BAB II Kinetika
BAB II Kinetika
BAB II Kinetika
TINJAUAN PUSTAKA
A + B → AB..........................................................................(2.1)
m n
r =k [ A ] [ B ] ...........................................................................(2.2)
−d [ A ]
A → X, maka i= ∞ [A]m atau r = k[A]m . m disebut orde yang nilainya nol,
dt
satu, dua, tiga atau pecahan. Persamaan di atas merupakan persamaan laju reaksi
sedangkan nilai k sebagai konstanta laju reaksi. Dari persamaan laju reaksi dapat
dihitung pengaruh perubahan konsentrasi pereaksi terhadap laju reaksi.
Pengetahuan ini sangat penting dalam mengontrol laju reaksi seperti yang
diharapkan, yaitu dengan mengatur konsentrasi pereaksi (Syukri, 1999).
2) Kemolekulan reaksi
Jumlah molekul yang terlibat dalam suatu reaksi disebut kemolekulan
reaksi. Jumlahnya ada yang satu (tunggal), dua, dan tiga, yang berturut-turut
disebut unimolekular, bimolekular, dan termolekular. Kemolekulan reaksi ada
yang sama dengan ordenya, tetapi ada pula yang tidak. Kemolekulan reaksi yang
sama dengan ordenya disebut reaksi sederhana sedangkan kemolekulan reaksi
yang tidak sama dengan ordenya disebut reaksi rumit (Syukri, 1999).
c. Suhu
Hampir semua reaksi menjadi lebih cepat bila suhu dinaikkan.
Peningkatan kecepatan reaksi tersebut dikarenakan kalor yang diberikan akan
menambah energi kinetik partikel pereaksi. Jumlah dan energi tabrakan bertambah
besar sehingga kecepatan untuk melewati energi aktifasi menjadi lebih besar
(Syukri, 1999).
Hubungan laju reaksi dengan temperatur dijelaskan melalui persamaan
Arhenius. kenaikan temperatur akan meningkatkan gerakan molekul. Semakin
banyak molekul yang bergerak dengan kecepatan rata- rata tinggi akan
memperbesar peluang terjadinya tumbukan efektif, yaitu tumbukan yang
mencapai energi pengaktifan, sehingga laju reaksi akan meningkat.
d. Katalis
Katalis adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi untuk
mempercepat jalannya reaksi. Katalis biasanya ikut bereaksi sementara dan
kemudian terbentuk kembali sebagai zat bebas. Suatu reaksi menggunakan katalis
disebut dengan reaksi katalis atau prosesnya disebut katalisme (Keenan,1980).
DAFTAR PUSTAKA
Allundaru, Revina dan Tanty Wisley Sitio. 2013. “ Studi Kinetika Reaksi
Eksploitasi Minyak Sawit,” Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol.
2, No. 2, Tahun 2013 halaman 216 – 219.
Anderton, J. D. 1997. Foundations of Chemistry Edisi kedua. Melbourne:
Longman
Chang, R. 2005. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Direktorat Jenderal Pengawasan
Obat dan Makanan. Jakarta.
Desnelli, dan Zainal Fanani. 2009. “Kinetika Reaksi Oksiadsi Asam Miristat,
Stereat, dan Oleat dalam Medium Minyak Kelapa, Minyak kelapa sawit
serta Tanpa Medium,” Jurnal Penelitian Sains, vol. 12, no. 1 (C) 12107
Dogra, S.K., Dogra S. 1984. Kimia fisik dan soal-soal. Jakarta : Erlangga
Hardoyo, d. (2007), Kondisi optimum fermentasi asam asetat menggunakan
Acetobacter Aceti B166, Lampung:Universitas Lampung
Hill, Petucci R. H. 2002. Kimia dasar prinsip dan terapan. Jakarta : erlangga
Keenan, dkk.1980.Kimia untuk Universitas. Jakarta : Penerbit Erlangga
Lailiyah, M., Yudyanto, Haratiek. 2012. Pengaruh temperatu dan laju aliran gas
CO2 pada sintesis kalsium karbonat presipitat dengan metode bubbling.
Jurnal Sains dan Seni ITS. Vol 1(1). ISSN:2301-918X
Sastrohamidjojo, H. 2001. Kimia dasar. Yogyakarta : UGM Press
Sukamto. 1989. Kimia Fisika. Jakarta : PT Bhineka Cipta
Sukardjo. 2002. Kimia Fisika. Jakarta : PT Bhineka Cipta
Sunarya, Yayan. 2002. Kimia Dasar II Berdasarkan Prinsip-Prinsip Kimia
Terkini. Bandung: Alkemi Grafisindo Press.9. Kimia untuk Universitas.
Jakarta: Erlangga
Surest, A.H Dan Dodi S. 2010. Pembuatan pulp dari batang rosella dengan proses
soda (konsentrasi NaOH, Temperatur Pemasakan dan Lama
Pemasakan). Jurnal Teknik Kimia USU. Vol 1(1), 1-5
Sutresna, N. 2007. Kimia Dasar. Yogyakarta : UGM Press
Syukri, (1999), Kimia Dasar Jilid 2, Bandung:ITB
Utami, Budi. dkk. 2009. Kimia. Program Ilmu Alam. Jakarta
Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta : UGM Press