Ikan Nila Sultana
Ikan Nila Sultana
Ikan Nila Sultana
Ikan nila merupakan jenis ikan air tawar yang mempunyai nilai konsumsi cukup
tinggi. Bentuk tubuh memanjang dan pipih ke samping dan warna putih kehitaman atau
kemerahan. Ikan nila berasal dari Sungai Nil dan danau-danau sekitarnya. Sekarang ikan
ini telah tersebar ke negara-negara di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Di
wilayah yang beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup baik (Sugiarto 1988). Ikan nila
disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap
merah (Sumantadinata 1981).
Menurut Saanin (1984), ikan nila mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
Filum : Chordata
Sub Filum : Vetebrata
Kelas : Osteichthyes
Sub Kelas : Acanthopterigii
Ordo : Percomorphy
Sub Ordo : Percoidea
Famili : Cichilidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
Ikan nila terkenal sebagai ikan yang sangat tahan terhadap perubahan lingkungan
hidup. Nila dapat hidup di lingkungan air tawar, air payau, dan air asin. Kadar garam air
yang disukai antara 0–35 permil. Ikan nila air tawar dapat dipindahkan ke air asin
dengan proses adaptasi yang bertahap. Kadar garam dinaikkan sedikit demi sedikit.
Pemindahan ikan nila secara mendadak ke dalam air yang berkadar garamnya sangat
berbeda dapat mengakibatkan stress dan kematian ikan (Djarijah 2002.). Ikan nila yang
masih kecil lebih tahan terhadap perubahan lingkungan dibandingkan ikan yang sudah
besar.
Nilai pH air tempat hidup ikan nila berkisar antara 6 –8,5. Namun, pertumbuhan
optimal terjadi pada pH 7–8 (Suyanto dan Rachenaturi 1998) . Ikan nila dapat hidup di
perairan yang dalam dan luas maupun di kolam yang sempit dan dangkal. Debit air
untuk kolam air tenang 8–15 liter/detik/ha. Kondisi perairan tenang dan bersih, karena
ikan nila tidak dapat berkembang biak dengan baik di air arus deras. Nila juga dapat
hidup di sungai yang tidak terlalu deras alirannya, di waduk, danau, rawa, tambak air
payau, atau di dalam jaring terapung di laut (Djarijah 2002.).
Hal yang paling berpengaruh dengan pertumbuhannya adalah kualitas air untuk
pemeliharaan ikan nila harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan- bahan
kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kekeruhan air yang disebabkan oleh
pelumpuran akan memperlambat pertumbuhan ikan. Lain halnya bila kekeruhan air
disebabkan oleh adanya plankton. Air yang kaya plankton dapat berwarna hijau
kekuningan dan hijau kecokelatan karena banyak mengandung diatomae. Sedangkan
plankton/alga biru kurang baik untuk pertumbuhan ikan. Untuk di kolam dan tambak,
angka kecerahan yang baik antara 20–35 cm. Salinitas atau kadar garam 0–29 % sebagai
kadar maksimal untuk tumbuh dengan baik. Meski ia bisa hidup di kadar garam sampai
35 % namun ia sudah tidak dapat tumbuh berkembang dengan baik.
Ikan nila lebih suka bergerombol di tengah atau di dasar kolam jika dalam
kondisi kenyang. Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan makan ikan
nila berhubungan dengan suhu perairan dan intensitas sinar matahari. Pada siang hari di
mana intensitas matahari cukup tinggi dan suhu air meningkat, ikan nila lebih agresif
terhadap makanan. Sebaliknya dalam keadaan mendung atau hujan, apalagi di waktu
malam hari ketika suhu air rendah, ikan nila menjadi kurang agresif terhadap makanan
(Djarijah 2002).