Resume Materi Pasar Modal Syariah
Resume Materi Pasar Modal Syariah
Resume Materi Pasar Modal Syariah
Kegiatan pasar modal di Indonesia diatur dalam Undang-Undang No.8 Tahun 1995
(UUPM). Pasal 1 butir 13 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 menyatakan bahwa pasar
modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan efek dalam UUPM Pasal 1 butir 5 dinyatakan
sebagai surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham
obligasi, tanda bukti hutang, unit penertaan kontrak investasi kolektif, kontrak kegiatan
berjangka atas efek, dan setiap derivatif efek.
Di Indonesia, perkembangan instrument syariah dipasar modal sudah terjadi sejak tahun
1997. Diawali dengan lahirnya reksa dana syariah yang diprakarsai dana reksa pada tanggal 3
juli 1997. Selanjutnya, PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ) bersama dengan PT. Dana Reksa
Invesment Management (DIM) meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) pada tanggal 03 juli
2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya secara
syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal telah disediakan saham-saham
yang dapat dijadikan sarana berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah. Penentuan kriteria
dari komponen JII tersebut disusun berdasarkan persetujuan dari Dewan Pengawas Syariah
DIM (Invesment Manajemen). Selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar modal terus
bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk pada awal September 2002.
Instrumen ini merupakan Obligasi Syariah pertama dan akad yang digunakan adalah akad
mudharabah.
Sejarah Pasar Modal Syariah juga dapat ditelusuri dari perkembangan institusional yang
terlibat dalam pengaturan Pasar Modal Syariah tersebut. Perkembangan tersebut dimulai dari
MoU antara Bapepam dan DSN-MUI pada tanggal 14 Maret 2003. MoU menunjukkan
adanya kesepahaman antara Bapepam dan DSN-MUI untuk mengembangkan pasar modal
berbasis syariah di Indonesia.
Perkembangan Pasar Modal Syariah mencapai tonggak sejarah baru dengan disahkannya
UU Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada tanggal 7
Mei 2008. Undang-undang ini diperlukan sebagai landasan hukum untuk penerbitan surat
berharga syariah negara atau sukuk negara. Pada tanggal 26 Agustus 2008 untuk pertama
kalinya Pemerintah Indonesia menerbitkan SBSN seri IFRO001 dan IFRO002.
Pasar modal menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal pasal 1
ayat (12) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan
efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang di terbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan yang di maksud dengan efek pasal 1 ayat (5)
adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham,
obligasi, tanda bukti, utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka
atas efek, dan derivative dari efek.
Tjipto Darmadji dkk, pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan
jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal
sendiri.
Y. Sri Susilo dkk, pasar modal (capital market) adalah pasar keuangan untuk dana-dana
jangka panjang dan merupakaan pasar yang kongkret.
Dengan demikian, pasar modal secara umum merupakan suatu tempat bertemunya para
penjual dan pembeli untuk melaksanakan transaksi dalam rangka memperoleh modal.
Sedangkan pasar modal syariah secara sederhana dapat diartikan sebagai pasar modal yang
menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan terlapas dari hal-
hal yag dilarang seperti riba, perjudian, spekulasi, dan lain-lain.
Pasar modal syariah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya terutama
mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya telah
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Sedangkan yang dimaksud dengan efek syariah adalah
efek sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal
yang akad, pengelolaan perusahaan, maupun cara penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip
syariah.
Menjadikan pasar modal syariah sebagai sarana pembiayaan bagi pemeritah dan
sektor suasta, serta sebagai sarana investasi pilihan masyarakat.
Mewujudkan pasar modal syariah yang tumbuh, stabil, berkelanjutan, dan akuntabel.
Mewujudkan sember daya manusia dipasar modal syariah yang berkualitas dan
amanah.
Beberapa akad yang digunakan dalam industri pasar modal syariah sebagaimana
dalam peraturan OJK Nomor 53/POJK.04/2015 tentang akad yang digunakan dalam
penerbitan efek syariah di pasar modal adalah sebagai berikut :
a. Ijarah adalah perjanjian (akad) antara pihak pemberi sewa/pemberi jasa (mu’jir)dan
pihak penyewa/pengguna jasa (musta’jir) untuk memindahkan hak guna(manfaat)
atas suatu objek Ijarah yang dapat berupa manfaat barang dan/atau jasa dalam waktu
tertentu dengan pembayaran sewa dan/atau upah (ujrah) tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan objek Ijarah itu sendiri.
b. Istishna adalah perjanjian (akad) antara pihak pemesan/pembeli (mustashni’) dan
pihak pembuat/penjual (shani’) untuk membuat objek Istishna yang dibelioleh pihak
pemesan/pembeli (mustashni’) dengan kriteria, persyaratan, dan spesifikasi yang telah
disepakati kedua belah pihak.
c. Kafalah adalah perjanjian (akad) antara pihak penjamin (kafiil/guarantor) danpihak
yang dijamin (makfuul ‘anhu/ashiil/orang yang berutang) untukmenjamin kewajiban
pihak yang dijamin kepada pihak lain (makfuullahu/orang yang berpiutang).
d. Mudharabah (qiradh) adalah perjanjian (akad) kerjasama antara pihak pemilikmodal
(shahib al-mal) dan pihak pengelola usaha (mudharib) dengan carapemilik modal
(shahib al-mal) menyerahkan modal dan pengelola usaha(mudharib) mengelola modal
tersebut dalam suatu usaha.
e. Musyarakah adalah perjanjian (akad) kerjasama antara dua pihak atau lebih(syarik)
dengan cara menyertakan modal baik dalam bentuk uang maupunbentuk aset lainnya
untuk melakukan suatu usaha.
f. Wakalah adalah perjanjian (akad) antara pihak pemberi kuasa (muwakkil) dan pihak
penerima kuasa (wakil) dengan cara pihak pemberi kuasa (muwakkil) memberikan
kuasa kepada pihak penerima kuasa (wakil) untuk melakukan tindakan atau perbuatan
tertentu
Produk dan jasa syariah yang terdapat dipasar modal pada dasarnya hampir sama
dengan yang terdapat pada pasar modal secara umumnya. Yang membedakan adalah,
produk dan jasa tersebut tidak bertentangan dengan prinsip syariah dipasar modal.
1) Saham Syariah
Secara konsep, saham merupakan surat bukti pernyataan modal pada perusahaan
dan dengan bukti peyertaan tersebut pemegang saham berhak untuk mendapatkan
bagian hasil dari usaha perusahaan tersebut. Maka secara konsep, saham merupakan
efek yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Suatu saham dapat
dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut diterbitan oleh :
a. Emiten/perusahaan publik yang secara jelas menyatakan dalam anggaran dasarnya
bahwa kegiatan usaha emiten/perusahaan publik tersebut sesuai dengan prinsip
syariah; atau
b. Emiten atau perusahaan publik yang tidak menyatakan dalam anggaran dasar
bahwa kegiatan usaha emiten atau perusahaan publik tersebut tida bertentangan
dengan prinsip syariah di pasar modal, namun memenuhi kriteria sebagai berikut :
a) Tidak melakukan kegiatan usaha sebagai berikut :
Perjudian dan permainan yang tergolong judi
Perdagangan yang dilarang menurut syariah (contoh: perdagangan yang
tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa dan perdangangan dengan
penawaran/permintaan palsu)
Jasa keungan ribawi (contoh: bank berbasis bunga dan perusahaan
pembiayaan berbasis bunga)
Jual beli resiko yang mengandung unsur ketidakpastian dan/atau judi
(contoh: asuransi konvensional)
Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/ atau
menyediakan antara lain : barang atau jasa haram zatnya; barang atau jasa
haram; barang atau jasa barang haram bukan karena zatnya yang
ditetapkan oleh DSN-MUI; dan/ atau barang atau jasa yang merusak moral
dan/ atau bersifat mudarat;
melakukan transaksi yang mengandung unsur suap.
b) Memenuhi rasio keuangan sebagai berikut;
Total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total aset tida lebih
dari 45%; atau
2) Sukuk Korporasi
Sukuk adalah efek syariah atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan
mewakili bagian yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas aset yang
mendasarinya (underlying asset). Underlying asset yang digunakan dalam penerbitan
sukuk dapat terdiri atas:
a. Aset berwujud tertentu;
b. Nilai manfaat atas aset berwujud tertentu baik yang sudah ada maupun yang akan
ada;
c. Jasa yang sudah ada maupun yang akan ada;
d. Aset proyek tertentu; dan/atau
Dalam pemilihan jenis reksa dana syariah yang tepat, investor wajib mengetahui
besar kescilnya risiko yang berbanding lurus dengan besar kecilnya retrun yang akan
diterima. Risiko yang dapat terjadi dalam berinvestasi di reksa dana syariah tersebut
antara lain adalah risiko berkurangnya nilai unit penyertaan, risiko likuiditas, risiko
wanprestasi, serta risiko kondisi politik dan ekonomi.
ETF Syariah merupakan reksa dana syariah yang dapat diperjual belikan dibursa
efek sebagaimana saham. ETF Syariah merupakan produk yang terdiri dari
sekumpulan efek yang sesuai dengan prinsip syariah dan biasanya memiliki indeks
acuan. Pasar modal syariah telah memiliki ETF Syariah yaitu ETF JII (XIJI) yang
mengacu pada JII.
Jasa Syariah dipasar modal, selain produk yang telah disebutkan diatas, terdapat pula
jasa/layanan syariah dipasar modal, yaitu :
SOTS ini adalah sistem perdagangan saham secara online, dimana saham-saha
yang ditransaksikan adalah saham-saham yang memenuhi prinsip syariah. Selain itu
mekanisme transaksi yang digunakan adalah sesuai dengan prinsip syariah, sehingga
jika investor ingin bertransaksi dengan cara yang bertentangan dengan prinsip
syariah, maka sistem akan memblock secara otomatis. Contoh transaksi yang
bertentangan dengan prinsip syariah adalah margin, trading dan short selling.
2) Layanan Kustodian Syariah
Layanan Kustodian Syariah merupakan layanan yang dapat diberikan oleh bank
umum dalam produk investasi syariah (seperti Reksa Dana Syariah Dan Efek
Beragun Asset Syariah) berupa jasa penitipan efek syariah, penyelesaian transaksi
efek syariah, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.
Layanan Wali Amanat Syariah merupakan layanan yang dapat diberikan oleh
bank umum dalam penerbitan sukuk yaitu sebagai pihak yang mewakili kepentingan
pemegang sukuk, baik didalam maupun diluar pengadilan.
1. Pengertian
Jakarta Islamic indeks yaitu indeks saham Syariah yang pertama kali diluncurkan di
pasar modal pada tanggal 3 juli 2000 dan merupakan salah satu tiga indeks saham
Syariah yaitu indeks saham Syariah Indonesia ( ISSI ) dan Jakarta Islamic index 70
( JII70 ).
2. Tujuan
a. Untuk menghitung indeks rata rata saham, khususnya saham yang berbasis Syariah
b. Untuk meningkatkan kepercayaan investor melakukan investasi pada saham berbasis
Syariah
c. Memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syariah Islam untuk
melakukan investasi di bursa efek.
a. Saham Syariah yang masuk dalam konstituen ISSI telah tercatat selama 6 bulan
terakhir
b. Dipilih 60 saham berdasarkan urutan rata- rata kapitalisasi pasar tertinggi selama 1
tahun terakhir
c. Dipilih 30 saham berdasarkan rata – rata nilai transaksi harian di pasar regular
tertinggi
Jakarta Islamic center mengalami kenaikan 5,81 % dari awal tahun 2021 dan
dianggap lebih besar daripada penguatan Indeks Saham Harga Gabungan yang naik 4,66
% dan indeks LQ45 yang tumbuh 4,75% ytd. Hal ini bisa terjadi bahwa Jakarta Islamic
center mengalami penguatan lebih tinggi karena kenaikan sector mining yang memiliki
bobot lebih kecil pada indeks saham harga gabungan, namun cukup signifikan pada JII.
Beberapa saham dengan kenaikan tertinggi dari indeks tersebut yaitu PT Aneka
Tambang dengan kenaikan 34,37 %, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia dengan penguatan
30,96 % , dan PT Vale Indonesia dengan kenaikan 27,45 %.