Makalah Rangkaian Listrik

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

RANGKAIAN LISTRIK

NAMA : ERWIN SABEN

NIM : 16517007
DAFTAR ISI

MAKALAH.......................................................................................................................1
RANGKAIAN LISTRIK...................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................1
KATA PENGHANTAR.....................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN................................................................................................................4
A. HUKUM OHM.........................................................................................................4
B. HUKUM KIRCHOFF.............................................................................................10
BAB III............................................................................................................................13
PENUTUP.......................................................................................................................13
A. KESIMPULAN.......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14

1
KATA PENGHANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karna
pertolongan-Nya Makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini
membahas tentang Hukum Ohm dan Hukum Kirchoof, baik itu rumus, kegunaan
maupun aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Dihara;pkan makalah ini dapat
digunakan untuk membantu masalah dalam perhitunganperhitungan pada
rangkaian listrik.

Fakfak 3 Oktober 2021

Erwin Saben

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam dunia listrik banyak sekali yang harus di perhatikan salah satunya
adalah hukumhukum tentang listrik,di antaranya adalah hukum ohm dan hukum
kirchoff, untuk itu dalam makalah ini akan di jelaskan ,agar dalam pengukuran
arus listrik tidak terjadi kesalahan. Dimana Hukum Ohm merupakan hukum dasar
rangkaian listrik yang menyatakan hubungan antara kuat arus dan beda potensial
listrik dalam satu rangkaian listrik tertutup pada temperatur konstan.Serta Hukum
Kirchoff adalah suatu peraturan atau hukum yang mengatur tentang jalanya arus
dan jumlah tegangan dalam suatu rangkaian arus listrik yang mempunyai lebih
dari satu sumber gaya gerak listrik yang berbeda kekuatannya.jadi intinya hukum
kirchoff ini mengatur jumlah arus dan tegangan yang masuk dan yang keluar.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengetahui hukum ohm dalam kelistrikan.
2. Bagaimana mengetahui hukum kirchoff.

C. Tujuan
Adapun tujuan yang akan dicapai: 1.Untuk mengetahui Hukum Ohm pada
rangkaian listrik. 2.Untuk mengetahui Hukum Kirchoff pada rangkaian listrik.

D. Manfaat
Agar kita bisa menambah wawasan tentang Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. HUKUM OHM
Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik terjadi ketika sebuah penghantar
mampu dialiri electron bebas secara terus menerus. Aliran yang terus-menerus
ini yang disebut dengan arus, dan sering juga disebut dengan aliran, sama
halnya dengan air yang mengalir pada sebuah pipa. Untuk menemukan arti dari
ketetapan dari persamaan dalam rangkaian ini, kita perlu menentukan sebuah
nilai layaknya kita menentukan nilai masa, isi, panjang dan bentuk lain dari
persamaan fisika. Standard yang digunakan pada persamaan tersebut adalah
arus listrik, tegangan ,dan hambatan. Symbol yang digunakan adalah standar
alphabet yang digunakan pada persamaan aljabar.Standar ini digunakan pada
disiplin ilmu fisika dan teknik, dan dikenali secara internasional. Setiap unit
ukuran ini dinamakan berdasarkan nama penemu listrik. Amp dari orang
perancis Andre M. Ampere, volt dari seorang Italia Alessandro Volta, dan ohm
dari orang german Georg Simon ohm. Simbol matematika dari setiap satuan
sebagai berikut “R” untuk resistance (Hambatan), V untuk voltage (tegangan),
dan I untuk intensity (arus), standard symbol yang lain dari tegangan adalah E
atau Electromotive force. Simbol V dan E dapat dipertukarkan untuk beberapa
hal, walaupun beberapa tulisan menggunakan E untuk menandakan sebuah
tegangan yang mengalir pada sebuah sumber ( seperti baterai dan generator)
dan V bersifat lebih umum. Satuan dan symbol dari satuan elektro ini menjadi
sangat penting diketahui ketika kita mengeksplorasi hubungan antara mereka
dalam sebuah rangkaian.Yang pertama dan mungkin yang sangat penting
hubungan antara tegangan, arus dan hambatan ini disebut hokum ohm.
Ditemukan oleh Georg Simon Ohm dan dipublikasikannya pada sebuah paper
pada tahun 1827, The Galvanic Circuit Investigated Mathematically. Prinsip
ohm ini adalah besarnya arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar
metal pada rangkaian, ohm menemukan sebuah persamaan yang simple,

4
menjelaskan bagaimana hubungan antara tegangan, arus, dan hambatan yang
saling berhubungan. Kadang kalanya kita ingin mengetahui berapa tegangan,
kuat arus, dan nilai hambatan suatu rangkaian.Dalam hal ini pengukuran sangat
perlu.Kita dapat menggunakan alat-alat pengukur pada rangkaian listrik seperti
voltmeter untuk mengukur tegangan, amperemeter untuk mengukur besar kuat
arus suatu rangkaian, serta ohmmeter untuk mengukur hambatan.Untuk
mengetahui nilai resistansi (hambatan) suatu resistor, kita dapat mngukur dari
gelang warna yang terdapat pada badan resistor, mengukurnya secara langsung,
maupun menggunakan suatu rangkaian tertutup yang terdiri dari voltmeter dan
amperemeter.
1. Arus Listrik Arus listrik adalah gerakan atau muatan arus listrik.Arus listrik
merupakan banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu.
Muatan listrik bisa mengalir melalui kabel atau penghantar listrik lainnya.
Arus listrik dapat terjadi karena muatan positif yang bergerak ataupun
karena muatan negative yang bergerak.Arah arus listrik adalah arah aliran
muatan positif. Besar kuat arus adalah:
I = Q T Di mana :
I = kuat arus (Ampere) Q = muatan listrik (Coulomb) T = waktu (detik)
2. Tegangan Listrik Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah
perbedaan potensi listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dinyatakan
dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi potensial sebuah medan
listrik untuk menyebabkan aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik.
Tergantung pada perbedaan potensi listrik satu tegangan listrik dapat
dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi. Besarnya
suatu tegangan listrik adalah :
V = I .R Di mana :
V = tegangan listrik (volt) I = kuat arus (ampere) R = hambatan (ohm)
3. Hambatan Listrik Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan
listrik dari suatu komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik
yang melewatinya. Hambatan listrik dapat dirumuskan sebagai berikut:

5
R = VI di mana :
V : Tegangan I : Kuat arus
Satuan SI untuk Hambatan adalah Ohm (R).Resistor adalah komponen
elektronik dua saluran yang didesain untuk menahan arus listrik dengan
memproduksi penurunan tegangan diantara kedua salurannya sesuai dengan
arus yang mengalirinya.Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring
elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang
paling sering digunakan.Resistor dapat dibuat dari bermacam macam
komponen dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan
resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang
dapat diboroskan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah listrik, dan
induktansi. Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan
sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu.Ukuran dan letak kaki bergantung pada
desain sirkuit, resistor harus cukup besar secara fisik agar tidak menjadi terlalu
panas saat memboroskan daya. Hambatan listrik (R) juga dipengaaruhi oleh
pengaruh panjang penghantar (l), luas penampang (A), dan hambatan jenis (p).
R = p1/A.
Resistor aksial biasanya menggunakan pola pita warna untuk menunjukkan
resistansi. Resistor pasang-permukaan ditandas secara numerik jika cukup
besar untuk dapat ditandai, biasanya resistor ukuran kecil yang sekarang
digunakan terlalu kecil untuk dapat ditandai. Kemasan biasanya cokelat muda,
cokelat, biru, atau hijau, walaupun begitu warna lain juga mungkin, seperti
merah tua atau abu-abu. Resistor awal abad ke-20 biasanya tidak diisolasi, dan
dicelupkan ke cat untuk menutupi seluruh badan untuk pengkodean warna.
Warna kedua diberikan pada salah satu ujung, dan sebuah titik (atau pita)
warna di tengah memberikan digit ketiga. Aturannya adalah “badan, ujung,
titik” memberikan urutan dua digit resistansi dan pengali desimal. Toleransi
dasarnya adalah ±20%.Resistor dengan toleransi yang lebih rapat
menggunakan warna perak (±10%) atau emas (±5%) pada ujung

6
lainnya.Identifikasi empat pita adalah skema kode warna yang paling sering
digunakan.Ini terdiri dari empat pita warna yang dicetak mengelilingi badan
resistor.Dua pita pertama merupakan informasi dua digit harga resistansi, pita
ketiga merupakan pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit
resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi. Kadang-
kadang pita kelima menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus dibedakan
dengan sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi.
Identifikasi lima pita digunakan pada resistor presisi (toleransi 1%, 0.5%,
0.25%, 0.1%), untuk memberikan harga resistansi ketiga. Tiga pita pertama
menunjukkan harga resistansi, pita keempat adalah pengali, dan yang kelima
adalah toleransi.
Resistor lima pita dengan pita keempat berwarna emas atau perak kadang-
kadang diabaikan, biasanya pada resistor lawas atau penggunaan khusus. Pita
keempat adalah toleransi dan yang kelima adalah koefisien suhu.Pada dasarnya
semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan seperti tembaga,
perak, emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil.
Bahan-bahan tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga
dinamakan konduktor.
Kebalikan dari bahan yang konduktif, bahan material seperti karet, gelas,
karbon memiliki resistansi yang lebih besar menahan aliran elektron dan
disebut sebagai insulator.Bagaimana prinsip konduksi, dijelaskan pada artikel
tentang semikonduktor.Resistor adalah komponen dasar elektronika yang
digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian.
Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari
bahan karbon .Dari hukum Ohms diketahui, resistansi berbanding terbalik
dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya.Satuan resistansi dari suatu
resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol W (Omega).Tipe
resistor yang umum adalah berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga di kiri
dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna
untuk memudahkan pemakai mengenali besar resistansi tanpa mengukur
besarnya dengan Ohmmeter. Kode warna tersebut adalah standar manufaktur

7
yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association) seperti yang
ditunjukkan pada tabel berikut. Resistansi dibaca dari warna gelang yang
paling depan ke arah gelang toleransi berwarna coklat, merah, emas atau perak.
Biasanya warna gelang toleransi ini berada pada badan resistor yang paling
pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol, sedangkan warna gelang
yang pertama agak sedikit ke dalam. Dengan demikian pemakai sudah
langsung mengetahui berapa toleransi dari resistor tersebut. Kalau anda telah
bisa menentukan mana gelang yang pertama selanjutnya adalah membaca nilai
resistansinya. Jumlah gelang yang melingkar pada resistor umumnya sesuai
dengan besar toleransinya Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau
20% memiliki 3 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Tetapi resistor
dengan toleransi 1% atau 2% (toleransi kecil) memiliki 4 gelang (tidak
termasuk gelang toleransi). Gelang pertama dan seterusnya berturut-turut
menunjukkan besar nilai satuan, dan gelang terakhir adalah faktor pengalinya.
Warna Pita Pertama Pita Kedua Pita ketiga (Pengali) Pita keempat (Toleransi)
Pita kelima (Koefisien Suhu). Tabel nilai gelang warna pada resistor.
No Warna Gelang Nilai Pengali Toleansi
1 Hitam 0 1 2
2 Cokelat 1 10 ±1%
3 Merah 2 100 ±2%
4 Jingga 3 1000
5 Kuning 4 10000
6 Hijau 5 100000
7 Biru 6 1000000
8 Ungu 7 10000000
9 Abu-abu 8 100000000
10 Emas ±5%
11 Perak ±10%
12 Tanpa Warna ±20%

Misalnya resistor dengan gelang kuning, violet, merah dan emas.Gelang


berwarna emas adalah gelang toleransi.Dengan demikian urutan warna gelang
resitor ini adalah, gelang pertama berwarna kuning, gelang kedua berwana
violet dan gelang ke tiga berwarna merah. Gelang ke empat tentu saja yang
berwarna emas dan ini adalah gelang toleransi. Dari tabel1 diketahui jika

8
gelang toleransi berwarna emas, berarti resitor ini memiliki toleransi 5%.Nilai
resistansisnya dihitung sesuai dengan urutan warnanya.Pertama yang dilakukan
adalah menentukan nilai satuan dari resistor ini.Karena resitor ini resistor 5%
(yang biasanya memiliki tiga gelang selain gelang toleransi), maka nilai
satuannya ditentukan oleh gelang pertama dan gelang kedua. Masih dari tabel-
1 diketahui gelang kuning nilainya = 4 dan gelang violet nilainya = 7. Jadi
gelang pertama dan kedua atau kuning dan violet berurutan, nilai satuannya
adalah 47. Gelang ketiga adalah faktor pengali, dan jika warna gelangnya
merah berarti faktor pengalinya adalah 100. Sehingga dengan ini diketahui
nilai resistansi resistor tersebut adalah nilai satuan x faktor pengali atau 47 x
100 = 4.7K Ohm dan toleransinya adalah 5%. Spesifikasi lain yang perlu
diperhatikan dalam memilih resitor pada suatu rancangan selain besar resistansi
adalah besar watt-nya. Karena resistor bekerja dengan dialiri arus listrik, maka
akan terjadi disipasi daya berupa panas sebesar W=I2R watt. Semakin besar
ukuran fisik suatu resistor bisa menunjukkan semakin besar kemampuan
disipasi daya resistor tersebut. Umumnya di pasar tersedia ukuran 1/8, 1/4, 1, 2,
5, 10 dan 20 watt. Resistor yang memiliki disipasi daya 5, 10 dan 20 watt
umumnya berbentuk kubik memanjang persegi empat berwarna putih, namun
ada juga yang berbentuk silinder.Tetapi biasanya untuk resistor ukuran jumbo
ini nilai resistansi dicetak langsung dibadannya, misalnya 100W5W.
Berdasarkan penggunaannya, resistor dapat dibagi: 1.Resistor Biasa (tetap
nilainya), ialah sebuah resistor penghambat gerak arus, yang nilainya tidak
dapat berubah, jadi selalu tetap (konstan). Resistor ini biasanya dibuat dari
nikelin atau karbon. 2.Resistor Berubah (variable), ialah sebuah resistor yang
nilainya dapat berubah-ubah dengan jalan menggeser atau memutar toggle
pada alat tersebut. Sehingga nilai resistor dapat kita tetapkan sesuai dengan
kebutuhan.Berdasarkan jenis ini kita bagi menjadi dua, Potensiometer, rheostat
dan Trimpot (Trimmer Potensiometer) yang biasanya menempel pada papan
rangkaian (Printed Circuit Board, PCB). 3.Resistor NTC dan PTS, NTC
(Negative Temperature Coefficient), ialah Resistor yang nilainya akan
bertambah kecil bila terkena suhu panas. Sedangkan PTS (Positife Temperature

9
Coefficient), ialah Resistor yang nilainya akan bertambah besar bila
temperaturnya menjadi dingin. 4.LDR (Light Dependent Resistor), ialah jenis
Resistor yang berubah hambatannya karena pengaruh cahaya. Bila cahaya
gelap nilai tahanannya semakin besar, sedangkan cahayanya terang nilainya
menjadi semakin kecil.
Penerapan Hukum Ohm dalam Kehidupan Sehari-hari Dalam kehidupan
sehari-hari ada banyak jenis contoh penerapan hukum ohm, salahsatunya Bola
Lampu rumah yang dapat menyala karena diberi tegangan (v) sehingga listrik
teraliri ke filamen dan lampu dapat menyala.Tegangan Komponen listrik
seperti lampu haruslah disesuaikan dengan tegangan yang dibutuhkan pada
lamputersebut. Jika lampu 220 V diberi tegangan 110 V, filamen lampu akan
dialiri oleh arus yang lebih kecil dari seharusnya sehingga lampu 220 V
tersebut menyaka dengan redup. Sebaliknya jika lampu 110 V diberi tegangan
200 V, filamen lampu akan dialiri oleh arus yang terlalu besar dari yang
seharusnya sehingga lampu 110 V filamennya terbakar. Jadi intinya kita harus
paham, jika kita mempunyai alat elektronik, kita harus memperhatikan
tegangan yg ada di rumah kita dengan alat elektronik tersebut.

B. HUKUM KIRCHOFF
Gustaf Robert Kirchoff adalah seorang fisikawan jerman yang
berkontribusi pada pemahaman konsep dasar teori rangkaian listrik,
spektroskopi, dan emisi radiasi benda hitam yang dihasilkan oleh benda-benda
yang dipanaskan.Dalam kelistrikan, sumbangan utamanya adalah dua hukum
dasar rangkaian, yang kita kenal sekarang dengan Hukum I dan Hukum II
Kirchoff. Kedua hukum dasar rangkaian ini sangat bermanfaat untuk
menganalisis rangkaian-rangkaian listrik majemuk yang cukup rumit. Akan
tetapi sebagian orang menyebut kedua hukum ini dengan Aturan Kirchoff,
karena dia terlahir dari hukum-hukum dasar yang sudah ada sebelumnya, yaitu
hukum kekekalan energi dan hukum kekekalan muatan listrik. Untuk
memecahkan persoalan-persoalan rangkaian yang rumit; yaitu rangkaian yang
terdiri dari beberapa buah sumber tegangan atau sumber arus serta beberapa
buah hambatan/beban maka dipergunakan hukum-hukum rangkaian,

10
diantaranya hukum Kirchoff. Hukum Kirchoff adalah suatu peraturan atau
hukum yang mengatur tentang jalanya arus dan jumlah tegangan dalam suatu
rangkaian arus listrik yang mempunyai lebih dari satu sumber gaya gerak
listrik yang berbeda kekuatannya.jadi intinya hukum kirchoff ini mengatur
jumlah arus dan tegangan yang masuk dan yang keluar. Hukum-hukum
Kirchhoff ada dua, yaitu Hukum I Kirchhoff dan Hukum II Kirchhoff :
1. Hukum Kirchoff I Hukum I kirchhoff berbunyi sebagai berikut.
“Pada rangkaian listrik bercabang, jumlah kuat arus yang masuk pada suatu
titik percabangan sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik itu ”
Aturan Kirchhoff yang pertama adalah suatu pernyataan tentang kekekalan
muatan listrik.Semua muatan yang memasuki titik tertentu dalam sebuah
rangkaian harus keluar dari titik tersebut karena muatan tidak dapat
bertambah pada sebuah titik. Hukum I Kirchhoff secara matematis dapat
dituliskan sebagai berikut :
I masuk = I keluar
Gambar 1 Dari gambar 1, dengan memasang amperemeter pada masing-
masing cabang dapat dibuktikan bahwa: I = I1 + I2 +l 3 = I
Perhatikan contoh berikut ini. Gambar 2 Bila P adalah titik cabangnya,
maka : i1+ i2 + i3 = i4 + i5.
2. Hukum Kirchoff II Hukum Kirchoff II ini berbunyi :
“Pada rangkaian tertutup , total beda potensial nya sama dengan nol”
Dirumuskan:
V + IR = 0
Yang dimaksud dengan IR yaitu besarnya tegangan dari hasil kali antara
besarnya arus dengan hambatan yang dilalui. apabila tegangan V diberi
tanda positif, maka besarnya tegangan IR harus diberi tanda negatif.
Sehingga : + V – IR = 0
Hukum-hukum Sirkuit Kirchhoff 1. Hukum Arus Kirchhoff “Arus yang
memasuki titik percabangan sama besar dengan arus yang meninggalkan
titik tersebut. “Hukum percabangan Kirchhoff atau KCL (Kirchhoff's
Current Law). Prinsip dari kekekalan muatan listrik mengatakan bahwa:

11
“Pada setiap titik percabangan dalam sirkuit listrik, jumlah dari arus yang
masuk kedalam titik itu sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik
tersebut. atau Jumlah total arus pada sebuah titik adalah nol.”
KVL (Kirchhoff's Voltage Law) Prinsip kekekalan energi mengatakan
bahwa: Jumlah terarah (melihat orientasi tanda positif dan negatif) dari beda
potensial listrik (tegangan) di sekitar sirkuit tertutup sama dengan nol. Atau
secara lebih sederhana, jumlah dari emf dalam lingkaran tertutup ekivalen
dengan jumlah turunnya potensial pada lingkaran itu. atau Jumlah hasil kali
resistansi konduktor dan arus pada konduktor dalam lingkaran tertutup sama
dengan total emf yang ada dalam lingkaran (loop) itu. Penerapan dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam kehidupan sehari-hari, kadang kita harus memasang lampu-lampu
secara seri, tetapi dalam keadaan yang lain kita harus memasang lampu
secara paralel. Kuat arus listrik dalam suatu rangkaian tak bercabang,
besarnya selalu sama. Lampu-lampu di rumah kita pada umumnya terpasang
secara paralel. Pada kenyataannya rangkaian listrik biasanya terdiri banyak
hubungan sehingga akan terdapat banyak cabang maupun titik simpul. Titik
simpul adalah titik pertemuan dua cabang atau lebih. Penyelesaian dalam
masalah rangkaian listrik yang terdapat banyak cabang atau simpul itu maka
digunakan Hukum I dan II Kirchhoff.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hukum Ohm merupakan hukum dasar rangkaian listrik yang menyatakan
hubungan antara kuat arus dan beda potensial listrik dalam satu rangkaian

12
listrik tertutup pada temperatur konstan. 2. Hukum Kirchoff adalah suatu
peraturan atau hukum yang mengatur tentang jalanya arus dan jumlah tegangan
dalam suatu rangkaian arus listrik yang mempunyai lebih dari satu sumber
gaya gerak listrik yang berbeda kekuatannya.jadi intinya hukum kirchoff ini
mengatur jumlah arus dan tegangan yang masuk dan yang keluar.

DAFTAR PUSTAKA

Edminister, A Joseph. 2005. Rangkaian Listrik. Jakarta: Erlangga Mismail,


Budiono.1995. Rangkaian Listrik. Bandung: ITB Nahri. 2005. Rangkaian
Listrik. Jakarta: Erlangga Sudirham, S. 2002. Analisa Rangkaian Listrik.

13
Banndung : ITB Tim Rangkaian Listrik. 2015. Rangkaian Listrik. Medan:
UNIMED

14

Anda mungkin juga menyukai