Artikel CA Ovarium

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

http://fordearest.wetpaint.

com/page/Kista+Ovarium

Kista Ovarium

Apakah kista ovarium itu?


Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di mana saja
dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau permukaan ovarium
(indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium.
Kista ovarium sering terjadi pada wanita di masa reproduksinya. Sebagian besar kista
terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid, produksi dan
pelepasan sel telur dari ovarium.
Gejala-gejala
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang
tidak berbahaya. Tetapi adapula kista yang berkembang menjadi besar dan menimpulkan
nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena
mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul,
kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium.
Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh Anda
untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejala berikut mungkin muncul bila
Anda mempunyai kista ovarium:

 Perut terasa penuh, berat, kembung


 Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
 Haid tidak teratur
 Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke punggung
bawah dan paha.
 Nyeri sanggama
 Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil.

Gejala-gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan kesehatan segera:

 Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba


 Nyeri bersamaan dengan demam
 Rasa ingin muntah.

Jenis-jenis kista ovarium

1. Kista fungsional
Kista yang terbentuk dari jaringan yang berubah pada saat fungsi normal haid. Kista
normal ini akan mengecil dan menghilang dengan sendirinya dalam kurun 2-3 siklus
haid. Terdapat 2 macam kista fungsional: kista folikular dan kista korpus luteum.
o Kista folikular
Folikel sebagai penyimpan sel telur akan mengeluarkan sel telur pada saat
ovulasi bilamana ada rangsangan LH (Luteinizing Hormone). Pengeluaran
hormon ini diatur oleh kelenjar hipofisis di otak. Bilamana semuanya berjalan
lancar, sel telur akan dilepaskan dan mulai perjalannya ke saluran telur (tuba
falloppi) untuk dibuahi. Kista folikuler terbentuk jika lonjakan LH tidak terjadi
dan reaksi rantai ovulasi tidak dimulai, sehingga folikel tidak pecah atau
melepaskan sel telur, dan bahkan folikel tumbuh terus hingga menjadi
sebuah kista. Kista folikuler biasanya tidak berbahaya, jarang menimbulkan
nyeri dan sering hilang dengan sendirinya antara 2-3 siklus haid.

o Kista korpus luteum


Bilamana lonjakan LH terjadi dan sel telur dilepaskan, rantai peristiwa lain
dimulai. Folikel kemudian bereaksi terhadap LH dengan menghasilkan hormon
estrogen dan progesteron dalam jumlah besar sebagai persiapan untuk
pembuahan. Perubahan dalam folikel ini disebut korpus luteum. Tetapi,
kadangkala setelah sel telur dilepaskan, lubang keluarnya tertutup dan
jaringan-jaringan mengumpul di dalamnya, menyebabkan korpus luteum
membesar dan menjadi kista. Meski kista ini biasanya hilang dengan sendiri
dalam beberapa minggu, tetapi kista ini dapat tumbuh hingga 4 inchi (10 cm)
diameternya dan berpotensi untuk berdarah dengan sendirinya atau
mendesak ovarium yang menyebabkan nyeri panggul atau perut. Jika kista ini
berisi darah, kista dapat pecah dan menyebabkan perdarahan internal dan
nyeri tajam yang tiba-tiba.
2. Kista dermoid
Kista ovarium yang berisi ragam jenis jaringan misal rambut, kuku, kulit, gigi dan
lainnya. Kista ini dapat terjadi sejak masih kecil, bahkan mungkin sudah dibawa
dalam kandungan ibunya. Kista ini biasanya kering dan tidak menimbulkan gejala,
tetapi dapat menjadi besar dan menimbulkan nyeri.
3. Kista endometriosis
Kista yang terbentuk dari jaringan endometriosis (jaringan mirip dengan selaput
dinding rahim yang tumbuh di luar rahim) menempel di ovarium dan berkembang
menjadi kista. Kista ini sering disebut juga sebagai kista coklat endometriosis karena
berisi darah coklat-kemerahan. Kista ini berhubungan dengan penyakit
endometriosis yang menimbulkan nyeri haid dan nyeri sanggama.

4. Kistadenoma
Kista yang berkembang dari sel-sel pada lapisan luar permukaan ovarium, biasanya
bersifat jinak. Kistasenoma dapat tumbuh menjadi besar dan mengganggu organ
perut lainnya dan menimbulkan nyeri.

5. Polikistik ovarium
Ovarium berisi banyak kista yang terbentuk dari bangunan kista folikel yang
menyebabkan ovarium menebal. Ini berhubungan dengan penyakit sindrom polikistik
ovarium yang disebabkan oleh gangguan hormonal, terutama hormon androgen
yang berlebihan. Kista ini membuat ovarium membesar dan menciptakan lapisan
luar tebal yang dapat menghalangi terjadinya ovulasi, sehingga sering menimbulkan
masalah infertilitas.

Pemeriksaan dan diagnosis


Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan pemeriksaan:
1. Ultrasonografi (USG)
Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan untuk mengirim
dan menerima gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound) yang menembus
bagian panggul, dan menampilkan gambaran rahim dan ovarium di layar monitor.
Gambaran ini dapat dicetak dan dianalisis oleh dokter untuk memastikan keberadaan
kista, membantu mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan atau
padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material padat
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
2. Laparoskopi

Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui pembedahan kecil di
bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium, menghisap cairan dari kista atau mengambil
bahan percontoh untuk biopsi.
Penyulit (komplikasi)
Kista ovarium tidak berbahaya selama kondisi jinak, tetapi kista dapat membesar yang
menyebabkan nyeri di bagian perut. Pada beberapa kasus penyakit ini dapat menggangu
produksi hormon-hormon dari ovarium dan menghasilkan perdarahan iregular dari vagina
dan peningkatan rambut tubuh. Jika kista atau tumor membesar dan menekan kandung
kemih, Anda akan berkemih lebih sering karena kapasitas kandung kemih berkurang. Kista
ovarium dapat berbahaya bilamana kista berubah menjadi ganas, karena itu semua kista
harus diperiksa oleh dokter. Pengobatan
Pengobatan yang dilakukan bergantung pada umur, jenis dan ukuran kista dan gejala-
gejala yang diderita. Beberapa pilihan pengobatan yang mungkin disarankan:

1. Pendekatan “wait and see”


Jika wanita usia reproduksi yang masih ingin hamil, berovulasi teratur, tanpa gejala,
dan hasil USG menunjukkan kista berisi cairan, dokter tidak memberikan pengobatan
apapun dan menyarankan untuk pemeriksaan USG ulangan secara periodik (selang
2-3 siklus haid) untuk melihat apakah ukuran kista membesar. Pendekatan ini juga
menjadi pilihan bagi wanita pascamenopause jika kista berisi cairan dan diameternya
kurang dari 5 cm.
2. Pil kontrasepsi
Jika terdapat kista fungsional, pil kontrasepsi yang digunakan untuk mengecilkan
ukuran kista. Pemakaian pil kontrasepsi juga mengurangi peluang pertumbuhan
kista.
3. Pembedahan
Jika kista besar (diameter > 5 cm), padat, tumbuh atau tetap selama 2-3 siklus
haid, atau kista yang berbentuk iregular, menyebabkan nyeri atau gejala-gejala
berat, maka kista dapat dihilangkan dengan pembedahan. Jika kista tersebut bukan
kanker, dapat dilakukan tindakan miomektomi untuk menghilangkan kista dengan
ovarium masih pada tempatnya. Jika kista tersebut merupakan kanker, dokter akan
menyarankan tindakan histerektomi untuk pengangkatan ovarium.

Pertanyaan-jawaban

1. Apa penyakit kista ini hanya menyerang kaum wanita saja?


Kalau kista indung telur memang hanya menyerang wanita saja karena pria tidak
mempunyai indung telur, tetapi kista bisa dikulit atau dimana saja dan itu dokter
kulit yang akan menanganinya.
2. Apa penyebab penyakit ini?
Penyebabnya sangat beragam. Bisa saja dari sejak kecil/lahir sudah berbakat ke
arah penyakit ini, misal ada yang berisi rambut, kuku, lemak atau yang lain, kista ini
disebut kista dermoid dan sudah dibawa sejak dalam kandungan ibunya. Ada yang
kemudian tumbuh belakangan seperti kista endometriosis yang merupakan
gangguan hormonal dan gangguan kekebalan tubuh. Ada juga yang berisi nanah
disebut kista abses disebabkan karena radang atau infeksi. Bisa juga karena
perubahan sel tubuh, isinya seperti ingus atau cairan bening disebut kista
mesinosum atau serosum. Jadi penyebabnya banyak sekali.

3. Secara lebih spesifik mengenai penyebab penyakit ini, apa mungkin dapat karena
makanan?
Untuk kista endometriosis bisa terpengaruh oleh pola makan, kalau makan banyak
lemak yang susah dipecah oleh tubuh dapat berlanjut dengan gangguan hormon
sehingga menimbulkan kista endometriosis. Atau pola makan yang tidak teratur atau
sering jajan bisa juga menimbulkan kista endometriosis.

4. Terbatas atau tidak usia berapa bisa terserang penyakit ini?


Tidak ada batasan, begitu bayi lahir sampai umur tua setiap saat bisa terkena kista,
tergantung jenisnya. Semakin dini terkenanya makin besar kemungkinan menjadi
ganas.

5. Apa tanda-tanda kista bisa dilihat dari luar tanpa bantuan USG, dan apa saja tanda-
tanda awalnya?
Gejala-gejala awalnya sangat beragam. Untuk kista endometriosis gejalanya nyeri
haid, nyeri buang air besar, dan bila sudah menikah nyeri saat berhubungan. Untuk
kista yang lain gejalanya seperti rasa penuh diperut, kembung, susah buang air
besar, rasa mual, sering buang angin. Kalau kista sudah membesar, perut juga
membesar seperti wanita hamil berisi cairan di rongga perut. Kalau kista masih kecil,
agak susah diraba/terlihat dari luar maka perlu alat bantu seperti dengan USG.

6. Kalau tanda-tanda awal itu tidak kita perhatikan atau kita remehkan apa akibatnya?
Kadang-kadang sudah stadium lanjut baru ditangani dan ini biasanya hasilnya
kurang memuaskan.

7. Jenis kista yang mana yang paling berbahaya?


Berbahaya kalau kista menjadi ganas, kalau tidak menjadi ganas tidak berbahaya.
Selama kondisi jinak tidak perlu takut karena bisa diobati secara operasi atau
dengan obat-obatan. Kalau kista menjadi ganas, penanganannya lebih radikal
dengan kistanya harus diangkat dan diberi obat-obat anti kanker.

8. Apakah kista bisa membuat susah hamil, berapa persenkah kemungkinan bisa
hamil? Bila bisa hamil bagaimana pengaruhnya pada kesehatan ibu dan janin?
o Tergantung jenisnya dan apa indung telurnya terkena dua-duanya atau tidak,
kalau hanya satu indung telur yang terkena kista dan satu lagi tidak maka
selalu ada kemungkinan untuk bisa hamil. Dan kista tidak selalu otomatis
mengganggu kehamilan tergantung jenis dan besarnya. Kista tidak selalu
membesar selama hamil, ada jenis kista yang bisa membesar selama hamil
dan ada yang tidak ikut membesar selama hamil namanya kista
endometriosis, malahan kista ini statis (berhenti tumbuh) bila sedang hamil.
Ada jenis lain yaitu mesinosum (serosum) ikut membesar pada masa hamil,
ini kadang-kadang membuat keguguran karena besarnya kista mengganggu
kehamilan.
o Faktor kesehatan ibu dan janin tidak akan terganggu kecuali kistanya jenis
ganas.

9. Apa ada faktor turunan yang berpengaruh pada penyakit ini?


Secara langsung tidak, tetapi ada yang dikenal sebagai faktor familiar, artinya dalam
satu keluarga ada kecenderungan untuk bisa terkena pada beberapa orang,
contohnya pada jenis kista endometriosis yang dapat disebabkan pola hidup/pola
makan, misal sejak kecil sampai dewasa ada jenis makanan tertentu (X) yang
dimakan sekeluarga setiap hari, bila ada 3 orang wanita dalam keluarga itu maka
kemungkinan 2 orang dari wanita itu terkena penyakit yang sama.

10. Bagaimana supaya kita tidak terserang penyakit ini?


Sebaiknya pola hidup teratur, makan dengan gizi seimbang, juga makan sayuran
berserat terutama yang berwarna hijau karena mengandung zat antioksidan yang
memudahkan membuang racun dari tubuh, dan juga perlu lemak dan protein karena
protein untuk membentuk daya tahan tubuh yang tinggi.

11. Apakah penyakit ini bisa dihambat pertumbuhan/ perkembangannya berkaitan


dengan faktor psikologis misal stres, depresi, atau yang lain, dan apa bisa membuat
penyakit ini cepat tumbuh berkembang?
Secara teoritis bisa, terutama yang perkembangannya tergantung pada hormonal
seperti endometriosis dan kista polikistik. Memang tergantung dari pola hormon di
tubuh kita dan pola hormon sangat dipengaruhi oleh stres pada wanita karena pusat
kendali hormon ada di otak, kalau stres mudah terganggu/tidak seimbang sehingga
mudah merangsang tumbuhnya kista, dan bisa dicegah kalau kita tetap tenang.

Kepustakaan:

 www.mayoclinic.com
 womenshealth.about.com
 Rangkuman wawancara Dr.dr.T.Z. Jacoeb, SpOG-KFER di Progam Analekta Pro-3 RRI
104.1 FM dengan topik kista dalam kandungan pada tanggal 17 April 2001.

http://materi-kuliah-akper.blogspot.com/2010/04/asuhan-keperawatan-cystoma-
ovari.html

1.1 Pengertian
Tumor jinak ovarium adalah bentuk padat atau kista yang dapat tumbuh secara alami. Tumor
ovarium biasanya asimtomatis sampai mereka besar yang dapat menyebabkan tekanan pada pelvic
ini merupakan deteksi dini dari keganasan.

1.2 Klasifikasi
1.2.1 Benigna
A . Kistik
1. Non Neolastik
Folikel
Lutein
Stein Levental
Endometrial
Peradangan tuba ovarial
Inclusion Germinal
2. Neoplastik
Cystadenoma Mucinosium
Cystadenoma Serosum
Oermoid

B . Solid
Fibroma
Lymphangioma
Mesothelioma
Osteochondroma
Brenner
1.2.2 Maligna
Kistik
Solid
1.2.3 Tumor Maligna yang lain ( jarang )
Teratoma
Chorionephithelioma
Sarkoma
Lymphoma
Melanoma
1.2.4 Tumor dengan potensi endokrin ( Malignitas Rendah )
Dysontogenik
Tumor sisa adrenat, biasanya mengadakan virilisasi
Adenoma sel hilus, pengaruhnya virilisasi
Pembagian Kista Ovarium berdasarkan lokaslisasi
Kista Bebas ( Pedunculata ) :
Gerakan Bebas
Batas jelas

Kista Intraligamentair
Letaknya diantara dua ligamentum latum
Gerakan terbatas
Tampak pembuluh pembuluh darah yang bersilangan antara satu sama lain
Kista Psedu Intraligamentair
Letaknya diluar Ligamen latum
Gerakan terbatas, karena perlekatan
Gambaran pembuluh darah biasa

1.3 Etiologi
1.3.1 Sampai sekarang penyebab dari kistik ovarium belum ditemukan secara pasti, tetapi beberapa
pendapat para ahli menyebutkan bahwa individu yang mempunyai riwayat heriditor menghidap
tumor prosentasenya lebih tinggi dari pada yang tidak mempunyai riwayat tumor
1.3.2 Mengenai terjadinya Kista ada dua teori
Disebabkan oleh karena perkembangan yang tidak sempurna pada akhir Stadium Glastomer.
Tumor ini berasal dari perkembangan sel telur yang tidak dibuahi dalam ovarium.

1.4 Gejala
Gejala yang timbul merupakan asosiasi dari penekanan meliputi konstipasi, sering kencing, terasa
penuh diperut dan terasa berat nyeri pada saat defekasi dan dispareunia ( nyeri waktu koitus ).
Nyeri akut biasanya terjadi pada saat menstruasi, perutnya membesar dan pakaiannya tidak muat /
cukup. Umumnya mereka hamil, gejala akhir meliputi distensi abdominal dengan dyspnea, edoma
perifer dan anorexia. Nyeri pelvis muncul sebagai gejala lanjut, jika tumor ovari tumbuh secara cepat
dan jika tumor memproduksi hormon akan mempengaruhi menstruasi menjadi irreguler dan efek
maskulin atau feminin

1.5 Patofisiologi
Tumor ini berasal dari epitel
permukaan Ovarium
invaginasi yang sederhana dari epitel Germinal
sampai ke invaginasi disertai permukaan ruangan
kista yang luas
Terjadi pembentukan papil – papil
Kearah dalam
Tumor Kistik

1.6 Komplikasi
1.6.1 Torsi
Faktor yang menyebabkan torsi bermacam – macam, yaitu penting adalah faktor faktor dari tumor
sendiri, gerakan yang sekonyang – konyang dan gerakan peristaltik dari usus.
1.6.2 Ruptur dari kista
Hal ini jarang terjadi tetapi dapat terjadi secara spontan atau oleh trauma. Pada kedua – duanya
disertai gejala sakit, eneg dan muntah – muntah.
1.6.3 Superasi dari kista
Kista Dermoid lebih sering dikenal radang, mungkin karena isinya yang merangsang atau mungkin
pula berat tumornya yang dapat mengganggu peredaran darah, gejala – gejalanya seperti pada
peradangan biasanya, yaitu : sakit, nyeri tekanan, perut tegang, demam dan leukositosis, kalau
dibiarkan bisa terjadi peritonitis.
1.6.4 Perubahan Keganasan
Dari suatu tumor kistik benigna dapat terjadi keganasan lebih kecil dibandingkan dengan jenis
serosum. Biasanya bila terjadi keganasan, berupa Ca. Epidermoid, kadang – kadang berbentuk
sarcoma.

1.7 Pemeriksaan Diagnostic

1.7.1 Laparoscopi
Untuk mengetahui apakah sebuah Tumor berasal dari uterus, dari ovarium atau tidak dan untuk
menentukan sifat-sifat tumor tersebut.

1.7.2 Ultrasonografi
Untuk menentukan letak tumor dan batasnya, apakah tumor berasal di uterus, ovarium atau dari
blader, apakah , tumor kistik atau soli dan dapat dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang
bebas dan yang tidak.
1.7.3 Parasentesis
Fungsi pada ascites berguna untuk menentukan sebab ascites, perlu diingat bahwa tindakan
tersebut dapat mencemarkan kavum peritonea dengan kista dengan dinding kista tertusuk

1.8 Penatalaksanaan
1.8.1 Satu-satunya pengobatan untuk neoplasma dari ovarium adalah operasi. Jenis dan luasnya
operasi tergantung pada jenis usia wanita dan perlu atau tidaknya wanita hamil lagi, sebaiknya isi
kista segera dibuka, sebelum perut ditutup kembali.
1.8.2 Pada wanita yang lebih tua ( lebih dari 40 tahun ) jalan yang baik adalah hysterectomy totalis
dan salping – oophorectomy bilateral walaupun tidak ada tanda-tanda keganasan

BAB 2
ASKEP TEORI

2.1 Ketakutan / ansietas : peningkatan ketegangan, ketakutan, penurunan kepercayaan diri.


2.1.1 Kiteria hasil / tujuan :
Pasien dapat melakukan penurunan rasa takut atau cemas yang berkurang ketingkat yang dapat
diatai.
2.1.2 Interfensi Keperawatan :
1) Identifikasi dan rasa cemas dan takut yang mengharuskan dilakukannya penundaan prosedur
pembedahan.
R :Rasa takut yang berlebihan atau yerus menerus akan mengakibatkan stress yang berlebihan,
resiko potensial dari pembalikan reaksi terhadap prosedur / zat – zat anestesi.
2) Validasi dari rasa takut, sediakan informasi yang akurat dan actual.
R : Mengidensifikasi rasa takut yang spesifik akan membantu pasien untuk menghadapinya secara
realitas, misalnya kesalahan identifikasi / operai yang salah, kesalahan anggota tubuh yang dioperai,
penggambaran yang salah.
3) Informasikan pasien / orang terdekat tentang perang advokat perawat intraoprasional.
R : Kembangkan rasa percaya / hubungan, turunkan rasa takut akan kehilangan control pada
lingkungan asing.
4) Berikan petunjuk / penjelasan yang sederhana pada pasien yang tenang.Tinjau lingkungan sesuai
kebutuhan.
R : Ketidak seimbangan dari proses pemikiran akan membuat pasien menemui kesulitan untuk
memahami petunjuk – petunjuk yang panjang dan berbelit – belit.
5) Kontrol stimuli ekstrenal
R : Suara gaduh dan keributan akan meningkatkan ansietas.
6) Diskusikan penundaan atau penangguhan pembedahan dengan dokter, anestesiologi, pasien dan
keluarga sesuai kebutuhan.
R :Mungkin diperlukan rasa takut yang berlebihan tidak berkurang atau tidak teratasi.

2.2 Kurang pengetahuan : mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan.


2.2.1 Kriteria Hasil / Tujuan :
Mengutarakan pemahaman proses penyakit / proses preoperasi dan harapan paskal operasi.
2.2.2 Interfensi keperawatan
1) Kaji tingkat pemahaman pasien.
R : Berikan fasilitas perencanaan program pengajaran paskal operasi.
2) Tinjau ulang patologi khusus dan antipati prosedur pembendahan.
R: Sediakan pengetahuan berdasarkan hal dimana pasien dapat membuat pilihan terapi berdasarkan
informasi dan setuju untuk mengikuti prosedur, dan adanya kesempatan untuk menjelaskan
kesalahan konsep.
3) Sediakan kesempatan untuk melatih batuk, napas dalam dan latihan otot.
R : Meningkatkan pengajaran dan aktifitas paskal operasi.
4) Informasikan pasien / orang terdekat mengenahi rencana perjalanan, komonikasi dokter / orang
terdekat.
R : Informasi logistic mengenahi jadwal dan kamar operasi dan juga dimana dan kapan ahli bedah
akan berkomonikasi dengan orang terdekat untuk mengurangi stress dan menjelaskan kesalahan
konsep, mencegah kebingungan dan keraguan akan kesehatan pasien.

2.3 Resiko terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anorexia,
penurunan masukan sekunder terhadap pembedahan, terapi radiasi ,penurunan pemasukan oral,
mual muntah dan ketidak nyamanan mulut.
2.3.1 Tujuan
Asupan nutrisi terpenuhi secara adekuat
2.3.2 Kriteria Hasil
- Berat badan stabil
- Nafsu makan meningkat
- Porsi makanan yang dihidangkan dihabiskan
2.3.3 Intervensi
1) Pantau masukan makanan setiap hari
R : Mengidentifikasi kekuatan / defisiensi nutrisi
2) Motivasi pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien dengan masukan cairan adekuat
R : Kebutuhan jaringan metabolic ditingkatkan serta cairan ( menghilangkan produksi sisa )
3) Hidangkan makanan yang sesuai selera pasien
R : Untuk menambah nafsu makan pasien
4) Hindari makanan dengan bumbu merangsang dan berlemak
R : Dapat menstimulus respon mual muntah
5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antiemetik
R : Obat antiemetik menurunkan reaksi mual muntah

2.4 Ancietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian, ancaman atau perubahan pada
status kesehatan / sosioekonomi, fungsi peran, pola interaksi, kuranganya informasi mengenai
penyakitnya dan prosedur pemeriksaan
2.4.1 Tujuan
Pasien mampu menunjukkan hilangnya / berkurangnya kecemasan
2.4.2 Kriteria hasil
- Pasien mengatakan rasa cemas hilang atau berkurang
- Ekspesi wajah tenang
- Tanda – tanda vital dalam batas normal
2.4.3 Intervensi
1) Motivasi pasien pasien untuk mengungkapkan perasaan cemasnya
R : Pengungkapan perasaan akan mengurangi cemasnya
2) Beri penjelasan kepada pasien tentang penyakitnya dan cara mengatasinya
R : Pengetahuan yang cukup dapat mengurangi kecemasan akibat kurang informasi
3) Ciptakan suasana lingklungan yang aman, nyaman dan tenang
R : Lingkungan yang nyaman mengurangi kecemasan
4) Anjurkan keluarga untuk terus mendampingi dan memberi motivasi pada pasien
R : Peran keluarga sangat mendukung secara psikologis untuk mengurangi kecemasan
5) Ciptakan hubungan saling percaya antara perawat dan pasien
R : Hubungan terapeutik membantu pasien mengungkapkan perasaan cemasnya

BAB 3
TINJAUAN KASUS

3.1 BIODATA :
Nama pasien : Ny Wasilah No. Reg 319688
Umur : 20 th
Status : Janda
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Guru MTS
Alamat : Ds. Wonosari RT. 2 RW. 3 Gondang Wetan Pasuruan
Diagnosa Medis : Cystoma Ovari
Tanggal MRS : 10 – 9 – 2003
Tanggal Pengkajian : 24 – 9 – 2003
Golaongan Darah : O
Suami
Nama : Tn. Suadi
Umur : 30 th
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta

3.2 KELUHAN UTAMA


Saat MRS : Perut terasa kembung sejak 26 hari yang lalu.
Saat Pengkajian : Nyeri abdomen skala 5, sesak, perut terasa kembung.

3.3 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Perut kembung sejak 26 hari yang lalu berobat kedokter tidak ada perubahan, lalu dibawa ke RS.
Pasuruan dan MRS 1 minggu, lalu dirujuk ke RSSA Malang didiagnosa cystoma ovari, tanggal 10 – 9 –
2003, MRS diruang 9 gynecology.

3.4 RIWAYAT PENYAKIT MASA LALU


Pasien tidak pernah mempunyai penyakit sampai menyebabkan harus dirawat dirumah sakit.

3.5 RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Dari anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit menular, penyakit kronis atau akut
maupun menurun seperti Hipertensi, Diabetes Mellitus, Jantung atau TBC

3.6 DATA PSIKO SOSIAL


Orang yang paling dekat dengan pasien adalah Bapak dan Ibu pasien, pasien dapat berkomunikasi
dengan baik dengan orang lain, lingkungannya, teman, sesama pasien di RS dan perawat.

3.7 POLA SEHARI – HARI

Dirumah Dirumah sakit


Nutrisi : Makan : 1 porsi, nasi, sayur, lauk, 3 x / hari ( oral )
Minum : ½ gelas air putuh / susu, 5 x / hari ( diminum )
Istirahat tidur : Pasien tidur 4 – 5 jam
Aktifitas : Pasien mengajar di MTS ± 6 jam
Kebersihan diri : Pasien mandi 2 x / hari, gosok gigi 2 x / hari, keramas 3 x / minggu
Eliminasi : BAB : 1 x / hari
BAK : 6 x / hari
Nutrisi : Makan : 1 porsi, nasi, sayur, lauk buah, 3 x / hari ( oral ), porsi rumah sakit
Minum : 100 CC air putuh + susu, 5 x / hari ( diminum )
Istirahat Tidur : Pasien tidur 3 – 4 jam, sering terbangun karena sesak, tidur siang ± 1 jam.
Aktifitas : Pasien hanya tiduran, jalan – jalan sebentar, kadang – kadang kekamar kecil untuk
personal hygieme dan kancing.
Kebersihan diri : Pasien mandi 2 x / hari diseka keluarga, gosok gigi 2 x / hari
Eliminasi : BAB : 3hari 1 x
BAK : 4 x / hari

3.8 KEADAAN / PENAMPILAN / KESAN UMUM PASIEN


KU gelisah dan cemas, pasien pucat, pasien selalu memegangi perutnya, wajah tampak grimace.
Pasien terpasang infus NS 20 tetes /mnt pada kangan kiri.

3.9 TANDA – TANDA VITAL


Suhu Tubuh : 376 0 C
Denyut Nadi : 96 x / menit
Tekanan Darah : 110 / 80 mmHg
Pernafasan : 28 x / menit
BB : -
TB : 145 cm

3.10 PEMERIKSAAN FISIK

3.10.1 Pemeriksaan Kepala dan Leher


Kepala / rambut : Bentuk kepala lonjong wajah simetris, rambut tipis agak kotor
Mata : Simetris kanan kiri, reflek pupil ( + ), konjuctiva anemis, sclera tidak icterus.
Hidung : Simetris, secret ( - ), PCH ( - )
Telinga : Simetris kanan kiri, serumen ( - )
Mulut : Bibir pucat, tidak ada luka dan sariawan
Leher : Tidak ada pembesaran tiroid

3.10.2 Pemeriksaan payudarah dan ketiak


Inspeksi : Puting tampak menonjol, tidak ada peradangan
Papasil : Tidak ada penonjolan pada daerah axilla dan mammae
3.10.3 Pemeriksaan Dada / Thorak
Inspeksi : Dada simetris, tidak ada luka
Auskultasi : Ada suara tambahan ( Whezing )

3.10.4 Pemeriksaan Abdomen


Inspeksi : Bentuk abdomen bulat membesar ( buncit )
Auskultasi : Bising usus ( + ) 15 x / menit, Djj tidak terdengar
Papalsi : Ada nyeri tekan pada abdomen bawah, masa ( + ), φ 20 x 30 cm
Perkusi : asitas ( + ), suara pekak.

3.10.5 Pemeriksaan Genetalia dan sekitarnya


Inspeksi : tidak keluar darah, tidak ada oedema dan varices

3.10.6 Pemeriksaan Punggung


Punggung tidak terdapat skoliasis, Kypose, hyperlordose

3.10.7 pemeriksaan Ekstremitas


Tidak ada oedema,varices, kelainan kongenital, reflek patella ( + )

3.10.8 Pengkajian status obstetric


• Menarche : 13 th
• Lamanya haid : 8 hari
• Sklus Haid : 30 hari
• HPHT : -
• Kelainan – kelainan haid : tidak pernah mengalami keputihan
• Menopause : -
• Riwayat persalinan terdahulu : GoPooo

3.11 DATA KELUARGA BERENCANA


Pasien belum pernah menggunakan alat konstrasepsi
3.12 INFORMASI LAIN
Terapi : Amoksilin, Ferofat ( 3 x 1)
Lab : 18 – 9 – 2003 : Leukosit : 2100 / ul ( N : 3500 – 10.000 )
HB : 7,9 gr / dl ( N : 11,0 – 16,5 )
PCV ; 22,8 % ( N : 35 – 50 )
Trombosit :505.000 / ul ( N :150.000 – 390.000)
26 – 9 – 2003 : Leukosit : 22.800 / ul ( N : 3500 – 10.000 )
HB : 7,7 gr / dl ( N : 11,0 – 16,5 )
PCV ; 22,5 % ( N : 35 – 50 )
Trombosit :504.000 / ul ( N :150.000 – 390.000)
29 – 9 – 2003 : GD puasa : 100 mg / dl
Ureum : 34.9 mg / dl
Kreatinin ; 1,1 mg / dl
SGOT : 27 mU / ml
SGPT : 14 mU / ml
Albumin : 1,9 g / dl

USG : 11 – 9 – 2003 : Tampak suatu masa padat dan sebagian kistik dengan bintik – bintik klasifikasi
mengisi cavum pelvis, Cu antofleksi dengan endometrialline, terdorong oleh masa tumor keatas,
acites ( + )

3.13 PENATALAKSANAAN

3.13.1 Beri posisi ½ duduk


3.13.2 Transfusi PRC sampai dengan HB > 10 gr /dl

DAFTAR PUSTAKA

1. Bagian Obstetri dan Ginekologi ; GINEKOLOGI, Fakultas Kedokteran Unifersitas Padjajaran –


Bandung : 1981.
2. Hilgers R . G : Malignan Neoplasma Of The Vagina Gynekol. Obstet . 4 : 44, 1980
3. Lynda Juall Carpenito , Dianogsa Keperawatan ( Handbook Of Nursing Dianogsis ) Penerbit EGC ,
1995.
4. Marilynn E. Doenges, Mary Frances Moorhouse, Alice C, Geissler, Rencana Asuhan Keperawatan.
Penerbit ECG, 2000.

http://www.detak.org/aboutcancer.php?id=21&c_id=0

KARSINOMA OVARIUM
22/02/2008 16:29, Ovarium Cancer (General).

KARSINOMA OVARIUM

( Oleh : ARI )

I.                  Anatomi dan Fisiologi Ovarium

Ovarium adalah salah satu organ sistem reproduksi wanita, sistem reproduksi terdiri dari
ovarium, tuba fallopi, uterus dan vagina. Kedua ovarium terletak dikedua sisi uterus dalam rongga pelvis
dengan panjang sekitar 1,5 – 2 inchi dan lebar < 1 inchi, ovarium akan mengecil setelah menopause.
Ovarium memiliki dua fungsi yaitu:

1.     Menyimpan ovum (telur) yang dilepaskan satu setiap bulan, ovum akan melalui tuba fallopi tempat
fertilisasi dengan adanya sperma kemudian memasuki uterus, jika terjadi proses pembuatan (fertilisasi)
ovum akan melekat (implantasi) dalam uterus dan berkembang menjadi janin (fetus), ovum yang tidak
mengalami proses fertilisasi akan dikeluarkan dan terjadinya menstruasi dalam waktu 14 hari setelah
ovulasi.

2.     Memproduksi hormon estrogen dan progesteron, kedua hormon ini berperan terhadap
pertumbuhan jaringan payudara, gambaran spesifik wanita dan mengatur siklus
menstruasi.    

         
         
 II.               Kanker ovarium

                

Kanker ovarium berasal dari sel - sel yang menyusun ovarium yaitu sel epitelial, sel germinal dan sel
stromal. Sel kanker dalam ovarium juga dapat berasal dari metastasis organ lainnya terutama sel kanker
payudara dan kanker kolon tapi tidak dapat dikatakan sebagai kanker ovarium.

Menurut data statistik American Cancer Society insiden kanker ovarium sekitar 4 % dari seluruh
keganasan pada wanita dan menempati peringkat kelima penyebab kematian akibat kanker,
diperkirakan pada tahun 2003 akan ditemukan 25.400 kasus baru dan menyebabkan kematian sebesar
14.300, dimana angka kematian ini tidak banyak berubah sejak 50 tahun yang lalu.

Hampir 70 % kanker ovarium epitelial tidak terdiagnosis sampai keadaan stadium lanjut,
menyebar dalam rongga abdomen atas (stadium III) atau lebih luas (stadium IV) dengan harapan hidup
selama 5 tahun hanya sekitar 15–20%, sedangkan harapan hidup stadium I dan II diperkirakan dapat
mencapai 90% dan 70%.       

III.           Faktor resiko kanker ovarium


          Penyebab pasti kanker ovarium masih dipertanyakan, beberapa hal yang diperkirakan sebagai
faktor resiko kanker ovarium adalah sebagai berikut:

·        Riwayat keluarga kanker ovarium dan kanker payudara

·        Riwayat keluarga kanker kolon dan kanker endometrial

·        Wanita diatas usia 50 – 75 tahun

·        Wanita yang tidak memiliki anak(nullipara)

·        Wanita yang memiliki anak > 35 tahun

·        Membawa mutasi gen BRCA1 atau BRCA2

·        Sindroma herediter kanker kolorektal nonpolipoid

·        Ras kaucasia > Afrika-Amerika

·        Dll

IV.             Jenis kanker ovarium

1.     Tumor epitelial

Tumor epitelial ovarium berkembang dari permukaan luar ovarium, pada umumnya jenis tumor
yang berasal dari epitelial adalah jinak, karsinoma adalah tumor ganas dari epitelial ovarium (EOC’s :
Epitelial ovarium carcinomas) merupakan jenis tumor yang paling sering ( 85 – 90% ) dan penyebab
kematian terbesar dari jenis kanker ovarium. Gambaran tumor epitelial yang secara mikroskopis tidak
jelas teridentifikasi sebagai kanker dinamakan sebagai tumor bordeline atau tumor yang berpotensi
ganas (LMP tumor : Low Malignat Potential).

Beberapa gambaran EOC dari pemeriksaan mikroskopis berupa serous, mucous, endometrioid
dan sel jernih.

2.     Tumor germinal

          Tumor sel germinal berasal dari sel yang menghasilkan ovum atau telur, umumnya tumor germinal
adalah jinak meskipun beberapa menjadi ganas, bentuk keganasan sel germinal terutama adalah
teratoma, dysgerminoma dan tumor sinus endodermal. Insiden keganasan tumor germinal terjadi pada
usia muda kadang dibawah usia 20 tahun, sebelum era kombinasi kemoterapi harapan hidup satu
tahun kanker ovarium germinal stadium dini hanya mencapai 10 - 19% sekarang ini 90 % pasien kanker
ovarium germinal dapat disembuhkan dengan fertilitas dapat dipertahankan.

3.     Tumor stromal

          Tumor ovarium stromal berasal dari jaringan penyokong ovarium yang memproduksi hormon
estrogen dan progesteron, jenis tumor ini jarang ditemukan, bentuk yang didapat berupa tumor theca
dan tumor sel sartoli-leydig termasuk kanker dengan derajat keganasan yang rendah.
Klasifikasi stadium kanker ovarium berdasarkan FIGO (International Federation of Gynecology and
Obstetrics(1,13,14).

Stadium I terbatas pada 1 / 2 ovarium

IA Mengenai 1 ovarium, kapsul utuh, ascites (-)

IB Mengenai 2 ovarium, kapsul utuh, ascites (-)

IC Kriteria I A / I B disertai 1 > lebih keadaan sbb :

1.     Mengenai permukaan luar ovarium

2.     Kapsul ruptur

3.     Ascites (+)

Stadium II perluasan pada rongga pelvis

II A Mengenai uterus / tuba fallopi / keduanya

II B Mengenai organ pelvis lainnya

II C Kriteria II A / II B disertai 1 / > keadaan sbb :

1.     Mengenai permukaan ovarium


2.     Kapsul ruptur

3.     Ascites (+)

Stadium III kanker meluas mengenai organ pelvis dan intraperitoneal

III A Makroskopis : terbatas 1 / 2 ovarium

Mikroskopis : mengenai intraperitoneal

III B Makroskopis : mengenai intraperitoneal diameter < 2 cm, KGB (-)

III C 1.     Meluas mengenai KGB dan /

2.     Makroskopis mengenai intraperitoneal diameter > 2 cm

Derajat keganasan kanker ovarium(13,14)

1.     Derajat 1 : differensiasi baik

2.     Derajat 2 : differensiasi sedang

3.     Derajat 3 : differensiasi buruk

Dengan derajat differensiasi semakin rendah pertumbuhan dan prognosis akan lebih baik.

Tanda dan keluhan kanker ovarium(13,14)

          Kanker ovarium sulit terdeteksi, hanya sekitar 10 % dari kanker ovarium yang terdeteksi pada
stadium awal, keluhan biasanya nyeri daerah abdomen disertai keluhan–keluhan:

·        Pembesaran abdomen akibat penumpukan cairan dalam rongga abdomen (ascites)

·        Gangguan sistem gastrointestinal; konstipasi, mual, rasa penuh, hilangnya nafsu makan dll

·        Gangguan sistem urinaria; inkontinensia uri

·        Perasaan tidak nyaman pada rongga abdomen dan pelvis

·        Menstruasi tidak teratur

·        Lelah
·        Keluarnya cairan abnormal pervaginam (vaginal discharge)

·        Nyeri saat berhubungan seksual

·        Penurunan berat badan

·        Dll

Deteksi dini kanker ovarium(13,14)

Semakin dini tumor ovarium ditemukan dan mendapat pengobatan harapan hidup akan semakin baik
metode pemeriksaan yang sekarang ini digunakan sebagai penyaring kanker ovarium adalah:

Ø      Pemeriksaan pelvik dan rektal : termasuk perabaan uterus dan ovarium untuk mengetahui bentuk dan
ukuran yang abnormal, meskipun pemeriksaan rektovaginal tidak dapat mendeteksi stadium dini kanker
ovarium.

Ø      Ultrasounografi (USG): Dengan gelombang ultrasound untuk membedakan gambaran jaringan sehat,
kista dan bentuk tumor padat, melalui abdomen ataupun pervaginam, dimana mampu mendeteksi
keganasan dengan keluhan asimtomatik tapi ketepatan pada stadium dini rendah.

Ø      Penanda tumor CA-125: Pemeriksaan darah CA-125 digunakan untuk menilai kadar CA-125 dimana
peningkat pada kanker ovarium, wanita dengan kanker ovarium stadium lanjut terjadi peningkatan CA-
125 (>35µ/ml) sekitar 80% walaupun ketepatan pemeriksaan ini baru mencapai 50 % pada stadium dini,
pada wanita premonopause, kehamilan, endometriosis, fibroid uterine, penyakit ganguan fungsi hati
dan kista ovarium juga terjadi peningkatan kadar CA-125.

Diagnosis kanker ovarium(13,14)

·        Anamnesis dan pemeriksaan fisik pelvik

·        Radiologi : USG Transvaginal, CT scan, MRI

·        Tes darah khusus : CA-125 (Penanda kanker ovarium epitelial), LDH, HCG, dan AFP (penanda tumor sel
germinal)

·        Laparoskopi

·        Laparotomi
·        Pemeriksaan untuk mengetahui perluasan kanker ovarium

-         Pielografi intravena (ginjal, ureter, dan vesika urinaria), sistoskopi dan sigmoidoskopi.

-         Foto rontgen dada dan tulang.

-         Scan KGB (Kelenjar Getah Bening)

-         Scan traktus urinarius

Penatalaksanaan kanker ovarium(1,13,14)

1.     Operasi

2.     Radioterapi

3.     Kemoterapi

Kanker ovarium epitelial :

·        Stadium I : Pilihan terapi stadium I dengan derajat diferensiasi baik sampai sedang, operasi salpingo-
ooforektomi bilateral (operasi pengangkatan tuba fallopi dan ovarium) atau disertai histerektomi
abdominal total (pengangkatan uterus) dan sebagian jaringan abdominal, harapan hidup selama 5 tahun
mencapai 90%, pada stadium I dengan diferensiasi buruk atau stadium IC pilihan terapi berupa:

·        Radioterapi

·        Kemoterapi sistemik

·        Histerektomi total abdominal dan radioterapi

·        Stadium II: Pilihan terapi utama operasi disertai kemoterapi atau radioterapi, dengan terapi ajuvan
memperpanjang waktu remisi dengan harapan hidup selama 5 tahun mendekati 80 %.

·        Stadium III dan IV:

Sedapat mungkin massa tumor dan daerah metastasis sekitarnya diangkat (sitoreduktif) berupa
pengeluran asites, omentektomi, reseksi daerah permukaan peritoneal, dan usus, jika masih
memungkinkan salpingo-ooforektomi bilateral dilanjutkan terapi ajuvan kemoterapi dan atau
radioterapi.
Kanker ovarium germinal :

·        Disgerminoma: pengangkatan ovarium dan tuba fallopi dimana kanker ditemukan dilanjutkan radioterapi
atau kemoterapi.

·        Tumor sel germinal lainnya: pengangkatan ovarium dan tuba fallopi dilanjutkan kemoterapi.

Kanker ovarium stromal :

·        Operasi yang dilanjutkan dengan kemoterapi

Kombinasi standar sistemik kemoterapi berupa TP (paclitaxel + cisplatin atau carboplatin),


CP (cyclophosphamide + cisplatin), CC (cyclophosphamide + carboplatin).

Sejak tahun 1993 perkumpulan ginekologi onkologi (GOG) melaporkan bahwa paclitaxel dengan
kombinasi cisplatin kini merupakan terapi lini pertama untuk kanker ovarium.

Anda mungkin juga menyukai