Paper Gempa Bumi - Kelompok 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

GEMPA BUMI

Mitra Lestari Gea, Sella Selviana Sinurat


Jurusan Fisika, Fakultas FMIPA, Universitas Negeri Medan

Abstrak
Bencana gempabumi di Indonesia adalah suatu keniscayaan, tidak hanya pada daerah
yang selama ini diketahui seringkali mengalaminya, namun juga pada daerah yang dahulu
diduga relatif aman. Kondisi demikian dikontrol oleh konfigurasi tektonis Indonesia di masa
lampau dan di masa sekarang ini. Banyak sudah peristiwa gempabumi yang menelan korban
ribuan jiwa dan kerugian harta benda yang sangat besar. Kenyataan ini menuntut kemauan
kita untuk belajar memahami fenomena gempabumi dengan lebih baik lagi, agar dapat
mengurangi resiko bencana. Gempabumi ditimbulkan oleh pergeseran patahan, sehingga
keberadaan patahan baik di permukaan maupun di bawah permukaan harus bisa dipetakan
dengan baik dan akurat. Energi gempabumi merambat dari sumber pergeseran patahan dalam
beberapa jenis gelombang, yang menuntut pengukuran secara tepat dan cepat. Kerusakan
infrastruktur tidak hanya disebabkan oleh besaran energi, namun juga bagaimana percepatan
gelombang gempabumi diterima di lokasi tersebut. Perioda dan frekuensi batuan di
permukaan serta bangunan turut pula menentukan derajat kerusakan, bila terjadi fenomena
resonansi dan amplifikasi getaran gempabumi yang memiliki kesamaan karakter gelombang.
Ketika terjadi gempabumi, informasi berupa intensitas getaran harus segera kita catat
dan sampaikan kepada generasi penerus, sebagai data yang sangat berharga agar mereka
kelak lebih siap lagi dalam menghadapi bencana gempabumi yang senantiasa berulang ini.

Keywords: gempabumi, patahan, magnitudo, akselerasi, resonansi, amplifikasi, intensitas.

1. PENDAHULUAN
Gempabumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi dan dirasakan dipermukaan
bumi yang berasal dari dalam struktur bumi. Pergeseran tersebut terjadi sebagai akibat
adanya peristiwa pelepasan energi gelombang seismik secara tiba-tiba yang diakibatkan atas
adanya deformasi lempeng tektonik yang terjadi pada kerak bumi (Joko Christanto, 2011).
Melihat kejadian yang ada gempabumi mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, kerusakan
infrastruktur, serta material, oleh karena itu diperlukan pengetahuan mengenai mitigasi.
Mitigasi adalah kegiatan lanjutan dari prevention yang tujuannya adalah mengurangi dampak
bencana yang kemungkinan terjadi (Widodo Pawirodikromo, 2012). Melalui mitigasi tersebut
mampu mengurangi resiko yang terjadi akibat dari bencana tersebut. Gempabumi merupakan
salah satu bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia. Gempabumi dapat
menyebabkan kerusakan struktur bangunan, sarana infrastruktur seperti jalan, pemukiman
penduduk, gedung – gedung kepemerintahan dan kerugian lainnya bagi masyarakat di
wilayah yang terkena dampak gempa bumi. Pulau Jawa merupakan daerah pertemuan antara
dua lempeng yaitu Lempeng Samudera Hindia menunjam dibawah Lempeng Benua Eurasia.
Dampak yang dihasilkan dari pertemuan kedua lempeng tersebut ialah Pulau Jawa berpotensi
terjadinya gempabumi tektonik akibat dari pelepasan energi dari pertemuan kedua lempeng
tersebut.
2. PEMBAHASAN
Gempa bumi adalah getaran asli dari dalam bumi, bersumber di dalam bumi yang
kemudian merambat ke permukaan bumi akibat rekahan bumi pecah dan bergeser dengan
keras. Penyebab gempa bumi dapat berupa dinamika bumi (tektonik), aktivitas gunungapi,
akibat meteor jatuh, longsoran (di bawah muka air laut), ledakan bom nuklir di bawah
permukaan. Gempa bumi tektonik merupakan gempa bumi yang paling umum terjadi
merupakan getaran yang dihasilkan dari peristiwa pematahan batuan akibat benturan dua
lempeng secara perlahan-lahan itu yang akumulasi energi benturan tersebut melampaui
kekuatan batuan, maka batuan di bawah permukaan.

Gambar 1. Kepulauan Indonesia terletak pada zona interaksi 3 lempeng bumi (Sukamto,
2000).
Gempa bumi adalah suatu peristiwa pelepasan energi gelombang seismik yang terjadi
secara tiba-tiba. Pelepasan energi ini diakibatkan karena adanya deformasi lempeng tektonik
yang terjadi pada kerak bumi. Sedangkan menurut Howel (1969), gempa bumi adalah getaran
atau serentetan getaran dari kulit bumi yang bersifat sementara dan kemudian menyebar ke
segala arah. Menurut teori tektonik lempeng (Subardjo dan Ibrahim, 2004), bagian luar bumi
merupakan kulit yang tersusun oleh lempeng-lempeng tektonik yang saling bergerak. Di
bagian atas disebut lapisan litosfir yang merupakan bagian kerak bumi yang tersusun dari
material yang kaku. Lapisan ini mempunyai ketebalan sampai 80 km di daratan dan sekitar
15 km di bawah samudra. Lapisan di bawahnya disebut astenosfir yang berbentuk padat dan
materinya dapat bergerak karena perbedaan tekanan.
Struktur bumi (Sunarjo, Gunawan, dan Pribadi, 2012)
Bila dua buah lempeng bertumbukan maka pada daerah batas antara dua lempeng
akan terjadi tegangan. Salah satu lempeng akan menyusup ke bawah lempeng yang lain,
masuk ke bawah lapisan astenosfir. Pada umumnya lempeng samudra akan menyusup ke
bawah lempeng benua, hal ini disebabkan lempeng samudra mempunyai densitas yang lebih
besar dibandingkan dengan lempeng benua. Apabila tegangan tersebut telah sedemikian
besar, sehingga melampaui kekuatan kulit bumi, maka akan terjadi patahan pada kulit bumi
tersebut di daerah terlemah. Kulit bumi yang patah tersebut akan melepaskan energi atau
tegangan sebagian atau seluruhnya untuk kembali ke keadaan semula. Peristiwa pelepasan
energi ini disebut gempa bumi. Gempa bumi terjadi di sepanjang batas atau berasosiasi
dengan batas pertemuan lempeng tektonik. Pada kenyataannya pergerakan relatif dari
lempeng berjalan sangat lambat, hampir sama dengan kecepatan pertumbuahan kuku manusia
(kurang lebih 20 cm pertahun). Hal ini menimbulkan adanya pergeseran pada pertemuan
lempeng, yang mengakibatkan energi terakumulasi sebelum terjadinya gempa bumi.
Kekuatan gempa bumi bervariasi dari tempat ke tempat sejalan dengan perubahan waktu.

Akibat Gempa Bumi


Akibat yang ditimbulkan oleh gempa bumi diantaranya adalah :
1. Dampak fisik :
 Bangunan banyak yang hancur atau roboh.

 Tanah longor akibat goncangan.

 Jatuhnya korban jiwa.

 Permukaan tanah menjadi merekat, retak dan jalan menjadi putus.

 Banjir karena rusaknya tanggul.

 Gempa dasar laut dapat menyebabkan tsunami, dsb.


2. Dampak sosial :
 Menimbulkan kemiskinan.
 Kelaparan.
 Menimbulkan penyakit.
 Bila pada sekala yang besar (dapat menimbulkan tsunami yang besar), bisa
melumpuhkan politik, sistem ekonomi, dsb.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kebencanaan gempa bumi dan tsunami adalah
sebagai berikut :
 Gempa-gempa kecil tidak selalu berarti merupakan pendahuluan dari sebuah gempa
besar.
 Gempa terbesar terjadi di Chili pada 22 Mei 1960 dengan kekuatan 9,5 skala Richter.
Gelombang seismicnya menguncang seluruh bumi selama berhari-hari, fenomena ini
yang di sebut dengan earth free oscillation.
 Tahun 1855, patahan pertama kali dikenal sebagai sumber gempa.
 Hypocenter gempa adalah lokasi dibawah permukaan bumi dimana patahan mulai
retak.
 Epicenter gempa adalah lokasi tepat diatas hypocenter dipermukaan Bumi.
 Diperkirakan setiap tahun 500.000 gempa terdeteksi di dunia. Sebanyak 100.000
diantaranya dapat dirasakan, dan 100 diantaranya menyebabkan kerusakan.
 Intensitas gempa diukur berdasarkan getaran yang dihasilkan gempa. Angkanya
bervariasi di tiap lokasi yang terkena efek gempa.
 Tidak ada gempa akibat cuaca.
 Kebanyakan gempa terjadi di kedalaman kurang dari 80 km di bawah permukaan
Bumi.
 Gempa paling awal yang tercatat secara lengkap adalah gempa di Shandong, Cina
pada 1831 SM. Catatan seadanya dimulai pada 780 SM pada masa pemerintahan
Zhou Dynasty di Cina.
 Tahun 1760 Insinyur Inggris John Michell mencatat gempa disebabkan oleh
pergeseran massa batuan di bawah permukaan.
 Kebanyakan gelombang gempa memiliki frekuensi kurang dari 20 Hz. Jadi suara
gemuruh yang didengar manusia adalah suara bendabenda yang terguncang. Gempa
bumi mempunyai karakteristik yang khas, yaitu : Tidak dapat dicegah, Peristiwanya
sangat mendadak dan mengejutkan, Waktu terjadinya, lokasi pusatnya dan
kekuatannya tidak dapat diprediksi (diperkirakan) secara tepat atau akurat oleh
siapapun, termasuk pakar-pakar gempa.

2.1 Memprediksi Gempa bumi


Bencana gempa bumi merupakan bencana yang tidak dapat dicegah, terjadi secara
tiba-tiba dan mengejutkan serta tidak dapat diperkirakan secara akurat lokasi pusatnya, waktu
terjadinya dan kekuatannya secara tepat dan akurat, namun gempa bumi dapat diprediksi
kisaran waktu yang memungkinkan untuk terjadi. Metode prediksi gempa bumi ada 2 (dua)
metode, yaitu :
a. Short-range prediction (prediksi waktu pendek).
Prediksi ini membutuhkan waktu yang relatif pendek dan meliputi :
 Memprediksi jangka waktu antara fore shock dan main shock atau major shock atau
major earthquake.
 Dari pengalaman sejarah gempa bumi di Jepang, Amerika, China dan Russia waktu
ini bervariasi, ada yang 24 jam, ada yang lebih dari 1 bulan.
 Kenyataannya banyak yang tidak berhasil.
b. Long-range prediction (prediksi waktu panjang)
Prediksi ini membutuhkan waktu yang relatif lama dan meliputi :
 Mempelajari interval bencana gempa besar pada waktu yang lalu (siklus).
 Ternyata siklus ini tidak tepat sama seperti Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI atau
ulang tahun seseorang yang sudah jelas saatnya.
Negara Indonesia merupakan Negara yang sangat rentan terjadinya bencana gempa bumi
.karena ada dua factor yang saling berkaitan yakni :

(1) Posisi geologis Indonesia berada pada pertemuan 3 lempeng litosferik besar, yaitu
1. Lempeng Eurasia
2. Lempeng Pasifik
3. Lempeng Indo-Australia
dimana gaya interaksi antar-lempeng tersebut senantiasa menekan dan menggeser
berbagai patahan yang tersebar di seluruh bagian Indonesia, baik di daratan maupun di
dasar lautan
(2) Pada masa lampau, Indonesia dibangun atas gabungan berbagai lempeng benua mikro
dan busur gunungapi, yang digerakkan oleh proses tektonik yang kompleks hingga
berada di tempatnya saat ini
proses tumbukan puluhan lempeng tersebut menyebabkan terbentuknya berbagai jenis
patahan yang tersebar di berbagai tempat, senantiasa menerima dan menimbun gaya
tektonik dari interaksi lempeng-lempeng litosfer saat ini.

Gempabumi ini melepaskan energinya dalam bentuk gelombang seismic dimana


sebagian besar merambat melalui seluruh tubuh planet (disebut gelombang badan) dan
sebagian lainnya merambat hanya di dekat permukaan saja (dinamakan gelombang
permukaan)

6 gempa bumi yang paling dasyat yang terjadi di Indonesia


1. Aceh (2004)
Gempa ini terjadi pada hari minggu pada tanggal 26 desember 2004 yang
memiliki kekuatan 9.3 skala Ricther Menurut ilmuwan NASA ,gempa bumi ini
menewaskan kurang lebih 230.000 jiwa

2. Nias (2005)
Gempa bumi ini terjadi pada tanggal 28 maret 2005 pukul 23.09 wib ,catatan
seismic kekuatan gempa mencapai 8,7 skala Ricther yang menewaskan 1.346
jiwa
3. Pangandaran (2006)
Gempa bumi ini terjadi pada tanggal 17 juli 2006 ,berdasarkan data WHO
korban yang tewas mencapai 668 jiwa

4. Jogjakarta (2006)
Gempa ini terjadi pada tanggal 27 mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 wib
dengan kekuatan 5,9 skala Ricther

5. Padang (2009)
Gempa ini terjadi di sumatera barat pada tanggal 30 september 2009 dengan
kekuatan 7,6 skala Ricther gempa bumi ini menewaskan mencapai 1,117 jiwa
6. Donggala ,palu (2018)
Gempa ini terjadi di hari jumat di tanggal 28 september 2018 dengan kekuatan
7,4 skala Ricther pada pukul 17.02 wib , gempa bumi ini menewaskan 2.113
jiwa

2.2 Jenis –Jenis Gempa

 Jenis-jenis gempa berdasarkan penyebabnya


1. Gempa Bumi tektonik
Gempa Bumi tektonik ini adalah gempa yang terjadi akibat adanya pergeseran lempeng
plat tektonik. Gempa ini terjadi karena besarnya tenaga yang dihasilkan akibat adanya
tekanan antar lempeng batuan dalam perut Bumi. Gempa ini biasanya terjadi di daerah yang
memiliki banyak lautan

2. Gempa Vulkanik
Gempa Vulkanik Adalah gempa yang disebabkan letusan gunung api. Magma yang
berada pada kantong di bawah gunung tersebut mendapat tekanan dan melepaskan energinya
secara tiba-tiba sehingga menimbulkan getaran tanah. Gempa ini disebabkan oleh kegiatan
vulkanik (gunungapi). Magma yang berada pada kantong di bawah gunung tersebut mendapat
tekanan dan melepaskan energinya secara tiba-tiba sehingga menimbulkan getaran tanah
. Gempa vulkanik dapat menjadi gejala/petunjuk akan terjadinya letusan gunung berapi.
Namun gempa vulkanik ini biasanya tidak merusak karena kekuatannya cukup kecil,
sehingga hanya dirasakan oleh orang-orang yang berada dalam radius yang kecil saja dari
sebuah gunungapi.

3. Gempa tumbukan
Gempa bumi tumbukan adalah gempa yang disebabkan oleh jatuhnya benda langit
seperti meteor dan asteroid ke permukaan bumi , jatuhnya meteor inimenyebabkan
terbentuknya kawah /lubang besar

4. Gempa Runtuhan
Gempa Runtuhan Adalah gempa lokal yang terjadi apabila suatu gua di daerah
topografi karst atau di daerah pertambangan runtuh atau massa batuan yang cukup
besar di sebuah lereng bukit runtuh/longsor
5. Gempa Buatan
Gempa Buatan Adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas manusia, misalnya
dalam kegiatan eksplorasi bahan tambang atau untuk keperluan teknik sipil dalam
rangka mencari batuan dasar (bedrock) sebagai dasar fondasi bangunan. Kekuatannya
juga kecil sehingga tidak menimbulkan bahaya bagi manusia dan bangunan.

2.3 Gempabumi Berdasarkan Kedalaman Fokus

Berdasarkan kedalaman fokus (pusat gempa), maka gempa dibagi ke dalam tiga
kelompok:

 Gempa dangkal : berpusat < 60 km


 Gempa menengah: berpusat antara 60 sampai 300 km
 Gempa dalam: berpusat > 300 km 1.2.3

Berdasarkan Kekuatan Gempa Kekuatan sebuah gempa bumi disebut juga magnitudo,
adalah besarnya energi yang dilepaskan oleh sumber gempa, diukur dengan satuan skala
Richter. Skala magnitudo ini dihitung menggunakan angka arab dari 0 sampai 10, dan dapat
menggunakan koma.

Berdasarkan magnitudo gempa, maka gempa dapat pula digolongkan ke dalam 4 (empat)
kelompok, yakni:

 Gempa lemah : Magnitudo < 3,5 SR


 Gempa sedang : Magnitudo antara 3,5 sampai 5,5 SR
 Gempa kuat : Magnitudo 5,5 sampai 7 SR
 Gempa sangat kuat : Magnitudo > 7 SR
Alat pengukur gempa
 Seismograph
Seismograf/ seismometer adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi dan mencatat
gempa bumi. Saat terjadi gempa, alas pangkalan bergerak sehingga rol kestas juga ikut
bergerak dan massa bulat yang diujungnya ada pena tidak ikut bergoyang karena di redam
oleh per yang menggantungkanny . Tegangan listrik dicatat di atas kertas, pita 83elative,
atau media perekam lainnya

Seismogram
Seismogram adalah grafik yang dihasilkan oleh sebuah seismograf. Ini adalah catatan
gerak tanah di stasiun pengukur sebagai fungsi waktu. Seismogram yang mutahir
biasanya mencatat gerakan dalam tiga sumbu kartesius (x, y, dan z), dengan sumbu z
tegak lurus terhadap permukaan bumi dan sumbu x dan y sejajar dengan permukaan
2.4 Mitigasi gempa bumi :

Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan
fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

Mitigasi gempa bumi :

 Sebelum terjadi gempa


Sebelum terjadinya gempa kita bisa melakukan migitasi agar meminimaliskan
dampak gempa bumi ini
1. Membuat rumah tahan gempa dengan cara membuat kontruksi bangunan dengan baik
dan kuat
2. Hindari membangun rumah di zona rawan
3. Selalu menyiapkan kotak p3k
4. Mempelajari jalur evakuasi pada tempat tinggal anda
5. Membeli /menyediakan tenda untuk persiapan diri pada saat mengungsi nanti
 Ketika gempa

Saat berada di dalam rumah/ gedung

1. Tetap tenang dan tidak panik.


2. Cabut semua peralatan listrik dangas untuk menghindari kerusakan peralatan
elektronik dan kemungkinan terjadinya kebakaran
3. Berlindung di bawah meja atau kursi yang kokoh.
4. Apabila kita ada kesempatan keluar rumah saat terjadi gempa, sesegera mungkin lari
keluar rumah menuju ketempat terbuka yang aman.

Saat berada dalam perjalanan

1. Tetap tenang dan tidak panik. Kepanikan justru yang membuat diri kita celaka
2. Segera lari keluar kendaraan menuju ketempat terbuka. Setelah kendaraan parkir di
tempat aman, segera lari keluar kendaraan menuju ketempat terbuka yang aman.
3. Untuk bencana gempa bumi di daerah pantai, setelah terasa gempa serta diikuti
dengan air laut surut secara tiba-tiba dan sangat cepat, maka segera tinggalkan pantai
sesegera mungkin menuju ketempat lebih tinggi. Sebab gempa di pantai dapat
menhyebabkan tsunami
2.5 Aktivitas gempa bumi global

Kebanyakan gempa bumi dihasilkan pada batas-batas di mana lempeng-lempeng


bertemu, divergen atau bergerak secara lateral melewati satu sama lain3. Jumlah kegempaan
terbesar terjadi di daerah di mana lempeng litosfer bertemu. Batas konvergen ini dapat
bermanifestasi sebagai daerah subduksi, di mana kerak samudera dipaksa turun baik di bawah
lempeng benua (misalnya pantai barat Amerika Selatan) atau dari kerak samudera yang lebih
muda. Batas konvergen juga dapat menghasilkan daerah tabrakan benua yang mengakibatkan
kompresi tektonik (misalnya Himalaya). Kedua jenis lingkungan tersebut dicirikan oleh
daerah dengan gempa bumi yang tinggi aktivitas dan kesalahan tuan rumah yang mampu
menghasilkan gempa bumi yang sangat besar. Batas lempeng divergen mewakili daerah di
mana kerak dangkal berada ditarik terpisah. Ini dapat bermanifestasi sebagai zona keretakan
(mis. Keretakan Afrika Timur), di mana kerak benua yang dangkal sedang mengalami
perluasan, menghasilkan kegempaan yang tinggi. Transformasi dan transcurrent batas
lempeng bermanifestasi dimana pergerakan relatif lempeng adalah lateral (misalnya Patahan
San Andreas di California). Karena kedekatannya dengan banyak pusat kota besar, ini sistem
dapat menimbulkan ancaman yang signifikan bagi masyarakat (misalnya Istanbul). Gambar 1
menggambarkan distribusi global gempa bumi antara tahun 1900 dan 2014, sebagai serta
batas lempeng utama. Catatan peristiwa gempa bumi sepanjang sejarah sangat penting bagi
kami memahami proses gempa. Pencatatan gempa secara sistematis gelombang
menggunakan seismometri yang lebih tepat dimulai pada akhir abad kesembilan belas abad.
Era modern seismologi instrumental berubah, namun, pada awal 1960-an dengan berdirinya
World-Wide Jaringan Stasiun Seismograf, yang dikerahkan lebih dari 120 terus menerus
stasiun rekaman. Pusat Seismologi Internasional paling banyak memelihara buletin
komprehensif peristiwa gempa berparameter sejak 1964 buletin mendefinisikan lokasi dan
ukuran gempa bumi dari integrasi jaringan sekitar 14.500 stasiun gempa.

The global distribution of earthquakes in the period from 1900 to 2014, and global plate
boundaries
2.6 Gempa Bumi dalam Fisika
Gempa bumi adalah getaran yang terjadi di ermukaa bumi akibat pelepasan energi yang
dihasilkan melalui gelobang seismik.
Gelombang seismik:
Similar dengan gelombang tali, gelombang bunyi dan gelombang air
Gelombang seismik adalah perambatan energi pada suatu lapisan bumi yang disebabkan
adanya gangguan kerak bumi
Klasifikasi gelombang seismik: Gelombang badan dan gelombang permukaan
Secara fisika, gelombang gempabumi dianggap merambat sebagaimana layaknya
gelombang air, yang menempuh perjalanannya ke segala arah dari sumber penyebabnya,
dalam runtutan gelombang demi gelombang. Pergeseran vertikal yang disebabkan oleh
gelombang disebut amplitudo, jarak antar gelombang yang berurutan disebut panjang
gelombang, waktu yang membentang antara dua gelombang disebut sebagai perioda, dan
jumlah gelombang yang melintasi suatu titik pengamatan dalam satu detik disebut sebagai
frekuensi.
Peristiwa gempabumi melepaskan energinya dalam gelombang seismik, sebagian
besar merambat melalui seluruh tubuh planet (disebut gelombang badan) dan sebagian
lainnya merambat hanya di dekat permukaan saja (dinamakan gelombang permukaan)
(Gambar 5). Gelombang badan merambat secara cepat, baik sebagai gelombang primer
maupun gelombang sekunder. Frekuensi mereka berkisar pada 0,5 hingga 20 hertz (0,5
hingga 20 siklus per detik) sehingga disebut pula sebagai gelombang perioda pendek.

Jenis-jenis gelombang seismik dan cara rambatannya.


Gelombang primer (P-wave) merambat paling cepat, dengan cara menekan dan
meregang (push-pull) material yang dilewatinya, baik itu berupa material padat, cair, maupun
gas. Kecepatannya tergantung pada densitas dan kompresibiltas material yang dilewati;
semakin besar densitas dan semakin resisten material terhadap tekanan, maka akan semakin
besar pula kecepatan gelombang seismik. Kecepatan rerata gelombang primer pada batuan
padat, seperti granit, adalah 4,8 km/detik, bila melewati air menjadi 1,4 km/detik. Karena
gelombang primer mampu merambati udara, mereka pun bisa terdengar di dekat episentrum
dalam frekuensi 15 hertz, sebagai suara gemuruh yang mampu menggetarkan jendela rumah.
Gelombang sekunder (S-wave) merambat dengan kecepatan dibawah gelombang
primer, sekitar 3 km/detik bila melewati granit. Mereka bergerak dengan menggeser partikel
medium yang dilalui pada arah tegak-lurus rambatan, sehingga hanya bisa melewati medium
padat saja, karena air dan gas tidak memiliki kekuatan geser. Karena gerakannya berupa
geseran vertikal dan horisontal, maka gelombang sekunder memiliki lebih banyak
kemampuan untuk merusak bangunan.
Gelombang permukaan yang merambat di dekat permukaan Bumi terdiri dari dua
jenis: gelombang Love dan gelombang Rayleigh. Keduanya merupakan gelombang panjang
karena memerlukan waktu lebih lama untuk menyelesaikan satu siklus gelombang (frekuensi
rendah, kurang dari satu siklus per detik) dan bergerak dengan kecepatan yang lebih rendah,
sehingga mereka mampu membawa energi dalam jarak yang lebih jauh dari episentrum.
Gelombang Love bergerak seperti gelombang sekunder, namun arah pergeserannya hanya
horisontal saja. Gelombang Rayleigh bergerak dalam bentuk perputaran elips ke arah
belakang, sehingga mampu menyebabkan gerakan mengarah vertikal dan horisontal
sekaligus.
3. PENUTUP
Gempabumi merupakan sebuah bencana alam yang senantiasa mengintai dan tidak
dapat dihindari pada banyak daerah di Indonesia, karena keunikan posisi dan sejarah geologi
kawasan ini. Meski demikian perlu kita ingat bersama pernyataan para ahli gempabumi dunia
yang sering muncul di media massa, bahwa gempabumi tidak dapat membunuh,
bangunan lah yang dapat membunuh. Kenyataan ini menuntut agar kita mau belajar dan
memahami gempabumi.
Gempabumi terbentuk oleh bergeraknya batuan di sepanjang bidang patahan.
Sehingga identifikasi dan pemetaan patahan seismogenik aktif di berbagai wilayah di
Indonesia menjadi mutlak harus segera dilakukan dan diselesaikan. Gempabumi merambat
dalam berbagai bentuk gelombang, baik kelompok gelombang badan maupun kelompok
gelombang permukaan. Setiap gelombang dan karakteristiknya memerlukan metode
pengukuran energi dirambatkan yang mendekati akurat, sehingga muncul berbagai skala
magnitudo; yang paling populer adalah skala Richter (ML), namun yang paling terpercaya
saat ini adalah skala magnitudo momen (Mw).
Selain pada besaran energi yang dibawa oleh gelombang seismik, kerusakan
bangunan di permukaan juga ditentukan oleh akselerasi kecepatan gelombang gempabumi.
Selain itu faktor perioda dan frekuensi batuan di permukaan serta konstruksi bangunan akan
menentukan apakah akan terjadi peristiwa resonansi dan amplifikasi getaran gempabumi.
Faktor-faktor tersebut – yang sangat bervariasi dari satu tempat ke tempat lain, bahkan
terhadap kemungkinan gempabumi yang
DAFTAR PUSTAKA

hhtps://www.researchgate.net/publication/290883862_bencana_gempa bumi

https://kaltimtoday.co/6-gempa-bumi-paling-dahsyat-yang-pernah-terjadi-di-indonesia

hhtps://geodesy.gd.itb.ac.id/studi-mekanisme-gempa-aceh-menggunakan-gps/

hhtps://epirints.ums.ac.id_bab iv_gempabumi

https://www.researchgate.net/publication/328419527_Fisika_dan_Fenomenanya_Chapter_Ge
mpa_Bumi

Husein, Salahudin. 2016. Bencana gempa bumi.

H.Nur.1997.Gempa bumi dan mekanismenya.Alami.vol 2 nomor 3

M.Badrul,2010.ANALISIS GEMPA NIAS DAN GEMPA SUMATERA BARAT DAN


KESAMAANNYA YANG TIDAK MENIMBULKAN TSUNAMI, JURNAL
ILMU FISIKA (JIF)

M, Arief. 2010. GEMPA BUMI, TSUNAMI DAN MITIGASINYA. Jurnal Geografi.


Volume 7 No. 1

Sukarasa., I Ketut. 2018. ANALISIS RESIKO TSUNAMI AKIBAT GEMPA YANG


BERSUMBER DI FLORES BACK ARC THRUST DENGAN METODE TOAST.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan


Bencana

Anda mungkin juga menyukai