KAK Inovasi Ukp Sembuh

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

SEMBUH
(SKRINING INDEKS MASSA TUBUH)

Nomor :
Revisi ke :
Berlaku Tgl : 01 APRIL 2019

PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS MARTAPURA 1
Jl. Puskesmas No. 22 Kel. Tanjung Rema Darat Martapura
KERANGKA ACUAN
SEMBUH
(SKRINING INDEKS MASSA TUBUH)
UPT PUSKESMAS MARTAPURA 1
TAHUN 2019

A.Pendahuluan
Pada saat ini ketidakseimbangan antara berat badan dan tinggi badan menjadi
penting, karena kelebihan atau kekurangan perbandingan antara keduanya menjadi
faktor pemicu timbulnya beberapa penyakit tertentu, terutama terkait penyakit tidak
menular(PTM).
Pada saat ini penyakit tidak menular (PTM) menjadi pennyebab kematian utama
sebesar 6 juta dari seluruh kasus kematian diseluruh dunia. Peningkatan kematian PTM
di masa mendatang diproyeksikan akan terus bertambah sebesar 15% (44 juta kematian)
dengan rentang waktu antara 2010 dan 2020. Keadaan ini timbul akibat perubahan
perilaku manusia dan lingkungan yang cenderung tidak sehat terutama di negara negara
berkembang seperti tanah air kita Indonesia.
Pada awal perjalanan PTM seringkali tidak menimbulkan gejala dan tidak
menunjukkan gejala klinis secara khusus sehingga datang sudah terlambat atau pada
stadium lanjut akibat tidak mengetahui dan menyadari kondisi kelainan yang terjadi
pada dirinya.

B. Latar Belakang
Riskesdes pada tahun 2013 menunjukkan bahwa 69,6% dari kasus diabetes
mellitus dan 63,2% dari kasus hipertensi masih belum terdiagnosis, keadaan ini
mengakibatkan penanganan menjadi sulit, terjadi komplikasi bahkan berakibat pada
kematian. Riskesdes tahun 2013 menunjukkan prevalensi penyakit stroke 12,1 per 1000,
penyakit Jantung koroner 1,5%, gagal jantung 0,3%, diabetes mellitus 6,9%, gagal
ginjal 0,2%, kanker 1,4 per 1000, PPOK 3,7% dan cidera 8,2%.

IMT atau indeks Quatelet


merupakan salah
satu bentuk pengukuran atau
metode skrining
yang digunakan untuk
mengukur komposisi
tubuh yang diukur dengan
menggunakan
berat badan dan tinggi badan
yang kemudian
diukur dengan rumus IMT.
IMT adalah
nilai yang diambil dari
perhitungan antara
berat badan (BB) dan tinggi
badan (TB)
seseorang. Di Indonesia IMT
dikategorikan
menjadi 4 tingkatan yaitu
kurus, normal,
gemuk dan obesitas .
Aktivitas sik adalah
setiap gerakan yang
dihasilkan oleh otot
rangka yang memerlukan
pengeluaran energi.
Kurangnya aktivitas sik
merupakan faktor
resiko independen untuk
penyakit kronis dan
secara keseluruhan
diperkirakan menyebabkan
kematian secara global
(KEMENKES RI,
2014
IMT atau indeks Quatelet
merupakan salah
satu bentuk pengukuran atau
metode skrining
yang digunakan untuk
mengukur komposisi
tubuh yang diukur dengan
menggunakan
berat badan dan tinggi badan
yang kemudian
diukur dengan rumus IMT.
IMT adalah
nilai yang diambil dari
perhitungan antara
berat badan (BB) dan tinggi
badan (TB)
seseorang. Di Indonesia IMT
dikategorikan
menjadi 4 tingkatan yaitu
kurus, normal,
gemuk dan obesitas .
Aktivitas sik adalah
setiap gerakan yang
dihasilkan oleh otot
rangka yang memerlukan
pengeluaran energi.
Kurangnya aktivitas sik
merupakan faktor
resiko independen untuk
penyakit kronis dan
secara keseluruhan
diperkirakan menyebabkan
kematian secara global
(KEMENKES RI,
2014
IMT atau indeks Quatelet
merupakan salah
satu bentuk pengukuran atau
metode skrining
yang digunakan untuk
mengukur komposisi
tubuh yang diukur dengan
menggunakan
berat badan dan tinggi badan
yang kemudian
diukur dengan rumus IMT.
IMT adalah
nilai yang diambil dari
perhitungan antara
berat badan (BB) dan tinggi
badan (TB)
seseorang. Di Indonesia IMT
dikategorikan
menjadi 4 tingkatan yaitu
kurus, normal,
gemuk dan obesitas .
Aktivitas sik adalah
setiap gerakan yang
dihasilkan oleh otot
rangka yang memerlukan
pengeluaran energi.
Kurangnya aktivitas sik
merupakan faktor
resiko independen untuk
penyakit kronis dan
secara keseluruhan
diperkirakan menyebabkan
kematian secara global
(KEMENKES RI,
2014
entuk pengukuran atau metode
skrining
yang digunakan untuk
mengukur komposisi
tubuh yang diukur dengan
menggunakan
berat badan dan tinggi badan
yang kemudian
diukur dengan rumus IMT
entuk pengukuran atau metode
skrining
yang digunakan untuk
mengukur komposisi
tubuh yang diukur dengan
menggunakan
berat badan dan tinggi badan
yang kemudian
diukur dengan rumus IMT
PTM dapat dicegah dengan pengendalian faktor resiko yaitu:
a. Merokok
b. Diet yang tidak sehat
c. Kurang aktivitas fisik
d. Konsumsi minuman beralkohol
e. Obesitas
Mencegah dan mengendalikan faktor resiko relatif lebih murah bila dibandingkan
dengan biaya pengobatan PTM
Salah satu faktor yang bisa dikendalikan adalah berat badan berlebih atau
obesitas. Terdapat salah satu metode untuk mengukur komposisi antara berat badan dan
tinggi badan, yitu dengan pengukuran IMT (Indeks Massa Tubuh). IMT dihitung
dengan membandingkan berat badan dalam kilogram dibandingkan dengan tinggi badan
dalam meter kuadrat, sehingga diarasa perlu untuk melakukan pelayanan inovasi berupa
SEMBUH (Skrining Indeks Massa Tubuh).
Pengendalian faktor resiko PTM merupakan upaya untuk mencegah PTM bagi
masyarakat sehat, yang mempunyai faktor resiko dan bagi penyandang PTM dengan
tujuan bagi yang belum memiliki faktor resiko agar tidak timbul faktor resiko,
kemudian bagi yang mempunyai faktor resiko diupayakan agar kondisi faktor resiko
PTM menjadi normal kembali dan/ mencegah terjadinya PTM. Untuk mencegah
komplikasi kecacatan, dan kematian dini, serta meningkatkan kualitas hidup.
C . Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengendalikan salah satu faktor resiko PTM melalui SEMBUH (Skrining Indeks
Massa Tubuh) yaitu pengukuran IMT
b.Tujuan khusus
 Terlaksananya deteksi dini faktor resiko PTM

D.Tata nilai
Dalam Pelaksanaan kegiatan Penyakit Tidak Menular (PTM) mengacu pada tata nilai
UPT Puskesmas Martapura 1
“INTAN” dengan penjabaran
I : Ikhlas (Memberikan pelayanan dengan setulus hati)
N : Nyaman ( Pelayanan yang ditentukan memberikan rasa enak, nyaman
terhadap semua unsur)
T : Tertib (dalam pelayanan harus teratur sesuai aturan dan bersikap sopan)
AN : Andal (andal dalam memberikan pelayanan dan peningkatan kesehatan
masyarakat)

E.Kegiatan Pokok & Rincian Kegiatan

NO Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


1. Mengukur berat badan Mengukur berat badan pada pasien berusia
lebih dari 18 tahun sd 44 tahun
2. Mengukur Tinggi Badan Mengukur tinggi badan pada pasien berusia
lebih dari 18 tahun sd 44 tahun
3 Memplot berat badan dan tinggi Mengetahui kategori IMT pasien
badan kedalam kurva IMT

F. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Semua pasien ruangan pemeriksaan umum yang berusia 18 tahun lebih dilakukan
pengukuran berat badan dan tinggi badan
2. Melakukan pengkategorian IMT berdasarkan data berat badan dan tinggi badan
3. Identifikasi pasien dengan IMT yang tidak normal
4. Konseling/edukasi

G. Sasaran
Pasien yang berobat ke ruangan pemeriksaan umum UPT Puskesmas Martapura 1 yang
memiliki umur > 18 tahun.

H. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Bulan ke
N
KEGIATAN
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pengukuran Berat badan √ √ √ √ √ √ √ √ √


Pengukuran Tinggi badan √ √ √ √ √ √ √ √ √
Konseling √ √ √ √ √ √ √ √ √

I. Rencana Pembiayaan
Pembiayaan kegiatan dari dana APBD

J. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporan


Skrining IMT meliputi kegiatan pengukuran berat badan dan tinggi badan.
Dilakukan secara langsung pada pasien yang berobat ke ruangan pemeriksaan umum
yang berumur > 18 tahun.

K. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan Sembuh (Skrining Indeks Massa Tubuh)
dilakukan setiap hari didalam buku register ruangan pemeriksaan umum oleh petugas
ruangan pemeriksaan umum. Hasil pencatatan dianalisis setiap akhir bulan
Demikian kerangka acuan Ini di susun sebagai pedoman Sembuh (Skrining
Indeks Massa Tubuh) dan juga dapat di jadikan sebagai instrument untuk monitoring
dan evaluasi.

L. Penutup
Demikian kerangka acuan kegiatan ini disusun sebagai pedoman pelaksanaan program
Pelayanan inovasi UKP dan juga dapat dijadikan sebagai instrumen untuk monitoring dan
evaluasi.
Pelaksana Pelayanan Inovasi

Martapura, 01 April 2019


Mengetahui :
Penanggung Jawab UKP Nurul Nisbah A.Md
NIP. 19870808 201101 2 009

dr.Delia Listya Ningrum


NIP. 19850208 201101 2006

Anda mungkin juga menyukai