Pencegahan Dan Penanagnan Kekurangan Vitamin Anemia Dan Cacingan Widya Astuti
Pencegahan Dan Penanagnan Kekurangan Vitamin Anemia Dan Cacingan Widya Astuti
Pencegahan Dan Penanagnan Kekurangan Vitamin Anemia Dan Cacingan Widya Astuti
WIDYA ASTUTI
BT2001058
1B
AKADEMIK KEPERAWATAN
BATARITOJA WATAMPONE
2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat
dan rahmat-Nya, kami dapat menyelasaikan makalah ”Pencegahan Dan Penanganan
Kekurangan Vitamin, Anemia, Cacingan, . Makalah ini sebagai tugas mata kuliah Gizi
dan Diet.
Tidak lupa penulis memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini banyak
kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah inidapat bermanfaat
bagi pembaca.
8JULI, 2021
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................4
1.3. Tujuan.............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................6
2.1. Vitamin............................................................................................................................6
2.4.Anemia............................................................................................................................12
2.8. PengobatanAnemia........................................................................................................20
2.9.Cacingan.........................................................................................................................20
BAB IIIPENUTUP...............................................................................................................27
3.1.Simpulan.........................................................................................................................27
3.2.Saran...............................................................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1. VITAMIN
2.1.1. Pengertian Vitamin
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa
organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam
metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Vitamin
berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya “hidup” dan amina
(amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N),
karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Diketahui bahwa banyak vitamin yang
sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim),
vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya,
senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara
normal. Vitamin adalah senyawa organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah sangat
sedikit dan harus disuplai dari makanan karena tubuh tidak dapat menyintesisnya.
Vitamin mrupakan zat makanan yang berguna untuk memperlancar semua proses yang
terjadi di dalam tubuh. Suatu vitamin menunjukkan satu fungsi metabolik khusus.
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan
manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami
suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika
kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu
karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Di samping itu, asupan
vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan
metabolisme pada tubuh.
Fungsi Vitamin secara umum berhubunga erat dengan fungsi enzim, terutama
vitamin-vitamin kelompok. Vitamin dapat berperan secara bersama–sama dalam
mengatur fungsi tubuh, yaitu memacu dan memelihara Pertumbuhan,, Reproduksi,,
Kesehatan dan kekuatan tubuh,, Stabilitas sistem syaraf, Selera makan, Pencernaan,
Penggunaan zat-zat makanan lainnya.
Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar,
yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Hanya
terdapat 2 vitamin yang larut dalam air, yaitu B dan C, sedangkan vitamin lainnya,
yaitu vitamin A, D, E, dan K bersifat larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam
lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati. Vitamin
ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh saat dibutuhkan.
Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari saja di dalam tubuh,
sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh.
Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air
hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang
bersama aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang
terlepas akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh.
Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama urin. Oleh
karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara terus-
menerus.
a. Vitamin B
Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air
hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang
bersama aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang
terlepas akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh.
Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama urin. Oleh
karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara terus-
menerus.
c. Vitamin B
d. Vitamin C
Buah jeruk, terkenal atas kandungan vitamin C-nya yang tinggi. Vitamin C
(asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Di
dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang
merupakan protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan
penyokong lainnya.
a. Vitamin A
Vitamin A, yang juga dikenal dengan nama retinol, merupakan vitamin yang
berperan dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik, terutama di malam
hari, dan sebagai salah satu komponen penyusun pigmen mata di retina. Selain
itu, vitamin ini juga berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan
imunitas tubuh. Vitamin ini bersifat mudah rusak oleh paparan panas, cahaya
matahari, dan udara. Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin A,
antara lain susu, ikan, sayur-sayuran (terutama yang berwarna hijau dan kuning),
dan juga buah-buahan (terutama yang berwarna merah dan kuning, seperti cabai
merah, wortel, pisang, dan pepaya).
b. Vitamin D
Vitamin D juga merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan
pada makanan hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta produk olahannya,
seperti keju. Bagian tubuh yang paling banyak dipengaruhi oleh vitamin ini
adalah tulang. Vitamin D ini dapat membantu metabolisme kalsium dan
mineralisasi tulang. Sel kulit akan segera memproduksi vitamin D saat terkena
cahaya matahari (sinar ultraviolet).
c. Vitamin E
d. Vitamin K
a. Vitamin B
a. Vitamin A
b. Vitamin D
c. Vitamin E
d. Vitamin K
2.4. ANEMIA
2.4.1. Definisi Anemia
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah,
kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml
darah (Price, 2006 : 256). Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu
diagnosis atau penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu
penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan patotisiologis yang mendasar
yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi
laboratorium.
d) Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik terjadi bila sel darah merah dihancurkan jauh lebih
cepatdari normal.umur sel darah merah normalnya 120 hari .pada anemia
hemolitik,umur sel darah merah lebih pendek sehingga sumsum tulang
penghasil sel darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel
darah merah.
e) Anemia Sel Sabit
Anemia sel sabit (sickle cell anemia) adalah suatu penyakit keturunan
yang ditandai dengan sel darah merah yang berbentuk sabit ,kaku ,dan
anemia hemolitik kronik.pada penyakit sel sabit,sel darah merah memiliki
hemoglobin(prootein pengangkut oksigen) yang bentuknya
abnormal,sehingga mengurangi jumlah oksigen dalam sel dan menyebabkan
bentuk sel menjadi seperti sabit.sel yang berbentuk sabit akan menyumbat
dan merusak pembuluh darah terkecil dalam limpa ,ginjal,otak,tulang,dan
organ lainnya ,dan menyebabkan kurangnya pasokan oksigen ke organ
tersebut.sel sabit ini rapuh dan akan pecah pada saat melewati pembuluh
darah,kerusakan organ ,bahkan sampai pada kematian.
f) Anemia Aplastik
Merupakan jenis anemia yang berbahaya, karena dapat mengancam
jiwa.Anemia aplastik terjadi bila” pabrik”(sumsum tulang )pembuatan
darah merah terganggu. Pada anemia aplastik ,terjadi penurunan produksi
sel darah (eritrosit, leukosit dan trombosit).Anemia aplastik disebabkan oleh
bahan kimia ,obat-obatan ,virus dan terkait dengan penyakit-penyakit yang
lain.
2.9 Cacingan
2.9.1 Pengertian Cacingan
Banyak orangtua yang sering mendengar penyakit cacingan, namun
orang tua tidak tahu apa itu penyakit cacingan yang sebenarnya. Penyakit
cacingan merupakan parasit yang tumbuh di dalam tubuh manusia dan
mengganggu tubuh manusia tersebut, akibatnya adalah semua nutrisi yang
masuk ke dalam tubuh manusia itu terserap oleh parasit cacing tersebut. Oleh
sebab itu, para orang tua perlu mengetahui apa saja penyebab cacingan yang
dapat membahayakan anak.
2.9.2 Jenis Cacingan
Selama ini orang mengira penyakit cacingan hanya satu jenis saja,
namun ternyata cacingan terdiri dari dua jenis. Berikut penyakit cacingan yang
harus ketahui:
Cacing Kremi
Jenis penyakit cacing kremi sering dialami oleh anak-anak. Cacing ini
memiliki ukuran yang kecil, yaitu sekitar seperempat inci. Cacing ini bisa
menginfeksi usus anak, namun tidak akan menimbulkan gejala sehingga anak-
anak tidak menyadarinya. Cacing kremi ini biasanya akan bergerak saat malam
hari, cacing itu akan bergerak menuju ke anus dan kemudian bertelur. Anak
biasanya tidak bisa tidur karena merasakan gatal pada ususnya.
Cacing Pita
Cacing pita bisa menyerang kaum dewasa, cacing pita biasanya dijumpai
pada sejumlah daging babi.
Cacing Gelang
Penyakit cacingan yang disebabkan oleh cacing gelang bisa menembus
pori-pori kulit dan bisa hidup di paru-paru. Jangan anggap remeh cacing gelang,
hal itu dikarenakan penyakit cacing gelang bisa menimbulkan penyakit yang
lainnya dalam tubuh.
2.9.3 Penyebab Cacingan
Yang harus diperhatikan adalah cacingan yang biasanya menyerang pada
kaum anak-anak. Anak-anak tidak bisa mengungkapkan apa yang dia rasakan
sehingga orangtualah yang harus memberikan perhatian dan perlindungan ekstra
terhadap anaknya. Berikut ini hal-hal yang bisa menyebabkan cacingan:
1. Kurang Memelihara Kebersihan
Anak-anak tidak bisa jika diharuskan menjaga kebersihan, banyak anak-
anak yang merasa cuek dengan kebersihannya. Seperti setelah bermain tanah
anak tidak cuci tangan dan dia memasukkan makanan menggunakan tangannya
ke dalam mulut. Hal inilah yang menjadi penyebab utama mengapa anak-anak
terkena cacingan.
2. Lingkungan Yang Kotor
Lingkungan yang kotor juga menjadi penyebab anak-anak terkena
cacingan. Anak-anak bisa saja bermain di lingkungan yang kotor dan
mengandung cacing di dalamnya sehingga anak bisa rentan untuk terkena
cacingan.
Tingkat posyandu
a. Kader melakukan penimbangan pada balita setiap bulan di posyandu.
b. Kader memberikan penyuluhan tentang makanan pendukung ASI (MP-ASI)
c. Kader memberikan pemulihan bayi balita yang berada di garis merah (PMT)
contoh : KMS
d. Pemberian imunisasi untuk melindungi anak dari penyakit infeksi seperti
TBC, polio dan ada pula beberapa imuisasi dasar, antara lain:
a) BCG
b) DPT
c) Polio
d) Hepatitis B3
e) Campak
Tambahan :
a. HiB (meningitis)
b. PCV/IPD (pnemokokus)
c. MMR
d. Influenza
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok
senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital
dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.
Masalah- masalah yang dapat ditimbulkan oleh kekukrangan vitamin adalah
misalnya kekurangan vitamin a akan mengakibatkan gangguan penglihatan
sedangkan kekurangan vitamin c akan mengakibatkan sariawan. Beberapa
penatalaksanaan yang dapat diberikan terhadap orang yang mengalami
Kekurangan kalori protein atau kekurangan energi protein adalah keadaan kurang gizi
yang disebabkan rendahnya konsumsi dari energi protein dalam makanan sehari- hari
sehingga tidak memenuhi angka kebutuhan gizi( AKG).( Mansjoer, Arif.2000). Adapun
penatalaksanaan KKP :
Bila ada dehidrasi atasi dulu
Perbaiki diet
- Formula harus mudah dicerna,pekat kalori atau protein modisco I, II, &
III memenuhi syarat tersebut.
- Bila ada intoleransi, mulailah dengan susu skim yang diencerkan ( 2,5-
5-7,5 ) + glukosa 5 % disusul dengan modisco ½ , I , II , III.
Vitamin A 100.000-200.000 KI IM 2 kali.
Vitamin B komplek ,C,AD,tetes PO
Pengobatan penyakit penyerta atau penyebab.
Terapi : gentamicin 6 – 7,5 mg/kg/hari dibagi 2 x atau Amikasin
15 mg/kg/hari dibagi 3 x.
3.2 SARAN
Bagi pembaca dan masyarakat sebaiknya harus menjaga kesehatan lingkungan dan makanan serta
pola makan agar memenuhi kecukupan gizi, sehingga masyarakat atau pembaca bisa mengenali dan
mencegah lebih dini masalah-masalah seperti avitaminosis, anemia, cacingan dan kekurangan kalori
protein.
DAFTAR PUSTAKA
Makfoed, Djarir, dkk. 2002. Kamus Istilah Pangan dan Nutrisi. Yogyakarta:Kanisus
Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta:Gramedia : Pustaka Utama.
Santoso, Soegeng & Ranti, Anne L. 1999.Kesehatan dan Gizi.Jakarta:PT Rineka cipta
Depkes RI. 1989. Perawatan Bayi dan Anak Edisi I. Jakarta : Pusdiktenkes.
Mansjoer, Arif.2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi II. Jakarta : Media Aesculapius.
Harianto, Agu dkk.1994. Pedoman Diagnosis dan Terapi LAB/UPF Ilmu Kesehatan
Anak. Surabaya: Universitas Airlangga.