Makalah Kel. 1 - Kebijakan Kesehatan
Makalah Kel. 1 - Kebijakan Kesehatan
Makalah Kel. 1 - Kebijakan Kesehatan
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata
kuliah Kebijakan Kesehatan tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah
kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penyusun
KELOMPOK 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan Makalah............................................................................................2
C. Manfaat Makalah..........................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Sistem Kesehatan Nasional...........................................................................3
B. Maksud dan Kegunaan SKN.........................................................................3
C. Landasan Sistem Kesehatan Nasional meliputi:...........................................4
D. Fungsi SKN...................................................................................................5
E. Tujuan SKN..................................................................................................5
F. Indikator Keberhasilan Sistem Kesehatan....................................................6
G. Reformasi Pembangunan Kesehatan...........................................................10
BAB III..................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................12
A. Kesimpulan.................................................................................................12
B. Saran............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat,
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh
wilayah Indonesia. Untuk mewujudkan pembangunan kesehatan tersebut diatas
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia berupaya dengan berbagai cara
untuk mencapainya. Diantaranya adalah menetapkan indikator-indikator
kesehatan dalam sistem kesehatan nasional.
B. Tujuan Makalah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan makalah ini, yaitu:
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem kesehatan
nasional.
b. Untuk mengetahui apa saja indikator keberhasilan sistem kesehatan.
c. Untuk mengetahui bagaimana reformasi pembangunan kesehatan.
C. Manfaat Makalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai
upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin
tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan
kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar
1945.
Sistem Kesehatan Nasional perlu dilaksanakan dalam konteks
Pembangunan Kesehatan secara keseluruhan dengan mempertimbangkan
determinan sosial, seperti: kondisi kehidupan sehari-hari, tingkat
pendidikan, pendapatan keluarga, distribusi kewenangan, keamanan,
sumber daya, kesadaran masyarakat, serta kemampuan tenaga kesehatan
dalam mengatasi masalah-masalah tersebut.
Sistem Kesehatan Nasional disusun dengan memperhatikan
pendekatan revitalisasi pelayanan kesehatan dasar yang meliputi:
1) Cakupan pelayanan kesehatan yang adil dan merata,
2) Pemberian pelayanan kesehatan yang berpihak kepada rakyat,
3) Kebijakan pembangunan kesehatan, dan
4) Kepemimpinan.
3
Tersusunnya SKN ini mempertegas makan pembangunan kesehatan
dalam rangka pemenuhan hak asasi manusia, memperjelas penyelenggaraan
pembangunan kesehatan sesuai dengan visi dan misi Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025 (RPJP-K), memantapkan
kemitraan dan kepemimpinan yang transformatif, melaksanakan pemerataan
upaya kesehatan yang terjangkau dan bermutu, meningkatkan investasi
kesehatan untuk keberhasilan pembangunan nasional.
4
dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan", dan Pasal 34 ayat
(3) "Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak".
3) Landasan Operasional meliputi seluruh ketentuan peraturan perundangan
yang berkaitan dengan penyelenggaraan SKN dan pembangunan
kesehatan.
D. Fungsi SKN
E. Tujuan SKN
i. Upaya Kesehatan
Untuk dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya perlu diselenggarakan berbagai upaya kesehatan
dengan menghimpun seluruh potensi bangsa Indonesia. Upaya
kesehatan diselenggarakan dengan upaya peningkatan, pencegahan,
pengobatan, dan pemulihan.
ii. Pembiayaan Kesehatan
5
Pembiayaan kesehatan yang kuat, terintegrasi, stabil, dan
berkesinambungan memegang peran yang amat vital untuk
penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam rangka mencapai
berbagai tujuan pembangunan kesehatan.
iii. Sumber Daya Manusia Kesehatan
Sebagai pelaksana upaya kesehatan, diperlukan sumber daya
manusia kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis dan
kualitasnya, serta terdistribusi secara adil dan merata, sesuai tututan
kebutuhan pembangunan kesehatan.
iv. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Makanan
Meliputi berbagai kegiatan untuk menjamin: aspek keamanan,
kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan
yang beredar; ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat,
terutama obat esensial; perlindungan masyarakat dari penggunaan
yang salah dan penyalahgunaan obat; penggunaan obat yang rasional;
serta upaya kemandirian di bidang kefarmasian melalui pemanfaatan
sumber daya dalam negeri.
v. Manajemen dan Informasi Kesehatan
Meliputi: kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, hukum
kesehatan, dan informasi kesehatan. Untuk menggerakkan
pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna,
diperlukan manajemen kesehatan.
vi. Pemberdayaan Masyarakat
Sistem Kesehatan Nasional akan berfungsi optimal apabila
ditunjang oleh pemberdayaan masyarakat. Ini penting, agar
masyarakat termasuk swasta dapat mampu dan mau berperan sebagai
pelaku pembangunan kesehatan.
6
F. Indikator Keberhasilan Sistem Kesehatan
7
perempuan menjadi motivator dan agen perubahan di komunitas masyarakat
adalah organisasi perempuan di Keur, Moussa, Senegal, berinisiatif
membangun kanal dalam bentuk setengah lingkaran sehingga mampu
mempertahankan ketersediaan air tanah dan sumber air yang bersih saat terjadi
erosi. Seorang wanita di distrik Gaibandha, Sahena, mengorganisir komite
dimana para perempuan dipersipakan untuk bertindak saat banjir datang,
termasuk membuat oven tanah liat, meninggikan rumah mereka, atau
menggunakan radio untuk mendengar kemungkinan datangnya banjir. Usaha
Sahena tersebut telah menyelamatkan banyak nyawa dan mampu
memberdaykan perempuan. Selain itu, perempuan Indonesia di Sulawesi
Selatan mempunyai peran penentu dalam menjawab perubahan iklim tertentu.
Petani perempuan mengalihkan tanaman ke umbi-umbian dari palawija.
Mereka juga menutup sayuran dengan plastik untuk menahan kelembaban jika
curah hujan tinggi. Perempuan di pedesaan Dayak menanam buah-buahan
hutan dan tanaman keras di sekitar kebun rumah untuk bertahan hidup. Hal
tersebut dilakukan mereka untuk mempertahankan kondisi kesehatan dan
kehidupannya.
Faktor sosial ekonomi yang rendah ditambah masalah yang berkaitan
dengan polusi dan anomali musim menambah masalah kesehatan, terutama
pada wanita dan anak-anak. Hasil kajian isu gender bidang sumber daya alam
dan lingkungan hidup menunjukkan lebih banyaknya perempuan yang
menjadi korban akibat polusi air dan udara. Hal tersebut ditunjukkan dengan
penyakit perempuan yang terkena infeksi saluran kemih akibat tercemarnya
sungai dimana merekalah yang lebih sering menggunakan air sungai untuk
keperluan rumah tangga. Industri besar perkebunan kelapa sawit yang tidak
meperhatikan keamanan lingkungan juga menyebabkan banyak perempuan
terpapar racun berbahaya. Selain itu, penyebab utama kematian Ibu adalah
perdarahan, infeksi, eklampsi, partus lama dan komplikasi abortus. Oleh
karena itu, mengingat pentinganya kesehatan seorang wanita, anak-anak, dan
keluarga Indonesia, pemerintah concern terhadap keberhasilan pembangunan
bidang kesehatan seperti adanya program-program kesehatan KIA, GIZI,
8
imunisasi, pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui
penyediaan fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan
kesling (Puskemas Keliling), adanya penyuluhan kesehatan, dan tenaga
kesehatan pertolongan persalinan yang berkualitas untuk mengurangi tingkat
kematian Ibu dan anak saat persalinan karena salah satu penyebab kematian
bayi baru lahir adalah berat badan lahir rendah (BBLR) dan infeksi.
Adapaun sasaran atau agenda MDGs (Milenium Development Goals)
yang berhubungan dengan pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia.
Agenda ke-1 yaitu memberantas kemiskinan dan kelaparan. Dalam hal ini
Indonesia telah berhasil menurunkan tingkat kemiskinan, sebagaimana diukur
oleh indikator USD 1 per kapita per hari menjadi setengahnya dan prevalensi
kekurangan gizi pada balita telah menurun dari 31% tahun 1989 menjadi 18,4
% tahun 2007, Agenda ke-2 adalah menurunkan angka kematian anak. Angka
kematian bayi di Indonesia menunjukkan penurunan yang cukup signifikan
dari 68 tahun 1991 menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup tahun 2007. Namun
demikian, masih ditemukan adanya perbedaan akses atas pelayanan kesehatan,
terutama di daerah-daerah miskin dan terpencil sehingga pemerintah harus
memperkuat sistem kesehatan dan meningkatkan akses pada pelayanan
kesehatan terutama bagi masyarakat miskin dan daerah terpencil. Agenda ke-5
merupakan meningkatkan kesehatan ibu. Kinerja penurunan angka kematian
ibu secara global masih rendah terutama pada ibu resiko tinggi (resti) saat
kehamilan dan aborsi. Upaya menurunkan angka kematian ibu melalui
peningkatan angka pemakaian kontrasepsi, menurunkan unmet need yang
dilakukan melalui peningkatan akses, peningkatan pelayanan keluarga
berencana (KB) dan penyebarluasan komunikasi, dan edukasi kepada
masyarakat. Agenda ke-6 yakni memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit
menular lainnya. Tingkat prevalensi HIV/AIDS cenderung meningkat di
Indonesia, terutama pada pe ngguna narkoba suntik dan pekerja seks.
Pengendalian penyakit tersebut harus melibatkan semua lapisan masyarakat
untuk meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya kesehatan. Terakhir,
agenda yang mendukung keberhasilan pembangunan manusia di bidang
9
kesehatan adalah memastikan kelestarian lingkungan hidup. Proporsi rumah
tangga dengan akses sanitasi layak meningkat dari 24,81% di tahun 1993
menjadi 51,19 % di tahun 2009. Upaya untuk mengakselerasi pencapaian
target air minum dan sanitasi yang layak terus dilakukan melalui investasi
penyediaan air minum dan sanitasi terutama penduduk perkotaan yang terus
meningkat. Untuk daerah perdesaan, penyediaan air minum dan sanitasi
dilakukan melalui upaya pemberdayaan masyarakat agar memiliki tanggung
jawab dalam pengelolaan infrastruktur dan pembangunan sarana. Di samping
itu, pemerintah daerah harus melakukan upaya yang tegas dan nyata dalam
pengelolaan sumber daya air, pengelolaan sistem air minum, dan sanitasi yang
layak.
10
7. World class health care. Hal tersebut disampaikan Menteri Kesehatan dr.
Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, DR.PH bersama para menteri di
lingkungan Kementerian Kesra pada paparan program prioritas tahun 2011
dengan media massa di Kantor Kemenkokesra, Jakarta tanggal 4 Januari
2011.
Menurut Menkes, dalam upaya pelayanan kesehatan pada tahun
2011 diutamakan pelayanan kesehatan berbasis masyarakat dengan
menekankan upaya promotif dan preventif. Tidak mungkin melakukan
pelayanan kesehatan menunggu orang sampai jatuh sakit, karena hal itu
akan menghabiskan biaya yang besar. Selain itu, juga menekankan
pencegahan penyakit tidak menular yang disebabkan pola makan dan pola
hidup yang tidak sehat, tanpa meninggalkan pengendalian penyakit
menular yang masih belum hilang. Selain itu juga diupayakan dengan
meningkatkan pelayanan kesehatan primer dan rujukan di rumah sakit
daerah maupun pusat.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
13