Analisis Bahaya Dan Risiko Dengan Metode Hirarc Di Departement Production PT - Samudera Mulia Abadi Mining Contractor Likupang Minahahsa Utara

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Jurnal KESMAS, Volume 7 Nomor 4

ANALISIS BAHAYA DAN RISIKO DENGAN METODE HIRARC DI DEPARTEMENT


PRODUCTION PT.SAMUDERA MULIA ABADI MINING CONTRACTOR LIKUPANG
MINAHAHSA UTARA
Intan Karundeng*,Diana V. Doda*, Ardiansa A.T. Tucunan*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK
Bahaya dan risiko kecelakaan kerja dapat terjadi dalam suatu aktivitas pekerjaan di suatu perusahaan
sehingga diperlunya suatu upaya untuk menganalisis bahaya dan resiko dengan menggunakan salah satu
metode yang ada yaitu HIRARC untuk meminimalizir tingkat resiko kecelakaan. Tujuan dari penelitian ini yaitu
untuk menganalisis bahaya dan resiko pada proses pengoprasian unit Articulate Dump Truck (ADT) di area
loading point dan dumping point dengan menggunakan metode HIRARC. Jenis Penelitian yang digunakan
merupakan penelitian kualitatif. Dimana teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu wawancara
mendalam, triangulasi data, dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, diketahui bahwa
dalam proses pengoprasian unit ADT di area loading point dan dumping point terdapat potensi bahaya
diantaranya tarbrakan antar unit, tergelincir, terserunduk unit lain yang berisiko ADT terbalik, rebah dan
terguling. Penilaian resiko terhadap sumber bahaya yang ada ditemukan bahaya dengan tingkat resiko tinggi
yaitu tabrakan berat antar unit, resiko sedang yaitu tergelincir karena landasan ambals dan resiko ringan yaitu
tabrakan ringan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dalam setiap potensi bahaya yang ada memiliki tingkat
resiko yang tinggi hingga ke rendah dimana semuanya perlu adanya pengendalian untuk meminimalizir
kecelakaan kerja untuk mengurangi tingkat resiko kecelakaan kerja. Saran dari penelitian adalah perusahaan
harus meningkatkan keselamatan dan pengawasan pada setiap proses pekerjaan yang ada.

Kata Kunci: HIRARC, ADT, Loading Point, Dumping Point

ABSTRACT
Hazards and risks of workplace accidents can occur in a work activity in a company so that an effort is needed
to analyze hazards and risks by using one of the existing methods namely HIRARC to minimize the level of
accident risk. This study is a qualitative research. The technique used in the data collection in-depth interviews,
data triangulation, and observation . Based of the result, it is known that in the process of operating the ADT
unit in the loading point and dumping point of potential hazard including collision between units, slippery, other
units are at risk of accidents such as ADT upside down, collapsed, and rolled. Risk assessment of existing
hazard sources is found with high-risk hazards collisions between units, medium risk of slippery because base
collapsed, and low risk .Suggestions from research are companies must improve equipment and supervision in
every work process that exists.

Keywords: HIRARC, ADT, Loading Point, Dumping Point

PENDAHULUAN dalam melakukan pekerjaan (Suma’mur,


Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan 1996).
yang terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau Badan BPJS Ketenagakerjaan mendata
pada waktu melaksanakan pekerjaan di suatu selama 2015 jumlah peserta yang mengalami
perusahaan. Pekerjaan yang memiliki resiko kecelakaan kerja sebanyak 105.182 kasus .
hazard perlu menerapkan manajemen Data tersebut menunjukan 69,59% kecelakaan
kesehatan keselamatan kerja agar risiko terjadi di dalam perusahaan saat pekerja
bahaya dapat diminimalisir melalui teknologi bertugas, 10,26% di luar perusahaan dan
pengendalian tempat kerja serta upaya sebanyak 20, 15% pekerja mengalami
mencegah dan melindungi tenaga kerja agar kecelakaan lalu lintas.
terhindar dari resiko atau dampak negatif Data terakhir pada tahun 2013 terjadi kasus
kecelakaan sebanyak 129.911 kasus. Menurut

Analisis Bahaya dan Risiko dengan Metode Hirarc di Departement Production


PT.Samudera Mulia Abadi Mining Contractor Likupang Minahahsa Utara
Jurnal KESMAS, Volume 7 Nomor 4

data kecelakaan tahun 2013 tersebut 75,8% pengendalian risiko HIRARC (Hazard
korban berjenis kelamin laki-laki dengan Identification, Risk Assessment, amd Risk
rincihan sebanyak 3.093 meninggal dunia, Control). Penilaian risiko menurut standard
15.106 sakit, 174.266 luka-luka dan sebanyak AS/NZS 4360, kemungkinan atau likelihood
446 orang meninggal mendadak. diberi rentang antara suatu risiko yang jarang
(Baihaqi,2014) Bahaya adalah segala sesuatu terjadi sampai dengan risiko yang terjadi
termasuk atau situasi atau tindakan yang setiap saat.
berpotensi menimbulkan kecelakaan atau Proses pengoprasian unit ADT di area
cidera pada manusia, kerusakan atau gangguan loading point dan dumping point dalam suatu
lainya. Bahaya meruapakan sifat yang melekat perusahaan kontraktor yang ada di Sulawesi
yang menjadi bagian dari suatu zat, system, Utara memiliki potensi bahaya dan
kondisi, atau peralatan. Adanya bahaya maka resiko.Sehingga diperlunya pengawasan yang
diperlukan upaya pengendalian agar bahaya lebih lagi. Salah satu bahaya yang ada yaitu
tersebut tidak menimbulkan akibat yang pada saat mengoprasikan unit ADT terjadi
merugikan (Ramli, 2010). tabrakan antar unit contohnya unit ADT
Risiko adalah manifestasi atau dengan excavator yang berisiko ADT terbalik,
perjuwudan potensi bahaya yang rebah dan terjepit.
mengakibatkan kemungkinan kerugian
menjadi lebih besar. Tergantung dari cara METODE
pengolahannya, tingkat resiko mungkin Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif
berbeda dari yang paling ringan atau rendah atau wawancara mendalam dengan informan.
sampai ke tahap yang paling berat atau tinggi. Populasi dalam penelitian ini yaitu
Manajemen Risiko K3 adalah suatu upaya superintenden HSE, safety officer, supervisor
mengelola resiko untuk mencegah terjadinya mining dan operator ADT. Waktu penelitian
kecelakaan yang tidak diinginkan secara dimulai pada awal Agustus sampai
komprehensif, terencana dan terstruktur dalam pertengahan bulan oktober 2018. Data yang
satu kesisteman yang baik. Sehingga dikumpulkan dalam penelitian ini ada 2 jenis
memungkinkan manajemen untuk yaitu data primer dan data sekunder. Data
meningkatkan hasil dengan cara primer yang diperoleh adalah data yang
mengidentifikasi dan menganalisis resiko yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti
ada (Soputan et, al, 2014). melalui observasi dan wawancara. Data
Manajemen risiko K3 berkaitan dengan sekunder yang diperoleh dari berbagai literatur
bahaya dan risiko yang ada di tempat kerja berupa buku, skripsi ataupun jurnal, dan
yang dapat menimbulkan kerugian bagi dokumen lain yang berhubungan dengan
perusahaan (Ramli, 2010). Implementasi K3 masalah penelitian. Teknik pengumpulan data
dimulai dengan percencanaan yang baik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu,
dengan identifikasi bahaya, penilaian dan
Analisis Bahaya dan Risiko dengan Metode Hirarc di Departement Production
PT.Samudera Mulia Abadi Mining Contractor Likupang Minahahsa Utara
Jurnal KESMAS, Volume 7 Nomor 4

wawancara mendalam, observasi lapangan, Table 1. Risk Assessment Matrix


studi dokumen terkait dengan topik. 5 5 10 15 20 25
4 4 8 12 16 20
Likelihood 3 3 6 9 12 15
HASIL PENELITIAN 2 2 4 6 8 10
1 1 2 3 4 5
Identifikasi Bahaya 1 2 3 4 5
Severity
Identifikasi bahaya yang digunakan dalam
penelitian ini dilakukan melalui kegiatan
Table 2. Penentuan Peluang
wawancara dan observasi terhadap informan
Level Descriptor Deskripsi
terkait. Hasil identifikasi bahaya dan resiko 1 Rare Hampir tidak perna terjadi
lebih dari satu tahun
keselamatan kerja pada proses pengoprasian
2 Unlikely Kemungkinan terjadi jarang
unit ADT di area loading point dan dumping atau dalam setahun
point dilakukan dengan menggunakan metode 3 Possible Dapat terjadi sekali-kali atau
dalam sebulan
HIRARC. Dari hasil identifikasi bahaya yang
4 likely Kemungkinan terjadi sering
dilakukan didapatkan beberapa faktor yang atau dalam satu minggu

beresiko menimbulkan kecelakaan diantaranya 5 Almost Dapat terjadi setiap saat atau
Certain setiap hari
ruang gerak terbatas potensi bahaya tabrakan, Sumber : AS/NZS 4360 (1999)
terjepit saat tabrakan dengan resiko terbalik,
rebah dan terguling. Posisi yang tidak tepat Tabel 3. Nilai Severity
saat loading potensi bahaya vessel menabrak Level Injury Deskripsi
excavator, ADT terserunduk excavator, ADT 1 First Aid / Cidera Ringan –
Insignificant Meliputi kasus P3K atau
terkena lentingan batu yang beresiko terbalik, diperlukan pengobatan
rebah,operator terkena lentingan batu. Area medis namun tidak
menyebabkan
loading tidak stabil potensi bahaya tergelincir pembatasan kerja atau
kehilangan jam kerja
dengan resiko terbalik terguling. 2 MTI Cidera Sedang -
Mengoprasikan di luar prosedur potensi (Medical Memerlukan pengobatan
Treatment medis yang
bahaya tabarakan, menabrak, tergelincir Injury) / menyebabkan
Minor pembatasan kerja atau
dengan resiko rebah, terbalik, terguling. Tidak kehilangan jam kerja
Konsentrasi berpotensi tabrakan dengan resiko lebih dari 24 jam
3 LTI (Lost Cidera Berat - 1 kasus
terbalik dan tergelincir. Kurangnya Time cidera yang memerlukan
Injury) / pengobatan medis yang
pengetahuan dan skill berpotensi tabrakan Moderate menyebabkan
dengan resiko terbalik dan rebah kehilangan jam kerja
lebih dari 24 jam
4 LTI / Kejadian Fatal – terjadi
Fatality / kasus luka berat yang
Penilaian Resiko
Major masih bisa diobati
Penilaian resiko dilakukan dengan mencari namun mengalami cacat
, kematian
nilai dari risk relative dimana dalam nilai ini 5 Fatality / Menyebabkan kematian
merupakan hasil perkalian antara nilai Catastrophic
Sumber : AS/NZS 4360 (1999)
likelihood dengan nilai severity.
Analisis Bahaya dan Risiko dengan Metode Hirarc di Departement Production
PT.Samudera Mulia Abadi Mining Contractor Likupang Minahahsa Utara
Jurnal KESMAS, Volume 7 Nomor 4

Hasil penilaian resiko berdasarkan hasil perhitungan : keparahan (severity) dari resiko
identifikasi potensi bahaya yang ada. Bahaya ini level 2 (minor) karena berdampak luka
dan resiko pada proses pengoprasian unit ADT ringan dan kemungkinan (likelihood) dari
di area loading point dengan peringkat resiko resiko ini level 3 (Possible) karena kecelakaan
sebagai berikut : (1) Ruang gerak terbatas ini dapat terjadi sesekali atau sebulan.(4)
potensi bahaya collision (tabrakan) dengan Mengoprasikan di luar prosedur, potensi
resiko ADT dapat terbalik, rebah, dan bahaya menabrak atau ditabrak, tergelincir
terguling, termasuk pada peringkat resiko dengan resiko ADT terbalik, terguling
tinggi dengan penentuan tingkat resiko termasuk pada peringkat resiko sedang dengan
berdasarkan perhitungan : keparahan (severity) penentuan tingkat resiko berdasarkan
dari resiko ini level 3 (moderate) karena perhitungan : keparahan (severity) dari resiko
pekerja dapat mengalami luka sedang dan ini level 3 (moderate) karena berdampak luka
memar pada bagian tangan dan kaki dan ringan dan kemungkinan (likelihood) dari
kemungkinan (likelihood) dari resiko ini level resiko ini level 2(unlikely) karena kecelakaan
4 (likely) karena kecelakaan ini terjadi ini terjadi jarang atau dalam setahun.(5) Tidak
beberapa kali dalam 1 bulan. (2) Posisi yang konsentrasi, potensi bahaya menabrak beresiko
tidak tepat saat loading, potensi bahaya terbalik, rebah termasuk pada peringkat resiko
tabrakan antar unit ADT dan Excavator dan sedang dengan penentuan tingkat resiko
terkena lentingan batu dari proses loading berdasarkan perhitungan : keparahan (severity)
material denga resiko ADT terbalik, dari resiko ini level 3 (moderate) karena
kerusakaan unit, termasuk pada peringkat berdampak luka ringan dan kemungkinan
resiko tinggi dengan penentuan tingkat resiko (likelihood) dari resiko ini level 2 (unlikely)
berdasarkan perhitungan : keparahan (severity) karena kecelakaan ini terjadi jarang atau dalam
dari resiko ini level 3 (moderate) karena setahun. (6) Kurangnya pengetahuan dan skill
pekerja dapat mengalami luka ringan dan potensi bahaya tabrakan, beresiko terbalik,
memar pada bagian tangan dan kaki, kepala rebah, tergelincir termasuk pada peringkat
terbentur dan kemungkinan (likelihood) dari resiko ringan dengan penentuan tingkat resiko
resiko ini level 4 (likely) karena kecelakaan ini berdasarkan perhitungan : keparahan (severity)
terjadi beberapa kali dalam 1 bulan. (3) Area dari resiko ini level 2 (minor) karena
loading dan dumping yang tidak stabil , berdampak luka ringan dan kemungkinan
potensi bahaya ADT tergelincir (slippery) (likelihood) dari resiko ini level 1 (rare)
termasuk pada peringkat resiko sedang dengan karena kecelakaan ini hamper tidak pernah
penentuan tingkat resiko berdasarkan terjadi.

Analisis Bahaya dan Risiko dengan Metode Hirarc di Departement Production


PT.Samudera Mulia Abadi Mining Contractor Likupang Minahahsa Utara
Jurnal KESMAS, Volume 7 Nomor 4

Tabel 8. Hasil Penilaian Tingkat Resiko Pengoprasian Unit ADT di Area Loading Point dan Dumping
Point.

Aspek Lingkungan / Penilaian Resiko


Potensi Bahaya Resiko
Faktor bahaya L S RR
Ruang gerak yang 1. Collision (Tabrakan) Terbalik, Rebah, 12
4 3
terbatas 2. Terjepit saat tabrakan Terguling High Risk
Posisi yang tidak tepat 1. Vessel Menabrak Excavtor Terbalik, Rebah,
saat loading 2. ADT terserunduk Excavator Operator terkena 12
4 3
3. ADT terkena lentingan batu , lentingan batu High Risk
kaca pecah
Area loading tidak 1. Slippery (Tergelincir) Terbalik 6
stabil (Landasan 2. Ban ADT pecah Terguling 2 3 Medium
amblas) Risk
Mengoprasikan di luar Tabrakan , Menabrak, Tergelincir Rebah, terbalik, 6
prosedur Terguling 3 2 Medium
Risk
Tidak Konsentrasi Menabrak dan ditabrak Terbalik, Tergelincir, 6
Rebah 3 2 Medium
Risk
Kurangnya Tabrakan Terbalik, Rebah 2 1 2
Pengetahuan dan Skill Low Risk

PEMBAHASAN salah satu faktor yang dapat menyebakan


Identifikasi Bahaya terjadinya kecelakaan kerja pada saat
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara mengoprasikan unit ADT. Menurut data
yang dilakukan dengan menggunakan metode perusahaan yang ada sudah beberapa kali
HIRARC pada pengoprasian unit ADT terjadi insiden saat mengoprasikan unit ADT,
khususnya di area loading dan dumping point dari hasil investigasi yang didapatkan,
yang, ditemukan potensi bahaya yang dapat terjadinya insiden karena kelalaian dari
terjadi diantaranya : Tabrakan antar unit, operator itu sendiri ada juga karena landasan
vessel ADT terserunduk oleh excavator, yang tidak memadai. .
landasan yang tidak sesuai tergelincir, dan
terkena lentingan batu dengan resiko Penilaian Resiko
kecelakaan terbalik, rebah, terguling, terjepit, Dalam OHSAS 18001:2007 dalam isinya
dan operator dapat terkena lentingan batu. menyebutkan setiap perusahaan harus
Adanya potensi bahaya yang ada di area membuat, menerapkan, dan memelihara
tersebut di pengaruhi oleh beberapa faktor prosedur untuk mengidentifikasi bahaya dari
yaitu, ruang gerak yang terbatas, lingkungan setiap kegiatan yang ada, penilaian resiko, dan
kerja yang tidak memadai atau tidak sesuai menetapkan pengendalian yang diperlukan.
dan juga ada beberapa hal di karenakan unit Berdasarkan hasil penilaian resiko tersebut
yang rusak. Faktor lainya berasal dari operator kita dapat mengidentifikasi atau menentukan
itu sendiri karena lalai dalam mengoprasian tindakan yang akan kita lakukan terhadap
atau tidak mengoprasikan sesuai dengan setiap resiko.
prosedur yang berlaku. Hal ini merupakan
Analisis Bahaya dan Risiko dengan Metode Hirarc di Departement Production
PT.Samudera Mulia Abadi Mining Contractor Likupang Minahahsa Utara
Jurnal KESMAS, Volume 7 Nomor 4

Dari tabel hasil penilaian resiko yang (ADT). Pengendalian ini perlu diterapkan
terlampir pada hal 6 dapat diketahui beberapa untuk mencegah terjadinya bahaya saat
bahaya yang memiliki tingkat resiko yang mengoprasikan unit ADT sehingga insiden
sedang sampai yang tinggi yaitu adalah rebah, terbalik atau vessel menabrak excavator
potensi bahaya berupa tabrakan, rebah, tidak akan terjadi. Berdasarkan hasil
terbalik, tergelincir dan menabrak. Yang pengamatan masih banyak operator yang tidak
diakibatkan oleh pengoprasian unit yang tidak melakukan sesuai prosedur sehingga
sesuai prosedur.Selanjutnya dilakukan pengendalian ini perlu dilakukan untuk
penilaian resiko untuk mengetahui tingkat mengurangi tingkat resiko yang ada. Pengawas
resiko. Hasil proses penentuan tingkat resiko juga harus selalu mengingatkan setiap operator
didapatkan dari hasil observasi, wawancara yang ada untuk selalu mengkuti ketentuan
dan studi dokumen yang ada sehingga dapat yang ada untuk kepentingan bersama. Standar
menuntukan tingkatkan resiko dari setiap loading point dan dumping point. Upaya yang
faktor bahaya yang ada. dilakukan untuk mencegah timbulnya bahaya
Dan berdasarkan penilaian resiko yang telah yang ada di area loading dan dumping, perlu
dilakukan pada proses pengoprasian unit ADT adanya perbaikan kembali tentang standar
di area loading point dan dumping point pengoprasian di area dimana perlu adanya
memiliki tingkat resiko high risk , medium risk pengawasan khusus terhadap area yang ada
dan low risk. sehingga ketika didapati area tidak dalam
kondisi yang sesuai perlu adanya informasi
Pengendalian Resiko untuk pemberhentian sementara kegiatan
Pengendalian resiko dalam proses produksi karena akan dilakukan perbaikan area
pengoprasian unit ADT pada area loading dan sesuai dengan standar yang ada.
dumping dilakukan agar dampak atau insiden Pelatihan tentang K3 terhadap pengawas
yang mungkin terjadi tidak lebih besar tingkat area, kegiatan pelatihan tentang K3 terhadap
resikonya. Rekomendasi yang dilakukan pengawas lapangan yang ada karena hal ini
tentunya selain mengurangi tingkat resiko sangat di perlukan untuk menambah wawasan
kecelakaan tentunya juga mencegah turunnya pengawas tentang K3 serta bahaya-bahaya apa
produktivitas kerja pekerja yang ada. saja yang ada dilapangan. Alat Pelindung Diri
Pengendalian yang dibuat untuk mengurangi (APD) Setiap perusahaan yang memiliki
tingkat resiko terhadap aspek bahaya dan aktifitas pekerjaan yang berat dan memiliki
potensi bahaya yang ada pada saat potensi kecelakaan tinggi, tentunya
mengoprasikan unit ADT di area loading dan menyediakan alat pelindung diri untuk
dumping point. Secara garis besar untuk diberikan kepada pekerja yang ada. APD yang
pengendalian yang perlu dilakukan untuk diberikan sesuai dengan jenis kegiatan
mengurangi tingkat resiko kecelakaan yaitu : pekerjaan yang ada. Alat pelindung diri yang
Prosedur pengoprasian Articulate Dump Truck di gunakan operator ADT yaitu , helem, kaca
Analisis Bahaya dan Risiko dengan Metode Hirarc di Departement Production
PT.Samudera Mulia Abadi Mining Contractor Likupang Minahahsa Utara
Jurnal KESMAS, Volume 7 Nomor 4

mata, sepatu khusus safety dan saat Departement Pertambangan dan Energi RI,
1995.KeputusanMenteri
mengoprasikan wajib menggunakan safety
No.555.K/26/MP/1995 tentang
belt. Keselamatandan Kesehatan Kerja di
Pertambangan Umum. Jakarta
:Departement Pertambangan dan
KESIMPULAN Energi RI.
Bahaya yang didapatkan dari hasil identifikasi Departement Tenaga Kerja RI, 1996.
melalui proses wawancara dan observasi Permenker No. 05/MEN/1996
Tentang Sistem Manajemen
lapangan yaitu : tabrakan antar unit, ADT Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
terserunduk excavator, terkena lentingan batu Jakarta: Departement Tenaga Kerja.

dan tergelincir dengan resiko kecelakaan Hernawati, E., 2008. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian
seperti terbalik, tergelincir, rebah dan Kecelakaan Kerja Berdasarakan
terguling. Hasil penilaian tingkat resiko yang Karakteristik Pekerja Dan Unit Kerja
di Area Pertambangan PT.Antam
ada yaitu 2 jenis resiko kategori high risk, 3 TbkU bpPongkor Bogor Jawa
jenis resiko kategori medium risk, dan 1 jenis Barat.Jakarta
resiko kategori low risk. Pengendalian yang Kridatama Cipta. 2010. PT. Prosedur
Identifikasi Bahaya, Penilaian dan
dilakukan pada proses pengoprasian unit ADT Pengendalian Resiko K3L. Jakarta.
di area loading point dan dumping point yaitu PT. Cipta Kridatama
menggunakan 3 hirarki control yatiu rekayasa, Nurrohim, H.M., 2011. Analisis Penerapan
HIRADC Pada Proses Kerja Over
administrasi dan APD (Alat Pelindung Diri)
Burden Removal. PT. Cipta
yang disesuaikan dari setiap bahaya yang Kridatama Job Site Multi Harapan.
Kalimantan Timr
ditemukan.
Ramli , S. 2010. Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
DAFTAR PUSTAKA OHSAS 18001. Jakarta: PT. Dian
Australian Standard/ New Zealand Standard Rakyat
4360. 1999 Soputan, G.E.M., et al. 2014. Manajemen
Baihaqi, R. 2014. Data Kecelakaan 2013 Risiko Kesehatan dan Keselamatan
MenurutJamsostek.http://ekbis.sindon Kerja (K3). Jurnal Ilmiah Media
ews.com/read/836859/34/192-911- Engineering. 4 (4): 229-238
peserta-jamsostek-alami-kecelakaan- Suma’mur. 1996. Keselamatan Kerja dan
kerja-1392713047 (22 november Pencegahan Kecelakaan Kerja.
2015) Jakarta: PT. Gunung Agung
Darmawi, H, 2010. Manajemen Resiko. Tarwaka, 2014 Kesehatan dan Keselamatan
Jakarta : Penrbit Bumi Aksara. Kerja. Surakarta: Harapan Press;

Analisis Bahaya dan Risiko dengan Metode Hirarc di Departement Production


PT.Samudera Mulia Abadi Mining Contractor Likupang Minahahsa Utara

Anda mungkin juga menyukai