LP KIE Pada Masa Perimenopause - WAHYUNI K.sari - 130120025

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN BAKTI UTAMA PATI
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Nama : Wahyuni Kartika Sari


Semester : I (Satu)
Kompetensi Tindakan : KIE pada Masa Perimenopause
Stase : Asuhan Kebidanan pada Remaja dan Perimenopause

A. Latar Belakang
Perimenopause merupakan suatu fase transisi yang dialami para perempuan
dalam menuju masa menopause, fase ini adalah satu kondisi fisiologis pada
perempuan yang telah memasuki proses penuaan (aging), yang ditandai dengan
menurunnya kadar hormonal estrogen dari ovarium. Masa ini bisa terjadi selama 2-
5 tahun sebelum menopause (Proverawati, 2010). Usia perimenopause wanita
biasanya 45 tahun sampai terjadinya menopause. Pada masa ini perempuan
menyesuaikan diri dengan menurunnya produksi hormon yang dihasilkan oleh
ovarium yang dampaknya sangat bevariasi (Proverawati, 2010).
World Health Organization (WHO) mengatakan tahun 2030 jumlah perempuan
di seluruh dunia yang memasuki masa menopause diperkirakan mencapai 1,2 miliar
orang (WHO, 2014). Gejala premenopause untuk sebagian perempuan masih
dianggap tabu dan banyak dari mereka bahkan belum mengerti tentang
premenopause, tetapi tidak sedikit juga dari mereka yang belum siap berada pada
kondisi tersebut. Hal ini disebabkan karena mereka belum memahami dan
kurangnya pengetahuan tentang perubahan fisiologis dan psikologis yang terjadi
pada perempuan menjelang masa premenopause sehingga memunculkan sikap-sikap
yang menimbulkan ketidaknyamanan diusia menjelang menopause. Perempuan
dalam menghadapi premenopause berbeda-beda karena hal ini berkaitan dengan
beberapa faktor antara lain tingkat pengetahuan (Prawirohardjo, 2007).
Keluhan yang sering dirasakan dan paling sering dijumpai yaitu ketidakteraturan
siklus haid, adanya semburan panas (hot flushes) dari dada keatas yang sering
disusul dengan keringat banyak dan berlangsung selama beberapa detik sampai 5
menit, merasa pusing disertai sakit kepala, nafsu seks menurun, kekeringan pada
vagina, rasa sakit saat berhubungan seksual, susah tidur, hipertensi, mudah terjadi
fraktur pada tulang (Proverawati, 2010). Keluhan psikis yang dirasakan yaitu merasa
cemas, adanya ketakutan, lebih cepat marah, emosi kurang terkontrol, mudah
tersinggung, sulit berkonsentrasi, gugup, rasa kesunyian, tidak sabar, rasa lelah,
merasa tidak berguna, stres, dan bahkan hingga mengalami depresi, hal tersebut
tentunya akan semakin memperbesar terjadinya sindrom premenopause. Sindrom
premenopause banyak di alami oleh perempuan hampir diseluruh dunia, seperti 70-
80% perempuan di Eropa, 60% perempuan di Amerika, 57% perempuan di
Malaysia, 18% perempuan di Cina, dan 10% perempuan di Jepang menjadi 372 juta
jiwa (Proverawati, 2010).
Upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan pada usia
menopuse yaitu dibuatnya peraturan yang mengatur mengenai kesehatan pada usia
lanjut di Indonesia yaitu pada Undang–undang Republik Indonesia No. 36 tahun
2009 tentang Kesehatan pasal 7 yang berisi setiap orang berhak untuk mendapatkan
informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab.
Pemberian informasi bertujuan untuk menambah pengetahuan perempuan mengenai
menopause. Pengetahuan yang cukup dapat membantu perempuan premenopause
menyiapkan dirinya menjalani masa menopause, pengetahuan merupakan salah satu
peran dalam mempengaruhi keputusan seorang perempuan untuk berperilaku sehat
nantinya (Rasyid, dkk. 2014).
Penelitian Loutfy (2002) mengenai persepsi dan pengalaman perempuan di
Alexandria menemukan kurang memiliki pengetahuan tentang gaya hidup sehat dan
tindakan perawatan diri selama perimenopause. Tindakan yang dapat dilakukan oleh
perempuan untuk mengatasi perubahan fisik yang terjadi pada masa premenopause
yaitu menerima proses menopause dengan memperhatikan gaya hidup meliputi
mengatur pola makanan yang sehat dan bergizi, mengkonsusmsi beberapa jenis
vitamin, berolahraga secara teratur, menghindari rokok dan alkohol, batasi konsumsi
kafein, alkohol, garam, dan gula, dan memeriksakan diri secara berkala. Tindakan
yang dapat dilakukan oleh perempuan untuk mengatasi perubahan psikis meliputi
berpikiran positif melalui penerimaan yang baik dan menghindari stress,
memperkuat ibadah sehingga menimbulkan penerimaan yang positif (Poverawati,
2010).
B. Tujuan
Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu tentang persiapan dalam
menghadapi masa menopause.
C. Manfaat
1. Ibu memahami tentang perimenopause dan menopause
2. Ibu mengerti dan memahami tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada saat
menjelang menopause
3. Ibu mempunyai persiapan secara fisik dan psikis dalam menghadapi menopause
4. Ibu mengetahui cara pencegahan dalam menghadapi masa menopause.
D. Indikasi
- Ibu usia >40 tahun
E. Kontraindikasi
- Remaja
F. Persiapan Alat dan Bahan
1. Alat pemeriksaan fisik dan TTV
2. Leaflet
3. Alat Tulis
G. Prosedur Tindakan
1. Tahap Pra Interaksi
a. Cuci tangan
b. Melakukan verifikasi data RM pasien
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam
b. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
c. Menanyakan kesiapan klien sebelum tindakan dilakukan
d. Menjaga privasi pasien
3. Tahap Kerja
a. Menjelaskan tentang perimenopause
Perimenopause adalah fase transisi yang dialami para perempuan dalam
menuju masa menopause, fase ini adalah satu kondisi fisiologis pada
perempuan yang telah memasuki proses penuaan (aging), yang ditandai
dengan menurunnya kadar hormonal estrogen dari ovarium. Masa ini bisa
terjadi selama 2- 5 tahun sebelum menopause. Usia perimenopause wanita
biasanya 45 tahun sampai terjadinya menopause
b. Menjelaskan tentang gejala perimenopause seperti:
1) Hot flush atau perasaan panas dari dada hingga wajah sehingga wajah
dan leher menjadi kemerahan dan berkeringat.
2) Gangguan tidur, yang bisa disertai dengan keringat malam.
3) Drynes vaginal (kekeringan pada vagina)
4) Penurunan daya ingat dan mudah tersinggung
5) Inkontinensia urin
6) Ketidakteraturan siklus haid
7) Perubahan Kulit
c. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Gejala Perimenopause
1) Aktifitas fisik
2) Jumlah kelahiran
3) Siklus haid
4) Faktor Sosial Ekonomi
5) Merokok
6) Status Perkawinan
d. Menjelaskan persiapan dalam menghadapi menopause:
 Persiapan fisik seperti:
1) Menerapkan GERMAS (Gerakan Masyakat Hidup Sehat)
2) Melakukan senam ergonomis untuk penurunan keluhan atrofi
urogenital pada perimenopause
3) Melakukan senam aerobik dalam upaya mencegah dan mengurangi
keluahan premenopause.
 Persiapan Psikologis seperti:
1) Selalu berpikiran positif
2) Rajin beribadah.
e. Memberikan dukungan dan motivasi kepada ibu dalam menghadapi
menopause.
4. Tahap Terminasi
a. Melakukan feed back hasil tindakan kepada klien melalui pemberian
pertanyaan
b. Memberikan kesempatan kepada klien untuk bertanya tentang penjelasan
yang diberikan
c. Memberikan salam
d. Merapikan alat
e. Mendokumentasikan tindakan pada RM pasien
f. Mencuci tangan
H. Referensi.
Loutfy, Mesir I. 2002. Women’s Perception and Experience of Menopause: a
community-based Alexandria, Egypt. Eastern Mediterranean Health Jornal, 12
(2).
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Menopause dan Andropause. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Proverawati, Atikah. 2010. Menopause dan Sindrom Premenopause. Yogyakrta:
Nuha Medika.
. 2009. Tentang Kesehatan. Jakarta: Undang-undang RI
Rasyid, dkk. 2014. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Dengan Kecemasan
Menghadapi Menopause di Kelurahan Tangkiki Kecamatan Sipatana Kota
Gorontalo Tahun 2014. Universitas Negeri Gorontalo: Ilmu Kesehatan dan
Olahraga.
World Healt Organization. 2014. Kesehatan Reproduksi Perempuan. www.
who.int/features/factfiles/physical_activity/facts/en/index2.html.
Dapalan, 19 Agustus 2021
Mengetahui,
Pembimbing Lahan Mahasiswa

Marlita Potoboda, A.Md. Keb Wahyuni Kartika


Sari
Mengetahui
KaProdi Pendidikan Profesi Bidan

Retno Wulan, S.S.T.Keb.,M.K.M


NPP.12005082

Anda mungkin juga menyukai