anilea
Variatf : kalimat utama diletakan di awal dan diulang pada akhir
Alinea
Deskriptif/naratif : kalimat utama tersebar di dalam seluruh alinea

6
Kalimat penjelas, merupakan kalimat yang berfungsi sebagai penjelas dari
gagasan utama.Kalimat penjelas merupakan kalimat yang berisigagasan penjelas.
Judul (kepala karangan), untuk membuat suatu kepala karangan yang baik, ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Provokatif (menarik)
2. Berbentuk frase
3. Relevan (sesuai dengan isi)
4. Logis
5. Spesifik

2.5 SYARAT PARAGRAF


Dalam membuat suatu pargraf tentu saja kita memiliki syarat-syarat agar
paragraph tersebut baik dan sesuai kaidah yang ada. Adapun syarat-syarat
paragraf meliputi kesatuan, pengembangan, kepaduan, kekompakan, dan
pengembangan paragraf.

2.5.1 Kesatuan
Setiap paragraf mengandung satu gagasan dasar dan sejumlah
gagasan pengembang. Gagasan dasar itu dikemukakan ke dalam kalimat
topik. Gagasan pengembang dikemukakan ke dalam kalimat pengembang.
Kalimat satu dengan yang lain saling berhubungan. Berikut ini diberikan
contoh paragraf yang berisi gagasan dasar yang terkandung dalam kalimat
yang bercetak tebal sebagai kalimat topik dan gagasan pengembang
dikemukakan dalam kalimat-kalimat lainnya.
“Tanpa digerakkan kepentingan apa pun, Haminah dan
beberapa warga memperjuangkan hak remaja korban
kekerasan yang saat itu masih berumur 15 tahun tersebut.
Mereka memeriksakan remaja tadi ke rumah sakit untuk meminta
bukti visum. Hasilnya digunakan sebagai bukti menjerat pelaku.”
(Kompas, Rabu 8 Mei 2013 ,hal.34)
Berdasarkan contoh tersebut terlihat bahwa kesatuan paragraf terwujud
jika dua hal terpenuhi. Pertama, paragraf hanya mengandung sebuah kalimat
topik yang hanya berisi sebuah gagasan dasar. Kedua, paragraf berisi

7
sejumlah kalimat pengembang yang mengandung sejumlah gagasan
pengembang.
2.5.2 Pengembangan
Gagasan dasar dinyatakan ke dalam kalimat topik dan gagasan
pengembang dinyatakan ke dalam kalimat-kalimat penjelas/lanjutan. Contoh
paragraf dapat diperhatikan sebagai berikut.
“ Setelah dua orang tewas, yakni Saliman dan Abd. Rosyid,
seusai meneguk minuman keras di Jalan Wolter Monginsidi,
Kelurahan Keranjingan, Kecamatan Ajung,korban bertambah
seorang lagi, yakni Luqman Wijaya Warga Kelurahan Kepatihan,
Kecamatan Kaliwates, Jember ini ditemukan tewas di rumahnya.
Selasa (9/4), Kanitreskrim Polsek Sumbersari Ipda Suyitno Rahman,
saat mendampingi Kepala Polsek Sumbersari Komisaris Sugiyo
Wibowo, Rabu (10/4), mengatakan kini masih satu orang lagi yang
berada dalam kondisi kritis, yakni Syaiful. Ia dirawat di Rumah
Sakit Daerah Jember.” (Kompas, Kamis, 11 April 2013, hal.21)

Paragraf tersebut berisi satu gagasan dasar, yakni setelah dua orang
tewas, korban bertambah seorang lagi dan dua gagasan pengembang,
yakni Ipda Suyitno mengatakan masih satu orang lagi dalam kondisi kritis
dan ia dirawat di Rumah Sakit Daerah Jember .Berarti, contoh paragraf
tersebut menunjukkan bahwa sudah ada pengembangan paragraf.

2.5.3 Kepaduan atau Koherensi


Kepaduan /koherensi adalah keserasian hubungan antargagasan
dalam paragraph yang berarti pula keserasian hubungan antarkalimat dalam
paragraf. Pembentukan paragraf berasal dari kalimat-kalimat yang saling
mendukung satu dengan lainnya. Hubungan kalimat-kalimat itu agar terlihat
serasi maka harus dipadukan. Kepaduan tersebut diwujudkan dalam
hubungan antarkalimat yang membentuk paragraf. Ada beberapa cara/syarat
kepaduan paragraf, yaitu menggunakan repetisi dan kata ganti, kata
penghubung, dan urutan pikiran (Rahayu, 2007:100).

8
“Pada waktu itu tenaga manusia merupakan sumbangan
utama yang sangat dibutuhkan dalam program pembangunan
kerajaan Romawi. Tenaga manusia yang puluhan ribu jumlahnya
diorganisasi secara rapi untuk membuat jalan, saluran irigasi ataupun
gedung- gedung yang penting. Dengan tenaga manusia dijalankanlah
mesin-mesin pengangkat barang dan benda-benda berat, pemompaan
air, penggerak perahu, dan sebagainya. Pendek kata tenaga manusia
menjadi sumber energi utama.”(Suparno,2007:91)
Paragraf tersebut menunjukkan bahwa kalimat-kalimatnya saling
berhubungan dengan serasi. Gagasan dasar paragraf tersebut adalah tenaga
manusia merupakan sumbangan utama yang dibutuhkan dalam program
pembangunan kerajaan Romawi. Gagasan pengembangnya terletak pada
kalimat kedua, ketiga, dan keempat. Pada awal kalimat kedua, ketiga, dan
keempat menggunakan repetisi atau pengulangan kata tenaga manusia.

2.5.4 Kekompakan atau Kohesi


Persyaratan kekompakan mengatur hubungan antarkalimat yang
diwujudkan oleh adanya bentuk-bentuk kalimat atau bagian kalimat yang
cocok dalam paragraf. Kekompakan tersebut dikelompokkan menjadi dua,
yaitu kekompakan struktural dan leksikal. Kekompakan struktural ditandai
oleh adanya hubungan struktur kalimat kalimat yang digunakan dalam
paragraf dan kekompakan leksikal ditandai oleh adanya kata-kata yang
digunakan dalam paragraf untuk menandai hubungan antarkalimat atau
bagian paragraf.
Kekompakan struktural diungkapkan dengan struktur kalimat yang
kompak danserasi, yakni dengan menggunakan pengulangan atau repetisi
struktur kalimat dalam pengungkapan gagasan yang berbeda, seperti contoh
berikut ini.
Pakaian ini rancangan saya. Rumah yang bagus ini rancangan saya.
Perabot rumah pun rancangan saya. Jika Anda dapat juga membuat
rancangan seperti saya, bagus juga.
Kekompakan struktural dinyatakan juga dengan penggunaan kata
penghubung kalimat atau konjungsi hubungan antarkalimat, seperti jadi,

9
selanjutnya, oleh sebab itu, akibatnya, singkatnya, mula-mula, kemudian,
akhirnya, dll. Contoh paragraf tersebut seperti ini.
Keterampilan mahasiswa belajar korespondensi bahasa Indonesia
secara bertahap. Mula-mula mahasiswa belajar teori dasar penulisan
surat resmi. Berikutnya mahasiswa dapat menulis surat-surat praktis
atau sederhana. Setelah itu mahasiswa terampil menulis berbagai
jenis surat berdasarkan pemakaiannya.
Kekompakan dinyatakan juga dengan menggunakan unsur leksikal.
Kata-kata yang dicetak miring ini menandai kelompakan leksikal dalam
paragraf.
“Seorang saksi mata, Paidi (50) warga Kecamatan Candisari,
Semarang mengatakan, saat itu ia baru selesai shalat Jumat, sekitar
pukul 13.00. Ia mendapati bus naas itu sudah berhenti dengan
kondisi sedan merah terjepit di antara bagian depan bus dan tiang
baliho. Ia bersama warga segera menolong korban.” (Kompas, Sabtu
4 Mei 2013, hal. 15)

2.5.5 Pengembangan Paragraf


Menurut Suparno (2007: 96), pengembangan paragraf adalah
pembentukan paragraf dalam teks dikaitkan dengan paragraf yang lain.
Hasil pengembangan ini ialah untaian paragraf yang menunjukkan paragraf
yang cocok dengan paragraf yang lain.
Contoh berikut ini adalah pengembangan paragraf bersifat setara dan
bertingkat.
“Pada tahap pertama, benda-benda pencemar yang kasar
dipisahkan dari arus air limbah yang dimaksudkan. Air yang
tercemar mengalir melalui penyaring, kemudian masuk ke dalam
ruang besar atau lazim disebut bak penampung. Benda-benda
pencemar yang masih kasar yang terbawa mengendap dalam bak
penampung . Air yang tersebar itu kemudian mengalir terus ke
dalam tangki khusus, dan lumpur yang bercampur minyak
mengendap dalam tangki itu dan dicerna oleh alat yang terdapat
pada tangki pencerna.

10
Pada tahap kedua, zat-zat organik dihancurkan dan
dipisahkan dari air. Sementara air mengalir dari bak penampung ke
dalam tangki, air sempat bercampur dengan udara. Proses ini
menambah kadar oksigen ke dalam air dan juga menambah
mikroorganisme yang mencerna limbah yang tidak dapat
dihancurkan dengan cara fisika. Kemudian, air mengalir ke dalam
bak penampung yang kedua, tempat mengendapnya lumpur
berminyak. Dari sini air mengalir ke dalam ruang klorinasi. Dalam
proses ini, zat klorin membunuh bakteri yang membahayakan
kesehatan.”
Kedua paragraf tersebut memiliki pengembangan paragraf bersifat
setara, di antara kedua paragraf tersebut tidak ada yang menjadi paragraf
atasan dan bawahan.
“Membeli mobil baru itu memang menyenangkan, tetapi
karena banyaknya model di pasaran yang harus dipilih, membuat
keputusan akhir itu tidaklah mudah. Setelah membatasi pilihan
sampai pada dua saja, seorang pembeli biasanya membuat
persamaan dan perbandingan dua mobil yang dipilihnya itu,
umpamanya Ford, Thunderbird, dan Volkswagon Rabbit. Ford dan
VW mempunyai beberapa persamaan. Kedua-duanya sangat
menarik. Ford dapat mengangkut lima orang. Begitu juga VW .
Tempat duduk kedua jenis mobil ini terbuat dari bahan yang baik
dan halus. Di samping itu, Ford dan VW memberikan jaminan
12.000 mil.”
Paragraf pertama tersebut merupakan paragraf atasan bagi paragraf
kedua/ berkutnya. Paragraf kedua memberikan penjelasan dua jenis mobil
yang dikemukakan pada paragraf pertama.

2.6 TEKNIK PENGEMBANGAN PARAGRAF


Pengembangan paragraf yang pertama dapat dilihat dari sudut pandang
teknik. Berdasarkan tekniknya pengembangan paragraf dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu (1) pengembangan secara alamiah, dan (2) pengembangan
secara logis.

11
2.6.1 Pengembangan Secara Alamiah
Paragraf yang dikembangkan berdasarkan urutan waktu bersifat
kronologis. Hal itu berarti kalimat yang satu mengungkapkan waktu
peristiwa terjadi, atau waktu kegiatan dilakukan, dan diikuti oleh kalimat-
kalimat yang mengungkapkan waktu peristiwa terjadi, atau waktu kegiatan
dilakukan.
Paragraf yang dikembangkan dengan cara ini tidak dijumpai adanya
kalimat utama atau kalimat topik. Paragraf seperti ini biasanya digunakan
pada paragraf naratif dan prosedural.
Paragraf yang dikembangkan berdasarkan urutan ruang atau tempat
membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya dalam sebuah
“ruangan”. Hal itu berarti kalimat yang satu mengungkapkan suatu bagian
(gagasan) yang terdapat pada posisi tertentu, dan diikuti oleh kalimat-
kalimat lain yang mengungkapkan gagasan yang berada pada posisi yang
lain. Pengungkapan gagasan dengan urutan ruang ini tidak boleh
sembarangan, sebab cara yang demikian akan mengakibatkan pembaca
mengalami kesulitan memahami pesan. Paragraf seperti ini biasanya
digunakan pada paragraf deskriptif.

2.6.2 Pengembangan Secara Logis


Pengembangan paragraf secara logis maksudnya adalah
pengembangan paragraf menggunakan pola pikir tertentu. Pengembangan
paragraf secara logis dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu klimaks-
antiklimaks, dan umum-khusus.
Paragraf yang dikembangkan klimaks-antiklimaks dibagi menjadi
dua, yang pertama klimaks, dan yang kedua antiklimaks. Pengembangan
paragraf secara klimaks dilakukan dengan cara menyajikan gagasan-gagasan
yang berupa rincian yang dianggap sebagai gagasan bawahan, kemudian
diakhiri dengan gagasan yang paling tinggi/atas/kompleks kedudukannya
atau kepentingannya.
Sebaliknya, pengembangan paragraf secara antiklimaks dilakukan
dengan terlebih dulu gagasan yang dianggap paling tinggi/atas/kompleks
kedudukannya atau kepentingannya, baru diikuti dengan gagasan-gagasan

12
yang berupa rincian yang dianggap sebagai gagasan bawahan, gagasan yang
dianggap kurang penting atau rendah kedudukannya.
Pengembangan paragraf berdasarkan kriteria umum-khusus, dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu paragraf yang dikembangkan dengan
cara umum ke khusus, dan khusus ke umum. Paragraf yang dikembangkan
secara umum ke khusus berupa paragraf yang dimulai dengan gagasan
umum yang biasanya merupakan gagasan utama, kemudian diikuti dengan
gagasan khusus sebagai gagasan penjelas atau rincian. Paragraf yang
dikembangkan dengan cara umum ke khusus ini biasa disebut dengan
paragraf deduktif.
Paragraf yang dikembangkan secara khusus ke umum berupa
paragraf yang dimulai dengan gagasan khusus sebagai gagasan penjelas atau
rincian, kemudian diikuti dengan gagasan umum yang biasanya merupakan
gagasan utama. Paragraf yang dikembangkan dengan cara khusus ke umum
ini biasa disebut dengan paragraf induktif. Pengembangan paragraf logis
umum-khusus ini, baik dengan cara umum ke khusus (deduktif) maupun
khusus ke umum (induktif), paling banyak diguankan, lebih-lebih dalam
karya ilmiah karena karya ilmiah pada umumnya merup sintesis antara
deduktif dan induktif (lihat Akhadiah M.K. dkk., 1991/1992; Soeparno,
Haryadi, dan Suhardi 2001)

2.7 JENIS PARAGRAF


Pengelompokan atau jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utama dalam
paragraf terdapat empat jenis paragraf, yakni paragraf deduktif, induktif,
kombinasi, dan deskriptif.

2.7.1 Paragraf Deduktif


Jenis pertama adalah paragraf deduktif. Paragraf ini memiliki
kalimat topik pada awal paragraf dan kalimat pengembang/penjelas terletak
pada kalimat kalimat berikutnya. Contoh paragraf deduktif sebagai berikut
ini.
“ Semangat serta kesungguhan hati guru dalam mengajar
dirasakan makin pudar karena kesejahteraan terabaikan. Imbalan

13
yang mereka terima rendah. Gaji mereka sering terlambat dan
banyak potongan untuk keperluan yang kadang-kadang tidak jelas.
Mereka juga tidak memiliki status sosial-ekonomi yang bergengsi.”
(Suparno, 2007:93)

2.7.2 Paragraf Induktif


Selanjutnya, paragraf Induktif merupakan paragraf yang memiliki kalimat
topic terletak pada akhir paragraf, artinya awak paragraf berisi gagasan
pengembang dan diakhiri dengan gagasan dasar. Contoh paragraf tersebut seperti
berikut ini.
“ Banjir juga sering merendam jalan di Tumbang Nusa, Pulang
Pisau. Jalan itu adalah jalur penting yang menghubungkan Palangkaraya
dengan ibu kota Kalimantan Selatan, Banjarmasin. Jalur di Tumbang Nusa
yang kerap terendam membuat jalan layang dibangun untuk mengatasi
banjir. Di kawasan ini kami memerlukan jalan layang.” (Kompas, Kamis,
11 April 2013, hal. 22)

2.7.3 Paragraf Kombinasi


Paragraf kombinasi memiliki dua kalimat topik yang terletak di awal dan
akhir paragraf. Dua kalimat topik itu memiliki dua gagasan yang sama. Kalimat-
kalimat pengembang/penjelas terletak di antara dua kalimat topik itu. Berikut ini
cotoh paragraph kombinasi.
Belajar berlangsung seumur hidup. Anak-anak belajar berbicara sejak
masih bayi. Pembelajaran itu dimulai di keluarga. Berikutnya mereka belajar
melalui pendidikan formal di sekolah, mulai Taman Kanak-kanak s.d. Perguruan
Tinggi. Jadi, belajar itu tidak mengenal usia.

2.7.4 Paragraf Deskriptif


Jenis paragraf yang terakhir adalah paragraf deskriptif. Paragraf deskriptif
adalah paragraf yang tidak memiliki kalimat topik dan kalimat pengembang.
Semua kalimat yang terdapat dalam paragraf itu merupakan kalimat topik. Contoh
paragraph dapat diperhatikan berikut ini.
Rumahku berada di daerah Semarang bawah. Letak rumahku tidak jauh
dari stasiun Tawangdan pasar Johar. Rumah itu sering banjir karena dekat
dengan laut.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Paragraf memuat topik atau kalimat utama dan kalimat penjelas atau
pelengkap. Kalimat topik adalah kalimat terpenting yang memuat gagasan utama
paragraf.

Dalam kerangka keseluruhan esai, paragraf dapat berguna untuk


pendahuluan, transisi, dan kesimpulan. Unsur-unsur paragraf merupakan beberapa
unsur konstruktif dari paragraf, sehingga paragraf terstruktur secara logis dan
sistematis. Syarat untuk sebuah paragraf mencakup persatuan, pengembangan,
kohesi, dan pengembangan paragraf.

Menurut Suparno, pengembangan paragraf merupakan pembentukan


paragraf dalam suatu teks yang terkait dengan bacaan lain. Hasil dari
pengembangan ini adalah serangkaian potongan yang menunjukkan potongan
yang cocok dari yang lain.

Paragraf yang dikembangkan dalam urutan waktu yang kronologis atau


dengan cara ini tidak menemukan kalimat utama atau kalimat topik. Bagian
seperti ini sering digunakan dalam bagian naratif dan prosedural. Bagian-
bagiannya dikembangkan berdasarkan serangkaian ruang atau tempat yang
menggerakkan pembaca dari satu titik ke titik berikutnya dalam sebuah ruangan.

3.2 SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung
jawabkan. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah tersebut penulis meminta
kritik yang membangun dari para pembaca.

15
Daftar Pustaka
Akhadiah M.K., Sabarti dkk. 1991/1992. Bahasa Indonesia I. Jakarta: Ditjen Dikti
Depdikbud.

Lidwina, S. (2013). Penulisan paragraf dalam karya ilmiah mahasiswa. JURNAL


STIE SEMARANG (EDISI ELEKTRONIK), 5(1), 38-47

Resmini, N. PENGEMBANGAN PARAGRAF. PENGEMBANGAN


PARAGRAF (upi.edu). Diakses pada 19 Februari 2021.

Wiyanto, A. (2004). Terampil Menulis Paragraf (Rev). Grasindo.

16

Anda mungkin juga menyukai