Ujian KUP B IAI Reg 150

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Wilayah Jawa Timur


UJIAN KUP - B
BREVET A & B

Kelas : Reguler Angkatan 150


Hari, Tanggal : Jumat, 23 Juli 2021
Sifat : Take Home Test & Open Book
Instruktur : Argo Ginanjar Briliawan

Petunjuk:
 Kerjakan sesuai petunjuk di setiap bagian soal
 Saudara tidak diperkenankan menyalin jawaban dari rekan Saudara.
 Apabila Saudara diindikasikan menyalin jawaban dari rekan Saudara maka Anda akan diberikan nilai 0
untuk setiap soalnya.
 Saudara diperkenankan untuk memberikan asumsi pada soal jika diperlukan dengan catatan asumsi
tersebut Saudara cantumkan di dalam jawaban Saudara.
 Pengerjaan jawaban dari soal ujian mengerjakan dengan tulisan tangan
 Jawaban ujian PILIHAN GANDA dan ESSAY digabungkan 1 file dengan format PDF.

I. SOAL PILIHAN GANDA (5 Soal - Bobot 10%)


Pilihlah jawaban yang paling benar dengan cara memilih satu dari pilihan jawaban A, B, C, atau D yang
paling tepat.
1. Pajak yang kurang dibayar yang timbul sebagai akibat dari pemeriksaan atas Surat Pemberitahuan yang
tidak disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) UU KUP dan setelah
ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran
ditambah sanksi administrasi berupa:
a. bunga 100% (seratus persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang dipotong, tidak atau
kurang dipungut, tidak atau kurang disetor, dan dipotong atau dipungut tetapi tidak atau kurang
disetor.
b. kenaikan 100% (seratus persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang dipotong, tidak atau
kurang dipungut, tidak atau kurang disetor, dan dipotong atau dipungut tetapi tidak atau kurang
disetor.
c. bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak saat
terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan
diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar.
d. kenaikan sebesar 2% (dua persen) per bulan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak
saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai
dengan diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar.

Halaman 1 dari 5
2. Dalam hal keberatan Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan sebagian, dan dalam hal Wajib Pajak tidak
mengajukan upaya Banding, Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda penagihan sebesar
50% (lima puluh persen) dari jumlah pajak berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan pajak yang
telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.
Pilih Benar atau salah.
A. Benar
B. Salah

3. Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi
berupa denda penagihan sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pajak berdasarkan Putusan Banding.
Pilih Benar atau salah.
A. Benar
B. Salah

4. Penagihan seketika dan sekaligus dilakukan apabila terjadi kondisi berikut, kecuali....
a. Penanggung Pajak memindahtangankan barang yang dimiliki atau yang dikuasai dalam rangka
menghentikan atau mengecilkan kegiatan perusahaan atau pekerjaan yang dilakukannya di
Indonesia.
b. Penanggung Pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya atau berniat untuk itu.
c. Penanggung Pajak mengalami kejadian di luar kekuasaannya (force majeur).
d. Terjadi penyitaan atas barang Penanggung Pajak oleh pihak ketiga atau terdapat tanda-tanda
kepailitan.

5. Pada tanggal 15 April 2019, Bang Toyib menerima SKPKB PPh yang menyatakan bahwa terdapat Pajak
Penghasilan yang masih kurang/tidak dibayar sebesar Rp90.000.000,00 dengan rincian Pokok Pajak yang
kurang dibayar sebesar Rp60.000.000 dan sanksi administrasi sebesar Rp30.000.000. Ketetapan tersebut
tertanggal 12 April 2019 dengan cap pos pengiriman tertanggal 13 April 2019. Apabila Bang Toyib
menyetujui seluruhnya hasil pemeriksaan, upaya hukum apa yang dapat dilakukan oleh Bang Toyib?
a. Mengajukan Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi dengan membayar
Pokok Pajak yang kurang dibayar dalam SKPKB senilai Rp60.000.000 terlebih dahulu.
b. Mengajukan Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi dengan melunasi
Pajak yang masih kurang/tidak dibayar dalam SKPKB senilai Rp90.000.000 terlebih dahulu.
c. Mengajukan Permohonan Pembetulan SKPKB dengan membayar Pokok Pajak yang kurang dibayar
dalam SKPKB senilai Rp60.000.000 terlebih dahulu.
d. Mengajukan Permohonan Pembetulan SKPKB dengan membayar Pokok Pajak yang kurang dibayar
dalam SKPKB senilai Rp90.000.000 terlebih dahulu.

Halaman 2 dari 5
II. SOAL ESSAY (Bobot 90%)
1. Apa saja jenis-jenis tindakan Penagihan Pajak yang dapat dilakukan, sebutkan dan jelaskan secara singkat
dan jelas! (Bobot 10%)

2. Wajib Pajak PT. Jos Biden untuk kewajiban perpajakan Tahun Pajak 2012 berdasarkan pemeriksaan
diterbitkan Surat Ketetapan Kurang Bayar tertanggal 25 April 2018 dengan nilai pajak yang masih harus
dibayar sebesar Rp1.500.000.000, dengan nilai koreksi yang disetujui dalam pembahasan akhir hasil
pemeriksaan sebesar Rp500.000.000.
Apa yang harus dilakukan dan dipenuhi oleh Wajib Pajak, jika Wajib Pajak PT Jos Biden ingin mengajukan
keberatan atas Surat Ketetapan Kurang Bayar tertanggal 25 April 2018 tersebut? Jelaskan! (Bobot 10%)

3. Melanjutkan soal pada angka 3, berdasarkan hasil Keputusan Keberatan Direktorat Jenderal Pajak
mengabulkan sebagian keberatan Wajib Pajak dengan jumlah yang masih harus dibayar menjadi
Rp900.000.000.
Hitunglah! Jenis sanksi administrasi & berapa jumlah sanksi administrasi (jika ada), dengan kondisi:
a. Asumsi 1: Wajib Pajak telah melunasi jumlah yang disetujui dalam pembahasan akhir hasil
pemeriksaan.
b. Asumsi 2: Wajib Pajak membayar Rp750.000.000 sebelum mengajukan keberatan.
c. Asumsi 3: Atas Keputusan keberatan tersebut, Wajib Pajak mengajukan Banding ke Pengadilan
Pajak dan telah diterbitkan Putusan Pengadilan Pajak dengan jumlah yang masih harus
dibayar menjadi Rp700.000.000, dan sebelum mengajukan keberatan Wajib Pajak
membayar hanya sejumlah yang disetujui berdasarkan SPHP/PAHP.
(Bobot 20%)

4. Sebutkan apa saja yang dapat menjadi objek Gugatan oleh Wajib Pajak kepada Direktorat Jenderal Pajak!
dan apa saja yang tidak dapat diajukan Gugatan oleh Wajib Pajak kepada Direktorat Jenderal Pajak?
(Bobot 10%)

5. Wajib Pajak PT Tarik Ses dilakukan pemeriksaan oleh DJP untuk kewajiban yang dilakukan pada Tahun
Pajak 2016 yang sudah dilaporkan Wajib Pajak dengan nilai PPh Terutang sebesar Rp150.000.000 dan
sudah dilunasi pada saat sebelum menyampaikan SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2016 pada 25 April 2017.
Pada proses pemeriksaan terdapat perbedaan nilai Pajak yang Kurang Bayar antara Wajib Pajak dan
Pemeriksa Pajak, dimana Wajib Pajak tidak menyetujui seluruhnya hasil pemeriksaan yang disampaikan
dalam SPHP.
a. Apa yang harus dilakukan Wajib Pajak terkait proses tersebut? Jelaskan secara singkat dan jelas!
------------------------------------------- Lanjutan Infromasi Soal -------------------------------------------------
Kemudian, jika Pemeriksa Pajak tetap mempertahankan koreksinya hingga diterbitkan SKPKB pada
tanggal 07 Juli 2019 dengan nilai PPh yang Masih Harus/Kurang Dibayar sebesar Rp500.000.000.
Upaya hukum apa yang dapat dilakukan Wajib Pajak atas penerbitan SKPKB tersebut jika terjadi kondisi
berikut:

Halaman 3 dari 5
b. Asumsi 1: Pemeriksa tidak melaksanakan prosedur Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan sebelum
menerbitkan SKPKB.
c. Asumsi 2: Jika SKPKB dikirim oleh KPP pada tanggal 08 Juli 2019 dan saat ini sudah tanggal 05
Oktober 2019, kemudian Wajib Pajak memiliki bukti/data/dokumen yang kuat untuk
mempertahankan perhitungan pajaknya dan Wajib Pajak juga sudah melunasi seluruhnya
nilai PPh yang masih harus/kurang dibayar dalam SKPKB.
d. Asumsi 3: Jika SKPKB dikirim oleh KPP pada tanggal 08 Juli 2019 dan saat ini sudah tanggal 08
Oktober 2019, kemudian Wajib Pajak memiliki bukti/data/dokumen yang kuat untuk
mempertahankan perhitungan pajaknya.
e. Asumsi 4: Jika SKPKB dikirim oleh KPP pada tanggal 08 Juli 2019 dan saat ini sudah tanggal 08
Oktober 2019, kemudian Wajib Pajak tidak memiliki bukti/data/dokumen yang kuat untuk
mempertahankan perhitungan pajaknya, dan Wajib Pajak tidak memiliki kemampuan
untuk melunasi seluruh PPh yang masih harus/kurang dibayar.
(Bobot 15%)

6. Wajib Pajak PT Viral Sekali adalah perusahaan perdagangan alat berat yang beralamat di Jl. Manahan
No.89, Suarabaya dan terdaftar di KPP Pratama Wonokromo. Wajib Pajak pada tahun 2019 menjalankan
kewajiban perpajakan untuk Masa Pajak Juli 2019 sebagai berikut:
a. SPT Masa PPh 21 Masa Pajak Juli 2019 dengan nilai Kurang Bayar sebesar Rp205.000.000 disetorkan
tanggal 11 September 2019 dan dilaporkan secara langsung ke KPP pada tanggal 20 September 2019.
b. Kewajiban angsuran PPh Pasal 25 Masa Pajak Juli 2019 sebesar Rp150.000.000, hanya disetorkan
senilai Rp10.000.000 pada tanggal 15 Agustus 2019.
c. SPT Masa PPN Masa Pajak Juli 2019 Normal dengan nilai Kurang Bayar sebesar Rp355.000.000 yang
disetorkan melalui e-billing pada tanggal 31 Agustus 2019 dan dilaporkan melalui pos tercatat
tertanggal 02 September 2019, sementara KPP menerima SPT tersebut pada tanggal 05 September
2019. Sebagai informasi, tanggal 31 Agustus 2019 jatuh pada hari Sabtu.
d. Kemudian, setelah dilakukan penelitian ulang terhadap kewajiban PPN Masa Pajak Juli 2019 tersebut,
ternyata Wajib Pajak melewatkan melaporkan penjualan sebesar Rp450.000.000, yang Faktur
Pajaknya belum dibuat. Hal tersebut baru diketahui pada bulan November 2019. Wajib Pajak
kemudian melakukan pembayaran atas PPN tersebut dan sekaligus menyampaikan SPT Masa PPN
Pembetulannya pada tanggal 01 Desember 2019.
Pertanyaan:
a. Berapa total sanksi administrasi yang dikenakan terhadap Wajib Pajak (beserta pajak yang kurang
dibayar jika ada)? Jelaskan lengkap dengan detail perhitungan dan pasal/jenis sanksinya!
KPP menerbitkan produk hukum pada tanggal 23 Desember 2019.
b. Berkaitan dengan sanksi administrasi sebagaimana tersebut di atas, produk hukum apa yang
diterbitkan oleh KPP atas sanksi administrasi di atas?
Atas produk hukum tersebut, Wajib Pajak tidak dapat melunasi tepat waktu karena sedang ada
kesulitan keuangan.

Halaman 4 dari 5
Wajib Pajak ingin mengajukan permohonan pengangsuran/penundaan pembayaran utang pajak.
Prosedur apa yang dapat dijalani oleh Wajib Pajak? Jelaskan dengan singkat dan jelas beserta
konsekuensi yang dapat timbul dari prosedur tersebut bagi Wajib Pajak!
c. Apabila sampai dengan tanggal jatuh tempo pengangsuran/penundaan, Wajib Pajak tidak melakukan
pembayaran maka KPP akan melakukan tindakan penagihan.
Jelaskan secara komprehensif tindakan penagihan yang akan ditempuh oleh KPP terkait utang pajak
tersebut! Masukkan pula perhitungan sanksi adminsitrasi yang mungkin timbul (jika ada)!
(Bobot 25%)

CATATAN:
 Baca soal dan informasi dengan teliti. Perhatikan ketentuan yang tercantum di UU KUP dengan teliti
dan baik, baca juga penjelasan atas pasal-pasal yang terkait untuk menjawab soal-soal tersebut
dengan baik.

-- Selamat Mengerjakan dan Semoga Sukses --

Halaman 5 dari 5

Anda mungkin juga menyukai