LP Ventilasi Mekanik
LP Ventilasi Mekanik
LP Ventilasi Mekanik
d. Flow Cycled
Memberikan nafas / menghantarkan oksigen berdasrkan kecepatan aliran
yang sudah disetting.
2. Insufisiensi jantung
Tidak semua pasien dengan pemakaian ventilasi mekanik memiliki kelainan
pemafasan primer. Pada pasien dengan syok kardiogenik dan CHF kebutuhan aliran
darah pada system pernafasan (sebagai akibat peningkatan kerja nafas dan konsumsi
oksigen) dapat mengakibatkan jantung kolaps. Pemberian ventilasi mekanik untuk
mengurangi beban kerja system pemafasan sehingga beban kerjajantungjuga
berkurang.
3. Disfungsi neurologis
Pasien dengan GCS 8 atau kurang yang beresiko mengalami apneu berulang
juga mendapatkan ventilasi mekanik. Selain itu ventilasi mekanik juga berfungsi
untuk menjaga jalan nafas pasien serta memungkinkan pemberian hiperventilasi
pada klien dengan peningkatan tekanan intra kranial.
4. Tindakan operasi
Tindakan opersi yang membutuhkan penggunaan anastesi sedative sangat
terbantu dengan pemakaian ventilasi mekanik. Resiko terjadinya gagal nafas pada
saat selama operasi akibat pengaruh obat sedative sudah bisa tertangani dengan
keberadaan ventilasi mekanik.
1. Controlled ventilation
Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan. Pemberian volume
dan frekuensi pemafasan diambil alih oleh ventilator. Ventilator tipe ini
meningkatkan kerja pernafasan pasien. Pasien biasanya diberikan sedasi dan muscle
relaxan.
2. Assited / control
Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi, volume tidal dan kecepatan.
Bila klien gagal untuk untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis akan
mengambil alih ventilasi. Ventilator ini diatur berdasarkan frekuensi pernafasan
spontan pada pasien.
3. Synchronized Intermiten Mandatory Ventilation (SIMV)
SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah, otot tidak
begitu lelah dan efek barotrauma minimal, pemberian gas melalui nafas spontan
biasanya tergantung pada aktivasi pasien. Indikasi pada pernafasan spontan tapi tidal
volume dan atau frekuensi pernafasan pasien kurang adekuat.
G. Setting ventilator
Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat beberapa parameter
yang diperlukanuntuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator antara lain:
2. Tidal volume
Volume tidal merupakan jumlah gas yang dihantarkan oleh ventilator ke pasien
setiap kali bernafas. Umumnya di setting 8-10 ml/kgBB, tergantung dari compliance,
resistence, dan jenis kelainan paru. Pasien dengan jenis paru normal mampu
mentolerir volume tidal lO-15 ml/kgBB sedangkan untuk pasien dengan PPOK
cukup dengan 5-8 ml/kgBB. Parameter alarm tidal volume di seting di bawah atau di
atas nilai yang kita seting. Monitoring tidal volume sangat perlujika pasien
menggunakan time cycled.
a. Waktu inspirasi adalah yang diperlukan untuk memberikan volume tidal atau
mempertahankan tekanan
b. Waktu istirahat adalah periode diantara waktu inspirasi dan ekspirasi
c. Waktu ekspirasi adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan udara
pernafasan
d. Rasio inspirasi : ekspirasi biasanya disetting 1:2 yang merupakan nilai normal
fisiologis inspirasi dan ekspirasi. Akan tetapi terkadang diperlukan fase yang
sama atau lebih lama dibandingkan ekspirasi untuk menaikkan PaO2.
8. Alarm
Ventilator digunakan untuk mendukung hidup. sistem alarm perlu untuk
mewaspadai perawat tentang adanya masalah, alarm tekanan rendah menandakan
adanya pemutusan dari pasien ke ventilator (ventilator terlepas dari pasien),
sedangkan alarm tekanan tinggi menandakan adanya peningkatan tekanan misalnya
pasien batuk, tubing tertekuk, terjadi fighting, dan lain-lain. Alarm volume rendah
menandakan adanya kebocoran. Alarm jangan pernah diabaikan, tidak dianggap dan
harus dipasang dalam posisi siap.
1. Pada paru
a. Barotrauma (tension pneumothoraks, empisema subkutis, emboli udara vaskuler)
b. Atelektasis/kolaps alveoli difuse
c. Infeksi paru
d. Keracunan oksigen
e. Jalan nafas buatan : king-king (tertekuk), terekstubasi, tersumbat
f. Aspirasi cairan lambung
g. Tidak berfungsinya ventilator
h. Kerusakanjalan nafas bagian atas
5. Gangguan lainnya
a. Obstruksi jalan nafas
b. Hipertensi
c. Tension pneumothoraks.
d. Atelektasis
e. Infeksi pulmunal
f. Dilatasi lambung
g. Kelainan fungsi susunan saraf pusat
h. Kelainan fungsi ginjal
I. Askep pasien dengan ventilasi mekanik
1. Pengkajian
a. Identitas
Nama/Inisial : No.RM :
Jenis Kelamin : Suku/ Bangsa :
Umur : Status Perkawinan :
Agama : Penanggung jawab :
Pendidikan : Hubungan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Alamat :
c. Pengkajian intensive
1) Breathing, meliputi :
Jalan Nafas : Retraksi otot bantu nafas :
Nafas : Deviasi Trakea :
Obstruksi : Pernafasan :
Gerakan dinding dada : Batuk :
Irama Nafas : Sputum :
Pola Nafas : Emfisema S/C :
Jenis : Suara Nafas :
Sesak nafas : Alat bantu nafas :
Pernafasan Cuping hidung : Ventilator :
Pc : Oksigenasi :
Tidal volume : Penggunaan selang dada :
RR : Drainase :
PEEP : Trakeostomi :
Asb : Kondisi trakeostomi :
FiO2 : Lain-lain: … …
2) Blood, Meliputi :
Nadi : Diaphoresis :
Irama Jantung : Riwayat Kehilangan cairan
Tekanan Darah : berlebihan :
Pucat : JVP :
Sianosis : CVP :
CRT : Suara jantung :
Akral : Irama jantung :
Pendarahan : IVFD :
Turgor : Lain-lain: … …
3) Brain
Kesadaran : Refleks patologis :
GCS : Bicara :
Pupil : Tidur malam :
Refleks Cahaya : Ansietas :
Refleks Muntah : Nyeri :
Refleks fisiologis : Lain-lain: … …
4) Blader, meliputi :
Nyeri pinggang : Frekuensi BAK :
BAK : Kateter :
Nyeri BAK : Lain-lain: … …
5) Bowel
Keluhan : BB :
TB : Nafsu makan :
Frekuensi makan : Bising usus :
Frekuensi minum : BAB :
NGT : Frekuensi BAB :
Distensi : Konsistensi BAB :
Ascites : Lain-lain: … …
6) Bone
d. Pemeriksaan diagnostik
1) Pemeriksaan fungsi paru
2) Rontgen thoraks
3) Analisa gas darah
4) Elektrolit
5) Darah lengkap
6) Fungsi ginjal
7) Dan lain-lain...
2. Diagnosa keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan pembentukan secret
berkaitan dengan penggunaan alat bantu nafas
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan pengembangan paru yang belum
efektif
c. Gangguan pola nafas berhubungan dengan gangguan ventilasi atau sumbatan pada
ETT
d. Ketidakmampuan mempertahankan ventilasi spontan berhubungan dengan
kelemahan otot pernafasan, ARDS, gangguan metabolic
e. Nyeri akut berhubungan dengan agent injury fisik
f. Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan kesadaran, prosedur
invasif
g. Cemas berhubungan dengan penyakit kritis, takut terhadap kematian
h. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan terpasang alat intubasi
i. Resiko disfungsi respon penyapihan ventilator berhubungan dengan
ketidakmampuan pasien untuk dilakukan penyapihan, penurunan motivasi,
riwayat penyapihan lama
j. Resiko infeksi berhubungan dengan pemasangan alat invasive
3. Perencanaan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan pembentukan secret
berkaitan dengan penggunaan alat bantu nafas
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan kepatenan
jalan nafas pasien dapat dipertahankan, dengan criteria hasil :
Frekuensi nafas dalam batas normal (10-24 x/menit)
SiO2 95-100%
Volume tidal mencukupi
Tidak terdapat penggunaan otot bantu nafas
Tidak terdapat suara nafas tambahan
Intervensi:
Pantau kepatenan jalan nafas
Evaluasi gerakan dada dan penggunaan otot bantu nafas
Auskultasi suara nafas 2-4 jam
Lakukan suction bila terdapat secret
Lakuka bronchial washing bila terjadi pengentalan secret
Pantau status hidrasi pada pasien
Pantau tekanan jalan nafas pada ventilator
Lakukan fisiotherapi dada secara berkala
Berikan bronchodilator (kolaborasi dengan dokter)
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan pengembangan paru yang belum
efektif
Tujuan
PaO2 = 80-100 mmhg
PaCO2 dalam batas normal
PH darah arteri dalam batas normal
Intervensi
Periksa AGD 30 menit setelah perubahan modus ventilator
Pantau analisa gas darah selama proses penyapihan
Observasi posisi pasien yang mengakibatkan penurunan Pa02 atau pernafasan
tidak nyaman
Pantau tanda dan gejala hipoksia dan hiperkapnia
c. Gangguan pola nafas berhubungan dengan gangguan ventilasi atau sumbatan pada
ETT
Tujuan :
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan pola nafas
pasien adekuat dengan kriteria hasil :
Ventilator berfungsi dengan baik
Frekuensi nafas dalam batas normal (10-24x/menit)
FiO2 < 50 %
Intervesi :
Periksa ventilator setiap 2 jam
Evaluasi semua sistem alarm dan periksa sebelum pemakaian
Pastikan bahwa resusitator manual selalu ada di samping tempat tidur
pasien
Lakukan pemantaun untuk mengetahui bahwa tidak ada sambungan selang
yang terlepas, tertekuk dan tersumbat
Evaluasi kebocoran balon ETT
Pasang gudel untuk mencegah pasien menggigit ETT
Kaji fiksasi ETT, suara paru kiri dan kanan
Atur pasien pada posisi yang nyaman sehingga ETT tidak menggangu
Jelaskan pada pasien untuk tidak mencabut ETT, jika pasien orientasinya
tidak baik dapat dilakukan restrain pada tangan
Kaji letak ETT dengan tepat pada foto thoraks dan lakukan auskultasi
suara paru
Intervensi :
Pantau konisi fisik yang mempengaruhi penyapihan (tanda vital,
kemampuan nafas, kesiapan psikologis
Pantau keadekuatan tidal volume
Jelaskan pada pasien tujuan, syarat dan cara dilakukan penyapuhan
Kontrak dengan pasien saat dimulainya penyapihan
Berikan pasien fase istirahat yang optimal
Berikan reinforcement positif atas keberhasilan menjalani proses
penyapihan
Monitor hasil AGD dan SiO2