Tugas Resume

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

TUGAS EPIDEMIOLOGI

“Resume PPT Penyelidikan Wabah”

DISUSUN OLEH
NAMA : SOFIA JUITA ZATI BAYANI
NIM : P07131120055
Kelas : B

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
PRODI DIV GIZI
Wabah
1. Definisi
a. KBBI
Wabah adalah penyakit menular yang terjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah
besar orang di daerah luas.
b. Depkes RI, Dirjen P2MPLP th.1981
Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah meluas secara
cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit.
c. Menurut UU RI No.4 Thn 1984
Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menualar dalam masyarakat
yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang
lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.
d. Menurut Beneson 1985
Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada penduduk suatu
daerah, yang nyata-nyata melebihi jumlah yang biasa.
e. Manurut Heyman DL, CDC Manual-19 th Ed
“Peningkatan secara nyata kejadian kasus dengan frekuensi penderita melebihi
keadaaan lazim pada waktu dan daerah tertentu”
f. PERMENKES RI 1501/MENKES/PER/X/2010
Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang
jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang
lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.
2. Kriteria Wabah
a. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal.
b. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu
berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu).
c. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan
dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).
d. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau
lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun
sebelumnya.
3. Alasan Investigasi Outbreak
a. Mencegah bertambahnya kasus dari outbreak sekarang dan di masa mendatang,
dengan cara memperbaiki program kesehatan, sistem surveilans, dan sistem
kesehatan;
b. Menerapkan sistem surveilans (investigasi outbreak merupakan bagian dari sistem
surveilans);
c. Mempelajari penyakit baru;
d. Mempelajari aspek baru dari penyakit lama;
e. Memberi keyakinan kepada publik bahwa telah diambil langkah-langkah yang
diperlukan untuk mengatasi outbreak, agar tidak terjadi situasi panik;
f. Minimalisasi disrupsi ekonomi dan sosial akibat outbreak;
g. Mengajarkan apa dan bagaimana epidemiologi (karena sesungguhnya investigasi
outbreak merupakan “prototipe” epidemiologi, mencakup epidemiologi deskriptif,
epidemiologi analitik, dan penerapan hasil studi untuk mengendalikan dan mencegah
penyakit).
4. Tujuan Investigasi Outbreak
a. Tujuan Umum dari investigasi outbreak yaitu mengetahui penyebab outbreak dan
menyetop outbreak sekarang dan mencegah outbreak di masa mendatang.
b. Tujuan Khusus
 Agen kausa outbreak
 Cara transmisi;
 Sumber outbreak;
 Carrier;
 Populasi berisiko;
 Paparan yang menyebabkan penyakit (faktor risiko)
5. Prinsip Investigasi Wabah/ Outbreak
a. Lakukan sistematik : Ikuti langkah yang sama untuk setiap KLB, tulislah
definisi kasus, dan tanyakan pertanyaan yang sama pada setiap orang
b. Berhenti sejenak, re-asses what yow know : line list dan kurva epidemik
memberikan informasi yang berharga, sebagian besar investigasi tidak pernah
melewatkan poin ini.
c. Koordinasi dengan partner (lingkungan, klinisi dll)
6. Langkah-Langkah Investigasi Outbreak
a. Identifikasi Outbreak
Informasi tentang potensi outbreak biasanya datang dari sumber-
sumber masyarakat, yaitu laporan pasien (kasus indeks), keluarga pasien,
kader kesehatan, atau warga masyarakat. Tetapi informasi tentang potensi
outbreak bisa juga berasal dari petugas kesehatan, hasil analisis data
surveilans, laporankematian, laporan hasil pemeriksaan laboratorium, atau
media lokal (surat kabar dan televisi).
Sumber data kasus untuk menenetukan terjadinya outbreak:
(1) Catatan surveilans dinas kesehatan;
(2) Catatan morbiditas dan mortalitas di rumah sakit;
(3) Catatan morbiditas dan mortalitas di puskesmas;
(4) Catatan praktik dokter, bidan, perawat;
(5) Catatan morbiditas upaya kesehatan sekolah (UKS).

b. Investigasi Kasus
1. Definisi kasus

Melakukan verifikasi apakah kasus-kasus yang dilaporkan telah didiagnosis


dengan benar (valid). Peneliti outbreak mendefinisikan kasus dengan menggunakan
seperangkat kriteria sebagai berikut:

(1) Kriteria klinis (gejala, tanda, onset);

(2) Kriteria epidemiologis (karakteristik orang yang terkena,tempat


dan waktu terjadinya outbreak);
(3) Kriteria laboratorium (hasil kultur dan waktu pemeriksaan).

Definisi kasus yang baku dan seragam penting untuk memastikan bahwa
setiap kasusdidiagnosis dengan cara yang sama, konsisten, tidak tergantung pada
siapa yang mengidentifikasi kasus, maupun di mana dan kapan kasus tersebut terjadi.
Berdasarkan tingkat ketidakpastian diagnosis, kasus dapat diklasifikasikan menjadi:

(1) kasus suspek (suspected case, syndromic case),

(2) kasus mungkin (probable case, presumptive case), dan

(3) kasus pasti (confirmed case, definite case).

2. Penemuan kasus

Setelah mendefinisikan kasus, langkah investigasi selanjutnya adalah


mencari kasus (case finding). Tujuan penemuan kasus:

(1) Mengetahui luas outbreak;


(2) Mengetahui populasi berisiko;

(3) Mengidentifikasi kasus sekunder (kemungkinan penyebaran dari


orang ke orang);

(4) Mengidentifikasi sumber-sumber infeksi;

(5) Mengidentifikasi kontak dengan kasus terinfeksi.

Peneliti outbreak dianjurkan untuk menggunakan sebanyak mungkin


sumber informasi:

(1) Surveilans aktif dan survei

(2) Surveilans

(3) Pengembangan informasi kasus yang diperoleh dari media

c. Investigasi Kausa
Wawancara dengan kasus

Dengan menggunakan kuesioner dan formulir baku, peneliti mengunjungi


pasien (kasus), dokter, laboratorium, melakukan wawancara dan dokumentasi untuk
memperoleh informasi berikut:

(1) Identitas diri

(2) Demografis

(3) Kemungkinan sumber, paparan, dan kausa

(4) Faktor-faktor risiko


(5) Gejala klinis
(6) Pelapor
d. Langkah Pencegahan dan Pengendalian
Prinsip Intervensi :
(1) Mengeliminasi sumber patogen;
(2) Memblokade proses transmisi;
(3) Mengeliminasi kerentanan
e. Studi Analitik (Jika perlu)

Desain yang digunakan lazimnya adalah studi kasus kontrol atau studi kohor
retrospektif. Seperti desain studi epidemiologi analitik lainnya, studi analitik untuk
investigasi outbreak mencakup:

(1) pertanyaan penelitian;


(2) signifikansi penelitian;
(3) desain studi;
(4) subjek;
(5) variabel-variabel;
(6) pendekatan analisis data;
(7) interpretasi dan kesimpulan

Modifikasi efek adalah efek bersama (joint effect) antara dua atau lebih
variabel terhadap suatu variabel dependen yang membuat efek masing-masing
variabel independen itu jika hadir bersama berbeda dengan efek variabel independen
itu jika hadir sendiri-sendiri. Jika memungkinkan, peneliti outbreak hendaknya
menganalisis kemungkinan modifikasi efek.

f. Komunikasikan Temuan

Peneliti outbreak memberikan laporan tertulis dengan format yang lazim, terdiri dari:

(1) introduksi,
(2) latar belakang,
(3) metode,
(4) hasil-hasil,
(5) pembahasan,
(6) kesimpulan, dan
(7) rekomendasi.

Laporan tersebut mencakup langkah pencegahan dan pengendalian, catatan


kinerja sistem kesehatan, dokumen untuk tujuan hukum, dokumen berisi rujukan yang
berguna jika terjadi situasi serupa di masa mendatang.
g. Evaluasi dan Teruskan Surveilans

Pada tahap akhir investigasi outbreak, Dinas Kesehatan Kota/ Kabupaten dan
peneliti outbreak perlu melakukan evaluasi kritis untuk mengidentifikasi berbagai
kelemahan program maupun defisiensi infrastruktur dalam sistem kesehatan.
Evaluasi tersebut memungkinkan dilakukannya perubahanperubahan yang lebih
mendasar untuk memperkuat upaya program, sistem kesehatan, termasuk surveilans
itu sendiri.

Investigasi outbreak memungkinkan identifikasi populasi-populasi yang


terabaikan atau terpinggirkan, kegagalan strategi intervensi, mutasi agen infeksi,
ataupun peristiwaperistiwa yang terjadi di luar kelaziman dalam program kesehatan.

Evaluasi kritis terhadap kejadian outbreak memberi kesempatan kepada


penyelidik untuk mempelajari kekurangan-kekurangan dalam investigasi outbreak
yang telah dilakukan, dan kelemahan-kelemahan dalam sistem kesehatan, untuk
diperbaiki secara sistematis di masa mendatang, sehingga dapat mencegah
terulangnya outbreak.

Anda mungkin juga menyukai