Pembuktian Teorema Morera NEW BANGET
Pembuktian Teorema Morera NEW BANGET
Pembuktian Teorema Morera NEW BANGET
Seminar Matematika
Oleh :
Ade Rizky
06081181621009
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
i
HALAMAN PENGESAHAN SEMINAR MATEMATIKA
Oleh
NIM : 06081181621009
i
Teorema Morera
Abstrak
1
Kata kunci: Fungsi Analitik, Fungsi Kontinu, Daerah
Terhubung Sederhana, Lintasan Tertutup Sederhana, Definisi
Orientasi Lintasan, Rumus Integral Cauchy, Sifat-Sifat Integral
Kompleks, Teorema Morera, dan Turunan Fungsi Kompleks.
I. PENDAHULUAN
Dalam matematika terdapat pembahasan mengenai analisis kompleks. Salah
satu teorema dalam pembelajaran analisis kompleks yaitu teorema morera yang
merupakan kebalikan dari teorema integral cauchy atau biasa disebut dengan
❑
2
sederhana, definisi orientasi lintasan, rumus integral cauchy, sifat-sifat integral
kompleks, dan turunan fungsi kompleks.
A. Fungsi Analitik
Definisi 2.1 :
Fungsi f ( z )disebut analitik pada D bila f ’ ( z ) ada ∀ z ∈ D ,atau f(z) berlaku
Persamaan Cauchy Riemann ∀ z ∈ D :
∂u ∂v ∂u −∂ v
u x =v ydan u y =−v xatau dapat dituliskan sebagai = dan = .
∂x ∂ y ∂ y ∂x
Istilah holomorphic (holomorfik) seringkali digunakan sebagai istilah analitik.
Contoh fungsi analitik yaitu f ( z )=z 4 , f ( z )=(1+i) z 2, dan lain-lain.
B. Fungsi Kompleks
Definisi 2.2 :
Misalkan, Sadalah himpunan bilangan kompleks, dan fungsi f dan S adalah
aturan yang menetapkan setiap z di dalam S suatu bilangan kompleks w, disebut
sebagai nilai fungsi f di z, di tulis sebagai :
w=f ( z ) … … … … … .(1)
Pada rumus diatas, zmerupakan peubah kompleks. Jadi, S merupakan domain
dari definisi fungsi f . Oleh karena itu, himpunan yang merupakan seluruh nilai
fungsi f disebut sebagai jangkauan (range) dari f . sedangkan w adalah bilangan
komplek juga, sehingga dapat dituliskan sebagai : w=u+iv dengan u merupakan
bagian nyata (real) dan v merupakan bagian imajiner. Jadi, w bergantung pada
z=x +iy .
3
w=f ( z )=u ( x , y )+ iv ( x , y ) … … … … …(2)
Pada rumus di atas menunjukkan bahwa fungsi kompleks f ( z )ekuivalen
dengan pasangan fungsi u ( x , z ) dan v ( x , y ) yang keduanya bergantung pada dua
peubah x dan y.
C. Kekontinuan
Definisi 2.3 :
Suatu fungsi f ( z ) dikatakan kontinu dalam suatu daerah jika ia kontinu di
semua titik pada daerah tersebut.
Fungsi f (z) dikatakan kontinu di z=z 0 jika
1) lim
z→z
f ( z )ada
0
2) f ( z 0 ) ada
3) lim
z→z
f ( z )=¿ f ( z )
0
0
|f ( z ) −f ( z 0 )|< ε.
4
Gambar 2. Contoh Daerah Terhubung Sederhana
E. Lintasan terbuka dan tertutup C
Definisi 2.5.1:
Lintasan terbuka adalah lintasan misalkan C yang dinyatakan oleh
z (t)=x (t )+ iy(t), a ≤t ≤b yang dimana ujung-ujungnya tidak berimpit atau
z (a) ≠ z (b). Berikut contoh lintasan terbuka :
Definisi 2.5.2 :
Lintasan tertutup adalah lintasan misalkan C yang dinyatakan oleh
z (t)=x (t )+ iy(t), a ≤t ≤bmemiliki ujung-ujung yang saling berimpit atau
z (a)=z (b). Lintasan tertutup terdiri atas :
1. Lintasan tertutup sederhana.
Definisi 2.5.2.1 :
lintasan tertutup misalkan C disebut lintasan tertutup sederhana apabila
lintasan tidak berpotongan. Berikut contoh dari lintasan tertutup
sederhana:
5
Gambar 4. Contoh Lintasan Tertutup Sederhana
F. Orientasi Lintasan
Definisi 2.6 :
Lintasan tertutup sederhana C dikatakan berorientasi positif arah menjalani C
berlawanan dengan arah jarum jam. Pada lintasan terbuka, yang dimaksud
sebagai orientasi positif adalah arah dari titik awal ke titik akhir. Lintasan
yang sama dengan C namun berlawanan orientasi dengan C dinotasikan
sebagai lintasan –C.
y
C
6
x
Gambar 6.
Jika f(z) analitik di dalam dan pada suatu lintasan tertutup sederhana C dan a
suatu titik di dalam C (Gambar 6), maka
❑
1 f ( z)
f ( a )= ∮ dz … … … … … … … ..(1)
2 πi c z −a
dimana C dijalani arah positif (berlawanan arah putaran jarum jam).
Juga turunan ke-n dari f(z) di z = a diberikan oleh,
❑
n! f (z)
f (n ) ( a ) = ∮ dz n=1,2,3 ,… ………………………….(2)
2 πi c ( z−a )n+1
Hasil (1) dapat dipandang sebagi suatu hal khusus dari (2) dengan n=0 jika
kita mendefinisikan 0! = 1. Hasil (1) dan (2) dinamakan rumus integral Cauchy
dan merupakan suatu yang luar biasa karena menunjukkan bahwa jika suatu
fungsi f (z) diketahui pada lintasan tertutup sederhana C maka nilai fungsi dan
semua turunannya dapat ditentukan di semua titik di dalam C. Sehingga, akibat
dari rumus integral cauchy diatas, salah satunya adalah munculnya teorema akibat
rumus integral cauchy.
Teorema akibat rumus integral cauchy :
Misalkan bahwa F(z) analitik pada suatu daerah D. Maka F mempunyai
turunan semua tingkat yang analitik pada D dan tertentu dengan rumus integral
cauchy.
∫ f ( z ) dz=∫ f ( z ) dz +∫ f ( z ) dz
C C1 C2
2. Sifat 2.2 :
7
b m b
3. Sifat 2.3 :
Jika z0 dan z1 adalah ujung-ujung lintasan maka,
z1 z0
∫ f ( z ) dz=−∫ f ( z ) dz
z0 z1
4. Sifat 2.4 :
❑ ❑
∫ f ( z ) dz=−∫ f ( z ) dz
−C C
5. Sifat 2.5 :
❑ ❑ ❑
∫ [f ( z )+ g (z)]dz=∫ f ( z ) dz +∫ g ( z ) dz
C C C
6. Sifat 2.6 :
❑ ❑
| |
∫ f ( z ) dz =∫|f ( z )||dz|
C C
turunan di z 0 jika
'
f ( z 0 +∆ z )−f ( z 0 )
f ( z 0 )= lim jika limitnya ada.
∆z→0 ∆z
' d
Notasi untuk turunan f di z adalah f ( z )= f ( z) dengan ∆ z=∆ x+i ∆ y
dz
8
Pembuktian teorema morera yaitu sebagai berikut :
Diketahui bahwa :
Bukti :
Tentukan suatu titik z 0 pada daerah terhubung sederhana D, dan ambil suatu
titik lain ζ juga pada daerah terhubung sederhana D. Misalkan C1 dan C2
sembarang lintasan yang menghubungkan z 0 ke ζ , dimana C1 – C2 merupakan
lintasan tertutup sederhana C, lihat gambar 7.
C1
C Z0
D
ζ
C2
x
Gambar 7.
❑ ❑ ❑
∮ f ( z ) dz=∫ f ( z ) dz + ∫ f ( z ) dz
C C1 −C 2
❑ ❑
0=∫ f ( z ) dz+ ∫ f ( z ) dz
C1 −C 2
9
❑ ❑
− ∫ f ( z ) dz=∫ f ( z ) dz
−C 2 C1
❑ ❑ ζ
∫ f ( z ) dz=∫ f ( z ) dz =∫ f ( z ) dz
C2 C1 z0
ζ
F ( ζ )=∫ f ( z ) dz
z0
ζ+ Δζ
F (ζ + Δζ )= ∫ f ( z ) dz
z0
Sehingga,
ζ+Δζ ζ
F ( ζ + Δ ζ ) −F ( ζ ) = ∫ f ( z ) dz−∫ f ( z ) dz
z0 z0
ζ+Δζ z0
F ( ζ + Δ ζ ) −F ( ζ ) = ∫ f ( z ) dz+∫ f ( z ) dz
z0 ζ
z0 ζ + Δζ
F ( ζ + Δ ζ ) −F ( ζ ) =∫ f ( z ) dz+ ∫ f ( z ) dz
ζ z0
10
ζ+Δζ
F ( ζ + Δ ζ ) −F ( ζ ) = ∫ f ( z ) dz
ζ
maka,
ζ+ Δζ
F ( ζ + Δ ζ )−F ( ζ ) 1
= × ∫ [f ( z ) −f ( ζ ) + f (ζ )]dz
Δζ Δζ ζ
ζ +Δ ζ ζ + Δζ
F ( ζ + Δ ζ )−F ( ζ ) 1
Δζ
=
Δζ
×
[∫ ζ
[f ( z )−f ( ζ ) ]dz+ ∫
ζ
f ( ζ ) dz
]
ζ+ Δζ ζ+Δζ
F ( ζ + Δ ζ )−F ( ζ ) 1 1
= × ∫ [f ( z ) −f ( ζ ) ]dz + × ∫ f ( ζ ) dz
Δζ Δζ ζ Δz ζ
ζ+ Δ ζ
F ( ζ + Δ ζ )−F ( ζ ) 1 1
= × ∫ [f ( z ) −f ( ζ ) ]dz + × f ( ζ ) × Δζ
Δζ Δζ ζ Δζ
ζ+Δ ζ
F ( ζ + Δ ζ )−F ( ζ ) 1
= × ∫ [f ( z ) −f ( ζ ) ]dz + f ( ζ )
Δζ Δζ ζ
Sehingga,
ζ+Δ ζ
F ( ζ + Δ ζ )−F ( ζ ) 1
−f ( ζ )= × ∫ [f ( z ) −f ( ζ ) ]dz + f ( ζ )−f ( ζ )
Δζ Δζ ζ
ζ+Δζ
F ( ζ + Δ ζ )−F ( ζ ) 1
−f ( ζ )= × ∫ [f ( z ) −f ( ζ ) ]dz … … … … … … … ..(1)
Δζ Δζ ζ
lintasan dalam D yang menguhubungkan titik z 0ke ζ , maka integral terakhir tidak
bergantung pada lintasan yang menghubungkan ζ dan ζ + Δ ζ . Khususnya kita
dapat memilih lintasan garis lurus yang menghubungkan ζ dan ζ + Δ ζ ,kita
memilih |Δ ζ∨¿ cukup kecil sehingga lintasan berada pada D.
11
Sekarang dengan kekontinuan f ( z ) kita mempunyai bahwa untuk setiap titik
ζ pada lintasan garis lurus ini berlaku |f ( z ) −f ( ζ )|< ε bilamana |z−ζ |<δ , yang
tentu saja benar pula jika |∆ ζ |<¿ δ .
ζ+ Δζ
F ( ζ + Δζ )−F ( ζ )
| Δζ ||
−f ( ζ ) =
1
Δζ
× ∫
ζ
[f ( z )−f ( ζ ) ]dz
|
ζ+Δ ζ
F ( ζ + Δζ )−F ( ζ )
| Δζ | |∫
−f ( ζ ) =
1
|Δ ζ | ζ
|
[ f ( z )−f ( ζ ) ]dz
ζ + Δζ
F ( ζ + Δζ )−F ( ζ ) 1
| Δζ |
−f ( ζ ) =
|Δ ζ|
∫ |f ( z )−f ( ζ )||dz|
ζ
ζ+ Δζ
F ( ζ + Δ ζ )−F ( ζ ) 1
| Δζ |
−f ( ζ ) <
|Δζ |
∫
ζ
ε|dz|
ζ +Δ ζ
F ( ζ + Δ ζ )−F ( ζ ) 1
| Δζ |
−f ( ζ ) <
|Δζ |
ε ∫ |dz|
ζ
F ( ζ + Δζ )−F ( ζ ) 1
| Δζ |
−f ( ζ ) <
|Δ ζ|
ε (|ζ + Δ ζ |−|ζ |)
F ( ζ + Δζ )−F ( ζ ) 1
| Δζ |
−f ( ζ ) <
|Δ ζ|
ε | Δ ζ|
F ( ζ + Δζ )−F ( ζ )
| Δζ |
−f ( ζ ) <ε
ζ + Δζ
F ( ζ + Δζ )−F ( ζ ) 1
| Δζ |
−f ( ζ ) =
Δζ
× ∫ [ f ( z )−f ( ζ ) ] du< ε
ζ
12
Untuk | Δ ζ|< δ. Tetapi ini sama saja menyatakan bahwa
F ( ζ + Δ ζ )−F ( ζ )
lim =f ( ζ ) , maka dengan kontinuitas f ( z ) maka F ( ζ ) analitik
∆ζ →0 Δζ
pada setiap titik ζ dalam D, dalam kenyataannya F ' ( z )=f ( z ) . Sehingga, F ( z )
analitik. Berdasarkan teorema akibat rumus integral cauchy, turunan fungsi
analitik merupakan fungsi analitik juga. Jadi f ( z ) yang merupakan turunan fungsi
analitik F ( z)merupakan fungsi analitik juga. Sehingga, itu f ( z ) analitik dalam D.
(Terbukti).
IV. KESIMPULAN
Suatu teorema memiliki syarat-syarat agar suatu teorema dapat berlaku.
Dari teorema cauchy akan dicari syarat perlu dari konvers teorema cauchy
sehingga muncul teorema morera yang dikemukakan oleh matematikawan yaitu
Giacinto Morera (1856-1909). Hal tersebut menjadi alasan dari teorema morera
dapat disebut dengan kebalikan dari teorema cauchy. Kemudian, dari pembuktian
teorema morera diatas, maka telah dibuktikan bahwa jika diketahui f ( z )kontinu
dalam suatu daerah terhubung D dan ∮ f ( z ) dz=0 untuk setiap lintasan tertutup
C
V. DAFTAR PUSTAKA
Antonius, R., Helmi, & Yudhi. 2018. 41 Analisis Akibat Integral Cauchy. Buletin
Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya, Volume 07, halaman 41-46.
13
Narasimhan, R., & Nievergelt, Y. (2001). 6. The Looman-Menchoff Theorem. In
Complex Analysis in One Variable (pp. 43-50). Boston: Birkhauser
Boston.
Paliouras, Jhon D., 1987. Peubah Kompleks untuk Ilmuwan dan Insinyur. Jakarta:
Erlangga.
Spiegel, Murray R., 1994. Teori dan Soal-soal Peubah Kompleks [Koko Martono,
trans]. Jakarta: Erlangga.
Yudha, 2018. Bab X Garis, Sudut, dan Kurva. Retrieved from wordpress:
https://cbyudha.files.wordpress.com/2018/04/bab-x-garis-sudut-dan-
kurva.pdf
14