Laporan Praktikum MUKK Kelompok 17

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN USAHA KECIL DAN KOPERASI


DI KOPERASI SAE PUJON KABUPATEN MALANG, JAWA TIMUR
DAN USAHA KECIL MENENGAH SABILA FARM KABUPATEN
SLEMAN, YOGYAKARTA
BIDANG KAJIAN PERMODALAN

Disusun Oleh :
Andi Marawulan Prabasari H3418005
Bagus Muhammad Safrudin H3418009
Meidi Sifia Nur Anggraini H3418031
Suci Irawanto H3418045
Weyka Intan Anditya Putri H3418046

PROGRAM STUDI D-III AGRIBISNIS


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020
LAPORAN PRAKTIKUM
MANAJEMEN USAHA KECIL DAN KOPERASI
DI KOPERASI SAE PUJON KABUPATEN MALANG, JAWA TIMUR
DAN USAHA KECIL MENENGAH SABILA FARM KABUPATEN
SLEMAN, YOGYAKARTA
BIDANG KAJIAN PERMODALAN

Disusun dan diajukan Oleh :


Andi Marawulan Prabasari H3418005
Bagus Muhammad Safrudin H3418009
Meidi Sifia Nur Anggraini H3418031
Suci Irawanto H3418045
Weyka Intan Anditya Putri H3418046

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Surakarta

Mengtahui
Kepala Program Sudi D III Agribisnis Dosen Pengampu Mata Kuliah
Sekolah Vokasi
Universitas Sebelas Maret

R. Kunto Adi, SP.MP Setyowati, S.P., M.P


NIP. 197310172003121002 NIP. 197103221996012001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan kasih
dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan praktikum
Manajemen Usaha Kecil dan Koperasi ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan
dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi laporan pada praktikum Mata
Kuliah Manajemen Usaha Kecil dan Koperasi. Laporan ini bertujuan untuk
menambah wawasan tentang manajemen usaha kecil dan koperasi bagi para
pembaca dan juga penulis.
Ucapan terima kasih tak lupa penyusun sampaikan kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada
kita semua.
2. Direktur Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret Surakarta
3. Kepala Program Studi D3 Agribisnis Minat Peternakan, Fakultas Pertanian,
Universitas Sebelas Maret Surakarta
4. Dosen Pengampu mata kuliah Manajemen Usaha Kecil dan Koperasi.
5. Asisten Praktikum mata kuliah Manajemen Usaha Kecil dan Koperasi.
6. Orang tua tercinta yang tak pernah berhenti berdoa dan member dukungan.
7. Teman-teman dan semua pihak yang turut membantu dalam proses
penyusunan laporan praktikum Manajemen Usaha Kecil dan Koperasi ini.
Penyusun menyadari bahwa pembuatan laporan ini masih banyak
kekurangannya, untuk itu kritik dan saran sangat penyusun harapkan dan semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Surakarta, Juni 2020

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
INTISARI......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Permasalahan ...................................................................................... 2
C. Tujuan dan kegunaan .......................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI ............................. 5
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 5
B. Kerangka Teori ................................................................................... 11
III. METODOLOGI ........................................................................................ 13
A. Metode dasar ....................................................................................... 13
B. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 13
C. Metode Analisis Data .......................................................................... 13
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 15
A. Kondisi Umum Koperasi KUD dan UKM.......................................... 15
1. Kondisi Umum Koperasi SAE Pujon ........................................... 15
2. Kondisi umum UKM Sabila Farm ................................................ 17
B. Kondisi Bidang Kajian Khusus ........................................................... 19
1. Kondisi Bidang Kajian Khusus di Koperasi SAE Pujon ............. 19
2. Kondisi Bidang Kajian Khusus di UKM Sabila Farm .................. 25
V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 31
DAFTAR PUSTAKA

iv
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL/GAMBAR

Gambar 1. Logo Koperasi SAE Pujon ............................................................. 15


Gambar 2. Struktur Organisasi Koperasi SAE Pujon ...................................... 17
Gambar 3. Logo Sabila Farm ........................................................................... 17
Gambar 4. Struktur Organisasi Sabila Farm .................................................... 18

vi
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peran Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam perekonomian Indonesia
paling tidak dapat dilihat dari kedudukannya sebagai pemain utama dalam
kegiatan ekonomi di berbagai sektor, penyedia lapangan kerja yang terbesar,
pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan
pemberdayaan masyarakat, pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta
sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor.
Peranan usaha kecil tersebut menjadi bagian yang diutamakan dalam setiap
perencanaan tahapan pembangunan yang dikelola oleh dua departemen yaitu
Departemen Perindustrian dan Perdagangan, serta Departemen Koperasi dan
UKM.
Koperasi merupakan salah satu bentuk badan usaha yang sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia yang pantas untuk ditumbuh kembangakan
sebagai badan usaha penting bukan sebagai alternatif terakhir. Kebijaksanaan
pemerintah ini sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 1
yang menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan asas kekeluargaan. Dewi (2013) menjelaskan bahwa sektor usaha
kecil menengah dan koperasi telah dapat menyerap 99,6% tenaga kerja
Indonesia. Salah satu contoh KUD yaitu KUD Batu yang berada di malang
program yang diberikan KUD Batu untuk para peternak sapi perah bertujuan
untuk membantu para peternakagar bisa menghasilkan produk susu yang
berkualitas agar para peternak bisa meningkatkan perekonomian mereka, hal
ini sesuai didalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
perkoperasian dalam pasal 3.
Keikutsertaan koperasi dalam program swasembada pangan sudah
dimulai sejak tahun 1974 dengan didirikannya Badan Usaha Unit Desa yang
kemudian berubah nama menjadi Koperasi Unit Desa atau KUD. Selama

1
2

lebih dari 30 tahun KUD secara aktif telah dilibatkan dalam kegiatan tersebut,
tidak saja dalam pengadaan gabah/beras untuk mendukung stok beras
nasional, tetapi juga dilibatkan dalam penyediaan sarana produksi padi
(saprodi), pengolahan hasil dan pemasarannya ke pasaran umum (pasar
bebas) (Susilo, 2013).
B. Permasalahan
1. Bagaimana Koperasi SAE Pujon dan UKM Sabila Farm memperoleh
sumber modal ?
2. Apakah jenis modal yang di terapkan pada Koperasi SAE Pujon dan UKM
Sabila Farm ?
3. Berapakah jumlah modal yang di gunakan pada Koperasi SAE Pujon dan
UKM Sabila Farm ?
4. Apa saja komposisi permodalan yang diterapkan pada Koperasi SAE
Pujon dan UKM Sabila Farm ?
5. Bagaimana cara mengelola simpanan pada Koperasi SAE Pujon dan UKM
Sabila Farm ?
6. Bagaimana cara Koperasi SAE Pujon dan UKM Sabila Farm memanfaatan
modal ?
C. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan praktikum Manajemen Usaha Kecil dan Koperasi sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui kondisi umum UKM Sabila Farm dan Koperasi
SAE Pujon.
b. Untuk mengetahui dasar hukum UKM Sabila Farm dan Koperasi SAE
Pujon.
c. Untuk mengetahui sumber modal UKM Sabila Farm dan Koperasi
SAE Pujon.
d. Untuk mengetahui simpanan UKM Sabila Farm dan Koperasi SAE
Pujon.
3

e. Untuk mengetahui pemanfaatan modal UKM Sabila Farm dan


Koperasi SAE Pujon.
f. Untuk mengetahui pemberdayaan UKM Sabila Farm dan Koperasi
SAE Pujon.
2. Kegunaan praktikum Manajemen Usaha Keci dan Koperasi sebagai
berikut:
a. Bagi Koperasi dan UKM
Praktikum Manajemen Usaha Kecil dan Koperasi memiliki manfaat
yaitu mendapatkan informasi dalam mengatasi masalah dan kendala
UKM dan Koperasi. Memperoleh informasi tentang kondisi UKM
dan Koperasi, serta dapat menjadi acan dalam mengembangkan dan
mempertahankan UKM dan Koperasi. Mengetahui kekurangan dan
kelebihan yang dimiliki oleh UKM dan Koperasi. adanya kekurangan
dapat menjadikan UKM dan Koperasi menjadi lebih baik lagi dalam
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
b. Bagi Sekolah Vokasi UNS
Praktikum Manajemen Usaha Kecil dan Koperasi memiliki manfaat
yaitu dapat menjadikan ajang silaturahmi antara Sekolah Vokasi UNS
dengan UKM dan Koperasi di Indonesia. Menumbuhkan semangat
mengembangkan UKM dan Koperasi dilingkungan sekolah Vokasi
UNS. Mahasiswa dapat berlatih usaha lewat UKM dan Koperasi yang
ada di Sekolah Vokasi UNS.
c. Bagi Mahasiswa
Praktikum Manajemen Usaha Kecil dan Koperasi memiliki manfaat
yaitu dapat menambah wawasan bagi mahasiswa tetang usaha kecil
dan perkoperasian. Mahasiswa dapat melihat secara langsung
bagaimanan proses-prosesnya dalam Koperasi dan UKM yang di
pilih. Mahasiswa dapat berlatih dan mengembangkan usaha melalui
praktikum Manajemen Usaha Kecil dan Koperasi ini.
4

d. Bagi pembaca
Praktikum Manajemen Usaha Kecil dan Koperasi memiliki manfaat
yaitu dapat menambah wawasan dengan membaca laporan ini.
menumbuhkan semangat berwirausaha dengan membaca laporan ini.
memperoleh informasi berkaitan dengan UKM dan Koperasi yang ada
di Indonesia.
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Tinjauan Pustaka
Pengertian UMKM sendiri menurut UU No. 20 Tahun 2008 tentang
UMKM adalah usaha produktif yang memenuhi kriteria usaha dengan batasan
tertentu kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan. Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah (UMKM) memiliki peran penting dalam perekonomian
masyarakat Indonesia. UMKM memiliki kontribusi sebagai sarana
memberantas masyarakat dari kemiskinan, meratakan tingkat perekonomian
rakyat kecil, membantu penyerapan tenaga kerja, serta memberikan
pemasukan devisa bagi Negara (Dina, 2019).
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas
asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota
pada khususnya, dan masyarakat padaumumnya serta ikut membangun
tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang
maju, adil, dan makmur. Koperasi sebagai unit bisnis diberikan kesempatan
untuk menjalankan usaha dalam rangka memperoleh keuntungan namun
harus tetap memperhatikan karakteristik dan prinsip-prinsip koperasi yang
telah ditetapkan (Supra, 2018).
Berdasarkan UU No. 9 tahun 1999 tentang usaha kecil sebagaimana di
ubah ke Undang undang No. 20 tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil dan
menegah, maka yang di maksud UMKM dalam pasal 1 adalah sebagai
berikut:
1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan /atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam undang undang ini .

5
6

2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak lansung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil
sebagaimana di maksud dalam undang undang ini.
3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsungdengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan
bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana di atur dalam undang-
undang ini.
4. Usaha besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan
usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih
besar dari usaha menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara
atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan
ekonomi yang ada di Indonesia.
5. Dunia usaha adalah usaha mikro, usaha kecil, usaha mengah, dan usaha
besar yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia dan berdomisili di
Indonesia (Hastuti et al., 2020).
Landasan hukum sebagai dasar oprasional koprasi juga berubah-ubah
dari waktu ke waktu. Undang-Undang (UU) koprasi pertama adalah UU No.
79 tahun 1958 tentang perkumpulan koprasi, di ganti menjadi UU No. 14
tahun 1965 tentang perkoperasian dengan isi pokok terletak pada perubahan
gerakan koperasi untuk di sesuaikan dengan haluan negara. Keberjalanan UU
tersebut berhasil membuat koperasi mengikuti gerak dan dinamika Revolusi
di Indonesia. UU koperasi ketiga adalah UU No. 12 tahun 1967 tentang
pokok-pokok perkoperasian. Kemudian diganti menjadi UU No. 25 tahun
7

1992 tentang perkoperasian dan terakhir UU No. 17 tahun 2012 tentang


Perkoperasian (Firdausi, 2018).
Sumber modal adalah dari mana sumber modal dana yang dapat
digunakan untuk melakukan kegiatan investasi Sumber modal ini di
golongkan menjadi modal sendiri dan sumber modal Pinjaman. Modal sendiri
adalah dana yang berasal dari pemilik usaha perusahaan. Sedangkan sumber
dana pinjaman adalah sumber dana yang berasal dari luar seperti hutang.
Sumber - sumber permodalan pada umumnya kita mengenal 2 sumber
permodalan, yaitu :
1. Permodalan sendiri merupakan sumber ini berasal dari para pemilik
perusahaan atau bersumber dari dalam perusahaan, misalnya penjualan
saham, simpanan anggota pada bentuk usaha koperasi, cadangan.
Kekayaan sendiri mempunyai ciri, yaitu terikat secara permanen dalam
perusahaan.
2. Permodalan Asing merupakan sumber ini berasal dari pihak luar
perusahaan, yaitu berupa pinjaman jangka panjang atau jangka pendek.
Pinjaman jangka pendek yaitu pinjaman yang jangka waktunya maksimum
satu tahun. Sedangkan pinjaman yang jangka waktunya lebih dari satu
tahun, di sebut kredit jangka panjang, seperti obligasi, hipotek dan
sebagainya (Safanah, 2018).
Sumber modal usaha dapat diperoleh dari modal sendiri, bantuan
pemerintah, lembaga keuangan baik bank dan lembaga keuangan nonbank.
Modal adalah faktor usaha yang harus tersedia sebelum melakukan kegiatan.
Besar kecilnya modal akan mempengaruhi perkembangan usaha dalam
pencapaian pendapatan (Riyanto, 2001), arti modal yang lain, meliputi baik
modal dalam bentuk uang maupun dalam bentuk barang. Variable Modal
Usaha berpengaruh positif secara parsial terhadap kinerja perusahaan. Modal
usaha ini terdiri dari beberapa indikator yaitu modal syarat untuk usaha, besar
modal, hambatan sumber modal, dan sumber modal dari luar. Hasil ini
8

mengisyaratkan modal usaha merupakan salah satu faktor yang berperan


penting yang menentukan tinggi rendahnya peningkatan kinerja perusahaan.
Semakin tinggi modal usaha, akan mendorong semakin tingginya kinerja
perusahaan (UKM). Sebaliknya jika modal usaha rendah, maka kinerja
perusahaan juga akan mengalami penurunan (Abbas, 2018).
Semua perusahaan harus ada sumber permodalan. Sumber permodalan
untuk Koperasi menurut Undang-Undang No 12. Tahun 1967 adalah
simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela. Simpanan pokok
yaitu sejumlah uang yang diwajibkan kepada anggota untuk diserahkan
kepada koperasi pada waktu masuk, besarnya sama untuk semua anggota,
tidak dapat diambil selama anggota, menanggung kerugian. Simpanan wajib
yaitu simpanan tertentu yang diwajibkan kepada anggota untuk membayarnya
kepada koperasi pada waktu tertentu, ikut menanggung kerugian. Simpanan
sukarela berdasarkan perjanijian atau peraturan khusus. Sumber permodalan
boleh berasal dari koperasi lain, bank atau lembaga keuangan lain. Sumber
permodalan koperasi harus berasal dari lembaga yang sah dan akan berbeda
di setiap koperasi (Kurniawan, 2013).
Modal anggota berbentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan
lain yang memilik karakteristik yang sama dengan simpanan pokok atau
simpanan wajib, modal sumbangan, cadangan, dan sisa hasil usaha yang
belum dibagi. Modal pinjaman koperasi berasal dari anggota, koperasi atau
badan usaha lain, bank dan lembaga keuangan lainnya, penelitian obligasi
atau surat hutang lainnya, sumber lain yang sah, dan modal penyertaan.
Koperasi mengupayakan agar anggota dapat memberikan kontribusi rutin
sehubungan modal koperasi (Hidayat, 2020).
Berbagai layanan yang diberikan oleh UKM antara lain: pembiayaan
modal kerja maupun investasi yang diberikan khusus bagi nasabah usahawan
mikro dan kecil, baik perorangan maupun kelompok. Simpanan ditawarkan
dalam bentuk tabungan maupun simpanan berjangka, dengan fitur dan
9

fasiliras menarik, dana yang terjangkau, serta dapat memberikan nilai tambah
(Imi, 2013).
Kekuatan koperasi berada pada anggotanya, jika anggota koperasi itu
banyak maka simpanan anggota yang terhimpun akan semakin banyak.
Simpanan anggota merupakan salah satu modal dimana modal tersebut
digunakan untuk kegiatan usaha koperasi tersebut, oleh sebab itu besarnya
simpanan anggota sangat penting peranannya di dalam koperasi. Simpanan
anggota didalam koperasi simpan pinjam sangat penting karena merupakan
salah satu modal sendiri bagi koperasi tersebut. Jumlah tabungan meningkat
akan menyebabkan jumlah simpanan di koperasi akan meningkat pula, ini
disebabkan karena bertambahnya jumlah tabungan yang terhimpun semakin
banyak akan mempengaruhi jumlah simpanan yang ada di koperasi tersebut
(Yuliani, 2017).
Home industry dan usaha kecil yang melakukan usaha semakin banyak
maka dibutuhkan modal yang besar. UMKM tahun 2013 menurut menteri
terdapat 5,6 juta unit usaha. Modal tersebut digunakan untuk pemenuhan
bahan baku, upah tenaga kerja, dan kegiatan operasional lainnya. Koperasi
adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan
hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai
modal. Modal tersebut untuk menjalankan usaha yang memenuhi aspirasi dan
kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai
dan prinsip koperasi (Kholid, 2014).
Koperasi dan UMKM Indonesia sering menghadapi permasalahan salah
satunya adalah upaya peningkatan permodalan dan pemanfaatan modal
tersebut guna memperoleh Sisa Hasil Usaha (SHU) yang tinggi serta
mencapai laba yang optimal. Kondisi tersebut dikarenakan koperasi belum
memiliki banyak anggota, belum mempunyai kegiatan usaha, kurangnya
tenaga kerja profesional, rendahnya penguasaan dan pemanfaatan tekhnologi
yang efisien, serta rendahnya keahlian SDM yang dimiliki. Modal yang
10

dimanfaatkan untuk operasional koperasi dapat menentukan besarnya


perolehan Sisa Hasil Usaha atau SHU. Modal koperasi dipakai untuk
meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi anggota. Modal sendiri dapat
dipakai untuk mempertahankan likuiditas, memberikan pinjaman, pembelian
aset, mengganti kerugian koperasi, dan menambah kepercayaan pada pemberi
kredit. Jumlah modal yang digunakan mempengaruhi besar kecilnya usaha
koperasi dan UMKM karena semakin tinggi modal kerja yang digunakan
maka semakin banyak hasil produksinya sehingga dapat meningkatkan laba
usaha pada UMKM (Rohmansyah, 2017).
Modal kerja sangat penting bagi koperasi karena berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan operasional koperasi setiap harinya. Koperasi harus
dapat secara selektif memilih dari mana sumber dan penggunaan modal kerja
tersebut dapat terpenuhi. Pemanfaatan modal kerja yang kurang tepat akan
menyebabkan koperasi kesulitan dalam mengembangkan usahanya sehingga
akan berdampak pada kesejahteraan anggotanya. Modal kerja dibutuhkan
oleh semua UMKM untuk kegiatan operasionalnya sehari-hari, misalnya
untuk memberikan presekot pembelian bahan mentah, membiayai gaji
pegawai dan lain-lain, dimana dana yang dikeluarkan tersebut diharapkan
dapat kembali lagi masuk ke dalam UMKM pada waktu yang singkat melalui
hasil penjualan produksinya (Rachmatika, 2015).
Pemberdayaan usaha koperasi dan UMKM adalah Program pemerintah
untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang bergerak dalam kegiatan
usaha ekonomi berskala mikro disektor informal sekaligus lapangan kerja
baru. Pemberdayaan usaha koperasi dan UMKM ini diukur dengan enam
dimensi yaitu usaha yang dilakukan mendapat perlindungan usaha dari
pungutan informal, pemberian dana bergulir dengan sistem bagi hasil
meningkatkan pendapatan usaha, peningkatan kualitas layanan lembaga
keuangan membantu meningkatkan pendapatan usaha, dengan pembentukan
wadah organisasi koperasi dan umkm meningkatkan efisiensi usaha,
11

pembinaan usaha tradisional dan pengrajin disertai dukungan penyediaan


infrastruktur yang memadai bagi koperasi dan umkm serta pelatihan
manajemen, budaya usaha dan kewirausahaan sangat penting bagi
peningkatan pendapatan usaha. Peningkatan dan pemberdayaan koperasi dan
UMKM adalah meningkatkan koperasi dan UMKM yang ditandai dengan
meningkatnya jumlah koperasi, UMKM, tenaga kerja, volume usaha, modal
dan SHU (Anomsari, 2013).
B. Kerangka Teori
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas
dasar asas kekeluargaan. Permodalan koperasi terdiri dan modal anggota
berbentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan lain yang memiliki
karasteristik yang sama dengan simpanan pokok atau simpanan wajib, modal
penyertaan, modal sumbangan. cadangan dan sisa hasil usaha belum dibagi.
Sesuai dengan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
modal koperasi terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman. Sebagai badan
usaha, koperasi harus memiliki modal ekuitas sebagai modal perusahaan.
Atas dasar itu kedudukan dan status modal koperasi secara hukum dipertegas
dengan menetapkan modal sendiri merupakan modal ekuitas sedangkan
modal pinjaman merupakan modal penunjang. Secara formal anggota
koperasi baru diakui apabila telah menyetor uang sejumlah tertentu sebagai
simpanan pokok pada saat pertama menjadi anggota. Di samping itu dia juga
harus menyetor uang sejumlah tertentu secara berkala sebagai simpanan wajib
(Gade, 2005).
Undang –undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah (UMKM) menjelaskan tentang pengertian dari masing-masing
usaha tersebut. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan
dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro.
12

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil. Usaha Menengah
adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha
besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
(Irmawati et al., 2013).
Mayoritas pelaku UMKM bergerak di sektor pertanian, peternakan.
perkebunan dan perikanan sebesar 49%, dan sektor perdagangan, hotel dan
restoran sebesar 29%. Dalam menjalankan kegiatan usaha, UMKM memiliki
karakteristik (Survai Bank Indonesia, 2005), antara lain sumber daya manusia
dengan tingkat pendidikan relatif rendah, kualitas produk tidak terstandar,
teknlogi sederhana, lingkup pemasaran terbatas di pasar lokal, dan modal
terbatas. Namun sumber permodalan UMKM masih didominasi oleh modal
sendiri dan sedikit saja yang bersumber dan pihak lain termasuk perbankan.
Berdasarkan Survai BI, per Januari 2015 diketahui bahwa modal sendiri
sebanyak 82,7% sedang dan sumber lain hanya 17,3%, antara lain dan
perbankan 13%. Dukungan pinjaman perbankan kepada UMKM per Juni
2015 adalah 19,8% dan pinjanian masih didominasi oleh usaha menengah,
diikuti oleh usaha kecil. Bagian terkecil diterima oleh usaha mikro padahal
usaha ini di huni oleh 84.5% UMKM (Wuisang et al., 2019).
III. METODOLOGI

A. Metode Dasar
Metode dasar penyusunan laporan adalah deskriptif analisis yaitu
praktikum manajemen usaha kecil dan koperasi yang memusatkan dari pada
pemecahan permodalan pada usaha kecil dan koperasi. Penentuan atau
penetapan sampel koperasi pada praktikum ini dengan menggunakan metode
purposive sampling yaitu penentuan koperasi yang dengan sengaja dipilih
untuk diamati, dengan mempertimbangkan alasan-alasan tertentu. Lokasi
penelitian dilaksanakan di Koperasi SAE Pujon dan KUD Sabila Farm hal ini
dikarenakan usaha kecil dan koperasi tersebut dianggap memiliki manajemen
yang sudah berjalan dengan baik dan koperasi dan usaha kecil juga dianggap
mampu dalam membawa koperasi tersebut menuju keberhasilan baik tujuan
sendiri maupun tujuan bersama dengan mitranya.
B. Metode Pengumpulan Data
Teknik atau metode pengumpulan data dilakukan melalui teknik
wawancara secara online dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah
dibuat melalui googleform. Wawancara dilakukan dengan narasumber dari
Koperasi SAE Pujon dan Usaha Kecil Menengah Sabila Farm. Data
penunjang dapat diperoleh dari koperasi dan usaha kecil yang bersangkutan
baik mengenai sejarah masing-masing koperasi adan usaha kecil mengenai
bidang kajian permodalan yang akan dibahas.
C. Metode Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan dalam praktikum koperasi dianalisis
dengan tabulasi persentatif baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisis
kuantitatif yaitu dengan jalan menganalisis data-data yang diperoleh dari
pihak koperasi dan usaha kecil yang bersangkutan dan biasanya berupa
angka-angka. Data kuantitatif dapat berupa beberapa modal yang digunakan,
pengalokasian modal yang digunakan dan waktu kembalinya modal yang

13
14

digunakan pada koperasi serta usaha kecil. Data kualitatif yaitu dengan
menggunakan teori-teori yang berhubungan dengan yang dialami koperasi
dan tidak berupa angka-angka. Data kualitatif dapat berupa cara perolehan
modal, dan cara pengelolaan modal dari koperasi dan usaha kecil tersebut.
Namun dalam kasus-kasus tertentu mahasiswa dapat memberikan penjelasan-
penjelasan yang lebih mendalam dan komprehensif berdasarkan teori atau
hasil penelitian yang relevan. Tabulasi presentatif yaitu data: 1. Data cara
koperasi dan UKM memperoleh sumber modal, 2. Data jenis modal yang di
terapkan pada koperasi dan UKM, 3. Data jumlah modal yang di gunakan
pada koperasi dan UKM, 4. Data komposisi permodalan yang diterapkan
pada koprasi dan UKM, 5. Data cara mengelola simpanan pada koperasi dan
UKM, 6. Data cara koperasi dan UKM memanfaatan modal.
Data-data tabulasi tersebut yang telah diperoleh dijabarkan untuk
pemahaman makna pada koperasi dan usaha kecil, mengembangkan kajian
ebrupa permodalan dan menggambarkan realitas yang kompleks serta
menggunakan kajian teori permodalan yang berhubungan dengan
permasalahan yang terjadi di koperasi dan usaha kecil yang bersangkutan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Umum Koperasi dan UKM


1. Kondisi Umum Koperasi Susu SAE Pujon

Gambar 1. Logo Koperasi SAE Pujon


Tanggal 30 Oktober 1962 sebanyak 23 orang peternak sepakat
mendirikan koperasi susu yang diberi nama Koperasi Susu Sinau
Andandani Ekonomi (belajar memperbaiki ekonomi) di Pujon, dengan
populasi ternak 35 ekor dengan jumlah produksi 50 liter per hari.
Koperasi Susu “SAE” Pujon mendapat bantuan dari pemerintah lewat
Direktur Jenderal Peternakan berupa sapi impor dari New Zealand
sebanyak 90 ekor pada tahun 1963. Tahun 1968 Koperasi Susu “SAE”
Pujon resmi berstatus badan hukum yakni Nomor 2789/II/12-1967 pada
tanggal 16 Agustus 1968. Tahun 1970 titik terendah keadaan Koperasi
Susu “SAE” Pujon yaitu mempunyai hutang kepada anggota akibat dari
kegagalan pengelolaan koperasi sebesar Rp 809.500 sementara piutang
tidak ada sama sekali. Tahun 1990 terjadi perkembangan drastis jumlah
anggota Koperasi Susu “SAE” Pujon mencapai 3.601 orang dengan
populasi ternak 16.774 ekor dan produksi susu sapi sebanyak
20.371.512,5 liter per hari. Tahun 2010 muncul program Biogas yang
telah membawa banyak perubahan pada masyarakat Pujon, khususnya
bagi anggota Koperasi Susu “SAE” Pujon selain dapat menghemat biaya

15
16

juga untuk pemanfaatan kembali limbah yang dalam hal ini adalah
kotoran sapi.

Koperasi Susu SAE beralamatkan di Jl. Brigjen Abd. Manan Wijaya


Pujon, Kab. Malang, Jawa Timur. Koperasi (SAE) Pujon memiliki unit
usaha yang bisa membantu masyarakat ternak seperti halnya simpan
pinjam yang memudahkan peternak, karena proses yang mudah dan cepat
dan bunganya terbilang kecil, cara pengembaliannya pun terbilang mudah
seperti bisa memotong gaji bulanan yang di hasilkan setoran susu sapi.
selian itu koperasi juga membuka usaha dagang seperti membuka cafe
susu segar yang mempunyai banyak fareasi rasa salah satunya seperti
yakult dan tempatnya tepat berada di samping kantor SAE pujon.
Koperasi berkotmitmen ingin memajukan masyarakat ternak dengan
semua kemampuan yang di miliki koperasi agar masyarakat Pujon bisa
tertata perekonomiannya dan menambah pengetahuan dan pengalaman
agar menjadi masyarakat yang mandiri Koperasi selalu berusaha
mewujudkan perangkat, peralatan dan fasilitas ke arah yang lebih
profesional dan meningkatkan hasil penjualan untuk memperbaiki
pelayanan kepada anggota dan bantu mewujudkan pembangunan secara
individu.
Koperasi SAE Pujon memiliki visi untuk mewujudkan pelayanan
yang optimal untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota.
Misi pada Koperasi “SAE” Pujon yaitu, melakukan kerja sama usaha
dengan pihak lain dan membuka unit usaha baru yang saling
menguntungkan dalam pengembangan usaha koperasi, menerapkan
teknologi peternakan sapi perah untuk meningkatkan produktivitas dan
kualitas air susu segar, mempertahankan serta menjunjung tinggi jati diri
dan azas- azas koperasi. Adapun Nama-mana pengurus Koperasi yang
berjumlah lima orang yang terdiri dari:
17

Ketua Umum
H. Abdi Suasono

Ketua Umum 1 Ketua Umum 2


Hasan Suwardi S.H M. Niar Sofii

Sekertaris
H. Susanto

Bendahara
H. Sunardi

Gambar 2. Struktur Organisasi Koperasi SAE Pujon


2. Kondisi Umum UKM Sabila Farm

Gambar 3. Logo Sabila Farm


Sabila Farm (SF) merupakan perkebunan Hortikultura dengan
komoditas unggulan buah naga. Sabila Farm berdiri pada tahun 2005 yang
dikelola oleh bapak Muhammad Gunung Soetopo dan ibu Elly Mulyati.
Kebun Sabila Farm terletak di Jalan Kaliurang Km.18.5, Pakembinangun,
Pakem, Kertodadi, Pakembinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sabila Farm saat ini memiliki
lahan seluas 6 hektar ada di 2 lokasi, memiliki 7 komoditas buah
18

diantaranya buah naga, srikaya, sirsat, alpukat, papaya, jambu kristal dan
lemon.
Nama “Sabila” diambil dari nama anak bungsu pemilik perusahaan
ini, selain itu kata “Sabila” memiliki arti yaitu Sarana Belajar Ilmu Allah.
Makna logo dari Sabila Farm warna merah magenta menandakan identitas
kulit buah naga, bentuk daun menggambarkan usaha yang mengelola hasil
pertanian. Tulisan Sabila Farm menunjukkan nama usaha Tema usaha
Sabila Farm yaitu bertani buah buahan yang berkhasiat dan bertani di
lahan miskin atau marginal.
Sabila Farm pada awalnya hanya berfungsi sebagai berkebunan
produksi pribadi namun, seiring dengan perkembangan keinginan
pengunjung maka pemilik perusahaan merubah kebun Sabila Farm
menjadi area rekreasi dengan tambahan sarana-prasarana joglo dan
gazebo. Sabila Farm mempunyai visi yaitu meningkatkan kuantitas dan
kualitas komoditas buah naga dan buah lainnya dan meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang pertanian. Misi Sabila Farm adalah
memperluas lahan penanaman buah naga dan buah lainnya, menerapkan
teknologi budidaya dan pascapanen buah naga dan buah lainnya,
menyelenggarakan pelatihan dan penelitian bagi masyarakat dan
mahasiswa. Adapun nama-nama pengurus Sabila Farm yang terdiri dari:

Gambar 4. Struktur Organisasi Sabila Farm


19

B. Kondisi Bidang Kajian Khusus


1. Kondisi Bidang Kajian Khusus di Koperasi Susu SAE Pujon
a) Sumber modal
Koperasi Susu “SAE” Pujon pada awalnya mendapat bantuan
dari pemerintah lewat Direktur Jenderal Peternakan berupa sapi impor
dari New Zealand sebanyak 90 ekor pada tahun 1963 setelah itu
koprasi susu SAE pujon juga mendapat bantuan dari Menteri Muda
urusan Koperasi Bustanil Arifin sebesar Rp 10.000.000 untuk
penyelesaian pembangunan gedung perkantoran.
Menurut Ifham (2010) sama seperti halnya bentuk badan usaha
lainya, untuk menjalankan kegiatan usahanya, koprasi memerlukan
modal. Adapun modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal
pinjaman. Modal sendiri terdiri atas simpanan pokok, simpanan wajib,
dan cadangan, dan hibah. Modal pinjaman barasal dari pihak pihak
anggota dan calon anggota, koperasi lainya, lembaga keuangan lainya
yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang undang
yang berlaku, seperti bank dan sumber lain yang sah.
Hasil praktikum sesuai dengan pendapat Ifham (2010) bahwa
untuk menjalankan kegiatan usahanya, koprasi memerlukan modal.
Adapun modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal
pinjaman. modal sendiri terdiri dari Simpanan pokok yaitu sejumlah
uang yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat
masuk menjadi anggota, Simpanan wajib adalah sejumlah uang yang
wajib dibayarkan anggota dalam jangka waktu tertent biasanya
dibayar tiap bulan, dana cadangan yaitu sejumlah uang yang diperoleh
dari penyisihan Sisa Hasil Usaha (SHU), dan dana hibah yaitu dana
pemberian dari orang atau lembaga lain kepada koperasi. Modal
pinjaman barasal dari pihak pihak anggota dan calon anggota,
koperasi lainya, lembaga keuangan lainya yang dilakukan berdasarkan
20

ketentuan peraturan perundang undang yang berlaku, seperti bank dan


sumber lain yang sah.
b) Jenis dan jumlah modal
Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.
Modal sendiri koperasi pertama-tama dihimpun dari simpanan
anggota (simpanan pokok dan simpanan wajib), setelah koperasi
berjalan dan mendapatkan sisa hasil usaha sebagian sisa hasil usaha
tersebut dapat disisikan pada dana cadangan untuk memperkuat modal
sendiri. Modal pinjaman koperasi berasal dari anggota, koperasi atau
badan usaha lain, bank atau lembaga keuangan lainnya, penelitian
oligasi atau surat hutang lainnya, sumber lain yang sah dan modal
penyertaan. Jumlah modal awal koperasi susu SAE pujon yaitu
populasi ternak 35 ekor, bantuan dari pemerintah melalui Direktur
Jenderal Peternakan berupa sapi impor New Zealand sebanyak 90
ekor dan bantuan dari Menteri Muda urusan Koperasi Bustanil Arifin
sebesar Rp 10.000.000 untuk penyelesaian pembangunan gedung
perkantoran.
Menurut Apriyanti dan Kirwani (2013) usaha perkembangan
koperasi menggunakan modal sendiri dan modal pinjaman untuk
melaksanakan kegiatan usahanya, modal sendiri berasal dari simpanan
wajib, simpanan pokok, dana cadangan dan hibah. Modal pinjaman
berasal dari koperasi lain, anggota, bank dan lembaga keuangan non
bank. Perkembangan koperasi, modal sendiri seharusnya lebih
mendominasi untuk kegiatan usaha di koperasi.
Hasil praktikum sesuai dengan pendapat Apriyanti dan Kirwani
(2013) bahwa usaha perkembangan koperasi menggunakan modal
sendiri dan modal pinjaman untuk melaksanakan kegiatan usahanya,
modal sendiri berasal dari simpanan wajib, simpanan pokok, dana
cadangan dan hibah. Modal sendiri koperasi pertama-tama dihimpun
21

dari simpanan anggota (simpanan pokok dan simpanan wajib), setelah


koperasi berjalan dan mendapatkan sisa hasil usaha sebagian sisa hasil
usaha tersebut dapat disisikan pada dana cadangan untuk memperkuat
modal sendiri. Modal pinjaman koperasi berasal dari anggota,
koperasi atau badan usaha lain, bank atau lembaga keuangan lainnya,
penelitian oligasi atau surat hutang lainnya, sumber lain yang sah dan
modal penyertaan.
c) Komposisi permodalan
Koperasi SAE Pujon mempunyai komposisi modal sangat besar
dibanding modal luar. Partisipasi anggota koperasi untuk memperkuat
dana koperasi terlihat dengan kepercayaan anggota dengan
menanamkan uang dalam bentuk simpanan sukarela. Faktor produksi
yang merupakan titik fokus Koperasi SAE Pujon yaitu sapi
mengalami peningkatan. Jumlah sapi yang meningkat menunjukkan
kemungkinan produksi susu meningkat pula. Pada tahun 2003 jumlah
sapi meningkat pesat dibanding tahun sebelumnya, karena mendapat
bantuan sapi perah dari pemerintah. Perkembangan koperasi ini
menunjukkan pengelolaan produksi oleh koperasi dapat dilakukan
dengan baik.
Modal pinjaman adalah merupakan sumber modal yang patut
dipertimbangkan dalam komposisi struktur permodalan koperasi.
Sebagai gambaran, masih banyak koperasi di Kabupaten Situbondo
seperti ”alergi” untuk mengambil modal yang berasal dari pihak luar
koperasi. Padahal sesuai dengan Panduan Sistem Pemeringkatan
Koperasi, rasio antara modal pinjaman dan modal sendiri sebesar
antara 60% - 100% merupakan rasio yang sangat ideal. Kondisi ini
kemudian juga berdampak pada rendahnya nilai untuk Tingkat
Kesehatan Kondisi Keuangan seperti rasio likuiditas, solvabilitas,
profitabilitas, dan aktivitas koperasi. Secara umum anggota koperasi
22

sudah berpartisipasi aktif dalam kegiatan usaha koperasi, sehingga


akan menambahkan dana dalam bentuk simpanan untuk modal
koperasi (Prihatini, 2011).
Hasil praktikum sesuai dengan pendapat Prihatini (2011) bahwa
komposisi modal sendiri lebih besar dibanding modal luar. Secara
umum anggota koperasi sudah berpartisipasi aktif dalam kegiatan
usaha koperasi. Keaktifan anggota akan menanamkan dana untuk
modal koperasi. Perkembangan koperasi ini menunjukkan pengelolaan
produksi oleh koperasi dapat dilakukan dengan baik.
d) Simpanan
Koperasi SAE Pujon mempunyai komposisi modal sangat besar
dibanding modal luar. Hal ini menunjukkan koperasi ini mampu
mengelola dana yang berasal dari dalam. Dilihat dari perkembangan
simpanan sukarela anggota koperasi yang juga meningkat. Partisipasi
anggota koperasi untuk memperkuat dan koperasi terlihat dengan
kepercayaan anggota dengan menanamkan uang dalam bentuk
simpanan sukarela. Perkembangan modal pada akhir tahun 2002
sebanyak Rp 14.501.907.288,00 (Simpanan pokok, simpanan wajib,
simpanan sukarela, modal donasi, cadangan khusus dan cadangan
Koperasi) dan total asset yang dimiliki sebesar Rp 21.049.468.263,00.
Sisa hasil usaha bersih yang didapat pada akhir tahun 2002 mencapai
Rp 718.185.641,00.
Menurut Mulyasari (2018) Tabungan simpanan sukarela
(Si Rela) sendiri merupakan suatu tabungan atau produk simpanan
yang dilakukan dengan menggunakan akad mudharabah. Mudharabah
sendiri merupakan suatu produk simpanan pada saat melakukan
penyetoran dapat dilaksanakan berangsur-angsur dan penarikannya
dapat dilakukan sewaktu-waktu pada jam kerja operasional BMT.
Keuntungan dari tabungan simpanan sukarela adalah bebas biaya
23

administrasi bulanan, dan layanan pick up service. Tabungan sirela


sangat diminati masyarakat karena pada setiap saldo Rp 1.000.000
yang mengendap selama 1 bulan, akan mendapatkan 1 poin undian
yang disebut dengan Gebyar Sirela. Hal inilah yang membuat
masyarakat minat dalam membuka tabungan Sirela.
Hasil pengamatan sesuai dengan pendapat (Mulyasari, 2018)
bahwa Tabungan simpanan sukarela memberikan keuntungan pada
anggotanya yang bergabung. Keuntungan dari tabungan simpanan
sukarela adalah bebas biaya administrasi bulanan, dan layanan pick up
service. Tabungan sirela sangat diminati masyarakat karena pada
setiap saldo Rp 1.000.000 yang mengendap selama 1 bulan, akan
mendapatkan 1 poin undian yang disebut dengan Gebyar Sirela.
e) Pemanfaatan modal
Pengalokasian bantuan atau pinjaman modal oleh koperasi
adalah untuk memenuhi kebutuhan operasional koperasi setiap
harinya dan untuk mengembangkan usahanya. Pemanfaatan modal di
Koperasi SAE Pujon untuk memperhatikan peternakan yang dimiliki
anggotanya agar susu yang dihasilkan dapat berkualitas baik dan
mendapatkan harga yang tinggi dan guna memperoleh SHU (Sisa
Hasil Usaha) yang tinggi pula. Koperasi SAE Pujon juga
memprioritaskan pekerja yang ada dalam koperasi berasal dari
keluarga anggota, namun tidak menutup diri untuk menerima pekerja
dari luar. Dalam sistem pembagian SHU dilakukan pada forum rapat
anggota tahunan dengan memberikan transparaisi laporan keuangan
kepada anggota. Kemudian sisa hasil usaha ini dialokasikan sebagai
cadangan sebesar 20%, jasa simpanan anggota sebesar 20%, jasa
produksi sebesar 40%, Karyawan sebesar 10%, pengurus atau
pengawas sebesar 5%, dan digunakan sebagai dana pendidikan dan
sosial sebesar 5%.
24

Menurut Rohmansyah (2017) koperasi dan UMKM Indonesia


sering menghadapi permasalahan salah satunya adalah upaya
peningkatan permodalan dan pemanfaatan modal tersebut guna
memperoleh Sisa Hasil Usaha (SHU) yang tinggi serta mencapai laba
yang optimal. Kondisi tersebut dikarenakan koperasi belum memiliki
banyak anggota, belum mempunyai kegiatan usaha, kurangnya tenaga
kerja profesional, rendahnya penguasaan dan pemanfaatan tekhnologi
yang efisien, serta rendahnya keahlian sumber daya manusia yang
dimiliki. Modal yang dimanfaatkan untuk operasional koperasi dapat
menentukan besarnya perolehan SHU. Modal koperasi dipakai untuk
meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi anggota. Modal sendiri
dapat dipakai untuk mempertahankan likuiditas, memberikan
pinjaman, pembelian aset, mengganti kerugian koperasi, dan
menambah kepercayaan pada pemberi kredit. Jumlah modal yang
digunakan mempengaruhi besar kecilnya usaha koperasi dan UMKM
karena semakin tinggi modal kerja yang digunakan maka semakin
banyak hasil produksinya sehingga dapat meningkatkan laba usaha
pada UMKM
Hasil praktikum sesuai dengan pendapat Rohmansyah (2017)
yang menyatakan bahwa upaya peningkatan permodalan dan
pemanfaatan modal tersebut guna memperoleh SHU yang tinggi.
Modal yang dimanfaatkan untuk operasional koperasi dapat
menentukan besarnya perolehan SHU. Modal koperasi dipakai untuk
meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi anggota. Pemanfaatan
modal kerja yang kurang tepat akan menyebabkan koperasi SAE
Pujon kesulitan dalam mengembangkan usahanya sehingga akan
berdampak pada kesejahteraan anggotanya serta berdampak pada hasil
produk susu.
25

2. Kondisi Bidang Kajian Khusus di UKM Sabila Farm


a) Sumber modal
Sumber Modal dari Sabila Farm berasal dari tabungan milik
sendiri tetapi sebagian menjalin kerjasama dengan pihak tertentu.
Kerjasama yang dilakukan yaitu dengan cara meminjam dana kepada
teman atau kerabatnya dan untuk waktu penulasannya sudah
disepakati sebelumnya secara bersama. Pemilik UMKM ini tidak
pernah sekalipun meminjam dana dari bank dikarenakan pemilik
UMKM menghindari riba.
Menurut Saragih (2015) Pendapatan pengusaha UMKM akan
dapat lebih ditingkatkan jika modal sendiri lebih ditingkatkan lagi dan
pendapatan modal sendiri tersebut hendaknya digunakan untuk
menambah barang-barang baku atau bahan modal sehingga nantinya
dapat menghasilkan pendapatan yang lebih baik. Jika pendapatan
pengusaha UMKM meningkat, maka tidak diperlukan lagi modal
kredit dari bank maupun lembaga-lembaga keuangan lainnya.
Semakin besar jumlah modal kredit usaha rakyat maka semakin tinggi
pula tingkat pendapatan yang akan didapatkan pengusaha UMKM,
demikian pula sebaliknya.
Hasil praktikum sesuai dengan pendapat Saragih (2015) bahwa
Pendapatan pengusaha UMKM akan dapat lebih ditingkatkan jika
modal sendiri lebih ditingkatkan lagi dan pendapatan modal sendiri.
Jika pendapatan pengusaha UMKM meningkat, maka tidak diperlukan
lagi modal kredit dari bank maupun lembaga-lembaga keuangan
lainnya. Semakin besar jumlah modal kredit usaha maka semakin
tinggi pula tingkat pendapatan yang akan didapatkan.
b) Jenis dan jumlah modal
Kredit modal kerja adalah pinjaman yang berguna untuk
menambah modal awal dalam usaha. Biasanya pinjaman ini memiliki
26

jangka selama satu tahun dan dapat dperpanjang. Banyak juga bank di
Indonesia yang memiliki program khusus untuk memberikan
kesempatan bagi UKM mengembangkan usahanya lewat bantuan
pinjaman modal. Jumlah modal setiap ukm berbeda-beda ada yang
besar dan ada yang kecil tergantung kebutuhan dari setiap ukm.
Jumlah modal awal yang biasa dikeluarkan pada UKM sekitar 50 juta.
Usaha kecil dan menengah perlu dikembangkan dengan baik
dan mendapat perhatian khusus dari pemerintah, salah satunya dengan
cara menambah modal mereka melalui penyaluran kredit modal kerja.
Kredit modal kerja ini khusus diberikan kepada pelaku usaha, yang
akan mengembangkan usahanya atau meningkatkan produktivitas
usaha, berupa pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR). KUR
merupakan salah satu program pemerintah yang dianggap dapat
mengatasi masalah permodalan bagi UKM. Besar kecilnya modal
yang dibutuhkan tergantung dari besar kecilnya usaha yang akan
didirikan (Inayah et al., 2014).
Hasil praktikum sesuai dengan pendapat Inayah et al., (2014)
bahwa Kredit modal kerja ini khusus diberikan kepada pelaku usaha,
yang akan mengembangkan usahanya atau meningkatkan
produktivitas usaha, berupa pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR).
KUR merupakan salah satu program pemerintah yang dianggap dapat
mengatasi masalah permodalan bagi UKM. Besar kecilnya modal
yang dibutuhkan tergantung dari besar kecilnya usaha yang akan
didirikan.
c) Komposisi permodalan
UMKM dalam menentukan komposisi permodalan harus
memilih orang yang sudah berpengalaman di bidangnya seperti di
Sabila Farm. Bagian keuangan di urus sendiri oleh istri dari pak
Gunung Sutopo. Perbandingan proporsional suber dana antara modal
27

asing atau utang dengan modal sendiri harus di tentukan untuk


membiayai tambahan investasinya. Penentuam sumber pendanaan
UMKM harus memilih alternatif yang efisien.
Menurut Riyanto et al (2016) komposisi struktur modal harus
dipilih pimpinan atau orang yang mampu mengelola struktur modal
yang ada dan apabila memungkinkan memiliki pengalaman
dibidangnya, sehingga manajer atau pimpinan dapat memilih manakah
komposisi yang tepat untuk menentukan struktur modal. Perusahaan
harus dapat menentukan perbandingan proposional sumber dana
antara modal asing atau utang dengan modal sendiri yang akan
digunakan perusahaan untuk membiayai tambahan investasinya.
Menentukan sumber pendanaan, perusahaan harus memilih alternatif
pendanaan yang efisien. Sumber pendanaan efisien akan terjadi
apabila perusahaan memiliki struktur modal yang optimal, sedangkan
pengertian struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang
dapat meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan atau
modal rata - rata, sehingga memaksimalkan nilai perusahaan.
Hasil praktikum sesuai dengan pendapat Riyanto et al (2016)
bahwa komposisi struktur modal harus dipilih pimpinan atau orang
yang mampu mengelola struktur modal yang ada dan apabila
memungkinkan memiliki pengalaman dibidangnya, sehingga manajer
atau pimpinan dapat memilih manakah komposisi yang tepat untuk
menentukan struktur modal. UMKM dalam menentukan komposisi
permodalan harus memilih orang yang sudah berpengalaman di
bidangnya seperti di Sabila Farm. Perbandingan proporsional suber
dana antara modal asing atau utang dengan modal sendiri harus di
tentukan untuk membiayai tambahan investasinya.
28

d) Simpanan
Simpanan yaitu dana yang harus di sisihkan untuk kepentingan
dimasa mendatang. Simpanan dalam UMKM dilakukan agar suatu
saat ada suatu hal yang penting dan tidak dapat di tunda sehingga
dapat menggunakan dana tersebut. Simpanan juga bisa digunakan
untuk tabungan guna memperluas usaha agar tumbuh menjadi usaha
yang lebih maju dengan jangkauan yang lebih luas. UMKM Sabila
Farm mengelola dana simpanan salah satunya untuk memperluas
lahan usahanya sehingga Sabila Farm yang awalnya hanya bisa
menyewa tanah untuk kepentingan usaha nya sekarang dapat membeli
lahan sendiri.
Menurut Budiarto et al., (2015) modal UMKM banyak yang
menggunakan tabungan atau simpanan atau modal pinjaman dari
anggota lain maupun lembaga keuangan. Simpanan digunakan untuk
menunjang usaha agar usaha lebih berkembang, seperti digunakan
untuk proses produksi dan lainnya. UMKM yang memerlukan dana
yang besar untuk mengembangkan usahanya, dapat menggunakan
simpananya ataupun mengajukan pinjaman terhadap lembaga
keuangan. Simpanan juga dapat digunakan untuk kepentingan yang
mendesak serta tak terduga.
Hasil praktikum sesuai dengan pendapat Budiarto et al., (2015)
yang menyatakan bahwa simpanan dapat digunakan untuk menunjang
usaha agar usaha lebih berkembang, seperti digunakan untuk proses
produksi dan lainnya. Sabila Farm pada awalnya hanya bisa menyewa
tanah untuk usahanya, kemudian setelah usahanya berjalan beberapa
tahun, Sabila Farm dapat menggunakan simpanannya untuk membeli
lahan. Sabila Farm juga menggunakan modal simpanannya untuk
mengembangkan usahanya seperti membeli membeli bibit serta
peralatan yang diperlukan untuk keberlangsungan usahanya.
29

e) Pemanfaatan modal
Pengalokasian bantuan atau pinjaman modal oleh UMKM
adalah untuk meningkatkan produksi seperti memilih bahan baku
dengan kualitas lebih baik atau memperbanyak tenaga kerja agar hasil
produksi dapat lebih maksimal secara kuantitas dan kualitasnya.
Sebagian besar UMKM menggunakan pinjaman tersebut untuk
mendanai sarana dan prasarana yang mereka yakini bahwa apabila
memiliki sarana prasarana yang baik maka aspek lain pun secara
sadar atau tidak sadar akan ikut meningkat, yang dimaksud dengan
sarana prasarana ialah mencakup alat operasional seperti mesin,
kendaraan bermotor, tempat usaha yang layak, dan sebagainya.
Beberapa UMKM juga menggunakan bantuan atau pinjaman modal
untuk menambah kas usaha. UMKM menggunakan dana tersebut
untuk ditabung sebagai cadangan karena dimasa sekarang belum
membutuhkan sehingga kelak apabila menginginkan sebuah tindakan
sudah memiliki cadangan uang berupa kas usaha baru digunakan laba.
Pemanfaatan modal di UKM Sabila Farm yaitu digunakan untuk
menyewa tanah untuk lahan penanaman buah naga, pembelian bibit,
serta alat alat yang menunjang usaha di Sabila Farm.
Menurut Rachmatika (2015), modal kerja sangat penting bagi
UMKM karena berfungsi untuk memenuhi kebutuhan operasional
UMKM setiap harinya. Modal kerja dibutuhkan oleh semua UMKM
untuk kegiatan operasionalnya sehari-hari, misalnya untuk
memberikan presekot pembelian bahan mentah, membiayai gaji
pegawai dan lain-lain, dimana dana yang dikeluarkan tersebut
diharapkan dapat kembali lagi masuk ke dalam UMKM pada waktu
yang singkat melalui hasil penjualan produksinya. Menurut
Rohmansyah (2017), jumlah modal yang digunakan mempengaruhi
besar kecilnya usaha koperasi dan UMKM karena semakin tinggi
30

modal kerja yang digunakan maka semakin banyak hasil produksinya


sehingga dapat meningkatkan laba usaha pada UMKM.
Hasil praktikum sesuai dengan pendapat Rachmatika (2015)
yang menyatakan bahwa modal kerja sangat penting bagi UMKM
karena berfungsi untuk memenuhi kebutuhan operasional UMKM
setiap harinya, modal kerja dibutuhkan oleh semua UMKM untuk
kegiatan operasionalnya sehari-hari, misalnya untuk memberikan
presekot pembelian bahan mentah, membiayai gaji pegawai dan lain-
lain, dimana dana yang dikeluarkan tersebut diharapkan dapat kembali
lagi masuk ke dalam UMKM pada waktu yang singkat melalui hasil
penjualan produksinya. Pemanfaatan modal di UKM Sabila Farm
yaitu digunakan untuk menyewa tanah untuk lahan penanaman buah
naga, pembelian bibit, serta alat alat yang menunjang usaha di Sabila
Farm.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari Koperasi Susu SAE Pujon dan
UMKM Sabila Farm adalah :
1. Koperasi Susu “SAE” Pujon pada awalnya mendapat bantuan dari
pemerintah lewat Direktur Jenderal Peternakan berupa sapi impor dari
New Zealand sebanyak 90 ekor pada tahun 1963 setelah itu koprasi susu
SAE pujon juga mendapat bantuan dari Menteri Muda urusan Koperasi
Bustanil Arifin sebesar Rp 10.000.000 untuk penyelesaian pembangunan
gedung perkantoran.
2. Usaha perkembangan koperasi menggunakan modal sendiri dan modal
pinjaman untuk melaksanakan kegiatan usahanya, modal sendiri berasal
dari simpanan wajib, simpanan pokok, dana cadangan dan hibah.
3. Komposisi permodalan sendiri lebih besar dibanding modal luar. Secara
umum anggota koperasi sudah berpartisipasi aktif dalam kegiatan usaha
koperasi. Keaktifan anggota akan menanamkan dana untuk modal
koperasi.
4. Koperasi SAE Pujon mempunyai komposisi modal sangat besar
dibanding modal luar. Partisipasi anggota koperasi untuk memperkuat dan
koperasi terlihat dengan kepercayaan anggota dengan menanamkan uang
dalam bentuk simpanan sukarela.
5. Pengalokasian bantuan atau pinjaman modal oleh koperasi adalah untuk
memenuhi kebutuhan operasional koperasi setiap harinya dan untuk
mengembangkan usahanya. Pemanfaatan modal di Koperasi SAE Pujon
untuk memperhatikan peternakan yang dimiliki anggotanya agar susu
yang dihasilkan dapat berkualitas baik dan mendapatkan harga yang
tinggi dan guna memperoleh SHU (Sisa Hasil Usaha) yang tinggi pula.

31
32

6. Sumber Modal dari Sabila Farm berasal dari tabungan milik sendiri tetapi
sebagian menjalin kerjasama dengan pihak tertentu.
7. Jenis modal ukm adalah kredit modal kerja yang akan mengembangkan
usahanya atau meningkatkan produktivitas usaha. Jumlah besar kecilnya
modal yang dibutuhkan tergantung dari besar kecilnya usaha yang akan
didirikan. Jumlah modal awal yang biasa dikeluarkan pada UKM sekitar
50 juta.
8. Komposisi struktur modal harus dipilih pimpinan atau orang yang mampu
mengelola struktur modal yang ada dan apabila memungkinkan memiliki
pengalaman dibidangnya, sehingga manajer atau pimpinan dapat memilih
manakah komposisi yang tepat untuk menentukan struktur modal.
9. Simpanan dalam umkm dilakukan agar suatu saat ada suatu hal yang
penting dan tidak dapat di tunda sehingga dapat menggunakan dana
tersebut. Simpanan juga bisa digunakan untuk tabungan guna memperluas
usaha agar tumbuh menjadi usaha yang lebih maju dengan jangkauan
yang lebih luas.
10. Pemanfaatan modal UMKM digunakan untuk memenuhi kebutuhan
operasional UMKM setiap harinya, modal kerja dibutuhkan oleh semua
UMKM untuk kegiatan operasionalnya sehari-hari, misalnya untuk
memberikan presekot pembelian bahan mentah, membiayai gaji pegawai
dan lain-lain.
B. Saran
Koperasi susu SAE pujon dan UD Sabila Farm sebaiknya melakukan
perbaikan kualitas pelayanan produksi sehingga dapat memberikan kepuasan
kepada konsumen. Meningkatkan mutu dan kualitas hasil produksi susu
maupun buah-buahan. Selalu menjaga kebersihan tempat agar pelanggan
merasa nyaman.
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, D. 2018. Pengaruh Modal Usaha, Orientasi Pasar, Dan Orientasi


Kewirausahaan Terhadap Kinerja UKM Kota Makassar. Jurnal Manajemen,
Ide, Inspirasi (MINDS). Vol 5(1), 99.
Anomsari, A., L. Setyowati., dan A. Kadarningsih. 2013. Peningkatan Dan
Pemberdayaan Strategi Untuk Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah Melalui
Program Pengembangan Dan Pelatihan Departemen Koperasi Dan Usaha
Kecil Menengah Jawa Tengah. Jurnal Sustainable Competitive Advantage.
Vol 3(1), 1-14.
Apriyanti, A. N. dan Kirwani. 2013. Analisis perkembangan modal dan
pendapatan usaha koperasi dalam rangka meningkatkan sisa hasil usaha di
KPRI Harapan Mojokerto. Jurnal Pendidikan Ekonomi (JUPE). Vol 1 (3):1-
19.
Dewi, K. T. 2013. Kemitraan Masyarakat Peternak Sapi Perah Dengan KUD
BATU Dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Peternak Sapi Perah.
Jurnal Administrasi Publik. Vol 1(4), 73-82.
Dina, A. P., dan P. Prasetiono. 2019. Pengaruh Pendapatan Masyarakat, Penetrasi
Geografis Perbankan, Penetrasi Demografis Perbankan, Penggunaan
Rekening Kredit Dan Penggunaan Rekening DPK Bank Umum Terhadap
Kredit UMKM Di Indonesia Periode tahun 2013-2017. Diponegoro Journal
of Management. Vol 8 (4), 28-42.
Firdausi, C. M. 2018. Koperasi Dalam Sistem Perekonomian Indonesia. Jakarta :
Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Gade, M. 2005. Teori Akuntansi. Jakarta: Almahira.
Hartono, Budi. (2011). Upaya Peningkatan Ekonomik Rumah Tangga Peternak
Sapi Perah. Malang : UB Press.
Hastuti, P., N. Agus, P. Agung, H. Abdurrozzaq, A. Handy, I. F. Anisa, Tasnim,
S. Andriasana, K. S. Irwan, H. S. Didin, dan Janner, S. 2020. Kewirausahaan
Dan UMKM. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Hidayat, A. R. 2020. Analisis Kerja Keuangan Pada Koperasi Primkoppol Polres
Sinjai Polda Sulawesi Selatan. Economics Bosowa, Vol. 5 (1), 203-217.
Ilmi, N. 2013. Upaya Sahabat UKM Syariah Cabang Sukajadi Pekanbaru Dalam
Memajukan Usaha Kecil dan Menengah Melalui Penyaluran Pembiayaan
Ditinjau Menurut Ekonomi Islam. Doctoral dissertation, Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Inayah, N., Kirya, I. K., & Suwendra, I. W. (2014). Pengaruh Kredit Modal Kerja
terhadap Pendapatan Bersih Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Sektor
Formal. Jurnal Manajemen Indonesia, 2(1).
Irmawati, S., D. Damelia., dan D. W. Puspita. 2013. Model Inklusi Keuangan
Pada UMKM Berbasis Pedesaan. JEJAK: Jurnal Ekonomi dan Kebijakan.
Vol 6 (2): 103-213.
Kholid, I., S. M. Rahayu., dan F. Yaningwati. 2014. Penilaian Kesehatan Koperasi
Simpan Pinjam Berdasarkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia Nomor 14/Per/M. Kukm/Xii/2009 (Studi Pada
Koperasi Simpan Pinjam Adi Wiyata Mandiri Kab. Blitar). Jurnal
Administrasi Bisnis. Vol 15 (2), 1-6.
Kurniawan, I. G. H. 2013. Tindakan Koperasi Simpan Pinjam Yang
Mengakibatkan Perbuatan Tindak Pidana. Jurnal Lex. Vol 10 (1), 1-7.
Mulyasari, M. A. (2018). Analisis prosedur pembukaan dan penutupan rekening
serta perhitungan bagi hasil simpanan sukarela lancar pada Bmt Fosilatama
Banyumanik Semarang (doctoral dissertation, fakultas ekonomi unissula).
Prihatini, D. (2011). Pemeringkatan koperasi dalam konteks pemberdayaan
koperasi. BISMA: Jurnal Bisnis dan Manajemen, 5(1).
Rachmatika, E. D., Topowijono., dan N. Sudjana. 2015. Analisis Efektivitas
Pengelolaan Modal Kerja Dalam Rangka Meningkatkan Profitabilitas (Studi
Kasus Pada Koperasi Wanita Serba Usaha “Setia Budi Wanita” Jawa Timur
Periode 2012-2014). Jurnal Administrasi Bisnis. Vol 27 (1), 1-9.
Riyanto, N., R. A. Simatupang dan L. S. Bopeng. 2016. Struktur modal pada
usaha mikro kecil dan menengah di Kabupaten Manokwari. JRMB. Vol 11
(1):1-18.
Rohmansyah, T., Sudarijati. 2017. Pengaruh Modal Sendiri dan Modal Pinjaman
Terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Kota Sukabumi. Jurnal
Visionida. Vol 3 (2), 55-67.
Safanah, E. 2018. Sumber Modal Pada Usaha Kecil Makanan Ringan Desa
Kelangonan Gresik. JRE: Jurnal Riset Enterpreneurship. Vol 1 (2): 68.
Saragih, I. P., & Nasution, S. H. (2015). Nalisis Pengaruh Modal Sendiri Dan
Modal Pinjaman Kredit Usaha Rakyat (Kur) Terhadap Pendapatan Pengusaha
Umkm Kabupaten Toba Samosir: Studi Kasus Pt Bank Sumut Cabang
Balige. Jurnal Ekonomi dan Keuangan. 3 (7) : 393-407.
Supra, D. 2019. Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Aspek Permodalan
Koperasi. Jurnal Ilmiah Akuntansi Rahmaniyah. Vol 2 (1): 66-81.
Susilo, E. 2013. Peran Koperasi Agribisnis Dalam Ketahanan Pangan Di
Indonesia. Jurnal Dinamika Ekonomi Dan Bisnis. Vol 10 (1), 95-104.
Wuisang, J. R. H. 2019. Konsep kewirausahaan dan UMKM. Sulawesi Utara:
Yayasan Makaria Waya.
Yuliani, N., Roosdiana., dan S. Aisyah. 2017. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Sisa Hasil Usaha Koperasi Syariah Masjid Di Bandung. Jurnal Keuangan dan
Perbankan. Vol 13 (2), 110-119.
LAMPIRAN
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai