Pedoman Kerja TFT 2021
Pedoman Kerja TFT 2021
Pedoman Kerja TFT 2021
BAB. I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
dinyatakan bahwa Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan,
prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan. Persyaratan
kefarmasian harus menjamin ketersediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai yang bermutu, bermanfaat, aman, dan terjangkau
Obat merupakan Komponen penting pelayanan kesehatan yang Menyerap
40-60 % anggaran. Dalam meningkatkan mutu penggunaan obat di rumah sakit
perlu diterapkan formularium obat agar penggunaan obat efektif dan efisien serta
rasional. Obat sebagai salah satu unsur penting bagi pengobatan, mempunyai
kedudukan sangat strategis dalam upaya penyembuhan dan operasional Rumah
Sakit. Ketersediaan obat di Rumah Sakit merupakan satu aspek yang penting, oleh
karena ketidaktersediaannya akan memberi dampak yang negatif terhadap Rumah
Sakit baik secara medis maupun ekonomis.
Ketersediaan obat dirumah sakit sangat ditentukan oleh bagaimana
Pengelolaan obat di Rumah Sakit tersebut. Pengelolaan obat yang kurang
professional akan menjadi permasalahan yang besar mengingat banyak celah untuk
terjadi kelalaian atau penyalahgunaan di dalamnya. Untuk itu perlu dibentuk suatu
Tim Farmasi dan Terapi (TFT) yang dapat menjadi pengarah kebijakan maupun
memberikan fungsi pengawasan sehingga obat di rumah sakit dapat dikelola dengan
efektif, efisien dan berpihak pada kepentingan pasien.
BAB II
GAMBARAN UMUM TIM FARMASI DAN TERAPI
4. Falsafah
Pelayanan kesehatan yang prima mengantarkan pada terwujudnya
personel TNI dan masyarakat yang sehat jasmani dan rohani. Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang berorientasi kepada
pelayanan pasien, penyediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan
masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik.
Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
mengidentifikasi, mencegah, dan menyelesaikan masalah terkait obat.
Tuntutan pasien dan masyarakat akan peningkatan mutu Pelayanan
Kefarmasian, mengharuskan adanya perluasan dari paradigma lama yang
berorientasi kepada produk (drug oriented) menjadi paradigma baru yang
berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filosofi Pelayanan
Kefarmasian (pharmaceutical care). Agar tujuan tersebut tercapai, Tim
Farmasi Terapi Memberi rekomendasi pada pimpinan rumah sakit untuk
mencapai budaya pengelolaan dan penggunaan obat secara rasional.
Mengkoordinir penyusunan formularium rumah sakit serta berfungsi dalam
suatu kapasitas evaluatif, edukasi, dan penasehat bagi staf medik dan
pimpinan rumah sakit, dalam semua hal yang berkaitan dengan
penggunaan obat.
5. Dasar Hukum
a. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
b. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.51 Tahun 2009 Tentang
Pekerjaan Kefarmasian
d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit
e. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/200/2020 Tentang Pedoman Penyusunan Formularium
Rumah Sakit
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI DAN SARANA
SEKRETARIS
Susunan Tim Farmasi dan Terapi serta kegiatan yang dilakukan bagi
setiap rumah sakit dapat bervariasi sesuai dengan kondisi rumah sakit
setempat, antara lain sebagai berikut:
a. Anggota Tim Farmasi dan Terapi terdiri dari dokter yang mewakili
semua spesialisasi yang ada di Rumah Sakit, Apoteker Instalasi
Farmasi, serta tenaga kesehatan lainnya apabila diperlukan.
b. Ketua Tim Farmasi dan Terapi , diketuai oleh seorang dokter atau
seorang Apoteker, apabila diketuai oleh dokter maka sekretarisnya
adalah Apoteker, namun apabila diketuai oleh Apoteker, maka
sekretarisnya adalah dokter.
7. Uraian Tugas Tim Farmasi dan Terapi
a. Ketua Tim Farmasi dan Terapi
Menjamin terselenggaranya tugas Tim Farmasi dan Terapi
sesuai dengan kebijakan Kepala Rumah Sakit
Mengkoordinir pengembangan, penyusunan, dan revisi
Formularium Rumah Sakit
Mengevaluasi, menyetujui atau menolak obat yang diusulkan
Membuat program pemantauan / pelaporan Efek Samping Obat
Membantu Instalasi Farmasi Rumah Sakit dalam
mengembangkan tinjauan penggunaan obat di Rumah Sakit
Melaksanakan koordinasi dengan Ketua Komite Medik
Melaksanakan koordinasi dengan Ka Instalasi Farmasi
9. Standar Ketenagaan :
a. Ketua Tim Farmasi Dan Terapi :
Diketuai oleh seorang dokter atau seorang Apoteker, apabila diketuai
oleh dokter maka sekretarisnya adalah Apoteker, namun apabila
diketuai oleh Apoteker, maka sekretarisnya adalah dokter.
Apabila diketuai oleh dokter maka sebaiknya adalah praktisi senior
yang dihormati dan disegani karena pengabdian, prestasi ilmiah,
bersikap objektif, dan berprilaku yang menjadi panutan. Atau jika
rumah sakit tersebut mempunyai ahli farmakologi klinik, maka sebagai
ketua adalah ahli farmakologi tersebut.
BAB VI
PENUTUP
10. Penutup
Tim Farmasi dan Terapi bertindak sebagai garis komunikasi organisasi
antara staf medik (dokter) dan Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS).
Pembentukan suatu TFT yang efektif akan memberi kemudahan dalam
pengadaan sistem formularium yang membawa perhatian staf medik pada
obat yang terbaik dan membantu mereka dalam menyeleksi obat terapi yang
tepat bagi pengobatan penderita tertentu. Fungsi utama dari Tim Farmasi
dan Terapi adalah Perumus kebijakan-prosedur terapi, memformulasikan
kebijakan berkenaan dengan evaluasi, seleksi, dan penggunaan obat di
Rumah Sakit.
Mengetahui
Kepala Rumah Sakit Tk. II dr.SOEPRAOEN Ketua TFT RS Tk. II dr.SOEPRAOEN