Makalah Budidaya Dan Wirausaha Tanaman Pangan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

DISUSUN

OLEH

NAMA : FARAH UKHTIA


: MURSHALIYUDDIN
: PUTRI SYALAISHA
: ZAHARA ANANDA

KELAS : X. IPA6
MAPEL : PRAKARYA
PEMBIMBING : NANI MARINI

KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PIDIE


MADRASAH ‘ALIYAH NEGERI SIGLI 1
TAHUN AJARAN 2018

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan limpahan karunia yang
tidak terhingga sehingga penyusunan makalah ini terselesaikan dengan baik,
shalawat dan salam kepada janjungan alam Nabi besar Muhammad Saw. pembawa
risalah Allah swt mengandung pedoman hidup yang terang bagi umat manusia
didunia dan diakhirat.
Makalah ini membahas tentang “Budidaya dan Wirausaha Tanaman
Pangan”. Saya sadar bahwa penyusun makalah ini sangatlah jauh dari
kesempurnaan, maka dari ini saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya
siswa/i. Semoga juga menjadi amal yang baik dan diterima disisi Allah SWT. Amiin.

Sigli, 19 April 2018,


Penyusun

Kelompok : 3

2
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN............................................................................. 1
BAB II :PEMBAHASAN............................................................................... 2
A. Mengenal Budidaya Tanaman Pangan............................................ 2
B. Sarana Budidaya Tanaman Pangan................................................. 5
C. Proses Dan Alat Budidaya Tanaman Pangan.................................. 8
D. Cara Merancang Budidaya Tanaman Pangan................................. 12
E. Pengemasan Dan Perawatan Hasil Budidaya Tanaman Pangan..... 13
F. Membuat Budidaya Tanaman Pangan............................................ 14

BAB III : KESIMPULAN............................................................................... 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

Indonesia dikenal sebagai negara agraris, yaitu negara yang sebagian besar
Hasil budidaya tanaman pangan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan se
ndiri.Hasil budidaya tanaman pangan juga diperdagangkan sehingga dapat menjadi
mata pencaharian. Hal ini menjadikan tanaman pangan sebagai komoditas pertanian 
yangsangat penting bagi bangsa Indonesia.Indonesia memiliki berbagai jenis
tanaman pangan. Keberagaman jenis tanaman pangan yang kita miliki merupakan
anugerah dari Yang Mahakuasa sehingga kita harus bersyukur kepada-Nya. 
Bentuk syukur kepada yang Maha kuasa dapat diwujudkandengan
memanfaatkan produk pangan yang dihasilkan oleh petani dengan sebaik-
baiknya.Tanaman pangan dikelompokkan berdasarkan umur, yaitu tanaman semusim
dan tanaman tahunan. Tanaman semusim adalah tanaman yang dipanen dalam satu
musim tanam, yaitu antara 3-4 bulan, seperti jagung dan kedelai atau antara 6-8
bulan, sepertisingkong. Tanaman tahunan adalah tanaman yang terus tumbuh setelah
bereproduksia tau menyelesaikan siklus hidupnya dalam jangka waktu lebih dari dua
tahun, misalnyasukun dan sagu.Tanaman pangan juga dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu serealia, kacang-kacangan,dan umbi-umbian. Kelompok serealia dan kacang-
kacangan menghasilkan biji sebagai produk hasil budidaya, sedangkan umbi-
umbian menghasilkan umbi batang atau umbiakar sebagai produk hasil budidaya

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. MENGENAL BUDIDAYA TANAMAN PANGAN


1. Padi (Oryza sativa L.)
Padi memiliki batang yang berbuku dan berongga. Daun dan anakan tumbuh
dari buku yang ada pada batang. Bunga atau malai muncul dari buku yang terakhir.
Akar padi berupa akar serabut. Bulir padi terdapat pada malai yang dimiliki oleh
anakan. Budidaya padi dikelompokkan menjadi padi sawah, padi gogo, dan padi
rawa. Tanaman padi diperbanyak dengan menggunakan biji.

2. Jagung (Zea mays L.)


Jagung memiliki batang tunggal yang terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung
terdapat pada setiap buku pada batang. Jagung memiliki bunga jantan dan bunga
betina yang terpisah, namun masih pada pohon yang sama. Bunga jantan terletak di
ujung batang, sedangkan bunga betina (tongkol) berada di bagian tengah batang
jagung. Jagung dapat ditanam di lahan kering maupun di lahan sawah sesudah panen
padi. Tanaman jagung diperbanyak dengan biji.

 
3. Sorgum (Sorghum bicolor L.)
Sorgum sekilas mirip dengan tanaman jagung. Sorgum memiliki batang yang
berbuku-buku. Kadang-kadang sorgum juga dapat memiliki anakan. Sorgum

5
memiliki bunga yang tersusun dalam malai yang terdapat di ujung batang. Sorgum
diperbanyak dengan biji. Sorgum dapat ditanam pada berbagai kondisi lahan baik
subur maupun kurang subur atau lahan marjinal karena sorgum memiliki daya
adaptasi yang luas.

4. Kedelai (Glycine max L.)


Kedelai merupakan tanaman semusim dengan tinggi tanaman antara 40-90
cm, memiliki daun tunggal dan daun bertiga (trifoliate). Daun dan polong kedelai
memiliki bul. Tanaman kedelai memiliki umur antara 72-90 hari. Polong kedelai
yang telah masak ditandai dengan kulit polong yang berwarna cokelat. Kedelai
diperbanyak dnegan biji. Berdasarkan warna bijinya, kedelai dibedakan menjadi
keledai kuning, hijau kekuningan, cokelat, dan hitam, namun endosperm kedelai
umumnya berwarna kuning. Kedelai dapat ditanam di lahan kering atau di sawah
sesudah panen padi.

5. Kacang Tanah (Arachis hipogeae L.)


Kacang tanah dapat ditanam di lahan kering dan lahan sawah sesudah panen
padi. Kacang tanah diperbanyak dengan biji. Kacang tanah memiliki batang yang

6
bercabang dengan tinggi tanaman antara 38-68 cm. Tanaman ini memiliki tipe
rumbuh dengan memanjang di atas permukaan tanag.

6. Kacang Hijau (Vigna radiata L.)


Tanaman kacang hijau merupakan tanaman pangan semusim yang
mempunyai umur panen anatara 55-65 hari setelah tanam. Kacang hijau memiliki
tinggi tanaman antara 53-80 cm, batang bercabang serta daun dan polong yang
berbulu. Kacang hijau diperbanyak dengan biji. Kacang hijau dapat ditanam di lahan
kering maupun di lahan sawah sesudah panen padi.

7. Singkong (Manihot utilissima)


Tanaman singkong atau ubi kayu merupakan tanaman berkayu yang dipanen
umbinya. Daun tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai sayuran. Tanaman ubi kayu
dapat menghasilkan biji tetapi tidak digunakan untuk perbanyakan. Tanaman ini
biasanya dieprbanyak dengan menggunakan stek batang.

7
8. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)
Tanaman ubi jalar adalah tanaman pangan yang memiliki batang panjang
menjalar. Tipe pertumbuhannya dapat berupa semak-semak atau menjalar. Ubi jalar
dapat diperbanyak dengan bagian ubi, pucuk batang, dan setek batang. Umur
tanaman ubi jalar berkisar antara 4-4,5 bulan. Ubi jalar umumnya ditanam pada
guludan tanah di lahan tegalan atau lahan sawah. Warna kulit umbi maupun warna
daging umbi bervariasi, mulai dari umbi yang berwarna putih, krem, orange atau
ungu.

B. SARANA BUDIDAYA TANAMAN PANGAN


Sarana budidaya tanaman pangan meliputi lahan, bibit tanaman, pupuk,
pelindung tanaman dan pengairan. Sarana-sarana tersebut diatas penting diperhatikan
guna mendapatkan hasil budidaya yang maksimal.

Lahan
Lahan untuk budidaya tanaman pangan harus memperhatikan pemilihan lokasi,
riwayat lokasi, pemetaan lahan, kesuburan lahan, saluran drainase dan konservasi
lahan.
Bibit Tanaman

8
Benih dan Stek
Tanaman pangan dari kelompok serealia dan kacang-kacangan
diperbanyak dengan menggunakan benih, sedangkan tanaman umbi-
umbian diperbanyak dengan menggunakan stek.

Benih adalah biji sebagai bagian regeneratif tanaman yang digunakan


sebagai bahan untuk pertanaman, sedangkan stek adalah bagian
vegetatif tanaman yang dijadikan bahan perbanyakan tanaman. Benih
yang digunakan harus bermutu baik yang meliputi mutu fisik,
fisiologis, maupun mutu genetik.
Persyaratan Benih
 Varietas yang dipilih untuk ditanam ialah varietas unggul atau varietas yang
dikeluarkan oleh Menteri Pertanian.

 Benih atau bahan tanaman disesuaikan dengan agroekosistem budidayanya


serta memiliki sertifikat dan label yang jelas (jelas nama varietasnya, daya
tumbuh, tempat asal dan tanggal kedaluwarsa), serta berasal dari
perusahaan/penangkar yang terdaftar.

9
 Benih atau bahan tanaman harus sehat, memiliki vigor yang baik, tidak
membawa dan atau menularkan organisme pengganggu tanaman (OPT) di
lokasi usaha produksi.
 Apabila diperlukan, sebelum ditanam, diberikan perlakuan (seed treatment).
Pupuk
Pupuk adalah bahan yang diberikan pada tanaman atau lahan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi tanaman.
Jenis Pupuk
Terdapat tiga jenis pupuk, yaitu pupuk organik, pupuk anorganik dan pembenah
tanah.

 Pupuk Organik Terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang telah melalui
proses rekayasa. Contohnya pupuk kandang, pupuk kompos dan pupuk
organik cair (POC).

 Pupuk Anorganik Terbuat dari bahan-bahan mineral yang terdaftar dan


pemakaiannya disahkan oleh Pemerintah. Contoh KCL, TSP dan Urea.

 Pembenah Tanah Pupuk untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi
tanah.

10
Cara Pemupukan Tanaman

C. PROSES DAN ALAT BUDIDAYA TANAMAN PANGAN


1. Pengolahan Lahan
Standar penyiapan lahan
a. Lahan petani yang digunakan harus bebas dari pencemaran limbah
beracun.
b. Penyiapan lahan/media tanam dilakukan dengan baik agar struktur tanah
menjadi gembur dan beraerasi baik sehingga perakaran dapat berkembang
secara optimal.
c. Penyiapan lahan harus menghindarkan terjadinya erosi permukaan tanah,
kelongsoran tanah, dan atau kerusakan sumber daya lahan.
d. Penyiapan lahan merupakan bagian integral dari upaya pelestarian sumber
daya lahan dan sekaligus sebagai tindakan sanitasi dan penyehatan lahan.
e. Apabila diperlukan, penyiapan lahan disertai dengan pengapuran,
penambahan bahan organik, pembenahan tanah (soil amelioration), dan
atau teknik perbaikan kesuburan tanah.
f. Penyiapan lahan dapat dilakukan dengan cara manual maupun dengan alat
mesin pertanian.

2. Persiapan Benih dan Penanaman


Benih yang akan ditanam sudah disiapkan sebelumnya. Umumnya, benih
tanaman pangan ditanam langsung tanpa didahului dengan penyemaian, kecuali
untuk budidaya padi di lahan sawah. Pilihlah benih yang memiliki vigor (sifat-sifat

11
benih) baik serta tanam sesuai dengan jarak tanam yang dianjurkan untuk setiap jenis
tanaman pangan!
Standar penanaman
a. Penanaman benih atau bahan tanaman dilakukan dengan mengikuti teknik
budidaya yang dianjurkan dalam hal jarak tanam dan kebutuhan benih per
hektar yang disesuaikan dengan persyaratan spesik bagi setiap jenis
tanaman, varietas, dan tujuan penanaman.
b. Penanaman dilakukan pada musim tanam yang tepat atau sesuai dengan
jadwal tanam dalam manejemen produksi tanaman yang bersangkutan.
c. Pada saat penanaman, diantisipasi agar tanaman tidak menderita cekaman
kekeringan, kebanjiran, tergenang, atau cekaman faktor abiotik lainnya.
d. Untuk menghindari serangan OPT pada daerah endemis dan eksplosif,
benih atau bahan tanaman dapat diberi perlakuan yang sesuai sebelum
ditanam.
3. Pemupukan
Pemupukan bertujuan memberikan nutrisi yang cukup bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Pemupukan dilakukan setelah benih ditanam. Pupuk dapat
diberikan sekaligus pada saat tanam atau sebagian diberikan saat tanam dan sebagian
lagi pada beberapa minggu setelah tanam.
Standar pemupukan
a. Tepat waktu, yaitu diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan, stadia tumbuh
tanaman, serta kondisi lapangan yang tepat.
b. Tepat dosis, yaitu Jumlah yang diberikan sesuai dengan anjuran/
rekomendasi spesik lokasi.
c. Tepat cara aplikasi, yaitu disesuaikan dengan jenis pupuk, tanaman dan
kondisi lapangan.
Pemberian pupuk mengacu pada hasil analisis kesuburan tanah dan kebutuhan
tanaman yang dilakukan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
setempat:
a. Penyemprotan pupuk cair pada tajuk tanaman (foliar sprays) tidak boleh
meninggalkan residu zat-zat kimia berbahaya pada saat tanaman dipanen.

12
b. Mengutamakan penggunaan pupuk organik serta disesuaikan dengan
kebutuhan tanaman dan kondisi sik tanah.
c. Penggunaan pupuk tidak boleh mengakibatkan terjadinya pencemaran air
baku (waduk, telaga, embung, empang), atau air tanah dan sumber air.
d. Tidak boleh menggunakan limbah kotoran manusia yang tidak diberikan
perlakuan.

4. Pemeliharaan
Standar pemeliharaan tanaman
a. Tanaman pangan harus dipelihara sesuai karakteristik dan kebutuhan
spesik tanaman agar dapat tumbuh dan berproduksi optimal serta
menghasilkan produk pangan bermutu tinggi.
b. Tanaman harus dijaga agar terlindung dari gangguan hewan ternak,
binatang liar, dan/atau hewan lainnya.
5. Pengendalian OPT (Organisme pengganggu tanaman)
Pengendalian OPT harus disesuaikan dengan tingkat serangan. Pengendalian
OPT dapat dilakukan secara manual maupun dengan pestisida. Jika menggunakan
pestisida, pengendalian harus dilakukan dengan tepat jenis, tepat mutu, tepat dosis,
tepat konsentrasi/dosis, tepat waktu, tepat sasaran (OPT target dan komoditi), serta
tepat cara dan alat aplikasi.
Penggunaan pestisida harus diusahakan untuk memperoleh manfaat yang
sebesarnya dengan dampak sekecil-kecilnya. Penggunaan pestisida harus sesuai
standar berikut ini:
a. Penggunaan pestisida memenuhi 6 (enam) kriteria tepat serta memenuhi
ketentuan baku lainnya sesuai dengan “Pedoman Umum Penggunaan
Pestisida”, yaitu tepat jenis, tepat mutu, tepat dosis, tepat
konsentrasi/dosis, tepat waktu, tepat sasaran (OPT target dan komoditi),
serta tepat cara dan alat aplikasi.
b. Penggunaan pestisida diupayakan seminimal mungkin meninggalkan
residu pada hasil panen, sesuai dengan “Keputusan Bersama Menteri
Kesehatan dan Menteri Pertanian Nomor 881/Menkes/SKB/VIII/1996 dan

13
771/Kpts/TP.270/8/1996 tentang Batas Maksimum Residu Pestisida pada
Hasil Pertanian”.
c. Mengutamakan penggunaan petisida hayati, pestisida yang mudah terurai
dan pestisida yang tidak meninggalkan residu pada hasil panen, serta
pestisida yang kurang berbahaya terhadap manusia dan ramah
lilngkungan.
d. Penggunaan pestisida tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
kesehatan pekerja (misalnya dengan menggunakan pakaian perlindungan)
atau aplikator pestisida.
e. Penggunaan pestisida tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan hidup terutama terhadap biota tanah dan biota air.
f. Tata cara aplikasi pestisida harus mengikuti aturan yang tertera pada
label.
g. Pestisida yang residunya berbahaya bagi manusia tidak boleh
diaplikasikan menjelang panen dan saat panen.
Berdasarkan standar pengendalian OPT, pencatatan penggunaan pestisida
harus dilakukan.
a. Pestisida yang digunakan dicatat jenis, waktu, dosis, konsentrasi, dan cara
aplikasinya.
b. Setiap penggunaan pestisida harus selalu dicatat yang mencakup nama
pestisida, lokasi, tanggal aplikasi, nama distributor/kios, dan nama
penyemprot (operator).
c. Catatan penggunaan pestisida minimal digunakan 3 tahun.
6. Panen dan Pascapanen
Panen adalah tahap terakhir dari budidaya tanaman pangan. Setelah panen
hasil panen akan memasuki tahapan pascapanen.
Standar panen
a. Pemanenan harus dilakukan pada umur/waktu yang tepat sehingga mutu
hasil produk tanaman pangan dapat optimal pada saat dikonsumsi.
b. Penentuan saat panen yang tepat untuk setiap komoditi tanaman pangan
mengikuti standar yang berlaku.

14
c. Cara pemanenan tanaman pangan harus sesuai dengan teknik dan anjuran
baku untuk setiap jenis tanaman sehingga diperoleh mutu hasil panen
yang tinggi, tidak rusak, tetap segar dalam waktu lama, dan
meminimalkan tingkat kehilangan hasil.
d. Panen bisa dilakukan secara manual maupun dengan alat mesin pertanian.
e. Kemasan (wadah) yang akan digunakan harus disimpan (diletakkan) di
tempat yang aman untuk menghindari terjadinya kontaminasi.
Standar pasca panen
a. Hasil panen tanaman pangan disimpan di suatu tempat yang tidak lembab.
b. Untuk hasil tanaman pangan yang memerlukan perontokan dan
penggilingan dapat dilakukan secara manual maupun dengan alat mesin
pertanian.
Alat-alat maupun mesin untuk budidaya diperlukan untuk mempermudah dan
mempercepat setiap tahapan dalam budidaya tanaman. Peralatan maupun mesin
budidaya digunakan untuk kegiatan pengolah tanah, penanaman, pemeliharaan dan
panen.
Standar alat

a. Untuk usaha budidaya tanaman pangan perlu disediakan alat dan mesin
pertanian (alsintan) yang sesuai dengan kebutuhan tanaman pangan,
meliputi alat prapanen (budidaya) dan alat pascapanen (pengelolaan
hasil).
b. Penggunaan alsintan prapanen dan pascapanen harus dilakukan secara
tepat sehingga tidak berdampak terhadap pemadatan tanah, erosi tanah,
pelongsoran tanah, atau kerusakan tanah serta tidak berdampak negatif
terhadap hasil tanaman maupun sosial ekonomi masyarakat.
c. Peralatan dan mesin pertanian perlu dijaga dan dirawat dengan baik.

D. CARA MERANCANG BUDIDAYA TANAMAN PANGAN


1. Memilih Jenis Tanaman Budidaya

15
Keberhasilan budidaya tanaman pangan ditentukan oleh kondisi tanah dan
iklim di daerah tersebut, atau disebut dengan lingkungan mikro tanaman yang
meliputi cahaya, temperatur, kelembaban udara relatif, kadar karbon dioksida
di udara, kecepatan angin, polutan dan zona pengakaran. Perancangan
budidaya tanaman harus mempertimbangkan hal tersebut secara teliti.
2. Perencanaan Proses Budidaya
Keputusan pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidaya dibuat setelah
dilakukan penelitian tentang kondisi tanah, iklim, potensi tanaman pangan di
daerah tersebut, peluang pasar dan peluang pengolahannya. Tahap
selanjutnya adalah membuat rancangan proses budidaya yang akan dilakukan,
dimulai dengan persiapan lahan hingga panen. Buatlah perancangan secara
mendetail meliputi waktu, sarana, dan proses yang harus dilakukan.
3. Pelaksanaan dan Evaluasi Budidaya Tanaman Pangan
Pelaksanaan budidaya tanaman pangan dilakukan sesuai dengan rencana yang
telah dibuat. Lakukan pengamatan dan pencatatan secara berkala tentang
proses pertumbuhan tanaman. Lakukan pula evaluasi pada setiap tahapan
hingga panen. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk perbaikan perancangan
budidaya berikutnya.

E. PENGEMASAN DAN PERAWATAN HASIL BUDIDAYA TANAMAN


PANGAN

Kemasan dalam bentuk segar (yang memiliki kadar air yang tinggi) bisa
menggunakan plastic vacum. Kemasan plastik vacum melindungi produk dari
kerusakan, kontaminasi dari kotoran sekitar, mikrooraganisme seperti bakteri,
kapang, khamir, parasit seperti serangga, ataupun zat beracun yang bisa
mempengaruhi warna, bau, dan rasa.

16
F.MEMBUAT BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
Perencanaan
1. Menentukan jenis tanaman yang dibudidayakan (sebagai contoh pilihlah
tanaman kedelai yang ditanam di lahan kering! Kamu juga dapat memilih
tanaman pangan lainnya.)
2. Memilih varietas yang akan dibudidayakan sesuai dengan agroekosistem
setempat.
3. Membuat jadwal kegiatan budidaya.
4. Menyusun kebutuhan sarana dan alat.
5. Menentukan tugas setiap anggota kelompok.
Persiapan sarana produksi
Bahan untuk budidaya tanaman pangan:
1. Benih
2. Pupuk
3. Pestisida
Alat –alat yang diperlukan dalam budidaya tanaman pangan
1. Cangkul
2. Kored
3. Tugal
4. Gembor
Tahapan budidaya tanaman kedelai di lahan kering
Pengolahan lahan
Tanah diolah dengan bajak dan cangkul sampai gembur. Untuk pengaturan pengairan
perlu saluran air pada setiap 4 meter di sekeliling lahan tanam sedalam 30 cm dan
lebar 25 cm.
Penanaman
Dianjurkan menggunakan benih bersertikat dengan kebutuhan benih sekitar 40 kg/ha.
Penanaman benih dengan cara ditugal, jarak tanam 40 x 10 cm atau 40 x 15 cm
sesuai kesuburan tanah. Setiap lubang tanaman diisi 2 butir benih lalu ditutup dengan
tanah tipis-tipis. Setelah benih dimasukkan ke dalam lubang tanam, tanah diberi

17
insektisida Furadan 3G yang dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 5-6 butir.
Karbofuran adalah bahan aktif dari insektisida Furadan 3G.
Pemupukan
Pemupukan tanaman kedelai dianjurkan menggunakan pupuk Urea, SP-36, dan KCl
dengan dosis masing-masing sebesar 50 kg/ha, 100 kg/ha dan KCl 50 kg/ha atau
sesuai anjuran setempat. Semua jenis pupuk diberikan pada waktu bersamaan setelah
tanam. Mula-mula urea dan TSP dicampur, lalu disebar merata, disusul penyebaran
KCl, kemudian diratakan dengan penggaruan. Pupuk hayati juga diberikan dengan
cara mencampurnya dengan benih.
Penyulaman
Benih yang tidak tumbuh segera disulam, sebaiknya memakai bibit dari varietas dan
kelas yang sama. Penyulaman paling lambat dilakukan pada saat tanaman berumur 1
minggu setelah tanam.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan paling sedikit dua kali karena di lahan kering gulma tumbuh
dengan subur pada musim penghujan. Penyiangan I pada saat tanaman berumur 2
minggu. Penyiangan dilakukan menggunakan cangkul atau kored. Penyiangan II jika
tanaman sudah berbunga (kurang lebih umur 7 minggu),
Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian dilakukan jika serangan sudah menimbulkan kerugian secara ekonomi
agar tidak menambah biaya budidaya. Hama yang menyerang kedelai dapat
dikendalikan menggunakan inseksitisida menggunakan fungisida Penggunaan
Panen
Ciri-ciri tanaman kedelai siap panen adalah sebagai berikut:
1. Daun telah menguning dan mudah rontok.
2. Polong biji mengering dan berwarna kecoeklatan.
3. Panen yang benar dilakukan dengan cara menyabit batang dengan
menggunakan sabit tajam dan tidak dianjurkan dengan mencabut batang
bersama akar.

18
BAB III
KESIMPULAN

1. Kedelai
a. Perlakuan sistem olah tanah yang terbaik dalam meningkatkan tinggi
tanaman, jumlah daun, jumlah caban produktif, jumlah polong, bobot 100
biji kering dan berat segar brangkasan tanaman kedelai adalah
sistem pengolahan tanah sebanyak 3 kali.
b. Berdasarkan hasil uji, sistem olah tanah sebanyak 3 kali menunjukan hasil
yang berbeda nyata sampai berbeda sangat nyata dengan sistem pengolahan
tanah sebanyak 2 kali dan sistem olah tanah sebanyak 1 kali untuk semua
peubah pengamatan.
2. Talas
Faktor rasio tepung talas dengan pati jagung berpengaruh nyata (α = 5%)
terhadap kadar pati, kadar air, daya kembang, kecerahan (L), kemerahan (a+),
dan kekuningan (b+) cookies. Faktor penambahan margarin berpengaruh nyata
(α = 5%) terhadap kadar lemak, daya patah, kecerahan (L), dan kekuningan
(b+) cookies.
3. Ubi Jalar
1. Terdapat pengaruh konsentrasi larutan kalsium klorida (CaCl2) dan lama
perendaman dalam larutan terhadap perubahan fisik dan kimia ubi jalar ungu
selama penyimpanan, dengan perlakuan terbaik terdapat pada perendaman
dalam larutan CaCl2 8% selama 120 menit.
2. Pemberian CaCl2 dapat menghambat penguapan air dan dapat menghambat
terjadinya pelunakan pada ubi. Selain itu juga dapat mempertahankan warna
ubi dan dapat menghambat hidrolisis pati sehingga ubi lebih tahan lama.
3. Ubi yang tidak direndam dalam CaCl2 (kontrol) hanya dapat disimpan hingga
5 minggu, sedangkan dengan perendaman ubi dalam larutan CaCl2 8%
selama 120 menit maka ubi dapat dapat disimpan hingga 7 minggu atau 2
minggu lebih lama dibandingkan kontrol.

19

Anda mungkin juga menyukai