Askep Kritis Risyka
Askep Kritis Risyka
Askep Kritis Risyka
Disusun oleh :
RISYKA AMELIA
1. Definisi
Infark miokard akut adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena
sumbatan pada arteri koroner. Sumbatan akut terjadi oleh karena adanya aterosklerotik
pada dinding arteri koroner sehingga menyumbat aliran darah ke jaringan otot
jantung. ( Joyce, 2014 ).
Infark Miokard Akut ( IMA ) didefinisikan sebagai nekrosis miokardium yang
disebabkan oleh tidak adekuatnya pasokan darahakibat sumbatan akut pada arteri
koroner. Sumbatan ini sebagian besar disebabkan oleh rupture flak ateroma pada arteri
koroner yang kemudian diikuti oleh terjadinya thrombosis, vasokontriksi, reaksi
inflamasi, dan mikroembolisasi distal. Kadang-kadang sumbatan akut ini dapat pula
disebabkanolehspasmearterikoroner,emboli,atauvaskulitis.(Muttaqin, 2009 ).
Infark miokard disebabkan oleh nekrosis miokardium akibatperfusi darah yang
tidak adekuat pada jaringan otot jantung. Keadaan ini menyebabkan perubahan
mikroskopis pada jantung dan pelepasan enzim jantung ke dalam aliran darah. Faktor
resiko meliputi pertambahan usia, keadaan hiperkoagulabel, vaskulitis dan faktor yang
menjadi predisposisi aterosklerosis ( Tao, 2014).
2. Klasifikasi
a. Infark Miokard Akut Subendokardial
Infark miokard Subendokardial terjadi akibat aliran darah subendokardial yang
relatif menurun dalam waktu yang lama sebagai akibat perubahan derajat
penyempitan arteri koroner atau dicetuskan oleh kondisi-kondisi seperti
hipotensi, perdarahan dan hipoksia ( Rendy & Margareth, 2012 ).
b. Infark Miokard AkutTransmural
Pada lebih dari 90 % pasien infark miokard transmural berkaitan dengan
trombosis koroner. Trombosis sering terjadi di daerah yang mengalami
penyempitan arteriosklerosik. Penyebab lain lebih jarang ditemukan ( Rendy &
Margareth, 2012 ).
Etiologi
Intinya IMA terjadi jika suplai oksigen yang tidak sesuai dengan kebutuhan
tidak tertangani dengan baik sehingga menyebabkan kematian sel sel jantung
tersebut. Beberapa hal yang menimbulkan gangguan oksigenasi tersebut
( Kasron, 2016 ) diantaranya :
1. Berkurangnya suplai oksigen kemiokard
Menurunnya suplai oksigen disebabkan oleh tiga faktor, antara lain :
Faktor pembuluh darah
Hal ini berkaitan dengan kepatenan pembuluh darah sebagai jalan darah
mencapai sel sel jantung. Beberapa hal yang bisa mengganggu kepatenan
pembuluh darah diantaranya : atherosclerosis, spasme, dan arteritis.
Spasme pembuluh darah bisa juga terjadi pada orang yang tidak memiliki
riwayat penyakit jantung sebelumnya, dan biasanya dihubungkan dengan
beberapa hal antara lain : mengkonsumsi obat- ibatan tertentu, stress
emosional atau nyeri, terpapar suhu dingin yang ekstrim, merokok.
2. Faktor sirkulasi
Sirkulasi berkaitan dengan kelancaran peredaran darah dari jantung
keseluruh tubuh sampai kembali lagi ke jantung. Sehingga hal ini tidak
akan lepas dari faktor pemompaan dan volume darah yang dipompakan.
Kondisi yang menyebabkan gangguan pada sirkulasi diantaranya kondisi
hipotensi. Stenosis maupun isufisiensi yang terjadi pada katup- katup
jantung ( aorta, mitrlalis, maupun trikuspidalis ) menyebabkan menurunnya
cardiac output ( COP ). Penurunan COP yang diikuti oleh
penurunansirkulasimenyebabkanbeberapabagiantubuhtidaktersuplai darah
dengan adekuat, termasuk dalam hal ini otot jantung.
3. Faktor darah
Darah merupakan pengangkut oksigen menuju seluruh bagian tubuh. Jika
daya angkut darah berkurang, maka sebagus apapun jalan (pembuluh
darah) dan pemompaan jantung maka hal tersebut tidak cukup membantu.
Hal-hal yang menyebabkan terganggunya daya angkut darah antara lain :
anemia, hipoksemia, dan polisitemia.
Meningkatnya kebutuhan oksigen tubuh
Pada orang normal meningkatnya kebutuhan oksigen mampu
dikompensasi diantaranya dengan meningkatkan denyut jantung untuk
meningkatkan COP. Akan tetapi jika orang tersebut telah mengidap
penyakit jantung, mekanisme kompensasi justru pada akhirnya makin
memperberat kondisinya karena kebutuhan oksigen semakin meningkat,
sedangkan suplai oksigen tidak bertambah.
Oleh karena itu segala aktivitas yang menyebabkan meningkatnya
kebutuhan oksigen akan memicu terjadinya infark. Misalnya : aktivitas
berlebih, emosi, makan terlalu banyak, dan lain-lain. Hipertropi miokard
bisa memicu terjadinya infark karena semakin banyak sel yang harus
disuplai oksigen, sedangkan asupan oksigen menurun akibat dari
pemompaan yang tidak efektif.
3. Patofisiologi
terlepas dari sel sel ini menjelang hari kedua atau ketiga mulai proses
degradasi jaringan dan pembuangan semua serabut nekrotik. Selama fase ini
dinding nekrotik relatif tipis. Kira kira pada minggu ke- 3 mulai
ototyangnekrosiskehilangandayakontraksisedangkanototyangiskemia
iskemia:
ditingkatkan lebih lanjut lewat retensi natrium dan air oleh ginjal.
b. vasokontriksi umum,
d. dilatasiventrikel
e. hypertrofiventrikel.
akan oksigen.
menuju ke miokardiumterancam.
4. Manifestasi Klinis
utama.
nitrogliserin (NTG).
mual,muntah.
pengalaman nyeri).
5. Laboratorium
36- 48 jam.
6. EKG
Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T tinggi dan
simetris. Setelah ini terdapat elevasi segmen ST. Perubahan yang terjadi
7. Penatalaksanaan
Tujuanawaltatalaksanainfarkmiokardakutyaitumengembalikanperfusi miokard
sesegera mungkin, meredakan nyeri, serta mencegah dan tata laksana komplikasi (
kerja jantung
gejala
Mengurangi stress.
jantung menjadiberkurang.
aterosklerosis
i. Pembedahan
8. PemeriksaanPenunjang
Infark miokardium klasik oleh trias diagnostic yang khas ( Price, 2006 dalam
Pertama:
Gambaran klinis yang khas terdiri dari nyeri dada yang berlangsung lama dan
hebat, biasanya disertai mual, keringat dingin, muntah, dan perasaan seakan
a. Tetapi, 20% - 60% kasus infark yang tidak fatal bersifat tersembunyi
atauasimtomatik.
b. Sekitar setengah dari kasus ini benar benar tersembunyi dan tidak
atau pemeriksaanpostmortem.
Kedua
a. Meningkatkan kadar enzim enzim jantung yang dilepaskan oleh sel sel
dehidrogenase ( LDH).
c. Pola peningkatan enzim ini mengikuti perjalanan waktu yang khas sesudah
miokardium,terdapatprosesproseslainyangjugadapatmenyebabkan peningkatan
1. Ketiga:
a. Perubahan ini tampak pada hantaran yang terletak diatas daerah miokardium
infark lama
c. Tetapi hanya 50% atau 75% pasien infark miokardium akut yang
gelombangQ.
1. Disritmia
Komplikasi paling sering dari infark miokard akut adalah gangguan irama jantung
( 90% ).
Faktor predisposisi :
1)Iskemia Jaringan
2)Hipoksemia,
3)PengaruhSistemSarafPara-SimpatisdanSimpatis
4)Asidosislaktat
5) Kelainan Hemodinamaik
6) Keracunan Obat
Studi pada 924 kasus kematian akibat IM akut menunjukkan adanya trombi mural pada
44 % kasus pada endokardium.Studi autopsy menunjukkan 10% kasus IM akut
meninggal mempunyai emboli arterial ke otak, ginjal, limpa atau mesenterium.
4. Perikarditis
Sindrom ini dihubungkan dengan IMA yang digambarkan pertama kali oleh Dressler
dan sering disebut SindromDissler.Biasanya terjadi setelah infark transmural tetapi
dapat menyertai infark subepikardial. Perikarditis biasanya sementara, yang tampak
pada minggu pertama setelah infark. Nyeri dada dari perikarditis akut terjadi tiba-tiba
dan berat serta konstan pada dada anterior. Nyeri ini memburuk dengan inspirasi
danbiasanya
Dihubungkan dengan takikardia, demam ringan, dan frictionrub perikardial
5. Ruptura Miokardium
Ruptur dinding bebas dari ventrikel kiri menimbulkan kematian sebanyak 10% dirumah
sakit karena IM akut. Ruptur ini menyebabkan tamponade jantung dan kematian.
Ruptur Septum Interventrikular jarang terjadi, yang terjadi pada kerusakan miokard
luas, dan menimbulkan Defek Septum Ventrikel.
6. Aneurisma Ventrikel
Kejadian ini adalah komplikasi lambat dari IM yang meliputi penipisan,
penggembungan, dan hipokinesis dari dinding ventrikel kiri setelah infark transmural.
Aneurisma ini sering menimbulkan gerakan paroksimal pada dinding ventrikel, dengan
pengembungan keluar segmen aneurima pada kontraksi ventrikel. Kadang-kadang
aneurisma ini ruptur danmenimbulkan tamponade jantung, tetapi biasanya masalah
yang terjadi disebabkan penurunan kontraktilitas ventrikel atau embolisasi ( Wijaya,
Putri, 2013).
Faktor Resiko
Secara garis besar terdapat dua jenis faktor resiko bagi setiap orang untuk terkena AMI, yaitu
faktor resiko yang bisa di modifikasi dan faktor resiko yang tidak bisa di modifikasi ( Kasron,
2016 ).
a. Merokok
merokok.
b. Konsumsi alkohol
Meskipun ada dasar teori mengenai efek protektif alkohol dosis rendah
c. Infeksi
oksigen jantung.
e. Obesitas
f. KurangOlahraga
g. PenyakitDiabetes
sebesar 2-4 lebih tinggi dibandingkan orang biasa. Hal ini berkaitan
Merupakan faktor resiko yang tidak bisa dirubah atau dikendalikan, yaitu
diantaranya :
a. Usia
Resikomeningkatpadapriadiatas45tahundanwanitadiatas55tahun
b. Jeniskelamin
Hal ini terbukti insidensi PJK meningkat dengan cepat dan akhirnya
c. RiwayatKeluarga
Riwayat anggota keluarga sedarah yang mengalami PJK sebelum usia 70 tahun
merupakan faktor resiko independen untuk terjadinya PJK. Agregasi PJK keluarga
menandakan adanya predisposisi genetik pada keadaan ini. Terdapat bukti bahwa
riwayat positif pada keluarga mempengaruhi onset penderita PJK pada keluarga dekat.
d. RAS
Insidensi kematian akibat PJK pada orang Asia yang tinggal di Inggris lebih tinggi
dibandingkan dengan penduduk lokal, sedangkan angka yang rendah terdapat pada
rasApro-Kribia.
e. Geografi
Tipe kepribadian A yang memiliki sifat agresif, kompetitif, kasar, sinis, gila
hormat, ambisius, dan gampang marah sangat rentan untuk terkena PJK.
g. Kelas Sosial
Tingkat kematian akibat PJK tiga kali lebih tinggi pada pekerja kasar laki-laki
pengacara, dan lain-lain ). Selain itu frekuensi istri pekerja kasar ternyata 2 kali
lebih besar untuk mengalami kematian dini akibat PJK dibandingkan istri
pekerja profesional/non-manual.
Dampak Masalah
frustasi dan depresi bila terjadi. Dukungan keluarga sangatlah penting untuk
Dampak pada keluarga : perubahan peran keluarga dapat terjadi setelah terjadi
serangan IMA. Misalnya pada saat dirawat di rumah sakit peran seorang ibu yang
merawat anaknya harus digantikan oleh suami atau anggota keluarga lainnya yang
1. Pengkajian
masalah keperawatan yang terjadi pada tahap ini akan menentukan diagnosis
keperawatan. Oleh karena itu, pengkajian harus dilakukan secara teliti dan cermat
dalam pengkajian adalah penumpulan data baik subyektif maupun obyektif dengan
2. Identitas Klien
Perlu ditanyakan : nama, umur, jenis kelamin, alamat, suku, agama, nomor register,
pendidikan, tanggal MRS, serta pekerjaan yang berhubungan dengan stress atau sebab
dari lingkungan yang tidak menyenangkan. Jenis kelamin lebih sering terjadi pada
lakilaki umur 35tahun dan wanita lebih dari 50 tahun ( Shoemarker, 2011).
Riwayat Kesehatan
Penderita dengan infark miokard akut mengalami nyeri dada, perut, punggung, atau
lambung yang tidak khas, mual atau pusing, sesak napas dan kesulitan bernapas
( Yuniarta, 2011 ).
2) Keluhan Utama
( Yuniarta, 2011 ).
rahangdanbahuyangdisertairasamual,muntah,badanle
2011 )
6) RiwayatPsikososial
7) Pemeriksaan Fisik
(1) B1 ( Breathing)
burung).
pernapasan pasien.
(3)) Perkusi
atau berdiri.
(4)) Auskultasi
((4))Vesikuler,suaranormaldijaringanparu,suaran
(2) B2 ( Blood)
alataunyeridiatas
perikardium.Penyebarannyeridapatmeluasdid
(3) B3 ( Brain)
(1)) Pemeriksaanneurosensori
bangun,dudukatauistirahatdannyeridadayangtimb
kehilangan kontakmata.
(4) B4 ( Bladder)
kemih ).
(5) B5 ( Bowel)
setelahsakit.Kajipenurunanturgorkulit,kulitkering
beratbadan.
(6) B6 ( Bone)
pasientidurdalam24jamdanapakahpasienmengala
misulittidurdan bagimana perubahannya setelah
3. Diagnosa Keperawatan
muncul adalah:
alveolus-kalpiler,
jantung.
oksigen
kemampuan mengingat.
4. Rencana Keperawatan
Perencanaankeperawatan adalah menyusun rencana
tindakan keperawatan
keperawatan
membran alveolus-kalpiler.
LUARAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI (SIKI)
(SLKI)
D.0003 Gangguan pertukara gas L.01003 I.01014 Pemantauan
berhubungan dengan Perubahan Pertukaran gas Respirasi
membran alveolus-kalpiler, Setelah dilakukan Observasi :
ditandai dengan : asuhan Pantau frekuensi, irama,
S: keperawatan kedalaman dan upaya
- Dyspnoe dalam waktu nafas
- pusing, 1x24 jam, Monitor pola napas sperti
- penglihatan kabur diharapkan bradipnea, takipnea,
Terapeutik :
Bersihkan sekret pada
mulut, hidung, trakea jika
perlu
Pertahankan jalan napas
Edukasi :
Ajarkan pasien dan
keluarga cara
menggunakan oksigen di
rumah
Kolaborasi :
Kolaborasi penentuan
dosis oksigen
Kolaborasi penggunaan
oksigen saat aktivitas
/tidur
33
jantung
DIAGNOSA
LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWATAN
D.0009 Perfusi perifer L.02011 perfusi perifer I.02068 Pencegahan syok
tidak efektif
Ekspektasi meningkat Observasi :
berhubungan dengan
penurunan konsentrasi Kriteria hasil : - Monitor
hemoglobin
- nadi status
Gejala dan Tanda Mayor
perifer meningkat
Subjektif : - kardiopulmonal
- keringat
dingin menurun (frekuensi ,kekuatan
Gejala Obyektif :
- .
- nadi nadi, RR,TD,MAP )
- Capillary
perifer
refill time - Monitor
menurun/tidak
membaik
teraba status oksigenasi
- Akral
- pucat
dingin menurun (oksimetri,nadi,AGD
- Capillary
- Turgor
refill time 3 detik )
kulit meningkat
- Oliguri
- . - Monitor
- Akral
Parastesia
dingin status cairan
membaik
- Turgor
- Nyeri ( masukan dan
kulit menurun
extremitas
Gejala minor : keluaran, turgor kulit,
menurun
Subyektif :
- Edema CRT)
- Parastesia
meurun
- Nyeri - Monitor
- Penyembu
extremitas
han luka tingkat kesadaran dan
Obyektif :
membaik
- Edema respon pupil
- Bruit
- Penyembu
femoralis - Periksa
han luka lambat
menurun
- Bruit riwayat alergi
- Indeks
femoralis
ankle brakial > Teraupetik :
- Indeks
0,9
ankle brakial <0,9 - Berikan
- .
- .
oksigen untuk
mempertahankan
saturasi oksigen > 94
%
- Persiapkan
itubasi dan ventilasi
34
- Kolaborasi
pemberian inflamasi
jika perlu
DIAGNOSA
KEPERAWATA LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
N
D.0077 Nyeri I.08066 Tingkat nyeri I.08238 Manajemen Nyeri
akut berhubungan Ekspektasi : menurun Observasi :
dengan agen Seelah dilakukan asuhan - identifikasi lokasi,
pencedera keperawatan dalam waktu karakteristik , frekuensi,
fisiologis 1x24 jam, kualitas,intensitas nyeri
Gejala dan tanda Kriteria hasil : - identifikasi skala
mayor : - keluhan nyeri
Subyektif : nyeri menurun - identifikasi respon
- mengeluh - meringis nyeri non verbal
nyeri menurun - identifikasi faktor
Obyektif : - gelisah yang memperingan nyeri
- px Tampak menurun - identifikasi
meringis - nadi membaik pengetahuan tentang nyeri
- bersikap - tidur membaik - identifikasi
protektif - TD membaik pengaruh budaya terhadap
- Gelisah - Pola napas respon nyeri
- nadi membaik - identifikasi
meningkat - Proses berpikir pengaruh nyeri terhadap
- sulit tidur membaik hidup
- TD - Nafsu makan - monitor
meningkat membaik keberhasilan terapi kognitif
- Pola napas - Menarik diri yang sudah diberikan
berubah menurun - monitor
- Proses - Berfokus pada diri penggunaan anti nyeri
36
edukasi :
Jelaskan penyebab,
periode dan strategi
meredakan nyeri
Anjurkan
memonitor secara mandiri
Anjurkan
menggunaka analgesik
yang tepat
Anjurkan tehnik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi
pemberian analgestik
karakteristik nyeri
Identifikasi riwayat
alergi obat
Idntifikasi
kesesuaian jenis analgeik
denga tingkat keparahan
nyeri
Monitor TTV
sebelum dan sesudah
pemberian anlgesik
Terapeutik
Diskusikan jenis
analgesik yang disukai
untuk mencapai analgesik
yang optimal
Tetapkan target
efektifitas analgesik untuk
mengotimalkan respon
pasien
Dokumentasikan
respon terhadap analgesik
dan efek samping yang
tidak diinginkan
Edukasi
Jelaskan efek terapi
dan efek samping obat
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian dosis dan
jenis analgesik sesuai indikasi
jantung berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perawatan jantung akut
perubahan preload 3x24 jam diharapkan ketidak adekuatan
jantung memompa darah meningkat dengan Observasi
Gejala dan Tanda Mayor
kriteria hasil : Identifikas
Subjektif : karakteristik nyeri
- Palpitasi membaik
- Palpitasi (meliputi faktor pe
- Lelah menurun pereda, kualitas, lo
- Lelah
- Dispnoe menurun radiasi, skala, dura
- Dispnoe frekuensi
- Paroxixmal Nocturnal
- Paroxixmal Monitor EK
dyspnoe menurun
Nocturnal dyspnoe sadapan untuk per
- Ortopnoe menurun
- Ortopnoe dan T
- Batuk menurun Monitor ar
- Batuk
- Cemas menurun (kelainan irama da
- Cemas frekuensi)
- Gelisah menurun
- Gelisah Monitor el
- bradikardi/takikardi
membaik yang dapat menigk
Gejala Obyektif : resiko aritmia, (mi
- Keringat dingin meurun serum)
- bradikardi/takikardi
- EKG membaik Monitor en
- Keringat dingin
- Edema menurun jantung ( misal CK
- EKG aritmia - Distensi vena jugularis Troponin T, Tropo
membaik Monitor sa
- edema
oksigen
- CVP membaik
- Distensi vena jugularis Identifikas
- TD membaik stratifikasi pada si
- CVP meningkat/menurun
- CRT membaik koroner akut misa
- TD meningkat/menurun - Oliguri menurun TIMI, Killip, Crus
- CRT > 3 detik - Pucat/sianosis menurun
Terapeutik
- Oliguri - Suara jantung S3/S4
Pertahanka
- EF membaik baring minimal 12
- Pucat/sianosis
Pasang aks
- Suara jantung S3/S4 intravena
- EF menurun Puasakan h
bebas nyeri
Berikan ter
relaksasi untuk me
ansietas dan stres
Sediakan l
yang konduksif un
beristirahat dan pe
Siapkan m
intervensi koroner
jika perlu
Berikan du
emosional dan spi
Edukasi
Anjurkan s
39
melaporkan nyeri
Ajurkan m
manuver valsava
Jelaskan ti
yang dijalani pasie
Ajarkan te
menurunkan kecem
ketakutan
Kolaborasi
Pemberian
antiplatelet jika pe
Pemberian
angina
Pemberian
Pemberian
Pemberian
mencegah valsava
Pencegaha
dg antikoagulan
Pemeriksa
dada jika perlu
40
oksigen
DIAGNOSA
KEPERAWATA LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
N
4. D.0056 L.05047 intoleransi I.05178 Manajemen Energi
intoleransi aktivitas Observasi :
aktivitas Ekspetasi : meningkat - Identifikasi
berhubungan Kriteria hasil : gangguan fungsi tubuh
dengan - Kemudahan yang mengakibatkan
ketidakseimbangan melakukan aktifitas kelelahan
suplai dan sehari-hari - Identifikasi
kebutuhan oksigen, meningkat kelelahan fisik dan
ditandai : - keluhan emosional
Subyektif : lemah menurun - Monitor pola dan
- px - EKG aritmia jam tidur
mengeluh lelah saat aktinitas - Monitor pola dan
- Dispnea menurun ketidaknyamanan selama
saat/setelah - EKG melakukan aktivitas
aktivitas iskemia membaik Terapeutik :
- lemah - frekuensi - Sediakan
Obyektif : jantung membaik lingkungan yang nyaman
- Frekuensi - sianosis dan rendah stimulus
jantung menurun (cahaya, suara,
meningkat > 20 kunjungan)
% dari kondisi - Lakukan latihan
tidur retang gerak pasif/aktif
- EKG - Berikan aktivitas
aritmia distraksi yang
saat/setelah menenangkan
aktivitas - Fasilitasi duduk
- EKG di pinggir tempat tidur,
41
2.1.1 Implementasi
pasien.
pasien dengan
cepat karena manfaat terapi reperfusi paling besar jika terapi dimulai
dengan
2.1.2 Evaluasi
mengatasi suatu
Faktor resiko : obesitas, perokok, ras, Endapan Cedera endotel : interaksi antara
lipoprotein
umur> 40th, jenis kelamin laki-laki fibrin dan platelet
ditunika intima Proliferasi otot tunika media
Ketidakefektifan
perfusi Iskemia Tidak seimbang kebutuhan
dengan
jaringan perifer
suplai oksigen
I. IDENTITAS
1. Nama :. Ny M
2. Umur : 60 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku / Bangsa : Jawa/ Indonesia
6. Bahasa : Jawa
7. Pendidikan : SMP
8. Pekerjaan : Swasta
9. Alamat : Dlanggu
10. Alamat yg mudah dihubungi : Ngembeh I rt 02/03 Dlanggu
11. Ditanggung oleh : BPJS
II. RIWAYAT KESEHATAN KLIEN
1. Keluhan utama / Alasan Masuk Rumah Sakit :
a. Alasan Masuk Rumah Sakit :
Nyeri dada,pusing, mual, lemah, sesak
b. Keluhan Utama :
ASKEP KRITIS
2
Nyeri dada
2. Riwayat Penyakit Sekarang ( PQRST ) :
Pasien mengatakan nyeri dada terasa ditimpa benda berat,nyeri dada tembus
punggung, skala nyeri 6, nyeri dada hilang timbul, disertai mual, pusing dan
lemah, disertai sesak napas, keringat dingin
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu :
Pasien tidak pernah menderita penyakit hipertensi dan diabetes punya tapi
terkontrol
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Tidak ada keluarga yang menderita sakit seperti ini, DM dan HT tidak ada
III. POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI
B. Pola Eliminasi
1. B A B
- Warna Kuning Belum BAB
- Bau Khas
- Konsistensi Lunak
- Jumlah Sekitar 200 cc
- Frekwensi 1x hari
- Kesulitan BAB -
- Upaya mengatasi Makan buah sayur
2. B A K Kuning
- Warna Kuning Khas
- Bau Khas Cair
- Konsistensi Cair 500 cc/7 jam
- Jumlah Sekitar 1500 cc/24 jam 4 x/7 jam
- Frekwensi 7-8 x sehari -
- Kesulitan BAK - -
ASKEP KRITIS
3
- Upaya mengatasi -
2. Minum
- Frekwensi 3000 cc/hari 1000 cc/24 jam
- Jenis Air putih, kopi, teh Air putih, susu
- Diit - -
- Pantangan - -
- Yang Disukai Kopi -
- Yang Tdk disukai - -
- Alergi - -
- Masalah minum - -
- Upaya mengatasi - Minum sedikit-sedikit
F. Kebiasaan
- Merokok - Tidak
- Alkohol - -
- Jamu, dll Kadang-kadang Tidak
.
ASKEP KRITIS
4
V. KONSEP DIRI
A. Gambaran Diri
Pasien mengetahui dirinya sedang sakit dan membutuhkan pengobatan agar
cepat sembuh
B. Harga Diri
Pasien merasa dihargai, diperlakukan dengan baik oleh perawat dan mendapat
perhatian yang cukup dari keluarga, ingin cepat sembuh dan pulang ke rumah
C. Ideal Diri
Pasien ingin cepat sembuh dan pulang ke rumah
D. Identitas Diri
Pasien bernama Ny M dengan usia 60 tahun yang beralamatkan di Dlanggu
E. Peran
Pasien sebagai kepala keluarga di rumah, saat ini mendapat peran sebagai
pasien, ingin segera sembuh dari sakitnya, sehingga dapat beraktivitas kembali
ASKEP KRITIS
5
G. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : simetris
- Benjolan / Massa : tidak ada benjolan abnormal
- Bayangan pembuluh darah pada abdomen : tidak ada
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : 12 x/mnt
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : tidak ada
- Benjolan / massa : tidak ada
- Tanda-tanda ascites : tidak ada
- Hepar : tidak ada pembesaran hepar
- Lien : tidak ada pembesaran lien
- Titik Mc. Burne : tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi
- Suara Abdomen : tympani
Pemeriksaan Ascites : tidak ada asites
J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS : 456
ASKEP KRITIS
8
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : Unstable angina + PJK
B. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Medis :
1. Laboratorium : tgl 26 April 2021
Rapid tes : non reaktif
Hb : 12,3 g/dl (12-14 g/dl )
Leukosit : 10.000 (5000-10.000 /ul)
Erithrosit : 5,05 juta (4,0-5,0 juta/ul)
HCT : 45 % (40-50 %)
Trombosit : 265.000 (150.000-400.000 /ul )
Segment : 53 % (50-70 % )
Limfosit : 33,2 % (20-40 % )
Na : 139 ( 135-145 mmol/L )
K : 3,8 (3,5-5 mmol/L )
Cl : 104 ( 94-111 mmol/L )
Ca : 8,9 (8,8-10,4 mg/dl )
Albumin : 3,6 (3,7-5,2 g/dl )
SGOT : 25 (< 23 U/L )
SGPT : 24 (<21 U/L )
GDA : 200 (70-100 mg/dl)
Bun : 21 (8-25 mg/dl )
Cr : 0,5 ( 0,6-1,3 mg/dl )
5. Lain lain :-
Mahasiswa
RYSKA AMELIA
NIM. A3R20080
ASKEP KRITIS
10
ANALISA DATA
Nama pasien : Ny M
Umur : 60 tahun
No. Register : 231455
NO KELOMPOK DATA PENYEBAB MASALAH KEPERAWATAN
1. S: agen pencedera fisiologis Nyeri akut
px mengeluh nyeri dada, terasa berat,
nyeri dada tembus punggung
Nyeri hilang timbul
O:
1. px Tampak meringis
2. skala nyeri 6
3. Gelisah
4. Tegang
5. ECG irama sinus 100 x/mnt+
Stemi inferior
6. S : 36,8 c
N : 100 x/mnt
TD : 101/64 mmhg
RR : 26 x/mnt Spo2 100 %
2. S: pasien mengatakan sesak dan Perubahan preload Penurunan curah jantung
lemah
O:
ECG irama irama sinus 100 x/mnt+
Stemi inferior
S : 36,8 c
N : 100 x/mnt
TD : 101/64 mmhg
RR : 22 x/mnt Spo2 100 %
Nama pasien : Ny M
Umur : 60 tahun
No. Register : 231455
Gejala Obyektif :
ECG irama sinus 100 x/mnt +stemi inferior
S : 36,8 c
N : 100 x/mnt
TD : 101/64 mmhg
RR : 26 x/mnt Spo2 100 %
Keringat dingin
ASKEP KRITIS
12
ASKEP KRITIS
13
edukasi :
Jelaskan penyebab, periode dan
strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor secara
mandiri
Anjurkan menggunaka
analgesik yang tepat
Anjurkan tehnik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian
analgestik
ASKEP KRITIS
14
ASKEP KRITIS
15
Edukasi
Anjurkan segera melaporkan
nyeri
Ajurkan menghindari manuver
valsava
Jelaskan tindakan yang dijalani
pasien
Ajarkan tehnik menurunkan
kecemasan dan ketakutan
Kolaborasi
Pemberian antiplatelet jika
perlu
Pemberian anti angina
Pemberian morfin
Pemberian inotropik
Pemberian obat untuk
mencegah valsava manuver
Pencegahan trombus dg
antikoagulan
Pemeriksaan x ray dada jika
perlu
ASKEP KRITIS
1
ASKEP KRITIS
1
2. II 28 April Perawatan jantung akut 28 April 2021 S : pasien mengatakan badan sudah
2021 Jam 11.00 tidak lemah
jam 08.00 mengidentifikasi karakteristik nyeri dada (meliputi O: T 120/80 mmhg N 82 x/mnt
faktor pemicu dan pereda, kualitas, lokasi, radiasi, spo2 100 % RR 20 x/mnnt
skala, durasi dan frekuensi
08.10 melakukan EKG ECG : irama sinus 82 x/mnt
08.20 Memonitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi) A : tujuan sebagian berhasil
08.25 Mengambil sampling lab SE P : rencana dilanjutkan
mempertahankan tirah baring minimal 12 jam
08.30 I:
mempuasakan hingga bebas nyeri
08.45 memberikan terapi relaksasi tehnik napas dalam mengidentifikasi lokasi,
08.45 untuk mengurangi ansietas dan stres
karakteristik , frekuensi,
menyediakan lingkungan yang konduksif untuk
beristirahat dan pemulihan kualitas,intensitas nyeri,
08.45 skala nyeri, respon nyeri
memberikan dukungan emosional dan spiritual
09.00 non verbal
dengan mengajurka banyak doa
09.00 menganjurkan segera melaporkan jika nyeri berulang berikan injeksi Morfin 1 mg
09.05 menganjurkan menghindari manuver valsava
diencerkan bila skala nyeri
memberikan obat oral Aspilet 1 tab., Cpg 1 tab, ,
10.00 >6
Qten 1 tab, Angintris 1 tab
10.15 memberikan injeksi arixtra 2,5 mg sc Infus PZ 20 tpm
memberikan injeksi Morfin 1 mg diencerkan
Aspilet 1x1 tab
Cpg 1x1
ASKEP KRITIS
4
Morfin 2 mg diencerkan IV
pelan bila skala nyeri >6
Arixtra 1x2,5 ui sc
Atorvasatin 0 0 40 mg
Alprazolam 0 0 0,5 mg
Ecg pagi
Nama pasien : Ny M Umur : 60 tahun No. Register : 231455 Kasus : Stemi inferior
ASKEP KRITIS
6
ASKEP KRITIS