Statistik 1 Uts
Statistik 1 Uts
Statistik 1 Uts
Jika sampel yang ditarik dari populasi berukuran kecil ( n<30 ), maka pengujian
parameter populasi berdasarkan statistik sampelnya dipakai statistik uji t, dengan rumus sebagai
berikut:
x
x 1
n ( Rata-rata)
s 2
( x 1 x )2
( n 1) ( Variansi )
s s2 ( simpangan baku )
Penyelesaian :
1. Rumusan hipotesis
Ho : = 50cc
H1 : 50cc uji dua sisi
2. Taraf nyata, = 5% = 0,05
x o
3. Stistik uji, to = / n
Daerah kritis, = 0,05. /2 = 0,025 (Uji dua sisi). Nilai = t(0,025;19)= 2,09. Titik kritisnya
adalah t ( 0, 025;19 ) = 2,09. Daerah kritis/penolakan Ho adalah di sebelah kiri –t(0,025;19)= -
2,09 dan daerah di sebelah kanan t(0,025;19)= 2,09
Cara membaca tabel t dihalaman 303 (pada buku nata wirawan)
4. Menghitung nilai statistik uji, to
x 51 cc 0 50 cc
n 20 2 cc
xˆ 51 50
t0 2,24
/ n 2 / 20
5. Simpulan / putusan
Oleh karena statistik jatuh pada daerah penolakan
( x1 x 2 ) ( 10 20 )
t
1 1
sp
n1 n 2
( x1 x 2 ) ( n1 1) s12 ( n 2 1) s22
t s
2
p
1 1 n1 n 2 2
sp
n1 n 2 Dengan,
s p s 2p
df = v = n1 n 2 2
b. Bila 1 dan 2 tidak diketahui dan populasi tak terbatas serta 1 2 maka simpangan
baku populasi diduga/didekati dengan simpangan baku sampel. Statistik uji pengujian
beda dua rata-rata populasinya, dapat dihitung dengan rumus:
( x1 x 2 ) ( 10 20 )
t
( s12 / n1 ) ( s 22 / n 2 )
Contoh Soal :
Untuk menyelidiki efek pupuk jenis baru terhadap tanaman padi disediakan 24 petak
tanah persawahan yang luas dan kondisinya sama. Dua belas (12) petak yang diberi pupuk baru
hasil rata-ratanya 5,2 kg per petaknya dengan simpangan baku 0,35 kg. Sedangkan dari 12 petak
yang diberi pupuk jenis lama hasil rata-ratanya 4,9 kg per petaknya dengan simpangan baku 0,40
kg. Berdasarkan hasil tersebut benarkah pupuk jenis baru lebih baik dari pupuk jenis lama?
Ujilah pada taraf nyata 5%.
Jawaban :
Diketahui : n = n1+n2 = 12 + 12 = 24
Dengan asumsi : 1 2
Penyelesaian:
1. Rumusan Hipotesis
H0 : 1 2 0
H1 : 1 2 0 uji sisi kiri
2. Taraf nyata yang digunakan 5% 0,05
3. Statistik ujinya
( x1 x 2 ) ( 10 20 )
t
1 1
sp
n1 n 2
( n1 1) s12 ( n 2 1) s22
s 2p
Dengan : n1 n 2 2
s p s 2p
1,3475 1,76
s 2p
22
s 2p 0,14125
s 2p = 0,14125
S= = 0,37583241
0,3
= 0,37583241 0,40824829
0,3
= 0,15343294
= 1,95525159
= 1,9553
6. Simpulan / putusan
Karena nilai statistika ujinya jatuh pada daerah penerimaan H0 t0=1,9553 >-1,717
maka H0 diterima, ini berarti penggunaan pupuk baru memang benar meningkatkan
produksi / lebih baik dari pupuk lama dengan tingkat keyakinan 95%
Rumusan Hipotesisnya
(d 1 d )2
d
d 1
sd
( n 1) n
Dengan, ;
df = v = (n-1)
Contoh Soal :
Sebuah balai pelatihan ingin mengetahui apakah para peserta pelatihan dapat
meningkatkan produktivitas (jumlah unit produk yang dihasilkan per jam) kerjanya. Untuk
tujuan itu dipilih 5 peserta sebagai sampel acak. Produktivitas sebelum mengikuti pelatihan dan
sesudah mengikuti pelatihan dicatat. Didapat data sebagai berikut :
No. Produktivitas
Urut Sebelum Pelatihan Sesudah Pelatihan
1 7 9
2 8 9
3 6 8
4 10 12
5 4 4
Penyelesaian :
1. Rumusan hipotesis
0 : d 0 (program pelatihan tidak dapat meningkatkan produktifitas kerja).
1 : d 0 (program pelatihan dapat meningkatkan produktifitas kerja).
2. Taraf nyata, α= 5%= 0,05
d
3. Statistik uji, t0 = S d / n
Daerah kritisnya, α=0,05, df=n-1=5-1=4. Nilai /titik kritis adalah= t(0,05;4) = 2,132. Daerah
kritisnya adalah daerah di sebelah kanan t(0,05;4)= 2,132
4. Menghitung nilai statistic uji, t0
Dihitung terlebih dahulu Sd sebagai berikut :
No. Produktivitas
Urut Sebelum Pelatihan Sesudah Pelatihan Di (di-d̄̄)
1 7 9 2 0,36
2 8 9 1 0,16
3 6 8 2 0,36
4 10 12 2 0,36
5 4 4 0 1,96
d
d i 7
1,4 t0
d
1,4
3,52
5 5 Sd / n 0,89 / 5
S 2d
( d1 d ) 2
3,2
0,8
n 1 5 1
Sd S 2
d 0,8 0,89
maka,
5. Simpulan/ putusan
Oleh karena statistic uji jatuh pada daerah penolakan H0(t0=3,52 > t(0,05;4)= 2.132) maka H0
ditolak dan H1 diterima. Ini berarti program pelatihan yang diberikan kepada karyawan
tersebut dapat meningkatkan produktifitas kerja, pada tingkat keyakinan 95%.
Didalam pengujian hipotesis selalu berhadapan dengan dua macam kesalahan jenis I ( )
dan kesalahan jenis II (β). Hubungan antara dan β adalah berbanding terbalik, maksudnya
bila berangsur-angsur mengecil maka β berangsur-angsur membesar dan sebaliknya, bila β
mengecil maka membesar. Kedua jenis kesalahan tersebut ( dan β) secara bersama-sama
dapat diperkecil dengan jalan memperbesar ukuran sampel n. Karenaβ sulit ditentukan, maka
dalam prakteknya didalam pengujian hipotesis, kesalahan jenis I ( ) ditetapkan terlebih dahulu,
karena kesalahan ini dapat dikuasai (dikendalikan). Selanjutnya baru menentukan ukuran sampel
n dan akhirnya mengatur hipotesis yang sifatnya meminimumkan kesalahan jenis II (β).
2.7 Nilai P
Nilai p (p value) adalah ukuran probabilitas kekuatan dari bukti untuk menolak atau
menerima hipotesis nol (H0). Semakin kecil nilai p yang diperoleh maka semakin kuat bukti
tersebut untuk menolak hipotesis nol. Dalam aplikasinya kita biasanya membandingkan dengan
nilai alpha yang digunakan.