Analisis Penerapan Sak Etap

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA

AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) PADA LAPORAN KEUANGAN KOPERASI

Juhan Hassanal Asri (1705046006)

Elsa Rifdah Salsabila (170504

Atina Nurul Izza (1705046019)

PENDAHULUAN

Laporan keuangan merupakan alat pengambil keputusan yang paling fundamental dalam
kegiatan perekonomian modern saat ini. Laporan keuangan dibuat secara periodik baik itu
tahunan, semesteran. kuartalan, triwulan, bulanan, bahkan harian. Sudah menjadi barang yang
tidak asing lagi bagi pengusaha, manajer, bank, pemerintah, bahkan pelaku pasar karena laporan
keuangan merupakan kebutuhan utama dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan
menjadi tolak ukur kesehatan bagi organisasi atau perusahaan. [CITATION Jus16 \l 1033 ]

Laporan keuangan tidak hanya dibutuhkan oleh perusahaan besar saja. Bahkan segala
bentuk jenis usaha membutuhkan adanya laporan keuangan. Hal ini tidak luput dari organisasi
koperasi. Koperasi merupakan salah satu penggerak ekonomi rakyat. Kegiatan koperasi selalu
mencerminkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 yang memiliki pedoman untuk selalu
menyejahterakan anggotanya bukan malah organisasinya yakni koperasi itu sendiri. [CITATION
Rav16 \l 1033 ]

Koperasi sendiri adalah satu-satunya bentuk perusahaan yang sangat menjunjung tinggi
demokrasi ekonomi di Indonesia sesuai dengan pasal 33 ayat 1 UUD 1945, yang berisi bahwa
kegiatan perekonomian harus disusun sebagai kegiatan usaha bersama yang berlandaskan asas
kekeluargaan. [CITATION Erm \l 1033 ] Sejalan dengan asas koperasi yang menjadi soko guru
perekonomian dikarenakan koperasi mengajarkan sikap self-helping, memiliki sikap

1
bermasyarakat, sesuai dengan adat dan budaya asli negeri ini, dan menentang sikap
individualisme serta kapitalisme. [ CITATION Mur19 \l 1033 ]

Dalam keberlangsungan usahanya, koperasi membutuhkan laporan keuangan. Laporan


keuangan dalam koperasi pun berbeda dengan laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di
bursa efek. Koperasi juga memiliki pos-pos keuangan yang nantinya akan digunakan dalam
proses penyusunan laporan keuangan ketika rapat akhir tahun. Seperti lembaga-lembaga
keuangan lainnya, koperasi memiliki standar-standar dalam penyusunan laporan keuangan. Maka
dari itu, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengeleuarkan strandar khusus berupa Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) untuk entitas-entitas yang
tidak terdaftar di pasar modal atau tidak listing di bursa efek Indonesia. Dan koperasi merupakan
entitas yang masuk dalam kriteria penerapan SAK-ETAP.

Membincangkan laporan keuangan koperasi merupakan hal yang sangat menarik.


Menurut [CITATION Erm \l 1033 ] laporan keuangan meruapakan hal yang penting dalam kegiatan
usaha, tetapi dikarenakan minimnya pengalaman dan pengetahuan anggota serta pengurus
koperasi membuat banyak koperasi yang gulung tikar. Koperasi yang gulung tikar ini biasaya
hanya memanfaatkan dana dari pemerintah tanpa tau bagaimana caranya mengolah. Karena
masih banyak koperasi yang belum menerapkan SAK-ETAP.

Menurut pengamatan [CITATION Erm \l 1033 ] dibeberapa koperasi di eks-Karisidenan


Banyumas penyajian laporan keuangan koperasi sebagian besar belum sesuai dengan standar
SAK-ETAP Ketidaksesuaian penyajian laporan keuangan koperasi aktif di eks-Karisidenan
Banyumas yang belum menyajikan Laporan Perubahan Modal ada 41,41 koperasi belum
menyajikan Laporan Arus Kas, dan 31 koperasi belum menyajikan Catatan Atas Laporan
Keuangan dalam laporan keuangannya hal ini dikarenakan kurangya sosialisasi pemerintah dan
pihak Dinperindagko mengenai SAK-ETAP dan minimnya software akuntansi.

Sedangkan menurut [CITATION Rav16 \l 1033 ] di Koperasi Karyawan Bank Sulut Go


dalam penyajian laporan keuangan masih ada beberapa yang tidak sesuai dengan kaidan SAK-
ETAP. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan anggota tentang SAK-ETAP dan minimnya
kesadaran manajemen akan pentingnya laporan keuagan yang sesuai SAK-ETAP.

2
Hampir sama dengan keadaan koperasi di Kota Sorong. Menurut [CITATION Jus16 \l 1033 ]
keadaan penyajian laporan keuangan di KUD Sejahtera di Kota Sorong juga mengalami
beberapa ketidaksesuaian. Diantaranya terdapat di laporan laba rugi, dan belum menyajikan
secara penuh Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK). Lagi-lagi memiliki alasan yang sama
yakni kurangnya pengetahuan dan minimnya kesadaran tentang pentinganya laporan keuangan
yang sesuai dengan SAK-ETAP.

Berdasarkan data Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia per 31 Desember 2019 jumlah koperasi yang tersebar di seluruh Indonesia dengan
perincian unit koperasi aktif ada 123.048 sedangkan sertifikat NIK ada 35.761. Dengan Jumlah
anggota 22.463.738 ; modal sendiri 70.923.072,69 ; modal dari luar 81.190.064,35 ; Asset
154.718.530,14 dan SHU (Sisa Hasil Usaha) 6.269.253,51. Didominasi oleh Provinsi Jawa
Timur dengan SHU sebanyak 1.056.007,43. Data tersebut bersifat dinamis dan didaptak dari
Dinas Provinsi/D.I/Kabupaten/Kota yang membidangi Koperasi dan UMKM. [CITATION Kem19 \l
1033 ]

Demi eksistensi koperasi ada banyak langkah yang dilakukan pemerintah. Dengan
membuat Undang-Undang Koperasi No.17 Tahun 2012 tentang perkoperasian dan peraturan
mentri koperasi dan usaha kecil menengah republik Indonesia NOMOR
12/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang pedoman umum akuntansi sektor rill. Pendoman ini mengacu
pada SAK-ETAP untuk mempermudah pembuatan laporan keuangan bagi koperasi dan UMKM
dalam menyajikan informasi yang relevan dan dapat diandalkan tanpa menimbulkan kerumitan.
Diterapkannya SAK-ETAP diharapkan dapat mengakomodir entitas yang menerapkan
akuntabilitas publik seperti koperasi. Dengan demikian, dalam penyajian laporan keuangan
koperasi diharapkan menerapkan SAK-ETAP agar mendapat menghasilkan laporan keuangan
yang berkualitas dan dapat dipertanggung jawabkan. [CITATION Rav16 \l 1033 ]

3
KAJIAN PUSTAKA

Koperasi

Pengertian koperasi berasal dari bahasa inggris yaitu co-operation yang berarti usaha
milik bersama. International Cooperative Alliance (ICA) yang dikutip oleh Hendar, (2010:18)
menjelaskan bahwa koperasi merupakan kumpulan dari beberapa orang atau beberapa badan
untuk memenuhi kebutuhan dan memperbaiki keadaan ekonomi para anggotanya dengan saling
membantu tanpa menjatuhkan dan mengambil keuntungan sebesar-besarnya serta didasari
dengan prinsip-prinsip koperasi.[CITATION Jus16 \l 1033 ] Pengertian koperasi menurut UUD
nomor 17 tahun 2012 menyatakan “Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang
perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya
sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di
bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi”

Menurut UUD nomor 17 tahun 2012 menjelaskan bahwa tujuan dari adanya koperasi
menyejahterakan anggota pada khususnya dan menyejahterakan masyarakat pada umumnya serta
menjalankan lembaga keuangan yang sejalan dengan tatanan perekonomian yang berkeadilan
dan demokratis. Sedangkan prinsip koperasi menurut UUD nomor 17 tahun 2012 adalah sebagai
berikut: Keanggotaanya bersifat terbuka dan sukarela ; Pengawasannya dilakukan oleh anggota
sendiri secara demokratis ; Anggota harus berperan aktif dalam segala bentuk kegiatan
koperasi ; Koperasi merupakan badan usaha yang sifatnya independen dan otonom ; Salah satu
kegiatan koperasi adalah memberi pendidikan, pembelajaran serta pelatihan kepada para
anggotanya baik pengawas, pengurus dan karyawan. Bahkan memberi pengetahuan kepada
masyarakat luas tentang jati diri dan manfaat dari koperasi ; Koperasi memeberi pelayanan
secara prima dan membentuk jaringan baik tingkat lokal, nasional, regional dan internasional ;
Dan koperasi bekerja untuk pembangunan perekonomian yang lebih baik lagi di lingkungan dan
masyarakat melalui kebijakan yang telah disetujui oleh anggotanya.[CITATION Jus16 \l 1033 ]

Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil dari proses kegiatan akuntansi yang memberi
informasi mengenai keadaan keuangan perusahaan. Laporan keuangan pada umumnya terdiri
dari neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan.

4
Laporan keuangan juga dapat menggambarkan sejarah perusahaan dalam bentuk lain yakni
dikuantifikasikan dalam bentuk moneter. Segala macam bentuk informasi keuangan dalam
aktivitas dan transaksi ekonomi tidak hanya dicatat dalam satu periode akuntansi. Tetapi diolah
untuk mengahasilkan informasi keuangan yang dapat dijadikan sebagai pedoman pengambilan
keputusan. [CITATION Jus16 \l 1033 ]

Ikatan Akuntan Indonesia mengatakan tujuan dibentuk laporan keuangan ialah


memberikan informasi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang
sangat bermanfaat bagi pengguna ketika mengambil keputusan. Tujuan lainnya adalah untuk
mengetahui apa saja yang telah diperbuat oleh manajemen (stewardship) atau manajemen
mempertanggungjawaban segala sumber daya yang dipercayakan kepadanya. [CITATION Rav16 \l
1033 ]. Laporan keuangan lengkap yang terdapat dalam SAK-ETAP [CITATION Jus16 \l 1033 ]

1. Neraca
2. Laporan laba rugi
3. Laporan perubahan modal (ekuitas) yang meliputi
a. Semua perubahan dalam modal (ekuitas)
b. Perubahan modal selain dari transaksi yang ditimbulkan dari pemilik karena
kapasitasnya sebagai pemilik
4. Laporan arus kas
5. Catatan atas laporan keuangan yang mencangkup kebijakan- kebijakan perusahan secara
signifikan sehingga menimbulkan penjelasan

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Standar yang menjadi acuan dari koperasi, berkiblat dari IFRS (Internasioal Financial
Reporting Standar) yang telah diadopsi oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Standar tersebut
secara resmi diatur dalam PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) nomor 27 berisi
tentang perkoperasian yang telah diresmikan pada 17 juli 2009 dan secara efektif diterapka pada
awal tahun 2010. [ CITATION Vio16 \l 1033 ]

Menurut IAI, entitas tanpa akuntabilitas publik yaitu:

1. Yang telah memenuhi kriteria


a. Tidak memiliki entitas publik secara signifikan

5
Entitas publik secara signifikan adalah entitas yang melakukan pendaftaran pada
otorisasi pasar modal atau yang lainnya untuk menerbitkan efek saham dan entitas
yang menguasai asset atau harta sebagai fidusia untuk masyarakat luas. Seperti
bank, asuransi, pialang, pedagang efek, reksadana, dana pensiun dan bank
investasi.
b. Tergolong dalam entitas yang kecil atau menengah
Entitas yang kecil menengah adalah entitas yang tidak listing di bursa efek dan
koperasi adalah salah satunya.
2. Menerbitkan laporan hanya untuk pihak internal dalam artian tidak untuk tujuan
umum atau pihak eksternal. Yang dimaksud pihak eksternal adalah pihak yang tidak
terlibat dalam kegiatan entitas atau perusahan. [CITATION Dim15 \l 1033 ]

Jika dilihat dari penjelasan diatas berarti ada 2 acuan yang berbeda yang dijadikan sebagai
standar penyusunan laporan keuangan. Berarti juga ada standar pengakuan dan pengukuran yang
berbeda pula. Dalam satu sisi digunakan untuk entitas yang kecil dan menengah nonlisted yakni
SAK-ETAP dan disisi lain adalah entitas yang listed di bursa efek yakni PSAK. Maka dari itu
setiap entitas pasti menggunakan standar dalam penyusunan laporan keuangan baik SAK-ETAP
atau PSAK.

Kehadiran SAK-ETAP diharapkan dapat mempermudah penyusunan laporan keuangan


bagi entitas kecil dan menegah sehingga memudahkan dalam hal pendanaan misalnya mendapat
pinjaman dari bank. Lebih sederhana jika dibandingkan dengan PSAK sehingga dalam
implementasiannya pun lebih mudah. Meski koperasi tidak sebesar entitas yang listing di bursa
efek tetapi diharapkan dapat memberi informasi yang relevan dan handal dalam penyajian
laporan keuangan. [ CITATION Dim15 \l 1033 ]

Pengakuan Laporan Keuangan menurut SAK-ETAP

SAK ETAP paragraf 2.24 dijelaskan bahwa pengakuan dalam laporan keuangan adalah
suatu proses terbentuknya akun atau pos dalam laporan keuangan (neraca atau laporan laba rugi)
yang memenuhi unsur dan kriteria seperti: akun yang terkait dengan kegiatan ekonomi memiliki
kemungkinan besar untuk mengalir dari dan ke entitas dan pos tersebut memiliki nilai atau biaya
yang andal sehingga dapat diukur.

6
Pengukuran Laporan Keuangan menurut SAK-ETAP

SAK ETAP paragraf 2.30-2.31 menjelaskan bahwa pengakuan dalam laporan keuangan
adalah penetapan sejumlah uang yang dipakai entitas untuk mengukur asset, penghasilan, beban
dan kewajiban dalam laporan keuangan. Dengan menggunakan dasar pengukuran yang secara
umum, yakni biaya historis dan nilai wajar.

Penyajian Laporan Keuangan menurut SAK-ETAP

SAK ETAP paragraf 3.2 menjelaskan bahwa penyajian dalam laporan keuangan
menyajikan dan menempatkan pos atau akun secara wajar sesuai dengan posisi keuangan.
Penyajian wajar disini memiliki syarat untuk meyajikan akun atau pos dengan jujur atas transaksi
peristiwa dan keadaan transaksi.

Pengungkapan Laporan Keuangan menurut SAK-ETAP

SAK ETAP paragraf 3.9 menjelaskan bahwa pengungkapan harus memberi informasi
tambahan kepada pihak yang berkepentingan untuk menjelaskan unsur-unsur dalam pos atau
akun sehingga terbentuk sebuah catatan dalam laporan keuangan dan pengungkapan dilakukan
secara komparatif dengan periode sebelumnya. [CITATION Rav16 \l 1033 ]

KERANGKA KONSEPTUAL

Penulisan artikel ini menggunkan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan data
sekunder untuk memperoleh gambaran dalam penerapan SAK ETAP pada laporan keuangan
koperasi. Agar artikel dapat tersusun dengan baik, maka kami melakukan pengamatan dari
sumber artikel, pedoman, dan sumber pustaka lainnya yang mengasilkan pembahasan telaah
literatur dengan penguraian teori, penelitian terdahulu dan kajian pustaka. Berbagai literatur
tersebut akan digunakan untuk membahas bagaimana aplikasi akuntansi pesantren dalam segi
pencatatan.

Tujuan dari tulisan ini sendiri adalah untuk memberikan penjelasan yang komprehensif
mengenai jenis-jenis laporan keuangan yang seharusnya di buat oleh Koperasi.

7
PEMBAHASAN

Standar Akuntansi Keuangan Koperasi

Pedoman Umum Akuntansi Koperasi Sektor Riil mengacu pada Standar Akuntansi
Keuangan Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Pedoman ini merupakan penyempurnaan
atas Pedoman Umum Akuntansi Koperasi sebelumnya, yang berisi praktek standar akuntansi
pada koperasi dengan memperhatikan perubahan pada perkembangan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia dan tidak berlakunya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 27
(PSAK-27) mengenai akuntansi koperasi oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan, Ikatan
Akuntan Indonesia pada tanggal 8 April 2011 melalui Pernyataan Pencabutan Standar Akuntansi
Keuangan Nomor 8 (PPSAK-8) atas pencabutan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 27
(PSAK-27) mengenai Akuntansi Koperasi.

Dalam Laporan Keuangan akuntansi koperasi sektor riil ini mengatur informasi
keuangan koperasi sektor riil yang disajikan dalam neraca, perhitungan hasil usaha, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas, dancatatan atas laporan keuangan. Meskipun sudah ada
beberapa koperasi yang menggunakan jasa audit eksternal, namun mereka belum memahami
secara detail apa itu SAK ETAP.

Tujuan Akuntansi Koperasi Sektor Riil adalah untuk menyediakan pedoman baku tentang
penyajian laporan keuangan koperasi sektor riil (koperasi jasa, koperasi konsumen, koperasi
pemasaran dan koperasi produsen) yang mempunyai kegiatan usaha bidang jasa perdagangan
dan industri, sehingga membantu pengurus memahami prinsip-prinsip yang digunakan sebagai
dasar dalam penyusunan laporan pertanggung jawaban keuangan koperasi sektor riil kepada
anggota dalam rapat anggota tahunan maupun untuk tujuan interpretasi oleh pihak lain yang
berkepentingan. Penyajian laporan perubahan ekuitas yang dilakukan oleh kopkar pada dasarnya
sudah sesuai dengan format laporan keuangan yang dikeluarkan oleh SAK ETAP. (Republik
Indonesia, Menteri Koperasi,2015).

8
Pelaporan Keuangan Koperasi

Berkaitan dengan koreksi atau masukan atas penyusunan laporan keuangan koperasi,
masing-masing sumber data memiliki tanggapan yang beragam. Hal ini dapat dimaklumi karena
tiap-tiap koperasi memiliki karakter anggota yang berbeda-beda dengan kepentingan yang
berbeda pula.

1. Karakteristik yang bersifat spesifik dari laporan keuangan koperasi sektor riil diantaranya
adalah:
a. Laporan keuangan merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus
selama satu periode akuntansi, yang dapat dipakai sebagai bahan untuk menilai
hasil kerja pengelolaan koperasi.
b. Laporan keuangan koperasi sektor riil merupakan bagian dari sistem pelaporan
koperasi yang ditujukan untuk pihak internal maupun eksternal koperasi sektor
riil.

2. Kepatuhan terhadap standar akuntansi


Koperasi harus menyatakan secara eksplisit dan secara penuh atas kepatuhan
terhadap SAK-ETAP yang dinyatakan dalam catatan atas laporan keuangan.Pernyataan
ini tidak boleh dimasukkan dalam catatan atas laporan keuangannya jika tidak memenuhi
semua ketentuan SAK-ETAP.

3. Kelangsungan Usaha (Going Concern)


Laporan keuangan harus disusun atas dasar kelangsungan usaha dan asumsi
menurut seorang pembaca laporan keuangan, bahwa koperasi sektor riil akan meneruskan
operasionalnya dimasa depan kecuali apabila laporan keuangannya disusun untuk tujuan
tertentu, seperti rencana pembubaran, penggabungan, peleburan dan pemisahan, maka
harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

4. Komponen laporan keuangan sektor riil

9
Koperasi sektor riil harus menyajikan laporan pertanggung jawaban keuangan
koperasi dalam bentuk laporan keuangan yang sekurang-kurangnya diterbitkan sebanyak
1 (satu) bulan sebelum kegiatan rapat anggota tahunan (RAT) diselenggarakan, berupa:
Neraca, perhitungan hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan atas
laporan keuangan.
Koperasi sektor riil harus menyajikan laporan keuangan secara lengkap dan disertai dengan
lembar pernyataan tanggung jawab pengurus yang ditanda tangani diatas materai cukup oleh
pengurus.
Laporan Keuangan Usaha Perkoperasian

Neraca
Meruapakan laporan keuangan yang menggambarkan kondisi keuangan pada suatu periode.
Komponen neraca adalah:
Aktiva/Aset

Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi dari aset
tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung terhadap
aliran kas dan setara kas kepada koperasi. Aktiva/ asset dibagi lagi menjadi 2 bentuk
berdasarkan tingkat liquiditasnya.
Aset lancar
1. Bank, adalah simpanan koperasi pada bank tertentu yang likuid, seperti:
tabungan, giro dan deposito serta simpanan lainnya.
2. Surat berharga adalah investasi dalam berbagai bentuk surat berharga, yang
dapat dicairkan dan diperjualbelikan dalam bentuk tunai setiap saat.
3. Piutang Usaha, adalah tagihan koperasi sebagai akibat penyerahan barang/jasa
kepada pihak lain yang tidak dibayar secara tunai.
4. Persediaan adalah nilai kekayaan koperasi yang diinvestasikan dalam bentuk
persediaan barang dagangan, bahan baku, barang dalam proses, barang jadi.
5. Pendapatan Yang Masih Harus Diterima
adalah berbagai jenis pendapatan koperasi yang sudah dapat diakui sebagai
pendapatan tetapi belum dapat diterima pembayaran secara tunai.

10
6. Uang Muka, adalah sejumlah pembayaran yang dilakukan koperasi sebagai
pembayaran dimuka seperti pembayaran atas pembelian barang atau jasa yang
secara fisik belum diterima, pembayaran dimuka atas pajak Pasal 25 dan
pembayaran dimuka yang sejenis.
7. PPH dibayar dimuka adalah sejumlah pembayaran yang dilakukan koperasi
sebagai pembayaran dimuka atas angsuran pajak Pasal 25.
(Republik Indonesia, Menteri Koperasi,2015).
Aset Tidak Lancar
1. Investasi Jangka Panjang, adalah aset atau kekayaan yang diinvestasikan pada
koperasi sekunder, koperasi lain atau perusahaan untuk jangka waktu lebih dari
satu tahun tidak dapat dicairkan, berupa simpanan atau penyertaan modal.
2. Properti Investasi, adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu
bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemilik/koperasi atau lessee
melalui sewa pembiayaan) dan dapat menghasilkan sewa atau kenaikan nilai atau
kedua-duanya. Properti investasi tidak digunakan untuk kegiatan produksi atau
penyediaan barang/jasa, tujuan administratif, atau dijual dalam kegiatan usaha
sehari-hari.
3. Akumulasi Penyusutan Properti Investasi, adalah “pengurang nilai perolehan”
suatu properti investasi, sebagai akibat penggunaan dan berlalunya waktu.
Akumulasi penyusutan dilakukan secara sistematis mulai awal penggunaan
sampai dengan tanggal pelaporan.
4. Aset Tetap
adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan
dibangun terlebih dahulu yang digunakan terlebih dahulu yang digunakan dalam
operasional koperasi dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan
usaha normal koperasi dan mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun.
5. Akumulasi Amortisasi Aset Tidak Berwujud, adalah “pengurang nilai perolehan”
berupa penambahan beban amortisasi sampai dengan periode tertentu suatu aset
tidak berwujud sebagai akibat penggunaan dan berlalunya waktu.
6. Aset Tidak Berwujud (selain Goodwill), adalah aset non-moneter yang dapat
diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik. Dimiliki untuk digunakan dalam

11
kegiatan produksi,dilisensikan atau disewakan kepada pihak lain atau dikontrakan
melalui suatu kontrak terkait asset atau kewajiban secara individual atau secara
bersama.
Liabilitas (Liabilitas)
Adapun Kewajiban merupakan pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan oleh
koperasi dimasa yang akan datang dalam bentuk penyerahan aset atau pemberian jasa,
yang disebabkan oleh tindakan atau transaksi pada masa sebelumnya. Kewajiban atau
liabilitas dibagi lagi menjadi 2 bentuk berdasarkan jangka waktu pelunasan.
Kewajiban jangka pendek
1. Utang Usaha, adalah utang kepada anggota dan non anggota yang terjadi sebagai
akibat transaksi usaha pembelian barang/jasa secara non tunai oleh koperasi.
2. Simpanan Anggota, adalah penyerahan uang tunai kepada koperasi oleh anggota
yang tidak menentukan kepemilikan (ekuitas) yang pengambilannya dibatasi
sesuai perjanjian.
3. Dana-dana SHU, adalah alokasi dari pembagian sisa hasil usaha setelah dikurangi
dana cadangan yang merupakan bagian anggota, pengurus, pengawas, karyawan,
dana pendidikan anggota, dana pembangunan daerah kerja dan lain-lain sesuai
alokasi yang diatur dalam anggaran dasar, anggaran rumah tangga dan keputusan
rapat anggota yang belum dibayarkan kepada yang bersangkutan.
4. Utang Bank/Lembaga Keuangan Bukan Bank, adalah utang kepada bank/lembaga
keuangan lain untuk memenuhi kebutuhan modal kerja dan/atau investasi.
5. Utang Jangka Pendek lainnya, adalah utang koperasi jangka pendek lain, kepada
pihak lain yang harus dilunasi paling lama dalam satu periode akuntansi;
6. Beban yang masih harus dibayar, adalah beban yang telah terjadi, dan diakui
sebagai beban tahun yang bersangkutan tetapi belum dibayar tunai.
7. Pendapatan diterima dimuka, adalah pendapatan yang telah diterima secara tunai
tetapi belum dapat diakui sebagai pendapatan pada tahun buku yang bersangkutan.
8. Hutang Pajak, adalah pajak penghasilan termasuk seluruh pajak domestik dan luar
negeri sebagai dasar penghasilan kena pajak. Pajak penghasilan juga termasuk
pajak, misalnya pemungutan dan pemotongan pajak yang terutang oleh koperasi.
Kewajiban jangka panjang

12
Adapun untuk kewajiban jangka panjang sebagai berikut:
1. Utang Bank/Lembaga Keuangan Lain, adalah utang kepada bank/lembaga
keuangan lain untuk memenuhi kebutuhan investasi dan/atau kebutuhan lain, yang
dilakukan dengan proses penarikan kredit/pembiayaan.
2. Kewajiban Imbalan Pasca Kerja, adalah imbalan pasca kerja (selain pesangon
pemutusan kerja)yang terutang setelah pekerja menyelesaikan masa kerjanya.
3. Kewajiban Jangka Panjang Lainnya, adalah kewajiban jangka panjang lainnya,
baik berupa modal penyertaan dari mitra kerja atau lembaga keuangan lain atau
dari pemerintah untuk memenuhi kebutuhan investasi usaha tertentu.
Ekuitas
Ekuitas adalah modal yang mempunyai ciri:
1. Berasal dari anggota, seperti simpanan pokok dan simpanan wajib, hibah/donasi dan atau
berasal dari sumber dalam koperasi seperti cadangan, SHU tahun berjalan.
2. Menanggung resiko dan berpendapatan tidak tetap.
3. Tidak dapat dipindahtangankan, namun dapat diambil kembali pada saat anggota keluar
dari keanggotaannya, atau koperasi bubar, setelah kewajiban-kewajiban koperasi
diselesaikan.
Komponen ekuitas dalam koperasi terdiri dari:
a. Simpanan Pokok, adalah sejumlah uang yang sama banyaknya, yang wajib dibayarkan
oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak
dapat diambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.
b. Simpanan Wajib, adalah sejumlah uang yang tidak harus sama besarannya, yang wajib
dibayar oleh anggota kepada koperasi setiap periode selama yang bersangkutan menjadi
anggota. Simpanan wajib tidak dapat diambil selama yang bersangkutan masih menjadi
anggota.
c. Hibah (Donasi), adalah sejumlah uang atau barang modal yang mempunyai nilai yang
dapat diukur dalam satuan mata uang, yang diterima dari pihak lain baik yang mengikat
dan yang tidak mengikat penggunanya, berupa asset lancer atau asset tetap lainnya.
d. Cadangan, adalah bagian dari sisa hasil usaha yang disisihkan sesuai dengan ketentuan
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga atau ketetapan rapat anggota. Cadangan
juga tidak dapat dibagikan kepada anggota.

13
e. Sisa Hasil Usaha (SHU) Tahun Berjalan, adalah penjualan barang/jasa sebagai
pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu periode akuntansi dikurangi dengan
biaya operasional, penyusutan dan biaya-biaya lain, termasuk pajak dalam satu periode
akuntansi bersangkutan.
Perhitungan Hasil Usaha, adalah laporan yang menggambarkan hasil usaha
koperasi dalam satu periode akuntansi. Penyajian akhir dari perhitungan hasil usaha
disebut SHU (Sisa Hasil Usaha). SHU bukan semata-mata mengukur besaran laba tetapi
juga menggambarkan pelayanan kepada anggota dan transaksi bisnis dengan non
anggota.

Laporan Arus Kas

Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar uang tunai atau setara tunai. Laporan arus kas
menyediakan informasi tentang perubahan uang tunai dan setara tunai dalam satu entitas untuk
periode yang dilaporkan dalam komponen yang terpisah, terdiri dari: arus kas dari aktivitas
operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas
investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan. Penyusunannya menggunakan metode tidak
langsung. Komponen arus kas meliputi: Aktivitas operasi, aktivitas investasi, aktivitas
pendanaan

Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas berujuan menyajikan laba/rugi koperasi untuk satu periode,
pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut,
pengaruh kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dalam periode tersebut.

Informasi yang disajikan di laporan perubahan ekuitas meliputi :

a. Sisa hasil usaha untuk periode


b. Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas
c. Pengaruh perubahan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui, sesuai kebijakan
akuntansi, estimasi, dan kesalahan untuk setiap komponen ekuitas ;
d. Rekonsiliasi antara jumlah yang tercatat pada awal dan akhir periode untuk setiap
komponen ekuitas, yang menunjukkan perubahan secara terpisah dari ;
1. Sisa hasil usaha

14
2. Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas
3. Jumlah SHU yang dibagikan dan distribusi lain untuk anggota, yang menunjukkan
secara terpisah komponen simpanan anggota.
Komponen laporan perubahan ekuitas menunjukkan perubahan dari simpanan pokok, simpanan
wajib, hibah, cadangan, sisa hasil usaha yang tidak dibagikan pada periode akuntansi.

Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan koperasi harus memuat pengungkapan kebijakan koperasi yang
mengakibatkan perubahan perlakuan akuntansi dan pengungkapan informasi lainnya. Perlakuan
akuntansi yang harus diungkapkan atau diinformasikan antara lain :
a. Gambaran Umum Koperasi, meliputi :
Sejarah berdirinya koperasi, badan hokum, alamat domisili, susunan pengurus, susunan
pengawas, kegiatan usaha, NPWP, ijin-ijin usaha, jumlah anggota dan karyawan koperasi.
b. Informasi tentang dasar penyusutan laporan keuanga.
c. Kebijakan akuntansi tentang pengakuan, pengukuran dan perlakuan : transaksi dalam mata
uang asing, kas dan setara kas, piutang, penilaian persediaan, biaya dibayar dimuka, asset
tetap, pajak penghasilan, dan sebagainya.

Penurunan Nilai Aset

Ruang Lingkup
Kerugian penurunan nilai terjadi ketika nilai tercatat aset melebihi jumlah yang dapat diperoleh
kembali. Kebijakan ini harus ditetapkan dalam akuntansi untuk penurunan nilai semua aset,
kecuali aset yang muncul dari imbalan kerja.

Penurunan Nilai
a. Pinjaman yang diberikan dan piutang
1. Penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang dibentuk sebesar estimasi kerugian
yang tidak dapat ditagih.

15
2. Penurunan nilai ditentukan dengan memperhatikan antara lain pengalaman, prospek
industry, prospek usaha, kondisi keuangan dengan penekanan pada arus kas, kemampuan
membayar debitur, dan agunan yang dikuasai.

Persediaan

1. Harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual


Koperasi harus menilai pada setiap tanggal pelaporan apakah persediaan turun nilainya.
2. Pemulihan penurunan nilai
Koperasi harus membuat penilaian baru atas harga jual dikurangi biaya untuk
menyelesaikan dan menjual dalam setiap periode berikutnya.
3. Aset lainnya
Koperasi harus menilai pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa ada
aset yang turun nilainya.

Analisis Koperasi dalam Menerapkan Standar Akuntansi Keuangan Koperasi


Dalam pengembangan koperasi perlu dilakukan analisis, salah satunya analisis SWOT.
Ananlisis SWOT meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Penerapan SAK-ETAP
memiliki kekuatan yang berasal dari sumber daya yang banyak karena dari sekian juta penduduk
di Indonesia pasti ada orang yang mampu dan berkompeten, sudah berkecimpung di dunia
perkoperasian sehingga memiliki pengalaman yang lama, memiliki kerjasama berbagai bidang
dengan koperasi lainnya sehingga salng menguntungkan. Disamping kekuatan juga memiliki
peluang yang sangat besar. Dalam analisis SWOT maka diperoleh peluang laporan keuangan
akan baik jika mendapat arahan untuk menghasilkan laporan keuangan yang sesuai standar,
memiliki kesempatan untuk diaudit oleh KAP. Dapat lebih mandiri karena dapat membuat
laporan keuangan sendiri.
Selain memiliki kekuatan dan peluang tetapi juga memiliki beberapa kelemahan. Ada
banyak yayasan yang belum 100% memberikan dukungan untuk menghasilkan laporan keuangan
yang sesuai standar dan kurangnya keberanian dari pengurus untuk melakukan gebrakan baru
sehingga masih terpaku dengan keadaan dan standar yang lama. Disisi lain, eksistensi koperasi
juga memiliki beberapa ancaman diantaranya adalah adanya SDM dalam koperasi yang kurang
kompeten sehingga laporan keuangan akan sulit disajikan dalam keadaan baik, seiring

16
perkembangan jaman juga semakin banyak kompetitor dari koperasi yang menyediakan
pelayanan-pelayanan lebih menguntungkan, kurang solidnya pihak internal koperasi juga bisa
menjadi ancaman yang bersifat internal jika terjadi kurang komunikasi, jika koperasi tidak
menyediakan produk yang menarik maka akan kalah bersaing dengan produk competitor yang
memiliki daya tarik tinggi.

KESIMPULAN

Pedoman umum Akuntansi Koperasi Sektor Riil ditertibkan sebagai panduan bagi koperasi
sector riil dalam penyusunan laporan keuangan serta bagi Pembina Koperasi di Indonesia dalam
melaksanakan tugas pembinaan. Setelah kita baca dari pembahasan diatas bahwa pada dasarnya
akuntansi keuangan dan laporan keuangan koperasi sector riil dimaksudkan untuk menyediakan
informasi pertanggungjawaban keuangan suatu badan usaha koperasi sector riil secara tertib dan
transparan untuk pengambilan keputusan dalam penyusunannya harus sesuai dengan pedoman
umum akuntansi koperasi sector ini, tugas pemerintah dalam membangun dan mengembangkan
koperasi sebagai badan usaha sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat adalah mewujudkan
koperasi yang dikelola secara professional dengan menerapkan prinsip keterbukaan, transparansi
dan akuntabilitas yang dapat diakui, diterima dan dipercaya, baik oleh anggota pada khususnya
maupun oleh masyarakat luas pada umumnya.
Salah satu indicator terlaksananya penerapan prinsip tersebut adalah melalui penyusunan
laporan keuangan secara jujur, tertib dan wajar. Oleh karena koperasi sector riil memiliki
identitas, maka penerapan standar akuntansi dan penyampaian laporan keuangannya juga
menunjukkan kekhususan dibanding dengan standar akuntansi dan laporan keuangan badan
usaha lain pada umumnya.
Laporan keuangan koperasi sektor riil menyajikan informasi yang menyangkut kondisi,
kinerja dan perubahan posisi keuangan koperasi, yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan
strategis untuk pengembangan koperasi sektor riil tersebut.

17
Pedoman ini merupakan penyempurnaan atas Pedoman Umum Akuntansi Koperasi
sebelumnya, yang berisi praktek standar akuntansi pada koperasi dengan memperhatikan
perubahan pada perkembangan Standar Akuntansi Keuangan 27 (PSAK-27) mengenai akuntansi
koperasi oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan, Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 8
April 2011 melalui Pernyataan Pencabutan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 8 (PSAK-8)
atas pencabutan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 27 (PSAK-27) mengenai Akuntansi
Koperasi.

DAFTAR PUSTAKA

Frasawi, J. H. (2016, Desember 4). Analisis Pelaporan Keuangan SAK ETAP pada Koperasi
Unit Desa (KUD) Sejahtera di Kota Sorong. EMBA, 815-823.

Hertiyo, D. A. (2015). Laporan keuangan koperasi serba usaha buah ketakasi berbasis SAK
ETAP. UNEJ.

Kementrian koperasi dan Usaha Kecil dan menegah. (2019). Retrieved from www.depkop.go.id

Mursidi. (2019, November 16). Peran Mahasiswa Terhadap Perekonomian Di Kota Malang
Melalui Koperasi Mahasiswa. FAIR VALUE , 02(02).

Siagian, R. P. (2016, Maret 1). Analisis Penyajian laporan Keuangan Berdasarkan SAK-ETAP
pada Koperasi Karyawan BANK SULUT GO. EMBA, 1450-1460.

Suryanti, E. (n.d.). Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-
ETAP) Pada Koperasi di eks-Karisidenan Banyumas.

18
Yelitasari, V. (2016). ANALISIS IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK PADA KOPERASI (STUDI KASUS
PADA KOPERASI DI BANDARLAMPUNG).

19

Anda mungkin juga menyukai