Askeb Neonatus "Bayi Ny. S"
Askeb Neonatus "Bayi Ny. S"
Askeb Neonatus "Bayi Ny. S"
Dosen Pembimbing
Lusinta Agustina, S. S. T. M.Keb.
Disusun Oleh :
Alifia Meidita
P27224019003
D-III Kebidanan Semester IV
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada penyusun untuk dapat menyelesaikan
laporan kasus asuhan kebidanan bayi baru lahir untuk melengkapi tugas
mata kuliah asuhan kebidanan bayi baru lahir.
Dalam menyelesaikan laporan ini, penyusun telah mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Juga tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan tidak
sempat penyusun sebutkan satu per satu.
Saya berharap semoga dengan disusunnya laporan ini dapat
memberikan pengetahuan bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa
laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat lahir 2.500
gram sampai 4000 gram, cukup bulan, langsung menangis dan tidak
ada cacat bawaan, serta ditandai dengan pertumbuhan dan
perkembangan yang cepat. Bayi merupakan makhluk yang sangat
peka dan halus, apakah bayi itu akan terus tumbuh dan berkembang
dengan sehat, sangat bergantung pada proses kelahiran dan
perawatannya. Tidak saja cara perawatannya, namun pola pemberian
makan juga sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan
bayi (Depkes RI, 2010).
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia terus menurun
setiap tahun. Namun, jalan memerangi AKB masih panjang. Hasil
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan dari
tahun ke tahun AKB mengalami penurunan signifikan. Dari 68
kematian per 1.000 kelahiran hidup pada 1991, hingga 24 kematian
per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2017. Persalinan prematur
merupakan penyebab utama kematian neonatal dini dan memberikan
kontribusi lebih dari 70% penyebab kematian perinatal pada bayi
tanpa kelainan bawaan. Pada bayi kurang bulan (prematur) sering
timbul penyulit yang berhubungan dengan kekurang-matangan organ
kematian bayi baru lahir sampai umur 7 hari lebih merupakan 50%
dari kematian bayi. BBLR preterm berisiko kematian neonatal dini
52,1 kali lebih besar dan BBLR term mempunyai risiko kematian 4,2
kali dibandingkan bayi berat badan normal. Berdasarkan hasil Survei
Demografi Kesehatan (Kemenkes, 2017)
Data yang dipaparkan oleh kemenkes terbaca angka
kematian neonatal (AKN) 15 per 1000 KH menurut SDKI tahun 2017.
Kematian neonatal di desa/kelurahan 0-1 per tahun sebanyak 83.447,
di Puskesmas kematian neonatal 7-8 per tahun sebanyak 9.825, dan
angka kematian neonatal di rumah sakit 18 per tahun sebanayak 2.868.
Sementara penyebab kematian neonatal tertinggi disebabkan oleh
komplikasi kejadian intraparum tercatat 283%, akibat gangguan
respiratori dan kardiovaskular 21.3%, BBLR dan premature 19%,
kelhiran kongenital 14, 8%, akibat tetanus neonatorum 1,2%, infeksi
7.3% dan akibat lainnya 8.2%. (Kemenkes, 2017)
Penyebab utama kematian bayi pada minggu pertama
kehidupan adalah komplikasi kehamilan dan persalinan seperti
asfiksia, sepsis, dan komplikasi berat lahir rendah. Asfiksia
neonatorum merupakan keadaan bayi baru Lahir gagal bernapas
spontan dan teratur segera setelah lahir. Penyebabnya adalah hipoksia
janin dalam Rahim yang berhubungan dengan berbagai faktor selama
kehamilan, persalinan, dan segera setelah lahir. Status gizi ibu
sebelum dan selama hamil dapat memengaruhi pertumbuhan janin
yang sedang dikandung. (Andi Zulkifli, dkk : 2012) .
Dari hasil presentasi tersebut kurang baiknya penanganan
bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang
mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Pencegahan
merupakan hal terbaik yang harus dilakukan dalam penangan neonatal
sehingga neonatus sebagai individu yang harus menyesuaikan diri dari
kehidupan intrauterine ke ekstrauterine dapat bertahan dengan baik
karena periode neonatal adalah periode paling kritis dalam fase
pertumbuhan dan perkembangan bayi (Vivian, Nanny. 2010 : 12).
Untuk mewujudkan hal ini, salah satu upaya dalam
penurunan AKB adalah dengan memberikan asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir dengan baik dan sesuai dengan manajemen asuhan
kebidanan, serta memberikan suatu pengetahuan informasi kepada ibu
maupun keluarga mengenai pentingnya melakukan perawatan pada
bayi baru lahir agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Oleh
karena itu untuk mewujudkan pelayanan asuhan neonatus yang
berkualitas maka tenaga kesehatan dibekali pengetahuan dan
keterampilan asuhan neonatus.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan neonatus,
balita, dan anak pra sekolah
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu mengkaji dan mengumpulkan data akurat dari
berbagai sumber yang berhubungan dengan kondisi pasien.
b. Mahasiswa mampu membuat diagnosa terhadap pasien sesuai
dengan hasil pengkajian.
c. Mahasiswa mampu membuat rencana tindakan sesuai kasus.
d. Mahasiswa mampu melakukan tindakan dan mendokumentasikan
hasil tindakan.
e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi setelah melakukan
tindakan.
C. MANFAAT
1. Bagi Mahasiswa
Penulisan laporan ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan mahasiswa, sehingga dapat
mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan kebidanan.
2. Bagi Bidan
Penulisan laporan ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan informasi serta memberikan manfaat bagi bidan
dalam penanganan kepada bayi baru lahir normal.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Penulisan laporan ini diharapkan dapat meningkatkan ilmu,
wawasan dan menambah pembelajaran pendidikan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian dan batasan neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Neonatus adalah bayi yang baru lahir 28 hari pertama
kehidupan (Rudolph,2015). Neonatus adalah usia bayi sejak lahir
hingga akhir bulan pertama (Koizer, 2011). Neonatus adalah bulan
pertama kelahiran. Neonatus normal memiliki berat 2.700 sampai
4.000 gram, panjang 48-53 cm, lingkar kepala 33-35cm (Potter &
Perry, 2009). Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan
neonatus adalah bayi yang lahir 28 hari pertama.
Bayi (Usia 0-11 bulan) merupakan masa pertumbuhan dan
perkembangan yang pesat yang mencapai puncaknya pada usia 24
bulan, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus
periode kritis (Goi, 2010).
Menurut Sutomo. B. dan Anggraeni. DY, (2010), Balita adalah
istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-
5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang
tua untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan
makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik.
Namun kemampuan lain masih terbatas. Masa balita merupakan
periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia.
Perkembangan dan pertumbuhan dimasa itu menjadi penentu
keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak diperiode
selanjutnya. Masa tumbuh kembang diusia ini merupakan masa yang
berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu sering
disebut golden age atau masa keemasan.
Anak usia prasekolah adalah fase perkembangan individu
sekitar 2-6 tahun, ketika anak memiliki kesadaran tentang dirinya
sebagai pria atau wanita, dapat mengatur diri dalam buang air (toilet
training), dan mengenal beberapa hal yang dianggap berbahaya
(mencelakakan dirinya) (Yusuf, 2011).
Ada beberapa tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masa
anak. Menurut pedoman SDIDTK Depkes (2012) tahapan tersebut
sebagai berikut:
1. Masa pranatal atau masa intra uterin (masa janin dalam
kandungan) Masa prenatal terbagi menjadi 3 yaitu:
a) Masa zigot / mudigah: sejak konsepsi sampai umur kehamilan
2 minggu
b) Masa embrio : umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu
c) Masa janin / fetus : umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir
kehamilan. Pada masa janin ada 2 periode :
1) Masa fetus dini yaitu sejak umur kehamilan 9 minggu
sampai trimester ke 2 kehamilan,
2) Masa fetus lanjut yaitu trimester akhir kehamilan.
2. Masa bayi / infancy (umur 0-12 bulan) Masa bayi terbagi
menjadi 2 yaitu:
a) Masa neonatal usia 0--28 hari, terbagi menjadi: Neonatal dini
(perinatal) : 0-7 hari dan Neonatal lanjut: 8-28 hari
b) Masa post (pasca) neonatal umur 29 hari sampai 12 bulan.
3. Masa balita dan prasekolah usia 1 -- 6 tahun Masa balita dan
prasekolah terbagi menjadi:
a) Masa balita: mulai 12-60 bulan tahun dan
b) Masa Pra sekolah: mulai 60-72 bulan tahun
g) Menari/Melangkah
Pegang bayi sehingga kakinya sedikit
menyentuh permukaan yang keras, maka kaki
bayi akan bergerak ke atas dan ke bawah jika
sedikit di sentuh ke permukaan keras di jumpai
pada 4 - 8 minggu pertama.
b. Pemeriksaan Sepintas
Segera setelah lahir, letakkan bayi di atas kain bersih dan kering
yang disiapkan pada perut ibu. Bila hal itu tidak memungkinkan,
maka letakkan bayi dekat ibu (diantara kedua kaki atau
disebelah ibu) tetapi harus dipastikan bahwa area tersebut bersih
dan kering. Segera lakukan penilaian :
1) Apakah bayi menangis kuat dan / atau bernapas tanpa kesulitan?
2) Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas?
Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap–megap atau lemah,
maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir (APN,
2008).
c. Penilaian APGAR Score
Keadaan umum bayi dimulai 1 menit setelah lahir dengan
penggunaan nilai APGAR. Penilaian ini perlu untuk mengetahui
apakah bayi menderita asfiksia atau tidak. Setiap penilaian
diberi angka 0,1 dan 2 dari hasil penilaian tersebut apakah bayi
normal (vigorous baby = nilai apgar 7-10), asfiksia sedang-
ringan (nilai apgar 4-6) atau asfiksia berat (nilai apgar 0-3). Bila
nilai apgar dalam 2 menit belum mencpai nilai 7, maka harus
dilakukan tindakan resasitasi lebih lanjut. Oleh karena bila bayi
menderita asfiksia lebih dari 5 menit, kemungkinan terjadi
gejala-gejala neurologik lanjutan kemudian hari lebih besar.
Berhubungan dengan itu, menurut apgar dilakukan selain pada
umur 1 menit juga pada umur 5 menit.
Tabel Apgar Score
APGAR 0 1 2
Pulse Rate (Frek. Nadi) Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100
Jumlah
(7) Umur
Untuk menambah keakuratan data.
(Matondang, 2013)
(8) Pekerjaan
Guna untuk mengetahui dan mengukur tingkat
social ekonominya, karena ini juga
mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut.
(Ambarwati, 2010)
(9) Agama dan suku bangsa
Untuk memantapkan identitas serta untuk
mengetahui perilaku seseorang tentang
kesehatan dan penyakit yang sering
berhubungan dengan agama dan suku bangsa.
(Matondang, 2013)
(10) Pendidikan
Berperan dalam pendekatan selanjutnya sesuai
tingkat pengetahuannya. (Matondang,2013)
(11) Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan
rumah bila diperlukan. (Matondang, 2013)
b) Data Ibu
Data ibu yang meliputi :
Riwayat obstetri, frekuensi ANC, Imunisasi TT,
Obat/jamu yang dikonsumsi, kenaikan BB, riwayat
penyakit penyerta, komplikasi selama hamil, serta
riwayat persalinan terakhir.
c) Keadaan BBL
2) Data Objektif
Pencatatan dilakukan dari hasil pemeriksaan fisik,
pemeriksaan khusus kebidanan, data penunjang. (Hidayat,
2008).
a) Pemeriksaan Khusus
Dilakukan dengan pemeriksaan apgar score pada menit
pertama, kelima, dan kesepuluh untuk mengetahui
gejala sisa, meliputi : Appearance (warna kulit), Pulse
rate (frekuensi nadi), Grimace (reaksi rangsang),
Activity (tonus otot), Respiration (pernafasan). (Kosim,
2005)
b) Pemeriksaan Umum
(1)Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum baik, sedang,
lemah dari pasien (Saifuddin, 2003).
(2)Kesadaran
Untuk mengetahui kesadaran bayi meliputi tingkat
kesadaran (sadar penuh yaitu memberikan respon
yang cukup terhadap stimulus yang diberikan, apatis
yaitu acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya,
gelisah yaitu tidak responsive terhadap rangsangan
ringan dan masih memberikan respon terhadap
rangsangan yang kuat, koma yaitu tidak dapat
bereaksi terhadap stimulus atau rangsangan apapun)
gerakan yang ekstrem dan ketegangan otot.
(Hidayat, 2009)
(3)Tanda-tanda Vital, meliputi :
(a) Nadi
Untuk mengetahui jumlah denyut nadi bayi
dalam satu menit, sehingga diketahui normal
atau tidaknya nadi bayi tersebut. Normalnya
yaitu 120-160 kali/menit. (Putra, 2012)
(b) Pernafasan BBL normal 30-60 kali/menit,
tanpa retraksi dada dan tanpa suara merintih
pada fase ekspirasi. (Sudarti, 2013)
(c) Suhu
Untuk mengetahui bayi hipotermi atau tidak.
Suhu bayi normalnya adalah 36,5-37,7⁰C.
(Sudarti, 2013)
c) Pemeriksaan Fisik
(1)Kepala
Periksa sutura, molase, caput succedaneum, cephal
hematoma, hidrosefalus, ubun-ubun kecil. (Sudarti,
2013)
(2)Keluar nanah, bengkak pada kelopak mata,
perdarahan subkonjungtiva dan kesimetrisan.
(Sudarti, 2013)
(3)Hidung
Periksa kebersihannya. (Sudarti, 2013)
(4)Telinga
Untuk memeriksa posisi telinga, apakah bayi
terkejut/menangis dalam reaksi terhadap bunyi
yang keras. (Varney, 2007)
(5)Mulut
Adakah kemungkinan adanya kelainan kongenital
labio-palatoskisis, trush, sianosis, mukosa
kering/basah. (Sudarti, 2013).
(6)Leher
Adakah pembesaran kelenjar tiroid, adakah
keretakan pada clavikula (normal, rata atau tanpa
gumpalan di sepanjang tulang simetris).
(Varney,2007)
(7) Dada
Periksa bentuk dada, putting susu, bunyi jantung,
dan pernafasan. (Sudarti, 2013)
(8)Abdomen
Penonjolan sekitar tali pusat saat menangis, bentuk,
perdarahan tali pusat, dinding perut, adanya
benjolan, gastroskisis, omfalokel. (Sudarti, 2013)
(9)Kulit
Memeriksa adanya laserasi, tanda lahir, ruam,
mongolian, memar, dan setiap trauma kelahiran.
(Chapman, 2006)
(10) Genetalia
Kelamin laki-laki : testis berada dalam penis
berlubang dan ada di ujung penis. Kelamin
perempuan : vagina, uretra berlubang, labia
mayora, dan labia minora. (Sudarti, 2013)
(11) Ekstermitas
Adakah kelainan seperti polidaktili atau sinidaktili,
adakah tulang yang retak misalnya clavikula.
(Varney, 2007)
(12) Tulang Punggung
Adakah kerusakan yang terlihat misalnya masa,
lekuk atau tonjolan. (Varney, 2007)
(13) Anus
Berlubang atau tidak, fungsi spingter ani. (Sudarti,
2013)
d) Pemeriksaan Reflek
(1) Reflek morro
Tangan pemeriksa menyangga pada
punggungg dengan posisi 45 derajat, dalam keadaan
rileks kepala dijatuhkan 10 derajat, normalnya akan
terjadi abduksi sendi bahu dan ekstensi lengan.
(Dewi, 2012)
(2)Lingkar dada
Deteksi dini bayi berat lahir rendah, normalnya
adalah 30-38 cm. (Putra, 2012)
(3)Berat badan
Menimbang berat badan tujuannya untuk
mengetahui pertumbuhan bayi sehingga diketahui
normal atau tidaknya pertumbuhannya. Berat badan
normal bayi adalah 2500-4000 gram. (Putra, 2012)
(4)Panjang badan
Bervariasi antara 48-52 cm. (Dewi, 2012)
f) Pola Eliminasi
Bayi baru lahir normal biasanya BAK lebih dari 6 kali
per hari. Dicurigai diare apabila frekuensi meningkat,
tinja hijau atau mengandung lender atau darah.
(Sudarti, 2013)
g) Data Penunjang
Data yang diperoleh dari pemeriksaan laboratorium
(Sulistyawati, 2009)
d. Langkah IV : Antisipasi
Pada langkah ini perlunya tindakan segera bidan atau dokter
dan atau ada hal yang perlu dikonsultasikan atau ditangani
bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
kondisi bayi. (Sudarti, 2013)
e. Langkah V : Perencanaan
Langkah-langkah ini ditemukan oleh langkah-langkah
sebelumnya yang merupakan lanjutan dari masalah atau
diagnose yang telah teridentifikasi atau diantisipasi. Rencana
asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang
sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah
yang berkaitan, tetapi juga berkaitan dengan kerangka
pedoman antisipasi bagi pasien tersebut yaitu apa yang akan
terjadi berikutnya (Ambarwati, 2010)
f. Langkah VI : Implementasi
Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang
telah diuraikan dilaksanakan secara efisien dan aman
(Sulistyawati, 2009).
STANDAR IV : Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan petencanaan
STANDAR V : Evaluasi
Model Dokumentasi
Metode pendokumentasian yaitu dengan menggunakan metode SOAP.
Semua metode dokumentasi memiliki kesamaan dalam pengkajiannya,
tetapi dari semua metode tersebut yang dipakai dalam pendokumentasian
asuhan kebidanan pada saat ini, yaitu memakai metode SOAP.
SOAP merupakan urutan-urutan yang dapat membantu bidan
mengorganisasikan pikiran dalam pemberian asuhan yang bersifat
komprehensif.
a. Pengertian SOAP
SOAP adalah catatan yang tertulis secara singkat, lengkap
dan bermanfaat bagi bidan atau pemberian asuhan yang lain mulai
dari data subjektif, data objektif, analisa dan penatalaksanaan.
b. Manfaat catatan SOAP
1. Sebagai kemajuan informasi yang sistematis dan
mengorganisir pertemuan data kesimpulan mbidan menjadi
rencana asuhan.
2. Penyaringan intisari dari proses pelaksanaan untuk penyediaan
dokumentasi asuhan.
c. Tahap-tahap SOAP
S ( Subyektif )
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa.
O ( Obyektif )
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,
hasil lab, dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data
fokus untuk mendukung assesmen.
A ( Analisa )
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi
data subyektif dan obyektif dalm suatu identifikasi.
P ( Penatalaksanaan )
Mengambarkan pendokumentasian dari penatalaksanaan
berdasarkan assesmen. Pada langkah ini direncanakan asuhan
yang menyeluruh ditentukan oleh langkah – langkah sebelumnya.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh
ini harusrasional dan benar – benar valid berdasarkan
pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan apa
nyang dibutuhkan dan baik untuk pasien.
E. Asuhan komplementer
Sesuai dengan Peraturan Menteri dan alternatif adalah
pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat meliputi promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative dengan kualitas, keamanan dan
No.1109/Menkes/Per/IX/2007) Bagi banyak bidan dan wanita,
pelayanan kebidanan komplementer adalah pilihan untuk
mengurangi intervensi medis saat hamil dan melahirkan, dan
berdasarkan pengalaman hal tersebut cukup membantu. Namun,
sebagian besar terapi ini tidak dianggap bermakna dalam pengobatan
konvensional. (Ernst&Watson, 2012) Hal ini disebabkan oleh
kelangkaan dalam hal bukti klinis dan informasi yang diterbitkan
sehubungan dengan efektivitas pelayanan kebidanan komplementer
pada kehamilan, persalinan dan nifas. Meskipun demikian, seperti
yang telah disebutkan dalam paragraf pertama bahwa telah terjadi
peningkatan tajam dalam jumlah dan berbagai informasi mengenai
terapi komplementer dalam kebidanan selama satu dekade terakhir.
(Ernst&Watson, 2012)
: Beberapa terapi komplementer yang digunakan untuk mencegah
komplikasi dan merangsang pertumbuhan serta perkembangan BBLR
adalah dengan pijat bayi, terapi musik dan perawatan metode kanguru
Terapi sentuhan dianggap sebagai pengobatan yang komplementer
bagi BBL untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian pada
BBL. Sentuhan sebagai terapi komplementer memberikan
berkesempatan untuk lebih dekat dengan pasien khususnya ketika
mereka memberikan perawatan kepada neonatus. Selain itu sentuhan
yang terapeutik adalah tehnik pengobatan non-invasif yang tidak
memerlukan peralatan khusus dan teknologi. perkembangan normal
BBLR. (zakiah, dkk : 2013)
F. Clinical Pathway
Bayi baru lahir
Terjadi perubahan
sianosis
Sumber :
- jumiarni (1995 : 53)
-Tucker et all (1998 : 886)
-Doenges (2001 : 578)
-Bobak (2000:573)
-Carpenito (2000:1056)
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
Tanggal : 26 Mei 2021
Jam Pengkajian: 20.00 WIB
Tempat : RSU PKU Muhammadiyah Delanggu. KBRT
1. DATA SUBJEKTIF
a) Identitas Bayi
Nama : Bayi Ny. S
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Anak ke- : 3 (Tiga)
b) Identitas Orangtua
Ibu Ayah
Nama Ibu : Ny. S Nama Ayah : Tn. K
Umur : 35 Tahun Umur : 38 Tahun
Suku / Bangsa : Jawa/ Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat : Gunung 1/12 Pucangan, Kartasura, Sukoharjo
c) Data Kesehatan
i. Riwayat Kehamilan
G3P2A0
Komplikasi pada kehamilan: Tidak ada
ii. Riwayat Kesehatan
• Data kesehatan sekarang
Ibu mengatakan sekarang tidak mempunyai penyakit menular, menurun dan
menahun. Seperti : Asma, jantung, DM, Hipertensi, TBC, Gemeli, dan PMS
• Data kesehatan keluarga
Ibu mengatakan tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit menular,
menurun dan menahun. Seperti : Asma, jantung, DM, Hipertensi, TBC,
Gemeli, dan PMS.
• Data kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit menular, menurun dan menahun.
Seperti : Asma, jantung, DM, Hipertensi, TBC, Gemeli, dan PMS
• Riwayat penyakit keturunan
Ibu mengatakan sekarang tidak mempunyai penyakit menular, menurun dan
menahun. Seperti : Asma, jantung, DM, Hipertensi, TBC, Gemeli, dan PMS
e) 5) Riwayat ANC
1. Kehamilan ke : 3 (Tiga)
2. Riwayat ANC : Tidak teratur
a) Frekuensi : 3 kali
b) Tempat : Bidan
c) Keluhan : Mual muntah
d) Komplikasi : Tidak ada
e) Terapi : Fe, kalsium, vit. C.
3. Kenaikan BB
4. BB sebelum hamil : 58 kg
5. BB ketika hamil : 75 kg
2. DATA OBJEKTIF
a) Pemeriksaan Kusus
Keadaan umum : Bayi menangis kuat, tonus otot baik, warna kulit kemerahan.
b) Tanda vital
Nadi : 142 x/menit
Pernapasan : 44 x/menit
Suhu : 36,8 oC
Berat Badan (BB) : 3000 Gram
Panjang Badan : 50 Cm
c) Eliminasi
Miksi : Sudah keluar
Mekonium : Sudah keluar
d) Pemeriksaan fisik
Kepala : Simetris, tidak ada caput secsedanum, tidak hydrocephalus,
tidak ada massa yang abnormal
Lingkar kepala : 35 Cm
Mata : Simetris, tidak ada tanda infeksi, tidak strabismus (juling)
Hidung : Simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung
Mulut : Simetris, tidak ada labioscisis, palatoscisis, labiopalatoscisis,
reflek hisap baik
Telinga : Simetris, terdapat gendang telinga
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, parotis, limfe, dan
venajugularis
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Payudara : Simetris
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing
Jantung : Detak jantung normal dan teratur
Lingkar dada : 33 Cm
Abdomen : Tidak ada benjolan/massa, perut keras pada saat menangis
Tali pusat : Bersih, tidak ada perdarahan, tidak ada penonjolan tali pusat pada
saat menangis
Ekstremitas atas : Simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap, warna kuku merah
muda
LILA : 12 Cm
Ekstremitas bawah : Simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap, warna kuku merah
muda
Genetalia : Terdapat labia mayora kanan dan kiri, terdapat lubang uretra dan
lubang vagina
Anus : Berlubang
Punggung : Tidak ada spina bifida
Kulit : Warna kulit kemerahan, tidak ada tanda infeksi, terdapat vernik
caseosa
e) Sistem saraf
Moro : Bayi terkejut saat tangan ditepuk bayi
Rooting : Bayi aktif mencari putting susu saat IMD
Sucking : Bayi dapat menghisap putting/jari
Tonic neck : Bayi menggerakkan kepala kearah kanan dan kiri
Graphs : Bayi mulai bisa menggenggam
f) Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan
g) Data Penunjang : Tidak ada
3. ASSESMENT
By. Ny. S, BBLC CB SMK SC
4. PLANNING
a) Menjelaskan ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum bayi baik, denyut
jantung 142 x/menit, pernapasan 44 x/menit, suhu 36,8°C, berat badan 3000 Gram,
panjang badan 50 cm, lingkar kepala 35 cm, bayi dalam keadaan baik, tangisan kuat,
warna kulit kemerahan.
b) Membersihkan tubuh bayi dan menjaga kehangatan bayi dengan meletakkan bayi
ditempat yang hangat, dan memakaikan pakaian bersih dan kering, sarung tangan,
sarung kaki, dan topi.
c) Memberikan injeksi vitamin K 0,5 ml pada paha kiri 1/3 bagian luar secara
intramuscular untuk mencegah terjadinya perdarahan otak.
d) Memberikan salep mata pada bayi dari mata bagian luar sampai mata bagian dalam
untuk mencegah terjadinya infeksi mata.
e) Memberikan bayi kepada ibunya setelah dilakukan observasi selama 24 jam agar segera
disusui (Rawat Gabung).
f) Memberikan injeksi imunisasi HB0 secara IM.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dalam pembuatan asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir normal yaitu pada tahap pengkajian data yang terdiri atas data
subyektif diperoleh data secara Iengkap. Data yang didapatkan dalam
pengkajian digunakan sebagai dasar dalam menentukan identifikasi diagnosa
atau masalah terhadap keadaan yang dirasakan oleh bayi. Pasien tidak
mengalami keadaan yang gawat darurat, sehingga untuk penulisan identifikasi
kebutuhan segera tidak perlu dalam penulisan asuhan kebidanan.
Pada penatalaksanaan rencana tindakan disusun berdasarkan keadaan
yang dialami oleh bayi dan juga disesuaikan dengan kebutuhan bayi setelah
rencana tindakan telah tersusun dengan baik maka tahap selanjutnya adalah
melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya.
Evaluasi yang didapat berdasarkan asuahan kebidanan yang diberikan,
bayi mengalami kemajuan dalam keadaan kesehatannya.
B. Saran
1. Bagi petugas kesehatan
Dalam memberikan asuhan kebidanan diharapkan tetap
mempertahankan untuk menjaga komunikasi dalam upaya menjalin
kerjasama antara petugas dengan klien untuk keberhasilan asuhan yang
diberikan. Selain itu dalam melakukan semua tindakan petugas kesehatan
harus benar-benar memperhatikan kebersihan dan kesterilitasan. Memberi
waktu kepada klien dan keluarga untuk bertanya serta memberikan
keterangan dan informasi yang jelas dan tepat.
Vamey, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume I. Jakarta: EGC